39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1. Gambaran Singkat Objek Penelitian
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012. Peneliti
menyebarkan kuesioner sebanyak 83 orang dari total keseluruhan kuesioner yang disebarkan. Berdasarkan 83 orang tersebut, kemudian dilakukan pengujian-
pengujian yang meliputi, statistik deskriptif, uji validitas dan uji realibilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis penelitian dan uji interaksi untuk menguji variabel
moderatingnya. Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, umur, angkatan,
dan mata kuliah yang telah diambil.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina 2011 “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”. Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat
nilai mean, maximum, minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Universitas Sumatera Utara
40
Y sebagai variabel dependen, Moral Reasoning X
1
, Ethical Sensitivity X2, Gender Z sebagai variabel moderating.
4.2.1.1. Statistik Deskriptif Responden
Karakteristik responden digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai data demografi responden jenis
kelamin, dan tahun angkatan, sedangkan deskriptif variabel peneliti berguna untuk mendukung hasil analisis data yang menyajikan distribusi
hasil jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan kuesioner penelitian. Responden penelitian adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara
jurusan S-1 akuntansi sebnayak 48 orang, Universitas Negeri Medan jurusan S-1 akuntansi sebanyak 16 orang dan Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara sebanyak 19 orang. Berikut ini disajikan statistik demografi responden mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2012
pada Universitas Negeri yang ada di Sumatera Utara.
4.2.1.2. Statistik Deskriptif Penelitian
Deskripsi variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil analisis data.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moral
Reasoning, Ethical Sensitivity, Gender dan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.1 Statistik Descriptive
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Y
83 4
12 7.58
1.654 X1
83 16
30 23.06
2.911 X2
83 7
12 8.98
1.297 Z
83 1
.47 .502
Valid N
listwise 83
Sumber : Data Olahan SPSS Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.
1. Variabel Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi mempunyai nilai skor minimum sebesar 4 dan nilai skor maksimum sebesar 12. Adapun nilai
rata-ratanya sebesar 7.58 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 1.654.
2. Variabel Moral Reasoning mempunyai nilai skor minimum sebesar 16 dan nilai skor maksimum sebesar 30. Adapun nilai rata-ratanya sebesar
23.06 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 2.911. 3. Variabel Ethical Sensitivity mempunyai nilai skor minimum sebesar 7
dan nilai skor maksimum sebesar 12. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 8.98 dan standar deviasi Sebaran data sebesar 1.297.
4. Variabel Gender mempunyai nilai skor minimum sebesar 0 dan nilai skor maksimum sebesar 1. Adapun nilai rata-ratanya sebesar 0.47 dan
standar deviasi Sebaran data sebesar 0.502.
Universitas Sumatera Utara
42
4.2.2. Uji Validitas Data 4.2.2.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali 2005, uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut. Pada penelitian kali ini untuk mengukur
validitas digunakan uji korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil perhitungan SPSS
diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah:
Tabel 4.2 Uji Validitas
Variabel R hitung
R table Keterangan
Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi Y .610
.2159 Valid
Moral Reasoning X1
.774 .2159
Valid
Ethical Sensitivity X2
.512 .2159
Valid
Gender Z .216
.2159 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing
indikator yang digunakan baik dalam variabel independen, dependen maupun variabel moderating Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi, Moral
Reasoning, Ethical Sensitivity, dan Gender. Mempunyai nilai signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator yang
Universitas Sumatera Utara
43
digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan sebagai pengumpul data.
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah
pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu
yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .630
4
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum
dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari 0,6 maka dapat disimpulkan
semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Numally Ghozali, 2005 hal tersebut dapat dikatakan
Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
44
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 83
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.22864478
Most Extreme Differences Absolute
.063 Positive
.063 Negative
-.053 Test Statistic
.063 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data Olahan SPSS
Universitas Sumatera Utara
45 Berdasarkan dari analisis statistik
Kolmogorov- Smirnov, pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value
0,05 yaitu signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah
terdistribusi normal.
