Alat Bahan Sukarelawan Pembuatan Sediaan Masker Wajah Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker Wajah .1 Pengujian homogenitas

23

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental. Dengan menguji sebanyak 12 sukarelawan selama empat minggu. Tahapan dalam penelitian meliputi pembuatan sediaan berbentuk pasta masker wajah Facial Mask, evaluasi terhadap mutu fisik sediaan seperti uji homogenitas, uji stabilitas sediaan, uji pH, uji lama pengeringan sediaan dan uji efektifitas sediaan sebagai anti- aging. Beberapa parameter anti-aging yang diteliti antara lain: kelembapan kulit, kehalusan kulit, besar pori dan banyaknya noda pada waktu sebelum dan sesudah pemakaian sediaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kosmetologi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat Gelas, Moisture Checker Aramo-SG, Neraca Analitik Dickson, Penangas Air, pH meter Hanna Instrument, dan Skin analyzer Aramo-SG.

3.2 Bahan

Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Air Suling Aquadest, Bentonite, Gliserin, Kaolin, Larutan Dapar pH Asam 4,01, Larutan Dapar pH Netral 7,01, Minyak Biji Bunga Matahari Helianthus annuus L., Natrium Metabisulfit, Nipagin, Sodium Lauril Sulfat, Titanium Dioxida, dan Xantan Gum. 24

3.3 Sukarelawan

Sukarelawan yang dijadikan panelis adalah 12 orang mahasiswi Fakultas Farmasi USU yang telah dianalisa kulitnya mengalami tanda – tanda penuaan dini Premature Aging. Syarat – Syarat yang digunakan : 1. Wanita berbadan sehat 2. Usia antara 20 – 25 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi 4. Tidak menggunakan bahan kosmetika lain didaerah punggung tangan yang ditandai

3.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dimulai dengan menentukan formula dasar dengan bentuk pasta yaitu clay facial mask. Kemudian diorientasi agar didapatkan formula yang stabil. Setelah didapatkan formula orientasi maka diuji stabilitas sediaan, waktu kering pada kulit, dan homogenitas. Kemudian diuji efektivitas anti-aging dan dianalisa data yang didapatkan untuk melihat perubahan yang didapatkan.

3.4.1 Formulasi sediaan masker

Sediaan basis masker dibuat berdasarkan formula standar yang kemudian diorientasikan. Hasil dari orientasi dikembangkan kembali menjadi satu formula baru yang memiliki stabilitas baik ketika ditambahkan minyak biji bunga matahari yang dinamakan dengan formula orientasi. Formula standar dapat dilihat pada 3.4.1.1 dan formula orientasi dapat dilihat pada 3.4.1.2 25

3.4.1.1 Formula standar

Formula standar yang digunakan Harry, 2000 R Bentonite 1 to 8 Xantan Gum 0,1 to 1,0 Kaolin 5 to 40 Gliserin 2 to 10 Sodium Lauril Sulfat 2 to 20 TiO 2 1 Nipagin 1 Parfum q.s Aquadest ad 100

3.4.1.2 Formula orientasi

R Bentonite 1 Xantan Gum 0,8 Kaolin 34 Gliserin 2 Sodium Lauril Sulfat 2 TiO 2 0,5 Nipagin 0,1 Na. Metabisulfit 0,2 Aquadest ad 100 Cara Pembuatan untuk formula basis masker 100 g yaitu 27 ml aquadest dituangkan dalam lumpang dan ditambahkan 1 g Bentonit. Bentonit dibiarkan terbasahi lalu ditambahkan 0,8 g Xantan gum dan digerus cepat sampai seluruh 26 gum melarut. Sebanyak 34 g Kaolin ditambahkan sedikit demi sedikit dalam lumpang sambil digerus dan ditambahkan 0,5 g TiO 2 dan 2 g gliserin dalam lumpang. Disamping itu dilarutkan 0,2 g Na. Metabisulfit dengan 0,1 g Nipagin dalam 20 ml air panas Larutan A dan juga 2 g Sodium Lauril Sulfat dilarutkan dalam 12,4 ml Aquadest Larutan B . Larutan A dituangkan kemudian digerus pelan setelah itu tuangkan perlahan-lahan larutan B dan gerus perlahan sampai terbentuk pasta homogen.

