Tinjauan Teoritis Konstruksi Model

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Teoritis

Desain Model Desain model diambil sesuai kebutuhan penelitian. Pintu air terbuat dari kayu yang dijadikan bentuk ruang, sehingga dapat menyimpan beban yang nantinya akan digunakan sebagai pemberat. Fungsi ban dibuat untuk menggerakkan kayu secara hidrostatis, sehingga kayu terbantu untuk membuka pintu.

4.2 Konstruksi Model

Konstruksi model memakai bahan kayu kualitas 1 yang mana serat maupun bentuk terlihat baik dan kuat. Dimensi pintu berukuran 40 x 40 x 10 cm. Ban bertekanan 20 psi dan volume 1,7 L. Gambar dapat dilihat pada gambar 4.1 Gambar 4.1 Konstruksi Model Pintu Air Universitas Sumatera Utara 49

A. Tahap Awal

Tahap awal dari perakitan konstruksi model adalah dengan cara: 1. Membuat daftar pembelian bahan konstruksi. Ada beberapa barang penting yang harus dibeli seperti triplek garuda form, akrilik, kayu dan ban. Tujuan dari pembuatan daftar ini adalah untuk mempermudah peneliti dalam pencarian bahan konstruksi di toko bangunan. 2. Survei ketersediaan bahan konstruksi. Setelah daftar pembelian telah selesai dipilih dan dibahas dengan dosen pembimbing, selanjutnya dilakukan survei bahan ke panglong. Karena beberapa bahan yang diperlukan adalah bahan yang jarang ditemukan di pasar masyarakat, maka perlu melakukan pembelian indent pesanan. Hal-hal ini yang mesti dihindari sehingga proses atau tahap kedepannya dapat berjalan dengan baik. 3. Membeli bahan konstruksi dengan mutu tinggi. Barang-barang atau bahan-bahan konstruksi yang dibeli di pasaran belum tentu terjamin kualitasnya dari segi mutu. Oleh karena itu kami sangat berhati-hati dalam memilih bahan yang berkualitas dengan mutu yang terjamin pula. Pemilihan bahan sesuai standar SNI ataupun bahan dengan kualitas terbaik adalah prioritas utama yang kami kedepankan. Karena model yang akan dibuat adalah model dengan konstruksi yang kuat , baik dan tahan lama. 4. Menyiapkan planning kerja Universitas Sumatera Utara 50 Setelah ketiga konsep tadi sudah terlaksana, maka dibuatlah persiapan planning kerja. Dimana seluruh barang dan bahan tersebut diletakkan pada satu tempat tertentu, yang dimana dapat mempermudah pekerjaan nantinya. Selain perletakan alat-alat kerja, kami membuat planning kerja yang dimana berfungsi agar rangkaian kegiatan perakitan dapat berjalalan dengan baik. Gambar 4.2 Bagan Kegiatan Kerja

