Kontraindikasi Relatif Kontraindikasi Pencabutan

2.3.2 Kontraindikasi Pencabutan

Semua kontraindikasi baik lokal ataupun sistemik, bisa menjadi relatif atau absolut tergantung dari kondisi umum dari pasien. 13

1.3.2.1 Kontraindikasi Relatif

Kondisi dimana pencabutan dapat dilakukan apabila telah dilakukan perawatan yang adekuat sebelumnya. Beberapa keadaan yang termasuk ke dalam kontraindikasi relatif adalah sebagai berikut: 13 a. Lokal 1. Patologi Periapikal Terlokasilisasi Apabila pencabutan dilakukan kemudian infeksi menyebar luas secara perlahan, maka antibiotik sebaiknya diberikan terlebih dahulu sebelum pencabutan. 13 2. Infeksi Oral seperti Vincent’s angina Herpetic gingivostomatitis Vincent’s angina merupakan „parit mulut‟, infeksi progresif yang menyakitkan dengan ulserasi, pembengkakan dan peluruhan dari jaringan mati dari mulut dan tenggorokan karena penyebaran infeksi dari gusi. Bakteri tertentu termasuk bakteri fusiform dan spirochetes diduga terlibat. Penanganan yang baik adalah menggunakan antibiotik penicilin. 14 Infeksi ini harus ditangani terlebih dahulu lalu diikuti dengan pencabutan. 13 Herpetic gingivostomatitis merupakan manifestasi orofasial yang paling umum terjadi dari infeksi HSV-1 dan penyakit ini memiliki karakteristik berupa lesi vesiculoulcerative oral dan perioral. Virus herpetic gingivostomatitis menyebar melalui kontak fisik. Walaupun penyakit ini merupakan penyakit „self-limiting disease ‟, pasien yang terkena herpetic gingivostomatitis dapat merasakan nyeri hebat dan sulit makan ataupun minum. Penyakit ini memiliki tanda dan gejala berupa ulser dengan lingakaran merah yang mengelilinginya ekstraoral pada kulit dan vermillion border bibir, sedangkan intraoral pada permukaan mukosa, nyeri, demam, malaise, Universitas Sumatera Utara sakit kepala dan pembengkakan jaringan limpha. Maka dari itu, segala perawatan gigi harus ditunda terlebih dahulu hingga pasien dinyatakan sembuh. 15 3. Penyakit Ganas Penyakit ganas seperti gigi yang berada didalam area tumor, apabila dicabut dapat menyebarkan sel dan kemudian dapat mempercepat proses metastasis. 13 4. Pencabutan gigi pada rahang yang baru saja terkena paparan radiasi. Perubahan-perubahan pada tulang rahang pasca terkena paparan radiasi dapat terjadi pada pasien yang menjalani radiografi kepala dan leher. Lalu, sebelum dilakukannya radiografi semua gigi nekrosis, semi-impaksi, dan impaksi, atau gigi dengan penyakit periodontal harus dicabut. Jika tidak, gigi ini dapat mengalami osteoradionekrosis diakibatkan gangguan vaskularisasi pada tulang dicurigai munculnya mikrotrombi kecil pada pembuluh darah, dan inilah mengapa tulang menjadi tidak mampu merespon agen infeksi. Pada kasus pencabutan, biasanya pasien diberi antibiotik intravena. 13,16 b. Sistemik 1. Diabetes Mellitus Tidak Terkontrol Pasien diabetes lebih rentan terhadap infeksi sehingga penyembuhan luka menjadi lebih lambat. Pencabutan seharusnya dilakukan sesudah diagnosis tindakan pencegahan yang tepat dan dibawah profilaksis antibiotik. 13 Apabila pencabutan dilakukan pada pasien DM tidak terkontrol, maka pasien akan rentan terhadap penyebaran infeksi hingga ke jaringan sekitarnya. Hak ini disebabkan oleh pengendapan kolesterol dalam sirkulasi perifer karena penipisan arteriol dan yang kedua, mekanisme kemotaktik yang seharusnya membantu dalam proses penyembuhan luka terganggu pada pasien diabetes. 1 Universitas Sumatera Utara Pasien DM yang menjalani prosedur bedah minor dapat mengalami ketoasidosis diabetik KAD dikarenakan oleh stress. Respon stress mengarah pada suatu rantai metabolisme dan perubahan-perubahan neurohormonal yang mana membentuk suatu mekanisme untuk mengatasi stress. Hiperglikemia yang disebabkan karena stress, dihubungkan dengan hipersekresi dari hormon counterregulatory bersifat melawan terhadap sistem regulasi seperti katekolamin, glukagon, kortisol dan hormon pertumbuhan yang antagonis terhadap efek insulin dengan meningkatkan produksi glukosa. Hasil ini dalam suatu sirkulasi glukosa dari glikogenolisis dan gangguan penggunaan glukosa hiperglikemia mengganggu penggunaan glukosa dan sekresi sisa insulin. 