3.4.1.3 Formula mengandung minyak biji bunga matahari

Konsentrasi Minyak Biji Bunga Matahari yang digunakan adalah 4, 6, dan 8. Formula dasar masker yang tidak mengandung minyak biji bunga matahari digunakan sebagai Blanko. Formulasi dijelaskan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Komposisi formula 4, formula 6, dan formula 8 Bahan Konsentrasi gram Blanko Formula 4 Formula 6 Formula 8 Minyak Biji Bunga Matahari 4 6 8 Bahan dasar 100 96 94 92 Cara pembuatan untuk formula yang mengandung minyak biji bunga matahari adalah basis masker yang telah dibuat lalu ditambahkan minyak biji bunga matahari sesuai dengan berat yang ditentukan dalam formula. 3.4.2 Evaluasi mutu fisik sediaan 3.4.2.1 Pengujian homogenitas Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM,1979. 27 Biasanya masalah yang sering dijumpai pada sediaan pasta masker wajah adalah pemisahan atau tidak homogen antara fase cairan dengan padatan, dan juga antara padatan dengan padatan lainnya. Sediaan masker wajah berbentuk pasta clay lebih stabil dibandingkan dengan sediaan gum Zague, dkk., 2006.

3.4.2.2 Pengamatan stabilitas sediaan

Masing - masing formula sediaan diambil 50 g dan dimasukkan kedalam pot plastik. Pengamatan dilakukan pada saat sediaan telah selesai dimasukkan dalam pot plastik dan dilanjutkan setiap minggu selama dua belas minggu penyimpanan. Pengujian fisik masker yang telah dibuat meliputi pengamatan perubahan bau, warna dan bentuk konsistensi selama dua belas minggu pada kondisi suhu kamar.

3.4.2.3 Pengukuran pH sediaan

Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi menggunakan larutan dapar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut, Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2002. Dilakukan pengukuran pH dengan tiga kali pengulangan pada waktu yang ditentukan selama dua belas minggu pada suhu kamar. 28

3.4.2.4 Pengukuran lama pengeringan masker

Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu kamar ±25 o C dengan mengambil ±2 g sediaan masker dan dioleskan pada daerah punggung tangan ditandai lalu diukur waktu saat sediaan mengering. Dilakukan tiga kali pengukuran lama pengeringan dengan sukarelawan yang berbeda-beda.

3.4.3 Pengujian efektivitas anti-aging

Tangan sukarelawan dicuci dengan sabun cuci tangan dan dibiarkan sampai kering sekitar 5-10 menit. Diukur kondisi awal kulit yang meliputi kadar air, kehalusan kulit, besar pori, dan banyak noda dari sukarelawan dengan menggunakan skin analyzer Aramo-SG. Ditandai daerah punggung tangan sukarelawan dengan bentuk persegi ukuran 3 cm. Pengujian efektivitas anti-aging terhadap sukarelawan dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu : a. Kelompok I : 3 orang sukarelawan formula blanko b. Kelompok II : 3 orang sukarelawan formula 4 c. Kelompok III : 3 orang sukarelawan formula 6 d. Kelompok IV : 3 orang sukarelawan formula 8 Sediaan masker wajah dioleskan pada daerah punggung tangan sukarelawan yang ditandai dan dibiarkan mengering 5-7 menit. Setelah itu sediaan masker dicuci dengan air sampai bersih. Dilakukan kembali pengecekan kondisi kulit setelah tangan dikeringkan. Pengukuran kondisi punggung tangan dilakukan setiap minggu selama empat minggu dengan pemberian sediaan masker satu kali dalam seminggu secara rutin. Dilakukan pengecekan kondisi kulit sebelum dan setelah pemakaian masker. 29

3.4.4 Analisis data

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program IBM SPSS Statistical Product and Service Solution 20. Data terlebih dahulu dianalisis distribusinya menggunakan Shapiro-Wilk Test. Selanjutnya data dianalisis menggunakan Kruskal Wallis Test untuk mengetahui efektifitas anti aging pada kulit diantara formula. Selanjutnya untuk menganalisis perubahan kondisi kulit selama empat minggu perawatan digunakan Friedman test. Jika terdapat nilai signifikan p0,05, data selanjutnya dianalisi dengan Wilcoxon Signed Ranks Test untuk melihat perbedaan perubahan kondisi kulit setiap minggu selama empat minggu perawatan. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembuatan Sediaan Masker Wajah

Sediaan masker wajah anti-aging dibuat dengan menggunakan formula standar clay face mask neutral pH Harry, 2000. Formula standar ini dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk masker clay dengan penambahan minyak biji bunga matahari sebagai bahan aktif. Konsentrasi minyak biji bunga matahari yang digunakan adalah konsentrasi 4, 6 dan 8. Bentuk akhir dari sediaan ini adalah pasta. Warna sediaan masker adalah putih kecoklatan. 4.2 Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Masker Wajah 4.2.1 Pengujian homogenitas Perlakuan uji homogenitas terhadap sediaan dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain. Lalu diratakan, jika tidak ada butiran butiran maka sediaan dapat dikatakan homogen Ditjen POM, 1979. Dari keempat sedian masker wajah yang diformulasikan tidak ditemukan adanya butiran kasar dari berbagai konsentrasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sediaan masker adalah homogen. Hasil homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2.2 Pengamatan stabilitas sediaan