B. Tahap Pelaksanaan Perakitan

1. Perakitan Tahap I Kaki Besi a. Perakitan kaki besi digunakan sebagai dudukan saluran. Rangkaian besi disatukan sepanjang 13.5 meter dengan lebar 0.6 meter dan tinggi 1 meter. Flume protoype Pembuatan Kaki Pengelasan kaki meja saluran Leveling kedaratan meja Pengeboran kaki kaku Pembuatan Dinding Saluran Pemotongan triplek Merangkai triplek Meletakkan saluran pada meja Pemasangan kaca akrilik Pemasangan pintu Pembebanan pintu Bangunan pendukung Merangkai Alat Pendukung Pembuatan bejana pemasangan pompa pemasangan pipa dan selang Universitas Sumatera Utara 51 b. Rangkaian ini diletakkan di base plan. Karena lantai base plan tidak rata, maka dilakukan leveling untuk meratakan titik 0 meter sampai dengan titik 13.5 meter. c. Pengeboran kaki kaku berfungsi untuk menempatkan tiap-tiap variabel kemiringan s. ditiap lubang diberi baut untuk mengikat lempeng kaki kaku ke kaki meja saluran. Kemiringan diambil per 5 cm ketinggian. Variabel 0, 5, 10, 15 cm dari elevasi datar. Proses Perakitan Tahap 1 kaki besi dapat dilihat pada Gambar 4.5 a b.1 b.2 c Gambar 4.3 a Pengelasan meja, b.1 Leveling Longitudinal, b.2 Leveling Cross, c Pemasangan kaki kaku Sumber : Dokumentasi penelitian Universitas Sumatera Utara 52 2. Perakitan Badan Saluran a. Pemotongan triplek dibagi atas 3 bagian memanjang dalam 1 lembar triplek. Ukuran triplek garuda form adalah 1.22 x 2.44 meter. Dua bagian triplek uk. 0.41 x 2.44 meter sebagai dinding saluran dan satu uk. 0.40 x 2.44 meter sebagai dasar saluran. b. Triplek tidak langsung disatukan disetiap sisinya, namun dibuat mal kayu uk. 1 2 inci sesuai desain agar triplek dapat diletakkan dalam kondisi kuat. Kayu sebagai mal tersebut disatukan sepanjang triplek menggunakan paku uk. ½ inci. Jarak antar paku ke paku adalah 10 cm. Untuk menyelesaikan rangkaian triplek sejauh 1500 cm dengan uk. 40 x 40 cm digunakan 6 lembar triplek. c. Meletakkan saluran diatas meja , dirangkai persegmen agar tidak terlalu berat untuk diangkat ke meja. Terlebih dahulu diletakkan alas saluran, kemudian dinding-dinding salurannya. d. Setelah itu pemasangan kaca akrilik. Fungsi akrilik ini adalah sebagai tempat pengamat aliran di bagian ujung. Panjang segmen akrilik adalah 600 cm dengan tebal yang sama dengan triplek, yaitu 0.99 cm. e. Sebelum memasang pintu, segmen bangunan pendukung terlebih dahulu dimasukkan dan di letakkan ditempat yang telah dipersiapkan. Prosesnya, hanya memakukan beberapa bagian dari tiap bangunan pendukung. Lalu pemasangan pintu.menggunakan klep besi uk. ¾ inci sebanyak 4 buah kondisi ini dibarengi dengan menggukan ban dan pemberian beban ke dalam box pintu. Universitas Sumatera Utara 53 Proses pembuatan dinding saluran dapat dilihat pada Gambar 4.4 a b c.1 c.2 d e Gambar 4.4 a Pemotongan triplek, b Merangkai triplek, c.1, c.2 Meletakkan saluran pada meja, d Pemasangan kaca akrilik, e Pemasangan pintu Sumber : Dokumentasi penelitian Universitas Sumatera Utara 54 3. Perakitan Alat Pendukung a. Pembuatan bejana memakai bejana bekas yang ada di Laboratorium Hidraulika Universitas Sumatera Utara. Memakai dua buah bejana uk. 2 x 1 meter dan uk. 1x 1 meter. Dilakukan pengelasan dan pemotongan untuk menyatukan dua bejana ini. b. Pemasangan pompa dan sambungan pipa. Meletakkan pipa di bawah saluran sepanjang 10 meter. Kemudian disambung memakai selang kebagian pompa. Lalu pemasangan selang pompa ke bejana. Proses merangkai alat pendukung dapat dilihat pada Gambar 4.5 a b Gambar 4.5 a Bak Air, b Pompa

C. Tahap Akhir

Pengetesan fungsional alat secara general. Pengetesan dilakukan ketika semua alat telah terpasang. Pengetesan antara lain :  Pengetesan kecepatan air yang dapat digunakan.  Ketersediaan air agar tidak menghambat penelitian.  Pengetesan pintu, syarat tinggi air pada pintu harus 23 ukuran pintu. Universitas Sumatera Utara 55  Pembebanan pintu untuk mengatur tinggi muka air di hulu.  Pengetesan bangunan pendukung, untuk melihat ada tidaknya kegagalan dalam konstruksi bangunan pendukung.

4.3 Kalibrasi alat dan Model