Hubungan Inteligensi dengan Gangguan Psikososial

commit to user penelantar menyebabkan anak menjadi kurang pengawasan. Sifat tidak taat mungkin bisa ditemukan pada anak yang diasuh dengan pola demokratis. Anak-anak juga bisa menjadi sangat bergantung pada orang tua karena adanya pola asuh permisif yang terlalu menuruti keinginan anak dan melindungi secara berlebihan Gerungan, 2004; Nuraeni, 2006. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya gangguan psikososial anak adalah interaksi orang tua dan anak. Perhatian orang tua kepada anak dapat berkurang akibat kesibukannya bekerja Gerungan, 2004. 5. Pediatric Symptom Checklist PSC Pediatric Symptom Checklist adalah sebuah kuesioner tentang emosi dan tingkah laku anak yang diisi oleh orang tua berdasarkan pemantauan terhadap fungsi psikososial anak. PSC berfungsi sebagai alat skrining gangguan psikososial. Hasil skor PSC 28 atau lebih pada anak usia 6 hingga 16 tahun mengindikasikan adanya gangguan psikososial dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut Jellinek et a l. , 1999.

6. Hubungan Inteligensi dengan Gangguan Psikososial

Teori pembelajaran sosial Bandura menyebutkan bahwa proses kognitif terjadi saat seseorang mengamati model dan mempelajari perilakunya sehingga terbentuk pola perilaku baru Papalia et a l. , 2008. Jadi perilaku seseorang tergantung pada cara berpikir dan mempersepsi lingkungannya Mustafa, 2010. 14 commit to user Selain perilaku, inteligensi juga mempengaruhi perkembangan kepribadian. Individu dengan inteligensi rendah akan mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan Yusuf, 2004. Keadaan psikologis yang tidak menyenangkan dapat timbul jika terdapat ketidakseimbangan kognisi Sarwono, 2004. Contoh hubungan inteligensi dan psikologis anak dapat ditemukan pada anak tangguh. Anak tangguh adalah mereka yang mampu mempertahankan ketenangan saat menghadapi tantangan atau ancaman, atau mampu bangkit kembali setelah menghadapi peristiwa traumatik. Anak yang tangguh cenderung memiliki IQ tinggi dan dapat memecahkan masalah dengan baik Papalia et a l. , 2008. Namun ada perbedaan terhadap individu gifted yang memiliki keistimewaan kemampuan, misalnya dalam intelektual, bakat akademik khusus, berpikir kreatif dan produktif, kemampuan kepemimpinan, seni visual dan peragaan, serta kemampuan psikomotor. Identifikasi individu gifted mempunyai konsep yang lebih luas, tidak hanya dari segi IQ melainkan juga superioritas performansi di bidang-bidang kecakapan khusus antara lain musik, seni, kepemimpinan, atau sosial Azwar, 2008. Karakteristik perilaku dan personalitas anak-anak gifted justru dapat menimbulkan berbagai masalah seperti tidak sabar, perfeksionis, tidak suka diganggu, tidak toleransi, tampak hiperaktif, menolak masukan orang tua atau teman, sensitif terhadap kritik, depresi akibat harapan tinggi pada diri sendiri dan orang lain, dan frustasi jika kekurangan waktu untuk melakukan 15 commit to user minatnya Tiel, dkk., 2007. Kesulitan dalam bersosialisasi juga sering dialami oleh anak-anak berbakat Zikrayati, 2009. Teori psikososial Erikson juga menunjukkan kaitan inteligensi dan psikososial anak. Hubungan keduanya lebih tampak saat anak usia sekolah dasar. Pada usia tersebut, anak-anak mengarahkan energi menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual. Mereka bisa merasa rendah diri jika tidak mampu menyelesaikan tugas atau menghasilkan sesuatu. Tahapan perkembangan pada masa anak-anak pertengahan ini disebut sebagai kerja keras versus rasa inferior Santrock, 2007. 16 commit to user

B. Kerangka Pemikiran