54
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini Moral Reasoning dan Ethical Sensitivity mampu menjelaskan pengaruh
terhadap variabel dependen Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi sebesar 10,1 sedangkan sisanya sebesar 89,9 100 - 10,1
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 4, 5 dan 6
4.2.5.1. Uji Interaksi
Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pemoderasi dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen, dan mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel independen dengan
dependen kemungkian positif atau negative tergantung pada variabel pemoderasi. Ketentuan yang di gunakan yaitu:
1. Jika variabel pemoderasi nilai koefisien positif maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi mampu memperkuat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Jika variabel pemoderasi mempunyai nilai koefisien negatif
maka dapat disimpulkan bahwa variabel pemoderasi tidak mampu memperkuat pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
55
1. Pengujian Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Moral
Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil regresi Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Moral Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yang diukur
melalui Rasio dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.11 Uji Interaksi I
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .286
.107 2.671
.009 SinX1
.293 .151
.281 1.939
.056 SinZ
.167 .189
.101 .886
.378 SinX1.Z
-.285 .229
-.186 -1.244
.217
a. Dependent Variable: Sin Y Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan residual yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 0,286+ 0,293X1+0,167Z-0,285X1.Z+e Keterangan :
Z : Gender
Y : Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
e : error
Universitas Sumatera Utara
56
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Konstanta a = 0,286, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Etis Persepsi Mahasiswa Akuntansi Y sama dengan 0,286.
2. Koefisien X1 b1 = 0,293, menunjukkan bahwa Moral Reasoning X1 berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Y. Artinya jika variabel Moral Reasoning ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,293
3. Koefisien Z b2 = 0,167, menunjukkan bahwa Gender Z berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y.
Artinya jika Gender ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,167.
4. Koefisien X1.Z b3 = -0,285, menunjukkan bahwa interaksi X1.Z berpengaruh Negatif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Y. Artinya jika variabel interaksi X1.Z ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar -
0,285. Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.9 dapat dilihat
koefisien interaksi Moral Reasoning dan Gender X1.Z bertanda positif yaitu sebesar -0,285. artinya dengan masuknya Gender sebagai variabel
moderating, dapat memperlemah pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
57
2. Pengujian Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara
Ethical Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil regresi Gender Dalam Memoderasi Hubungan Antara Ethical Reasoning Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yang
diukur melalui Rasio dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.12 Uji Interaksi 2
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .263
.115 2.283
.025 SinX2
-.080 .154
-.083 -.523
.603 SinZ
.160 .189
.097 .848
.399 SinX2.Z
.456 .212
.334 2.150
.035
Berdasarkan pengujian tersebut maka model persamaan residual yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Y = 0,263- 0,080X1+0,160Z+0,456X2.Z+e
Keterangan : Z
: Gender Y
: Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi e
: error
Universitas Sumatera Utara
58
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 5. Konstanta a = 0263, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sama dengan 0,263.
6. Koefisien X1 b1 = -0,080, menunjukkan bahwa Ethical Sensitivity X1 berpengaruh Negatif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi Y. Artinya jika variabel Ethical Sensitivity ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y
sebesar -0,083 7. Koefisien Z b2 = 0,160, menunjukkan bahwa Gender Z
berpengaruh positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y. Artinya jika Gender ditingkatkan maka akan meningkatkan Persepsi
Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,160 8. Koefisien X1.Z b3 = 0,456, menunjukkan bahwa interaksi X2.Z
berpengaruh Positif terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y. Artinya jika variabel interaksi X2.Z ditingkatkan maka akan
meningkatkan Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi Y sebesar 0,456
Berdasarkan hasil yang di tunjukkan pada tabel 4.9 dapat dilihat koefisien interaksi Ethical Sensitivity dan Gender X2.Z bertanda positif
yaitu sebesar 0,456 artinya dengan masuknya Gender sebagai variabel moderating, dapat memperkuat pengaruh Ethical Sensitivity terhadap
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
59
4.3. Pembahasan
1. Pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi. Melalui analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien regresi X
1
0,337dan bilangan konstantanya 0,354. Jadi persamaan garis regresinya Y = 0,354 + 0,337X
1
. Persamaan tersebut memiliki arti jika nilai X
1
dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan, maka Y akan tetap
sebesar 0,354. Dari hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai koefisien korelasi r
x1y
sebesar 0,293 dan nilai koefisien determinasi r
2 xly
sebesar 0,101, dapat diartikan pula besarnya pengaruh Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi yaitu 10,1 dan sisanya
89,9 dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant 0,028 0,050 yang artinya Moral
Reasoning berpengaruh signifikan terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi.
Hipotesis pertama H
1
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Moral Reasoning terhadap Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi, berhasil didukung oleh data atau dengan kata lain hipotesis diterima. Semakin tinggi tingkat Moral Reasoning yang dimiliki
mahasiswa akuntansi, maka Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi akan semakin baik. Apabila mahasiswa akuntansi memiliki Moral Reasoning
Universitas Sumatera Utara