4.2.3.1.2. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5. Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Coefficients
a
Model Toleranc
e VIF
Intreprestasi hasil
Moral Reasoning X1 .468
2.135 Tidak terjadi
multikolinearitas Ethical Sensitivity X2
.445 2.247
Tidak terjadi multikolinearitas
Gender Z .011
89.535 Terjadi
multikolinearitas X1.Z
.012 85.759
Terjadi multikolinearitas
X2.Z .016
62.431 Terjadi
multikolinearitas Sumber : Data Olahan SPSS
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel
bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas
terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor
Universitas Sumatera Utara
46
VIF 10. Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan semua variabel tidak terjadi Multikolinieritas.
4.2.3.1.3. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Gambar 4.1. Scatterplot Heteroskedastisitas
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu
menyempit pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat. Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa titik-titik
menyebar lebih meluas dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul
hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
47
4.2.3.1.4. Uji Normalitas Setelah Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan
menggunakan tingkat signifikansi 5.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 83
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.22864478
Most Extreme Differences Absolute
.063 Positive
.063 Negative
-.053 Test Statistic
.063 Asymp. Sig. 2-tailed
.200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov, pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value 0,05 yaitu
signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 4.2. Uji Normalitas Histogram
Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.2 variabel Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal.
Gambar 4.3 Uji Normalitas Grafik P-Plot
Universitas Sumatera Utara
49
Pada gambar 4.3 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.3.1.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.7. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Coefficients
a
Model Tolerance
VIF Intreprestasi
hasil Moral Reasoning X1
.525 1.905
Tidak terjadi multikolinearitas
Ethical Sensitivity
X2 .426
2.345 Tidak terjadi
multikolinearitas Gender Z
.774 2.345
Tidak terjadi multikolinearitas
X1.Z .497
2.012 Tidak terjadi
multikolinearitas X2.Z
.497 2.254
Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.5,
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF
tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan
Universitas Sumatera Utara
50
demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3.1.6. Uji Heteroskedasitas setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas dan secara acak baik
di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga dapat
disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.4 Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3
4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya
Universitas Sumatera Utara
51
pengaruh setiap variabel independen secara simultan dan parsial.
Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = 0,354+ 0,337X1 – 0,171X2 + e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstanta a = 0,354 menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sama dengan 0,354.
2. Koefisien X1 b1 = 0,337 menunjukkan bahwa Moral Reasoning X1 berpengaruh Positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y.
Artinya jika variabel Moral Reasoning ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,337.
3. Koefisien X2 b2 = 0,171, menunjukkan bahwa Ethical Sensitivity
X2 berpengaruh Positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y. Artinya jika variabel Moral Reasoning ditingkatkan maka akan
meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,171.
Universitas Sumatera Utara
52
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial Uji-t Tabel 4.8
Uji Signifikan Parsial Uji-t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
Constant .354
.120 2.947
.004 SinX1
.337 .151
.323 2.232
.028 SinX2
-.171 .156
-.176 -1.097
.276 SinZ
.024 .197
.014 .121
.904 a. Dependent Variable: SinY
Sumber: Olahan Data SPSS Berdasarkan tabel 4.6 dengan uji parsial Uji-t menunjukkan
bahwa Sin X1 yang merupakan Moral Reasoning berpengaruh Positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi, dengan nilai a sebesar 0,337,
dan tingkat signifikan sebesar 0,028 0,05. Sin X2 yang merupakan Ethical Sensitivity berpengaruh secara Negatif terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi dengan nilai a sebesar -0,171, dan tingkat signifikan sebesar 0,276 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hanya
Moral Reasoning yang secara parsial berpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi, sedangkan Ethical Sensitivity secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
