Latar Belakang Masalah PERBEDAAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL PADA ANAK DENGAN INTELLIGENCE QUOTIENT RATA RATA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT DI ATAS RATA RATA DI SDN MANAHAN SURAKARTA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tiga ranah utama perkembangan manusia adalah perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Pertumbuhan tubuh dan otak, kapasitas sensoris, keterampilan motorik merupakan bagian dari perkembangan fisik. Perubahan dan stabilitas dalam kemampuan mental, perhatian, ingatan, bahasa, pemikiran, logika, dan kreativitas membentuk perkembangan kognitif. Perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial akan membentuk perkembangan psikososial Papalia et a l. , 2008. Perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial saling terkait satu sama lain. Sebagai contoh, kapasitas kognitif dan fisik memberikan kontribusi besar pada kepercayaan diri, mempengaruhi penerimaan sosial, dan pilihan pekerjaan Papalia et a l. , 2008. Perkembangan kognitif yang terjadi sepanjang masa anak-anak pertengahan, memampukan anak mengembangkan konsep diri mereka yang lebih kompleks, serta tumbuh dalam pemahaman emosional dan kontrol. Emosi seperti rasa sedih, gembira, dan takut merupakan reaksi subjektif pengalaman yang diasosiasikan dengan perubahan psikologis dan perilaku Papalia et a l. , 2008. 1 commit to user Kecerdasan merupakan kemampuan menyelesaikan masalah, beradaptasi, serta belajar dari pengalaman. Dalam perkembangan kognitif, kecerdasan anak dapat diukur dengan tes inteligensi, misalnya dengan Intelligence Quotient IQ Test . Istilah IQ masih digunakan untuk mendefinisikan suatu nilai dari tes kecerdasan yang telah distandardisasikan Santrock, 2007. IQ di atas rata-rata menunjukkan tingginya kemampuan seseorang untuk melakukan pertimbangan, perencanaan dan pemecahan masalah. Orang- orang dengan IQ di atas rata-rata juga lebih mudah untuk menerima, memahami, dan mengelola informasi yang didapat. Keterampilan pemrosesan informasi mereka yang superior dapat membantu dalam menghadapi kemalangan, melindungi diri, mengatur perilaku, dan belajar dari pengalaman Papalia et a l. , 2008. Apabila kemampuan tersebut dimiliki oleh anak-anak, maka akan mendukung perkembangan psikososial mereka, serta mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan psikososial. Gangguan psikososial adalah penyakit mental yang disebabkan atau dipengaruhi oleh pengalaman hidup, serta gangguan proses kognitif dan perilaku Ford-Martin, 2006. Gangguan psikososial pada anak dapat mempengaruhi perkembangan di usia selanjutnya. Aspek psikososial anak perlu mendapat perhatian khusus karena untuk tumbuh kembang anak yang optimal selain kesehatan fisik juga diperlukan kesehatan mental Riza, dkk., 2007. 2 commit to user Masalah psikososial merupakan contoh gangguan mental emosional yang kini sering dihadapi oleh masyarakat. Anak dan remaja yang berkunjung ke fasilitas kesehatan umum dengan gangguan tersebut mencapai 34,39 Hidayat, 2008. Survei kesehatan rumah tangga di Indonesia tahun 1995 menyebutkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional pada anak dan remaja usia 4 hingga 15 tahun adalah 104 per 1000 Siswono, 2001. Gangguan tersebut bahkan dapat mengakibatkan terjadinya bunuh diri, seperti pada kasus depresi yang mulai banyak dialami oleh anak dan remaja Hidayat, 2008. Sementara itu, saat ini pengetahuan mengenai intervensi terhadap gangguan psikososial masih terbatas Maughan, 1997. Aspek psikososial anak akan dilihat dalam penelitian ini. Anak dengan IQ rata-rata dan IQ di atas rata-rata dapat mengalami gangguan psikososial. Dalam penelitian ini juga dapat diketahui ada tidaknya keterkaitan tingkat Intelligence Quotient dengan kejadian gangguan psikososial, yaitu dengan cara meneliti perbedaan gangguan psikososial antara anak dengan Intelligence Quotient rata-rata dan Intelligence Quotient di atas rata-rata.

B. Perumusan Masalah