Metode Laporan Sistematika Laporan Sejarah berdirinya Hotel Baron Indah

commit to user

E. Metode Laporan

Metode-metode yang digunakan penulisan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut : a. Observasi Metode observasi yang digunakan dalam job training adalah melaporkan langsung tentang cara kerja Front Office Departement di Hotel Baron Indah. Dalam melayani tamu check in, tamu check out, maupun memberikan informasi secara rinci yang tamu tanyakan. b. Wawancara Interview Metode ini di lakukan dengan cara mengadakan dialog atau wawancara langsung dengan karyawan terutama di Front Office Departement dengan tujuan memperoleh data yang lengkap. c. Literatur atau Kajian Pustaka Metode ini dilakukan dengan membaca buku-buku yang berhubungan langsung dengan perhotelan, khususnya yang berkaitan langsung dengan Front Office Departement serta diambil dari materi perkuliahan yang telah diberikan oleh dosen Mata Kuliah Front Office. d. Kajian Dokumen Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen hotel yang berupa arsip. Seperti contoh dokumen Company Profile Hotel Baron Indah dan form-form yang ada di Front Office Departement. commit to user

F. Sistematika Laporan

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan beberapa sistematika laporan untuk menunjang kebaikan dan kesempurnaan penulisan. 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengambil lokasi di hotel Baron Indah yang beralamat di jalan Dr. Rajiman No 392 Laweyan Surakarta Jawa Tengah. Telp.0271 729 071 Fax. 0271 732 090. 2. Teknik Analisi Data Menyajikan data yang berupa data kualitatif yaitu data yang berupa kalimat-kalimat. Data yang didapat akan diklasifikasikan dan dikategorikan berdasarkan permasalahan yang ada, kemudian disajikan dalam bentuk tulisan diskriptif kualitatif. commit to user BAB II GAMBARAN UMUM HOTEL BARON INDAH

