Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

commit to user reading for learning, bukan sekedar learning to read, 5 menulis sebagai tempat berekspresi dan menyampaikan gagasan, 6 kelas sebagai tempat berlatih menulis, membaca, dan berbicara dalam Bahasa Indonesia, 7 penekanan pengajaran sastra pada membaca sebanyak-banyaknya karya sastra, dan 8 pengajaran kosakata untuk menambah kosakata siswa. Kriteria tersebut secara umum dapat dilakasanakan di sekolah seluruh Indonesia.

B. Penelitian yang Relevan

Drajad Mulyawan 2006 dalam penelitiannya, yang berjudul ”Pembelajaran Apresiasi Puisi di SD Kelas Rendah, Studi Kasus di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta.” Simpulan penelitian antara lain: 1 pemahaman guru kelas 1 SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta terhadap kurikulum 2004 sudah cukup baik, 2 pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta belum sepenuhnya mengarah pada pembelajaran yang apresiatif, 3 hambatan-hambatan dalam pembelajaran apresiasi puisi di SD Negeri Mangkubumen Lor No.15 Surakarta adalah terbatasnya waktu dalam pembelajaran, rendahnya motivasi siswa, sistem dan pola pembelajaran yang dilakukan guru belum optimal, 4 upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan pembelajaran apresiasi puisi adalah membuat langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar dan mengarahkan kepada siswa untuk banyak membaca buku, baik di perpustakaan maupun di rumah. Karyawati Rosatina Setyaningsih 2009 dalam penelitiannya, yang berjudul “Pembelajaran Apresiasi puisi di Sekolah dasar Studi kasus Kelas V SD Negeri I Begalon Surakarta ”. Simpulan: 1 pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi sudah mengarah pada pembelajaran apresiasi puisi yang apresiatif, dan materi yang dipilih sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dilaksanakan secara terpadu; 2 dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di SD Negeri I Begalon Surakarta terdapat hambatan-hambatan yang meliputi: a alokasi waktu yang sedikit sehingga kurang untuk melaksanakan memahami,menghayati, menikmati, dan commit to user untuk mengevaluasi apresiasi puisi, b media pembelajaran yang sangat terbatas, terutama media audio tape recorder, audio visual VCD, dan buku-buku tentang puisi sehingga pembelajaran kurang menarik siswa. Metode ceramah mendominasi karena terbatasnya media; 3 usaha guru untuk mengatasi hambatan-hambatan adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa supaya tetap membaca buku –buku yang ada hubungannya dengan puisi, baik di majalah- majalah maupun buku-buku puisi. Maka dari itu, siswa tetap melaksanakan apresiasi puisi baik di sekolah, masyarakat atau pada perlombaan baca puisi dan memberikan tambahan untuk penilaian apresiasi puisi pada waktu di luar jam pelajaran. Untuk mengatasi sarana media guru mengadakan pendekatan dengan kepala sekolah dan komite sekolah, supaya dapat diperhatikan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran terutama apresiasi puisi. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Drajad Mulyawan dan Karyawati Rosatina Setyaningsih di atas dipandang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Relevansi antara kedua penelitian di atas dengan penelitian ini adalah adanya pembahasan mengenai pembelajaran apresiasi puisi. Perbedaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan di SMK Bhinneka Karya Surakarta, terletak pada pembahasan permasalahannya yaitu pembahasan permasalahan mengenai evaluasi pembelajaran apresiasi puisi, kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi, yang dimana pada pembahasan permasalahan mengenai kendala- kendala pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi di SMK Bhinneka Karya Surakarta berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Ratu Wardarita 2003 dalam Jurnal Forum Kependidikan, dengan judul “Pengajaran Apresiasi Puisi di SMU”. Simpulan: Pertama, faktor guru, metode pengajaran, dan siswa dapat mempengaruhi pengajaran apresiasi puisi di sekolah menengah umum. Oleh karena itu, seorang guru sastra harus mampu melihat secara kritis dan analitis faktor-faktor tersebut serta berusaha mengantisipasinya. Kedua, kurangnya minat siswa terhadap puisi terletak pada kesukarannya dalam commit to user menangkap maksud untuk memahami isinya. Hal ini dapat ditinjau dari sikap guru, metode yang digunakan, dan materi yang diajarkan. Dalam mengatasinya ketiga faktor tersebut harus saling mendukung dengan berdasarkan pada tujuan pengajaran sastra seperti yang telah dicantumkan dalam GBPP Bahasa dan Sastra 1994. Ketiga, penilaian merupakan cara untuk mengetahui apakah siswa telah memahami atau belum materi puisi yang telah diajarkan. Kaitan penelitian dalam jurnal di atas dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah kesamaan dalam hal pembahasan pembelajaran apresiasi puisi. Peneliti dalam penelitian ini mencoba melakukan perbedaan dalam penelitian dalam jurnal di atas, dalam hal membahas pembelajaran apresiasi puisi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang di mana dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah membahas perencanaan, evaluasi, pelaksanaan, kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi.

C. Kerangka Berpikir