Inteligensi Tinjauan Pustaka 1. Proses dan Periode Perkembangan

commit to user mempengaruhi popularitas dan harga diri akibat reaksi negatif dari teman-temannya Papalia et a l. , 2008. b. Periode perkembangan, dibagi menjadi: 1. Periode pralahir prenata l period dimulai saat pembuahan hingga kehamilan sekitar sembilan bulan. 2. Masa bayi dan batita, dari lahir hingga usia 3 tahun. 3. Masa anak-anak awal, usia 3 sampai 6 tahun. 4. Masa anak-anak tengah dan akhir, usia 6 hingga 11 tahun. 5. Masa remaja, merupakan peralihan perkembangan dari anak-anak menuju dewasa awal yaitu sekitar usia 11 hingga 20 tahun. 6. Masa dewasa awal, sekitar usia 20 sampai 40 tahun. 7. Masa dewasa tengah, usia 40 sampai 65 tahun. 8. Masa dewasa akhir, mulai 65 tahun dan seterusnya. Santrock, 2007; Papalia et a l. , 2008

2. Inteligensi

Menurut Anita E. Woolfolk dalam Yusuf 2004, inteligensi merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan. Aspek-aspek inteligensi menurut Gardner dalam Yusuf 2004: a. Logica l-ma thematica l : kemampuan mengamati pola-pola logis dan numerik, serta berpikir rasional. 6 commit to user b. Linguistic : kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata, dan keragaman fungsi bahasa. c. Musica l : kemampuan menghasilkan dan mengapresiasikan ritme, nada, dan bentuk ekspresi musik. d. Spatia l : kemampuan persepsi ruang visual dan transformasi persepsi. e. Bodily Kinesthetic : kemampuan mengontrol gerak tubuh dan menangani objek dengan terampil. f. Interpersona l : kemampuan mengamati dan merespon suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain. g. Intra persona l : kemampuan memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan, serta inteligensi diri sendiri. Faktor yang mempengaruhi inteligensi antara lain genetik dan lingkungan. Faktor genetik berperan 48 dalam pembentukan IQ dan sisanya adalah faktor lingkungan. Beberapa ahli genetik menyatakan bahwa gen ibu berupa faktor kromosom x merupakan pembawa kecerdasan pada anak laki-laki maupun perempuan Novita, 2006. Pengaruh genetik juga ditunjukkan dengan korelasi IQ dua saudara kembar setelur yang hidup serumah sebesar 86; saudara kembar setelur tetapi tidak serumah adalah 76; saudara tidak setelur tetapi serumah adalah 55; dan jika serumah tetapi bukan saudara kandung sebesar 0 Riyadi, 2009. Sedangkan pengaruh lingkungan terhadap kecerdasan antara lain kecukupan gizi yang 7 commit to user baik semasa bayi, lancar tidaknya proses kelahiran, dan ada tidaknya stimulus yang tepat Novita, 2006. Inteligensi tidak dapat diamati langsung, melainkan disimpulkan dari tindakan nyata atau manifestasi dari proses berpikir rasional Ardiansyah, 2002. Tes kecerdasan inteligensi yang sering digunakan untuk anak-anak adalah Sta nford-Binet Intelligence Sca le dan Wechsler Intelligence Sca le for Children WISC Papalia et a l. , 2008. WISC-IV digunakan untuk anak-anak usia 6 hingga 16 tahun. Wechsler Preschool a nd Prima ry Sca le of Intelligence-III WPPSI-III untuk anak-anak usia 4 hingga 6 ½ tahun Santrock, 2007. Tes Binet dapat mengukur menta l age MA anak. Tingkat perkembangan mental ini kemudian dibandingkan dengan chronologica l a ge CA atau usia sejak kelahiran sehingga diperoleh nilai Intelligence Quotient . Tes dalam skala ini dikelompokkan menurut level usia, mulai dari usia 2 tahun hingga dewasa. Rumus yang digunakan yaitu: IQ = MA x 100 CA Skala Stanford-Binet berbeda dengan skala Wechsler yang menilai enam aspek verbal dan lima aspek non verbal. Aspek verbal meliputi informasi, pemahaman, hitungan, kesamaan, kosakata, dan rentang angka. Lima aspek non verbal yaitu kelengkapan gambar, susunan gambar, rancangan balok, perakitan objek, dan sandi Azwar, 2008. 