A. Sejarah berdirinya Hotel Baron Indah

Gambar 1. Gambar Hotel Baron Indah dari depan Sumber : Dimas 23 Maret 2011, Company Profile Bareon Indah Hotel Kota Surakarta sebagai kota tua, bekas Kerajaan Surakarta Hadiningrat sejak tahun 1745, terletak di titik pertemuan jalur transportasi strategis Bali-Jawa- Sumatera baik melalui jalur selatan Solo-Semarang-Jakarta merupakan pusat budaya Jawa Tengah. Membicarakan asal-usul nama Baron tentunya tidak dapat dipisahkan dengan sejarah berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta. Setelah runtuhnya Keraton Kartasura tahun 1741, Sinuhun Pakoe Boewono II mengungsi ke Panaraga. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Keraton yang sudah hancur tidak boleh dibangun kembali, artinya harus pindah ke lokasi lain. 14 commit to user Pakoe Boewono II memerintahkan kepada Kyai Tumenggung Hanggawangsa, Patih Adipati Pringgalaya, Pangeran Wijil, Kyai Kalipah Buyut, Penghulu Pekik Ibrahim, Kyai Yasadipuro dan Tuan Mayor Baron Van Hogendorff untuk mencari calon pengganti lokasi keraton yang baru. Singkat cerita dari beberapa alternatif calon lokasi keraton, lalu disepakati dan dipilihlah Dusun Sala sebagai lokasi dibangunnya keraton. Selang beberapa saat kemudian, atas seijin Ki Gede Sala yaitu sesepuh kawasan tersebut, dibangunlah keraton yang baru. Beberapa tahun kemudian diadakanlah prosesi kepindahan dari Kartasura ke dusun. Sala tanggal 17 Februari 1745. Prosesi yang popular dengan nama “ Boyong Kedathon” tersebut dilaksanakan secara beriring-iringan dengan berjalan dari Kartasura kearah timur menyusuri sepanjang Pajang saat ini jalan Dr. Rajiman-Coyudan-hingga keraton. Memang pada kenyataannya sepanjang jalan itulah satu-satunya jalan utama yang ada pada saat itu. Tahun 1749 Pakoe Boewono II mangkat, diganti oleh puteranya Pakoe Boewono III. Salah seorang yang banyak berjasa dalam penentuan dan kepindahan Keraton Surakarta, serta berbagai konsultasi strategis terhadap keraton adalah Gubernur Belanda Tuan Mayor Baron Van Hogendorff. Atas seijin Sinuhun Pakoe Boewono III, Mayor Baron Van Hogendorff mendirikan sebuah rumah mewah di sekitar Dusun Kadipala. Rumah tersebut hingga saat ini masih dapat kita saksikan di seputar bundaran Baron. Beberapa saat yang lalu rumah tersebut diperuntukan sebagai Gedung Pertani. Saat sekarang bangunan rumah Tuan Baron sudah berpindah tangan menjadi milik seorang pengusaha terkenal yaitu Lukminto. commit to user Masyarakat waktu itu sesekali menyebut bahwa sekitar kawasanwilayah ini dinamakan “ Baron”, penamaan ini berasal dari nama pemilik rumah paling mewah “Tuan Baron”. Penamaan tersebut masih dipergunakan hingga saat ini. Jadi selain nama “Hotel Baron Indah” diambil dari nama kawasanwilayah yang beralamatkan di Jl. Dr. Rajiman, kata “Baron” juga berarti gelar bangsawan di Eropa. Oleh karena itu, diharapkan dari asal dan arti namanya Hotel Baron Indah dapat menjadi salah satu hotel unggulan di Kawasan Baron dan Surakarta. Hotel Baron Indah memiliki filosofi usaha adalam pengembangan bisnis seperti Filosofi Punakawan. Filosofi ini dipilih Hotel Baron Indah karena filosofi tersebut berakar pada prinsip bisnis yang sejalan dengan Hotel Baron Indah dalam pengembangan bisnisnya. Berdasarkan sumber buku Company Profile Hotel Baron Indah, prinsip bisnis yang dianut oleh Punakawan terurai pada tiap tokohnya, yaitu sebagai berikut : Tokoh Punakawan yang sangat tersohor adalah SEMAR. Semar dari bahasa Arab Simaar atau Ismarun yang artinya paku. Paku adalah alat untuk menancapkan suatu barang, agak tegak, kuat, dan tidak goyah. Semar juga memiliki nama lain, Ismaya yang berasal dari kata Asma-ku atau atau simbol dari Kemantapan dan Keteguhan. Karena itu bisnis usaha yang dijalankan oleh Hotel Baron Indah harus didasari oleh keyakinan yang kuat agar usaha tersebut tertancap sampai mengakar dan memberikan pelayanan yang totalitas kepada semua tamu. Kelancaran perputaran roda usaha bergantung kepada sistem penjualannya yang memiliki banyak teman dan dapat berjualan. Filosofi tersebut dimiliki commit to user oleh tokoh Punakawan yang bernama NALA GARENG. Sejatinya Nala Gareng berasal dari kata