1 2. Penyakit Kardiovaskular Penyakit jantung yang sering menyulitkan pencabutan diantaranya adalah infark miokardial dan angina pektoris. Infark miokardial adalah proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Berawal dari terbentukya plak dari arterosklerosis yang menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah arteri. Beberapa gejala klinis dari pasien infark miokardial adalah nyeri dada, sesak nafas, gejala gastrointestinal mual dan muntah, rasa pusing dan sinkop. 13 Angina pektoris adalah nyeri substernal yang hebat akibat menyempitnya arteri koroner jantung dan menurunnya aliran darah ke jantung. Nyeri angina menyebar ke lengan kiri, punggung, rahang atau ke daerah abdomen. 13 Seorang dokter gigi harus mengikuti beberapa prosedur pencegahan seperti: 1  Memperoleh riwayat pasien secara detail  Selalu mendapatkan persetujuan dokter spesialis yang menangani pasien Universitas Sumatera Utara  Pemberian profilaksis antibiotik untuk mencegah bakteri endokarditis dikarenakan Streptococcus viridans yang masuk ke dalam aliran darah, bersamaan saat pencabutan.  Protokol pengurangan stress sebaiknya diikuti. 3. Hipertensi Pencabutan dapat dilakukan pada hipertensi ringan dan sedang, yaitu ketika tekanan sistolik dibawah 200 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 110 mmHg. Pencabutan menjadi kontraindikasi ketika tekanan darah melebihi nilai yang disebutkan di atas. 1 4. Penyakit Addison‟s dan Pasien Terapi Steroid Jangka Panjang Insufisiensi kronis dari substansi kortikal pada manusia dikenal dengan penyakit Addison‟s. Lebih sering muncul karena tuberkulosis kelenjar adrenal, atrofi substansi kortikal karena penyakit dengan infeksi berat atau karena penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan badan lemas, mudah lelah, tidak nafsu makan, disfungsi saluran pencernaan, hipotensi arteri, dan terjadinya hiperpigmentasi pada kulit. Pasien yang mengidap penyakit Addison‟s memiliki efek patogenik yang berbeda, seperti trauma, infeksi, perdarahan dan bahkan pencabutan gigi dapat mengakibatkan insufisiensi akut substansi kortikal dari kelenjar adrenal. 17 Pasien pengguna steroid kemungkinan mengalami penekanan dalam output hormon adrenokortikotropik dari kelenjar pituitari. Meskipun pasien yang terapi steroidnya sudah berhenti beberapa tahun lalu menunjukkan sekresi adrenal yang tidak cukup untuk menahan tekanan di kala pencabutan. Dokter spesialis sebaiknya meresepkan steroid sehari atau dua hari sebelum dan sesudah pencabutan. Suatu riwayat pasien yang detail mengenai komplikasi sistemik sebaiknya diperoleh terlebih dahulu untuk menghindari krisis adrenal dikarenakan stress. Krisis hipoadrenal dapat muncul pada pasien-pasien ini dikarenakan oleh mengingkatnya stress selama Universitas Sumatera Utara pengobatan gigi. Untuk mencegah ini, 100 mg hidrokortison sebaiknya diberikan terlebih dahulu sebelum proses pengobatan. 1,13 5. Demam Tanpa Penyebab yang Jelas Alasan yang sering terjadi adalah bakteri endokarditis subakut dan pencabutan pada kondisi ini dapat menyebabkan bakterimia kemudian perawatan yang tepat harus dilaksanakan. 13 6. Nephritis Penyakit Ginjal Pencabutan pada gigi yang sudah terinfeksi secara kronis, sering kali menyebabkan nefritis akut maka sebelum dilakukannya pengobatan gigi, investigasi secara seksama sebaiknya dilakukan. 13 7. Kehamilan Kehamilan merupakan keadaan fisiologis normal dan tidak diperhatikan sebagai kontraindikasi dalam pencabutan kecuali terdapat beberapa komplikasi. Faktor yang beresiko tinggi menunjukkan, perlakuaan terhadap seorang pasien ibu hamil ialah mencegah kerusakan genetik terhadap janin. Perawatan yang ekstrim sebaiknya dilakukan selama radiografi dental dan pemberian obat. 1 Hanya trisemester kedua yang aman untuk dilakukannya pencabutan. Pencabutan sebaiknya dicegah pada trisemester pertama dan ketiga, hal ini dikarenakan dapat terjadinya risiko kelahiran prematur dan timbulnya supine hypotensive syndrome. 13,18

1.3.2.2 Kontraindikasi Absolut

Dokumen yang terkait

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

4 36 45

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 12

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 1

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 3

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 3

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 11

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 4

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 16

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 2

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 17