Kesimpulan Kulit Formulasi Dan Uji Efek Anti-Aging Dari Masker Wajah Yang Mengandung Minyak Biji Bunga Matahari (Helianthus Annuus L.)

46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : a. Minyak Biji bunga matahari dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan masker wajah Clay Facial Mask. b. Perbedaan konsentrasi minyak biji bunga matahari yang diformulasikan dalam masker wajah memberikan efektifitas anti-aging yang berbeda dimana konsentrasi Minyak Biji Bunga Matahari pada formula 8 memiliki efektifitas anti-aging terbaik. c. Penggunaan sediaan masker wajah yang mengandung Minyak Biji Bunga Matahari setiap minggu selama empat minggu sudah menunjukkan peningkatan dan dalam dua belas minggu menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik.

5.2 Saran

a. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat membuat formula masker jenis lain untuk membandingkan efektifitas anti-aging dari minyak biji bunga matahari. b. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dalam uji anti-aging dari sediaan dapat mengkondisikan volunteer dalam kondisi kulit yang hampir sama agar dapat terlihat perbandingan yang lebih jelas dan akurat. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit menutupi seluruh tubuh dan melindunginya dari berbagai jenis rangsangan dari luar tubuh dan kerusakan serta menjaga kelembapan permukaan tubuh. Luas permukaan kulit orang dewasa rata – rata 1,6 m 2 . Ketebalan kulit bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan lokasi kulit. Umumnya, kulit pada pria lebih tebal daripada wanita, namun wanita memiliki lapisan lemak subkutan lebih tebal. Secara umum, kulit kelopak mata lebih tipis dan kulit telapak kaki yang paling tebal Mitsui, 1997. Kulit terluar dibagi menjadi tiga lapisan yang disebut epidermis, dermis, dan jaringan subkutan dan dilengkapi dengan rambut kuku dan kelenjar seperti kelenjar keringat dan kelenjar sebasea Mitsui, 1997. Kulit merupakan suatu paradoks fisiologis. Di satu sisi, kulit ingin melindungi tubuh dari bahaya lingkungan sekitar, namun di sisi lain kulit ingin merekam segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Perekaman penuh berarti minimnya proteksi. Kulit mencari keseimbangan antara keduanya Latifah dan Tranggono, 2007.

2.1.1 Fungsi biologis kulit

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh yang memiliki fungsi biologis antara lain : a. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan 7 berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. Mantel asam kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri di kulit. b. Thermoregulasi Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan konstriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Pada saat temperatur badan menurun terjadi vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas. c. Persepsi sensoris Kulit merupakan indera yang melindungi tubuh terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu, dan nyeri melalui beberapa reseptor tekanan, reseptor raba, reseptor suhu dan reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor dan diteruskan ke sistem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri. d. Absorbsi Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk kedalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material yang larut dalam air. e. Fungsi lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan 8 memerah, memucat maupun kontraksi otot penegak rambut Latifah dan Tranggono, 2007.

2.1.2 Struktur kulit

Menurut Anderson 1996, secara mikroskopik kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: epidermis, dermis dan lemak subkutan. Gambar 2.1. Anatomi dari kulit manusia Sterry dkk., 2006 Lapisan epidermis merupakan bagian terluar dari kulit. Epidermis dibagi menjadi beberapa lapisan utama yaitu: - Stratum korneum atau lapisan tanduk Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar dan tersusun dari sel mati berkreatin berbentuk datar dan tersusun berlapis-lapis. Stratum korneum merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan air. Apabila kandungan air pada lapisan ini berkurang, maka kulit akan menjadi kering dan bersisik. - Stratum lusidum atau malfigi Stratum lusidum merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah 9 mengalami proses diferensiasi. Stratum lusidum terdapat di bawah lapisan tanduk dan bertindak juga sebagai sawar, dapat dilihat jelas pada telapak kaki dan tangan. - Stratum granulosum Berada di bawah stratum korneum dan mempunyai fungsi penting yaitu menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Stratum granulosum mengandung sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. - Stratum spinosum Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin. - Stratum germinativum atau lapisan basal Lapisan sel basal merupakan bagian yang paling dalam dari epidermis dan membentuk lapisan baru yang menyusun epidermis. Melanosit yang membentuk melanin untuk pigmentasi kulit terdapat dalam lapisan basal sepanjang stratum germinativum. Lapisan basal ini tersusun secara vertikal dan membentuk seperti pagar Anderson, 1996. Lapisan dermis merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh Anderson, 1996. Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, 10 isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi Anderson, 1996. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan lemak yang berlebih. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya Wirakusumah, 1994.

2.1.3 Kelembapan kulit moisture

Ketika dermis menua, jumlah dari mukopolisakarida berkurang sehingga menyebabkan penurunan kadar air dan hilangnya turgor. Penuaan ini dimaksimalkan oleh radiasi UV, terutama disebabkan oleh ultraviolet A yang berpenetrasi sangat dalam pada kulit. Perubahan fisik serta kimia yang terjadi selama penuaan epidermis juga menyebabkan kulit kering. Struktur lapisan minyakair terstruktur membentuk penghalang terhadap penguapan air dari dan dikulit dan melindungi epidermis dari zat pengiritan. Skin barier menghindari kulit dari kemerahan, iritasi dan kekeringan xerosis. Skin barier terganggu disebabkan oleh dua hal : 1. Kerusakan lapisan lemak pada kulit oleh pelarut dan bahan deterjen 2. Penurunan kadar air disebabkan oleh kelembapan relatif rendah RH, kekuatan angin angin dingin yang kuat , kering dan panas, iklim dll. Kulit kering yang disebabkan oleh kerusakan stratum korneum dapat dinormalkan kembali dengan formulasi bahan alami yang mengandung lemak. Kulit yang kering dapat mengakibatkan hilangnya fleksibilitas dan elastisitas, dapat menyebabkan keretakan dan pori membesar yang juga disebabkan oleh gerakan tubuh pada daerah kulit tertentu, seperti bagian lengan, dahi dan wajah saat berekspresi De Polo, 1998. 11

2.2 Sinar Ultraviolet