53
4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan Uji-F Tabel 4.9
Uji Signifikan Simultan Uji-F
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df
Mean Square F
Sig. Regression
6.231 5
1.246 2.836
.021
b
Residual 33.832
77 .439
Total 40.063
82 a. Dependent Variable: SinY
b. Predictors: Constant, SinX2.Z, SinZ, SinX1, SinX1.Z, SinX2
Sumber : Data Olahan SPSS Berdasarkan tabel 4.7 dengan uji simultan Uji-F menunjukkan
bahwa nilai F-hitung sebesar 2.836 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Moral Reasoning dan
Ethical Sensitivity secara simultan bersama-sama berpengaruh terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi R
2
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.394
a
.156 .101
.66285 a. Predictors: Constant, SinX2.Z, SinZ, SinX1, SinX1.Z, SinX2
b. Dependent Variable: SinY Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai adjusted R- Square sebesar 0,101. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh
Universitas Sumatera Utara
54
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini Moral Reasoning dan Ethical Sensitivity mampu menjelaskan pengaruh
terhadap variabel dependen Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi sebesar 10,1 sedangkan sisanya sebesar 89,9 100 - 10,1
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6
4.2.5.1. Uji Interaksi
Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan
dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel pemoderasi. Ketentuan yang di gunakan yaitu:
1. Jika variabel pemoderasi nilai koefisien positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi mampu memperkuat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Jika variabel pemoderasi mempunyai nilai koefisien negatif
maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi tidak mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
55
1. Pengujian Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Moral
Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil regresi Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Moral Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yang diukur
melalui Rasio dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11 Uji Interaksi I
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .286
.107 2.671
.009 SinX1
.293 .151
.281 1.939
.056 SinZ
.167 .189
.101 .886
.378 SinX1.Z
-.285 .229
-.186 -1.244
.217
a. Dependent Variable: Sin Y Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan residual yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 0,286+ 0,293X1+0,167Z-0,285X1.Z+e Keterangan :
Z : Gender
Y : Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
e : error
Universitas Sumatera Utara
56
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Konstanta a = 0,286, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Etis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Y sama dengan 0,286.
2. Koefisien X1 b1 = 0,293, menunjukkan bahwa Moral Reasoning X1 berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Y. Artinya jika variabel Moral Reasoning ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,293
3. Koefisien Z b2 = 0,167, menunjukkan bahwa Gender Z berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y.
Artinya jika Gender ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,167.
4. Koefisien X1.Z b3 = -0,285, menunjukkan bahwa interaksi X1.Z berpengaruh Negatif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Y. Artinya jika variabel interaksi X1.Z ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar -
0,285. Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.9 dapat dilihat
koefisien interaksi Moral Reasoning dan Gender X1.Z bertanda positif yaitu sebesar -0,285. artinya dengan masuknya Gender sebagai variabel
moderating, dapat memperlemah pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
57
2. Pengujian Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara
Ethical Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil regresi Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Ethical Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yang
diukur melalui Rasio dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.12 Uji Interaksi 2
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .263
.115 2.283
.025 SinX2
-.080 .154
-.083 -.523
.603 SinZ
.160 .189
.097 .848
.399 SinX2.Z
.456 .212
.334 2.150
.035
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan residual yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 0,263- 0,080X1+0,160Z+0,456X2.Z+e
Keterangan : Z
: Gender Y
: Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi e
: error
Universitas Sumatera Utara
58
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 5. Konstanta a = 0263, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sama dengan 0,263.
