Hasil Laboratory Test Kalibrasi alat dan Model

61  Pengamatan konstan air, lalu hitung tinggi muka air di hulu ℎ , pintu hp, hilir hi.  Catat data yang diperoleh dari percobaan.  Lakukan ulang praktikum dalam bentuk variabel yang lain sesuai penelitian.

4.4.2 Hasil Laboratory Test

4.4.2.1 Data Praktikum

Hasil diperoleh setelah melaksanakan kegiatan praktikum selama kurang lebih satu bulan dari tanggal 10 Juni 2016 sampai 29 Agustus 2016. Dilaksanakan di Laboratorium Hidraulika Universitas Sumatera Utara. Karena banyak mengalami perubahan, maka penelitian dibagi atas 3 kali pengulangan. Bentuk form yang dipakai untuk mendapatkan data dapat dilihat dibawah ini :

1. Praktikum 1

 Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Tabel 4.1 Hasil Percobaan I 1 0.4 17 154 121 2 0.35 16 148 115 3 0.3 16.5 140 111 4 0.25 15 133 108 5 0.2 13 126 102 6 0.15 11 124 99 7 0.1 9 123 94 22.5 20 16.5 13.5 hi mm Pintu terbuka pada saat mm 28 27.5 26 percobaan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm Sumber; Hasil Laboratory Test Universitas Sumatera Utara 62 Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 17˚, tinggi hu = hp sebesar 154 mm, hi sebesar 28 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 121 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 9˚, tinggi hu = hp sebesar 123 mm, hi sebesar 13.5 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 94 mm. Gambar 4.12 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan I Praktikum I  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan penambahan tekanan maksimum 10 psi . Tabel 4.2 Hasil Percobaan II 1 0.4 10 22 169 127 2 0.35 10 20 154 121 3 0.3 10 18 148 115 4 0.25 10 16 140 110 5 0.2 10 15 133 107 6 0.15 10 12.5 126 101 7 0.1 10 12 124 98 Pintu terbuka pada saat mm 27 26 24.5 percobaan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm 22.5 19 16 14 hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Universitas Sumatera Utara 63 Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 22˚, tinggi hu = hp sebesar 169 mm, hi sebesar 27 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 127 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 12˚, tinggi hu = hp sebesar 124 mm, hi sebesar 14 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 98 mm. Gambar 4.13 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan II Praktikum I  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Tabel 4.3 Hasil Percobaan III 1 0.4 16 155 105 19 98 2 0.35 14.5 151 101 18.5 92 3 0.3 13 147 97 17 89 4 0.25 12 142 92 15 83 5 0.2 11.5 136 86 14.5 78 6 0.15 11 130 80 14 75 7 0.1 9 123 73 12 73 Pintu terbuka pada saat mm percobaan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Universitas Sumatera Utara 64 Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 16˚, tinggi hu = 155mm, hp = 105 mm, hi sebesar 19 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 98 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, dip eroleh sudut bukaan pintu sebesar 9˚, tinggi hu = 123 mm, hp = 73 mm, hi sebesar 12 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 73 mm. Gambar 4.14 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan III Praktikum I  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan penambahan tekanan 10 psi Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.4 Hasil Percobaan IV 1 0.4 10 18 163 113 20 105 2 0.35 10 16 159 109 19 95 3 0.3 10 14 155 105 18.5 91 4 0.25 10 13.5 151 101 18 89 5 0.2 10 13 145 95 17 85 6 0.15 10 12.5 142 92 16 82 7 0.1 10 11.5 140 90 15 80 Pintu terbuka pada saat mm percob aan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 18˚, tinggi hu = 163mm, hp = 113 mm, hi sebesar 20 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 105 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 11.5˚, tinggi hu = 140 mm, hp = 90 mm, hi sebesar 15 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 80 mm. Gambar 4.15 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan IV Praktikum I Universitas Sumatera Utara 66

1. Praktikum 2

 Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Tabel 4.5 Hasil Percobaan I 1 0.4 19 185 139 2 0.35 17 179 133 3 0.3 16 171 128 4 0.25 15 164 125 5 0.2 14 157 119 6 0.15 13.5 155 118 7 0.1 13.5 154 116.5 26.5 23.3 20 17 hi mm Pintu terbuka pada saat mm 31 31 30 percobaan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 19˚, tinggi hu = hp sebesar 185 mm, hi sebesar 31 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 139 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 13.5˚, tinggi hu = hp sebesar 154 mm, hi sebesar 17 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 116.5 mm. Gambar 4.16 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan I Praktikum II Universitas Sumatera Utara 67  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan penambahan tekanan maksimum 10 psi Tabel 4.6 Hasil Percobaan II 1 0.4 10 24 200 145 2 0.35 10 22 185 139 3 0.3 10 20 179 133 4 0.25 10 18 171 128 5 0.2 10 17 164 125 6 0.15 10 14.5 157 119 7 0.1 10 14 155 114 23.5 20 17 15 hi mm Pintu terbuka pada saat mm 31 30 26.5 percobaan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 24˚, tinggi hu = hp sebesar 200 mm, hi sebesar 31 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 145 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 14˚, tinggi hu = hp sebesar 155 mm, hi sebesar 15 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 114 mm. Gambar 4.17 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan II Praktikum II Universitas Sumatera Utara 68  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Tabel 4.7 Hasil Percobaan III 1 0.4 18 180 130 23 116 2 0.35 16.5 176 126 22 110 3 0.3 15 171 121 20 107 4 0.25 14 166 116 17 101 5 0.2 13.5 160 110 13 96 6 0.15 11.5 154 104 10 93 7 0.1 10 153 103 7 91 Pintu terbuka pada saat mm percoba an Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 18˚, tinggi hu = 180 mm, hp = 130 mm, hi sebesar 23 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 116 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 10˚, tinggi hu = 153 mm, hp = 103 mm, hi sebesar 7 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 91 mm. Gambar 4.18 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan III Praktikum II Universitas Sumatera Utara 69  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan penambahan tekanan 10 psi Tabel 4.8 Hasil Percobaan IV 1 0.4 10 20 186 136 20 120 2 0.35 10 18 182 132 20 110 3 0.3 10 16 178 128 19 106 4 0.25 10 15.5 172 122 27.5 104 5 0.2 10 14 166 116 17 99 6 0.15 10 13.5 162 112 15.5 93 7 0.1 10 13 160 110 15.5 91 Pintu terbuka percob aan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 20˚, tinggi hu = 186 mm, hp = 136 mm, hi sebesar 20 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 120 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 10 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 13˚, tinggi hu = 160 mm, hp = 110 mm, hi sebesar 15.5 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 91 mm. Gambar 4.19 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan IV Praktikum II Universitas Sumatera Utara 70

