21
variabel independen X yaitu Moral Reasoning X1 dan Ethical Sensitivity X2 sedangkan variabel dependen Y yang digunakan adalah Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi, dan menambah satu variabel lagi yaitu variabel moderating Z, yang digunakan dalam variabel moderating Z adalah Gender.
Moral Reasoning adalah cara berpikir seseorang tentang baik-buruknya suatu perbuatan, dimana ada perbuatan yang boleh dilakukan atau tidak boleh
dilakukan dalam suatu keadaan yan mencerminkan seeorang tersebut memiliki moral yang baik jika dapat melakukan perbuatan yang tidak melanggar etika
dalam kesehariaannya. Ethical Sensitivity adalah kemampuan untuk mengetahui sikap yang tidak
etis. Kepekaan atas suatu sikap akan menjadikan seseorang tersebut menghindari sikap tidak etis dan lebih menyadari sikap etis atau tidak etis yang dilihatnya.
Gender adalah keadaan mutlak yang dimiliki seseorang yang tidak dapat diubah sebagia pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin. Pemberian dari lahir
yang tidak dapat memungkinkan untuk diubah selama hidupnya. Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi adalah pandangan yang dimiliki oleh
mahasiswa akuntansi sebagai calon akuntan terhadap akuntan yang menjadi pekerjaan idaman mahasiswa akuntansi melalui proses pembelajaran tentang etika
terkait dengan etka seorang akuntan, sehingga dapat memberikan penilaian etis atau tidak etisnya seuatu perbuatan.
2.3.1. Hubungan Moral Reasoning dan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Duska dan Whelan 1975 Penalaran-penalaran moral menjadi indikator dari tingkatan atau tahapan kematangan moral. Memperhatikan penalaran
Universitas Sumatera Utara
22
mengapa suatu tindakan salah, akan lebih memberi penjelasan dari pada memperhatikan tindakan perilaku seseorang atau bahkan mendengar pernyataan
bahwa sesuatu itu salah. Al-fithrie 2015 menyatakan Moral Reasoning atau Penalaran Moral merupakan upaya dalam memecahkan masalah moral dengan
menggunakan logika yang sehat. Mahasiswa Akuntansi dengan tingkat Moral Reasoning tinggi dalam memberikan Persepsi Etis dari kasus pelanggaran etika
akan mendasarkan perilaku akuntan tersebut pada prinsip-prinsip moral. Sebaliknya, Mahasiswa Akuntansi dengan tingkat Moral Reasoning rendah
cenderung mengabaikan prinsip-prinsip moral dalam memberikan Persepsi Etis atas kasus pelanggaran etika. Dan meneliti tentang pengaruh moral reasoning dan
ethical sensitivity terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan gender sebagai variabel moderasi. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat pengaruh
positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
2.3.2. Hubungan Ethical Sensitivity dan persepsi etis mahasiswa akuntansi
Velasque dan Rostankowski 1985 menyatakan sensitivitas etis adalah kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat dipengaruhi oleh
sensitivitas individu tersebut. Faktor yang penting dalam menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para individu bahwa mereka adalah agen moral.
Kesadaran individu tersebut dapat dinilai melalui kemampuan untuk menyadari adanya nilai-nilai etis dalam suatu keputusan. Sensitivitas etis adalah kesadaran
yang dimiliki seseorang, jika sesorang sadar dengan apa yang dia lakukan maka tingkat melakukan penyimpangan atau perbuatan tidak etis akan sedikit.
Universitas Sumatera Utara
23
2.3.3. Hubungan Gender terhadap Moral Reasoning dan Persepsi Etis