6. Koefisien X1 b1 = -0,080, menunjukkan bahwa Ethical Sensitivity X1 berpengaruh Negatif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi Y. Artinya jika variabel Ethical Sensitivity ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y
sebesar -0,083 7. Koefisien Z b2 = 0,160, menunjukkan bahwa Gender Z
berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y. Artinya jika Gender ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi
Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,160 8. Koefisien X1.Z b3 = 0,456, menunjukkan bahwa interaksi X2.Z
berpengaruh Positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y. Artinya jika variabel interaksi X2.Z ditingkatkan maka akan
meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,456
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.9 dapat dilihat koefisien interaksi Ethical Sensitivity dan Gender X2.Z bertanda positif
yaitu sebesar 0,456 artinya dengan masuknya Gender sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Ethical Sensitivity terhadap
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
59
4.3. Pembahasan
1. Pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi. Melalui analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien regresi X
1
0,337dan bilangan konstantanya 0,354. Jadi persamaan garis regresinya Y = 0,354 + 0,337X
1
. Persamaan tersebut memiliki arti jika nilai X
1
dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan, maka Y akan tetap
sebesar 0,354. Dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien korelasi r
x1y
sebesar 0,293 dan nilai koefisien determinasi r
2 xly
sebesar 0,101, dapat diartikan pula besarnya pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yaitu 10,1 dan sisanya
89,9 dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant 0,028 0,050 yang artinya Moral
Reasoning berpengaruh signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Hipotesis pertama H
1
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi, berhasil didukung oleh data atau dengan kata lain hipotesis diterima. Semakin tinggi tingkat Moral Reasoning yang dimiliki
mahasiswa akuntansi, maka Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi akan semakin baik. Apabila mahasiswa akuntansi memiliki Moral Reasoning
Universitas Sumatera Utara
60
yang tinggi, maka ia akan memberikan penalaran moral jika di lingkungannya terjadi perilaku yang menyimpang atau tidak etis dan
dengan adanya Moral Reasoning yang dimiliki maka ia akan memberikan persepsi bahwa tindakan tersebut tidak etis dan akan mengambil tindakan
tindakan yang etis. Begitu juga dengan perilaku etis maupun tidak etis yang dilakukan oleh para akuntan, mahasiswa akuntansi dengan Moral
Reasoning yang dimiliki maka ia akan dapat menilai atau memberikan Persepsi kepada para akuntan atas perilakunya tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Al- Fithrie 2011. Di dalam penelitiannya mengemukakan bahwa Moral
Reasoning berpengaruh positif terhadap persepsi etis akuntan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pertimbangan Moral
Reasoning akan mendorong meningkatnya persepsi etis akuntan.
2. Pengaruh Negatif dan signifikan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi
Etis Mahasiswa Akuntansi Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif
dan signifikan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis. Melalui analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien regresi X
2
-0,171 dan bilangan konstantanya 0,354. Jadi persamaan garis regresinya Y = 0,354 – 0,171X
2
. Persamaan tersebut memiliki arti jika nilai X
2
dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan, maka Y akan tetap sebesar 0,354. Dari hasil
analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien korelasi r
x2y
sebesar -
Universitas Sumatera Utara
61
0,080 dan nilai koefisien determinasi r
2 x2y
sebesar 0,101, dapat diartikan pula besarnya pengaruh Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi yaitu 10,1 dan sisanya 89,9 dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Nilai signifikansi lebih besar dari level of
significant 0,276 0,050 yang artinya Ethical Sensitivity tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi.
Hipotesis kedua H
2
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh Negatif dan tidak signifikan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi, yang didukung oleh data atau dengan kata lain hipotesis diterima. Artinya semakin tinggi Ethical Sensitivity yang dimiliki
mahasiswa akuntansi, maka Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi juga akan baik. Apabila mahasiswa akuntansi memiliki Ethical Sensitivity yang
tinggi, maka ia akan segera menyadari jika di lingkungannya terjadi perilaku yang menyimpang atau tidak etis dan dengan adanya Ethical
Sensitivity yang dimiliki maka ia berpersepsi bahwa tindakan tersebut tidak etis dan akan mengambil tindakan-tindakan yang etis, serta ia akan
lebih menghargai rekannya yang mampu menaati etika yang berlaku dibandingkan mahasiswa yang tidak memiliki ethical sensitivity. Hal ini
berarti bahwa Ethical Sensitivity dapat mendorong mahasiswa untuk dapat menilai atau memberikan persepsi kepada para akuntan yang berperilaku
etis maupun tidak etis dalam menjalankan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
62
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al- Fithrie 2011 bahwa Ethical Sensitivity berpengaruh Negatif
terhadap Perilaku Etis. Sebaiknya seorang mahasiswa akuntansi harus memiliki Ethical Sensitivity yang baik. Dengan Ethical Sensitivity yang