Suatu sediaan menjadi tidak stabil akibat penggumpalan dari globul- globul dari fase terdispersi. Hasil pengamatan stabilitas masing masing formula berada dalam suhu kamar dapat dilihat pada Tabel 4.1 31 Tabel 4.1 Hasil pengamatan stabilitas sediaan pada suhu kamar M Suhu Kamar Blanko Formula 4 Formula 6 Formula 8 B W K B W K B W K B W K - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - 4 - - - - - - - - - - - - 5 - - - - - - - - - - - - 6 - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - - - - - - - 8 - - - - - - - - - - - - 9 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - 11 - - - - - - - - - - - - 12 - - - - - - - - - - - - Keterangan : - : Tidak terjadi perubahan warna + : Terjadi perubahan warna B : Perubahan bau W : Perubahan warna K : Terpisahnya basis konsistensi Rusak atau tidaknya suatu sediaan dapat diamati dengan adanya perubahan bau dan perubahan warna. Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya oksidasi dapat ditambahkan antioksidan dan untuk mengatasi kerusakan yang ditimbulkan oleh jamur atau mikroba dapat ditambahkan pengawet. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 4.1 menunjukkan tidak ada perubahan bau, warna, dan perubahan konsistensi pada semua formula sediaan. Sediaan yang telah disimpan dalam berbagai formulasi menunjukkan tidak adanya perubahan stabilitas saat penyimpanan. Berdasarkan hasil pengamatan stabilitas dapat disimpulkan penambahan Natrium Metabisulfit 0,2 dan Nipagin 0,1 cukup untuk menstabilkan sediaan. 32

4.2.3 Pengukuran pH sediaan

Pengukuran pH sediaan diukur dengan pH meter dengan pengulangan sebanyak tiga kali dan diukur setiap minggu selama tiga bulan. Persyaratan pH yang diizinkan adalah 5-8 Harry, 2000. Hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel 4.2 Kestabilan pH merupakan salah satu parameter penting menentukan stabil atau tidaknya suatu sediaan. Derajat keasaman pH merupakan pengukuran aktivitas hidrogen dalam lingkungan air. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan jika pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik. Tabel 4.2 Tabel hasil pengukuran pH rata – rata sediaan selama 12 minggu MINGGU pH Rata – Rata Blanko Formula 4 Formula 6 Formula 8 I 6,60 6,37 6,20 6,07 II 6,60 6,37 6,20 6,10 III 6,60 6,37 6,20 6,10 IV 6,60 6,37 6,20 6,10 V 6,60 6,33 6,20 6,10 VI 6,60 6,30 6,20 6,07 VII 6,57 6,30 6,17 6,03 VIII 6,57 6,30 6,13 6,03 IX 6,57 6,30 6,17 6,00 X 6,57 6,30 6,10 6,00 XI 6,57 6,30 6,10 6,00 XII 6,57 6,27 6,10 6,00 33 Hasil pengukuran pH dari sediaan masker wajah menunjukkan bahwa pH sediaan blanko pada minggu ke-12 adalah 6,57. Sedangkan pH masker wajah yang mengandung minyak biji bunga matahari adalah 6,07-6,37. Setelah penyimpanan selama 12 minggu, tidak terjadi perubahan pH yang signifikan. pH sediaan antara 6,00-6,27. 4.2.4 Pengukuran lama pengeringan masker Pengukuran lama pengeringan dilakukan pada suhu ruangan yaitu ±25 o C dengan cara mengoleskan ±2 g sediaan masker pada daerah yang ditandai lalu diukur waktu yang diperlukan sediaan untuk mengering. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan sukarelawan yang berbeda-beda. Hasil pengukuran lama pengeringan dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil pengukuran lama pengeringan masker Pengukuran Blanko menit Formula 4 menit Formula 6 menit Formula 8 menit 1 4,0 5,0 5,5 6 2 4,0 5,5 6 7 3 4,0 5,5 5,5 6,5 Rata – Rata 4,0 5,33 5,67 6,5 Berdasarkan hasil pengukuran lama pengeringan pada Tabel 4.3 diperoleh hasil berkisar 4-6,5 menit. Semakin tinggi jumlah minyak yang ditambahkan pada formula menyebabkan peningkatan lama pengeringan masker.

4.3 Pengujian Efektifitas Anti-aging