Naala Qorin yang artinya memperoleh banyak teman, memperluas sahabat atau lebih dikenal dengan istilah luas net work- nya dalam usaha bisnis jasa tentu saja hal ini sejalan dengan konsep bisnis yang dijalankan Hotel Baron Indah yang memerlukan jaringan net working yang luas dan kuat sehingga akan semakin memperluas ruang lingkup bisnis dan pasar dari bisnis yang kita jalankan. Tokoh lainnya yaitu PETRUK. Berasal dari kata Fatruk yang artinya tinggalkan yang jelek. Selain itu Petruk juga disebut Kanthong Bolong artinya kantong yang berlobang. Maknanya bahwa setiap manusia harus menzakatkan hartanya dan menyerahkan jiwa raganya kepada Yang Maha Kuasa secara ikhlas, tanpa pamrih dan ikhlas, seperti bolongnya kantong yang tanpa penghalang. Sejalan dengan Hotel Baron Indah yang menjalankan bisnis usaha jasanya dengan filosofi bisnis untuk mengutamakan sikap kemantapan dan keteguhan yang tanpa pamrih dan ikhlas untuk semua staff, perusahaan, dan tamu, niscaya akan memberikan hasil yang terbaik yaitu kepada kepuasan semua tamu. Tokoh yang terakhir, BAGONG yang berasal dari kata Bagho yang artinya pertimbangan makna dan rasa, antara yang baik, buruk, benar, dan salah. Dalam versi lain kata Bago ng juga berasal dari kata Baqa’ yang artinya kekal atau langgeng. Maksudnya adalah sikap instropeksi yang terus menerus walau sudah terasa nyaman di badan. Dan hal tersebut sejalan dengan filosofi bisnis Hotel Baron Indah untuk terus melestarikan dan menjalankan usaha bisnisnya agar kekal dan langgeng karena suatu usaha penuh ketidak pastian yaitu commit to user dengan terus melakukan pembaharusn dan inovasi-inovasi yang membangun demi kemajuan perusahaan. Berdasarkan filosofi bisnisnya Hotel Baron Indah yang merupakan Hotel Melati Tiga menawarkan pelayanan yang sama dengan hotel berbintang. Melalui sejarah Kota Surakarta dapat diketahui bahwa kota Surakarta banyak menyimpan budaya tradisional yang sangat unik. Dengan pelayanannya, Hotel Baron Indah akan mengantar para tamu menyaksikan keunikan kota Surakarta, sehingga tamu akan selalu mengingat keberadaan Hotel Baron Indah dengan segala keramahan dan pelayanan yang memuaskan tamu. Tidak menutup kemungkinan bagi siapa saja melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis ataupun dalam rangka berlibur, akan menginap kembali di Hotel Baron Indah. Hotel Baron Indah terletak di Jalan Dr. Rajiman 392, Surakarta. Hotel Baron Indah ini didirikan pertengahan tahun 1989 di atas sebidang tanah dengan luas 1220 m2 dan mulai beroperasi pada tanggal 18 Desember 1989. Pembangunan hotel ini berawal dari 16 kamar yang kemudian dilakukan penambahan 12 kamar lagi pada akhir Oktober 1995. Penambahan tersebut dilakukan mengingat kota Surakarta adalah Kota Pariwisata, Kota Olahraga, dan Kota Budaya. Hotel Baron Indah terdiri dari tiga lantai yang letaknya sangat strategis, yaitu dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Lotte Mart, Matahari Singosaren, Solo Grand Mall, Pasar Kembang, Pasar Klewer, dan keramaian kota. Pada tahun 2001, Hotel Baron Indah mengalami perubahan kepemilikan sekaligus manajemennya. Perubahan ini juga mengubah bentuk usaha dari Hotel Baron Indah yang tadinya perorangan menjadi PT. Baron Indah. commit to user Councierge Bell Boy Reception Information Reservation FO. Cashir Operator GRO Supervisor Pada akhir tahun 2002, Hotel Baron Indah melakukan renovasi semua kamar 28 kamar termasuk restaurant dan ruang meetingnya, hal ini dilakukan hanya karena semata-mata untuk kepuasan tamu. Renovasi dapat selesai secara total pada akhir 2005, waktu yang cukup lama ini karena adanya kendala operasional yang tidak bisa dihentikan sehingga renovasi lebih banyak mengikuti jadwal operasional. Hotel Baron Indah terus melakukan pembenahan diri baik untuk tamu maupun untuk kenyamanan karyawan. Oleh karenanya pada awal 2006 dimulailah pembangunan dengan penambahan fasilitas untuk karyawan yaitu Employee Dining Room EDR pembangunan kantor dan gudang, serta penambahan sekitar 22 room lagi. Pembangunan ini diselesaikan pada pertengahan 2009 Data statistik dari Front Office Manager Hotel Baron Indah.

B. Struktur Organisasi Hotel Baron Indah