8 commit to user Tabel 1. Norma IQ dalam WISC Intelligence Quotient IQ Klasifikasi ≥ 130 120-129 110-119 90-109 80-89 70-79 ≤ 69 Superior Sangat pandai Pandai Rata-rata Lambat Sangat lambat Lemah mental Azwar, 2008 Nilai tes IQ yang diambil saat masa anak-anak pertengahan merupakan prediktor prestasi sekolah yang bagus dan hasilnya lebih dapat diandalkan daripada nilai tes IQ pada masa prasekolah. Hal ini juga mengacu kepada tahapan perkembangan kognitif berdasarkan pendekatan Piaget dalam Yusuf 2004, yaitu tahapan operasional kongkret saat masa anak-anak tengah 6-11 tahun. Pada masa tersebut, anak dapat berpikir lebih logis karena mereka mampu mengambil berbagai aspek situasi ke dalam pertimbangan Papalia et a l. , 2008. 3. Raven’s Progressive Matrices Contoh jenis tes IQ yang dapat diberikan secara klasikal adalah Progressive Matrices yang dirancang oleh J.C. Raven. Tes ini terutama berperan penting dalam penilaian inteligensi non verbal, khususnya pada 9 commit to user aspek berpikir logis atau penalaran. Penalaran mengacu pada kapasitas pengolahan kognitif, yaitu kemampuan umum untuk memproses informasi, atau sebagai proses mental saat pemecahan masalah-masalah baru Costa et a l. , 2004. Pada setiap jenis tes ini, peserta diminta untuk mengidentifikasi segmen yang hilang untuk melengkapi pola yang lebih besar. Banyak item yang dibuat dalam bentuk matriks berukuran 3x3 atau 2x2, sehingga diberi nama matrices Pradita, 2009. Contoh soal tes ini dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1. Contoh Soal Ra ven’s Progressive Matrices Costa et a l ., 2004 Dasar penyusunan progressive matrices oleh Raven adalah konsep inteligensi Spearman yang dikenal dengan two fa ctor teory . Faktor umum disebut genera l fa ctor atau faktor-g, sedangkan faktor spesifik dan hanya diungkap oleh tes tertentu disebut faktor-s. Definisi inteligensi menurut Spearman mengandung dua komponen kualitatif, yaitu eduksi relasi dan 10 commit to user eduksi korelasi. Eduksi relasi adalah kemampuan menemukan hubungan dasar di antara dua hal. Eduksi korelasi adalah kemampuan menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya ke dalam situasi baru Azwar, 2008. Psikometri Ra ven’s Progressive Matrices menurut Raven 2003, antara lain: a. Reliabilitas tes dan tes ulang yang baik antara 0,70 dan 0,90. b. Validitas prediktif lebih rendah daripada tes kecerdasan verbal yang digunakan untuk kriteria akademik. c. Validitas berupa indikator yang baik untuk faktor-g Spearman. Menurut Raven dan Court dalam Pradita 2009, tiga bentuk matriks yang berbeda untuk peserta dengan kemampuan berbeda pula, yaitu: 1. Standa rd Progressive Matrices Bentuk ini merupakan bentuk asli dari ma trices . Bukletnya meliputi lima set A-E dan masing-masing terdiri dari 12 item. Tiap item dalam satu set semakin meningkat kesulitannya, sehingga membutuhkan kapasitas kognitif yang lebih besar untuk menganalisis dan mengkode informasi. Keseluruhan item disajikan dengan tinta hitam berlatar belakang putih Pradita, 2009. 2. Coloured Progressive Matrices Bentuk ini cocok digunakan dalam studi antropologis ataupun studi klinis Azwar, 2008. Tes CPM dapat digunakan secara efektif dalam berbagai 11 commit to user lintas budaya pada anak usia 5 hingga 11 tahun Bass, 2000. Tes ini juga dapat diberikan pada orang-orang dengan kesulitan belajar, cacat jasmani, dan kapasitas intelektual di bawah normal Azwar, 2008; Pradita, 2009. CPM terdiri atas 2 set A,B masing-masing memiliki 12 item, serta terdapat sisipan 12 item Ab. Sebagian besar item disajikan dengan latar belakang berwarna agar menstimulasi peserta secara visual. Latar belakang berwarna cerah juga membuat tes lebih menarik bagi anak-anak Bass, 2000. Namun item paling akhir pada set B disajikan dalam warna hitam putih Pradita, 2009. Tabel 2. Kategorisasi Hasil Tes CPM dalam Persentil Persentil Kategori 95 75-90 50 25 Cerdas Di atas rata-rata Rata-rata Di bawah rata-rata 3. Adva nced Progressive Matrices Bentuk matriks yang diperbaharui terdiri dari 48 item, disajikan dalam 12 satuan set I, dan yang lain dalam 36 satuan set II. Item-item disajikan secara hitam putih dengan latar belakang putih, serta tiap set dibuat menjadi semakin sulit. Bentuk ini tepat untuk remaja dan dewasa dengan tingkat kecerdasan di atas normal Pradita, 2009. 12 commit to user

4. Gangguan Psikososial