baik, seorang mahasiswa akuntansi dapat meminimalisir kasus-kasus pelanggaran etika yang telah terjadi dan akan mengapresiasi para akuntan
dengan memberikan persepsi etis kepada para akuntan yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
3. Gender dapat memoderasi pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gender memoderasi pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Dapat dilihat bahwa Gender mempunyai pengaruh signifikan dari nilai koefisien regresi X
1
Z sebesar -0,285. Angka negatif menunjukkan bahwa perempuan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding laki-laki
menurut dummy kriteria laki-laki diberi skor 1 dan perempuan diberi skor 0. X
1
Z adalah model interaksi antara Moral Reasoning dan Gender yang menghasilkan nilai signifikansi pada angka 0,217 lebih besar dari acuan
taraf signifikansi 0,050, sehingga variabel Gender terbukti tidak memoderasi pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa.pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
63
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa perempuan memiliki Moral Reasoning yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Berdasarkan teori
gender menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan secara mendasar berbeda dalam perkembangan moral dan kecenderungannya membawa
perbedaan nilai pada tempat kerja di saat mereka dihadapkan pada dunia kerja yang nyata. Nilai, perilaku, dan sikap etis laki-laki dan perempuan
cenderung berbeda. Berdasarkan teori ini laki-lak menempatkan nilai lebih pada uang, kemajuan, dan kekuasaan sehingga laki-laki cenderung
mengabaikan moral demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, sedangkan perempuan lebih berfokus pada hubungan harmonis kepada
sesama rekan kerja dan perempuan lebih memiliki perasaan serta penghayatan pada kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya sehingga
perempuan lebih dapat menerima norma-norma yang berlaku. Hipotesis ketiga menyebutkan bahwa Gender tidak berpengaruh
tidak signifikan pada hubungan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi berhasil didukung oleh data. Hal ini berarti Gender
dapat memoderasi hubungan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi, dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.
4. Gender dapat memoderasi pengaruh Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gender memoderasi pengaruh Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
64
Dapat dilihat bahwa Gender mempunyai pengaruh signifikan dari nilai koefisien regresi X
2
Z sebesar 0,456. Angka positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibanding laki-laki
menurut dummy kriteria laki-laki diberi skor 1 dan perempuan diberi skor 0. X
2
Z adalah model interaksi antara Ethical Sensitivity dan Gender yang menghasilkan nilai signifikansi pada angka 0,035 lebih kecil dari
acuan taraf signifikansi 0,050, sehingga variabel Gender terbukti memoderasi Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa.
pengaruh Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa perempuan memiliki
Ethical Sensitivity yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Mahasiswa akuntansi perempuan lebih sensitif terhadap isu-isu etis dan lebih tidak
toleran dibandingkan mahasiswa akuntansi laki-laki terhadap perilaku tidak etis. Dalam dunia kerja pun, perempuan lebih cenderung mentaati
peraturan yang sudah ditetapkan demi terciptanya harmonisasi dalam relasi kerja dan terciptanya pelaksaaan tugas yang baik, sehingga
perempuan cenderung lebih etis daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan dalam berfikir dan bertindak cenderung menggunakan
perasaan, sedangkan laki-laki cenderung menggunakan logika.Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khairil Al- Fithrie 2011
yang menunjukkan bahwa dosen akuntansi perempuan lebih memiliki penalaran moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosen akuntansi
laki-laki.
Universitas Sumatera Utara
65
Hipotesis keempat menyebutkan bahwa Gender berpengaruh signifikan pada hubungan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis
mahasiswa Akuntansi berhasil didukung oleh data. Hal ini berarti Gender memoderasi hubungan Ethical Sensitivity terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi, dengan demikian hipotesis keempat diterima.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam
Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut: 1. Secara parsial dan simultan, pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning
terhadap persepsi Etis mahasiswa Akuntansi. Persamaan garis regresinya Y = 0,354 + 0,337X1. Hal ini Berarti Moral
Reasoning berpengaruh signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi. 2. Secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi. Tetapi secara parsial berpengaruh Negatif dan tidak signifikan Ethical Sensitivity terhadap persepsi Etis mahasiswa Akuntansi. Persamaan garis
regresinya Y = 0,354 -0,171X2. Hal ini Berarti Ethical Sensitivity tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi. 3. Gender dapat berperan sebagai variabel memoderasi dalam pengaruh Moral
Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. Tetapi variabel Gender terbukti tidak memoderasi pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa.pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa. 4. Gender dapat berperan sebagai variabel memoderasi dalam pengaruh Ethical
Sensitivity terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. Dan variabel Gender
Universitas Sumatera Utara