2. Praktikum 3

 Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Tabel 4.9 Hasil Percobaan I 1 0.4 24 270 235 2 0.35 23 267 229 3 0.3 21.5 263.5 225 4 0.25 20 260 222 5 0.2 18 257 216 6 0.15 16 255.5 213 7 0.1 14 253 208 Pintu terbuka 33 31.5 29.5 percobaa n Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm 27.5 26 24.5 23 hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 24˚, tinggi hu = hp sebesar 270 mm, hi sebesar 33 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 235 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 14˚, tinggi hu = hp sebesar 253 mm, hi sebesar 23 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 208 mm. Gambar 4.20 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan I Praktikum III Universitas Sumatera Utara 71  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan penambahan tekanan maksimum 20 psi Tabel 4.10 Hasil Percobaan II 1 0.4 20 29 281 241 2 0.35 20 27 279 238 3 0.3 20 24.5 276 235 4 0.25 20 22 272 232.5 5 0.2 20 20 269 229 6 0.15 20 18 266 217 7 0.1 20 16 263 214 16 15 14 12.5 hi mm Pintu terbuka 21 19.5 17.5 percobaa n Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu = hp mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 20 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 29˚, tinggi hu = hp sebesar 281 mm, hi sebesar 21 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 241 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 20 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 16˚, tinggi hu = hp sebesar 263 mm, hi sebesar 12.5 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 214 mm. Gambar 4.21 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan II Praktikum III Universitas Sumatera Utara 72  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Tabel 4.11 Hasil Percobaan III 1 0.4 27.5 270 220 20 223 2 0.35 25 267 217 18.5 219 3 0.3 23 265.5 215.5 16.5 216 4 0.25 20.5 264 214 14 212 5 0.2 18.5 260 210 12.5 209 6 0.15 16 258 208 10 204 7 0.1 14 256 110 8 201 Pintu terbuka percob aan Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 27.5˚, tinggi hu = 270 mm, hp = 220 mm, hi sebesar 20 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 223 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 0 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 14˚, tinggi hu = 256 mm, hp = 110 mm, hi sebesar 8 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 201 mm. Gambar 4.22 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan III Praktikum III Universitas Sumatera Utara 73  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan penambahan tekanan 20 psi Tabel 4.12 Hasil Percobaan IV 1 0.4 20 22 279 229 31.5 212 2 0.35 20 20 277 227 29 208 3 0.3 20 18 275.5 225.5 27.5 204 4 0.25 20 16.5 274 224 25 200 5 0.2 20 15 271 221 23 196 6 0.15 20 14 268 218 21 193 7 0.1 20 12.5 266 216 19.5 190 Pintu terbuka percoba an Vu ms pressure psi sudut pintu ̊ hu mm hp mm hi mm Sumber; Hasil Laboratory Test Keterangan : 1. Pada kecepatan maksimum 0.4 ms dengan tekanan 20 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 22˚, tinggi hu = 279 mm, hp = 229 mm, hi sebesar 31.5 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 212 mm. 2. Pada kecepatan minimum 0.1 ms dengan tekanan 20 psi, diperoleh sudut bukaan pintu sebesar 12.5˚, tinggi hu = 266 mm, hp = 216 mm, hi sebesar 12.5 mm, dan pintu terdorong pertama pada saat h sebesar 190 mm. Gambar 4.23 Model Pintu Air Pak Tani Saat di Aliri Air Pada Percobaan IV Praktikum III Universitas Sumatera Utara 70 Tabel 4.13 Hasil penelitian percobaan 1, percobaan 2, dan percobaan 3 No Kegiatan Bangunan Pendukung percobaan Kondisi Pintu Beban pintu kg Tekanan psi Kecepatan aliran ms Perolehan Data hu mm hp mm hi mm

1 Praktikum 1

Tipe I Kondisi dasar saluran normal datar I Pintu tanpa ban 6 0.1 123 123 13.5 0.15 124 124 16.5 0.2 126 126 20 0.25 133 133 22.5 0.3 140 140 26 0.35 148 148 27.5 0.4 154 154 28 II Pintu dengan ban 6 10 0.1 124 124 14 0.15 126 126 16 0.2 133 133 19 0.25 140 140 22.5 0.3 148 148 24.5 0.35 154 154 26 0.4 169 169 27 Tipe II Kondisi dasar saluran menanjak segitiga III Pintu tanpa ban 6 0.1 123 73 12 0.15 130 80 14 0.2 136 86 14.5 0.25 142 92 15 0.3 147 97 17 0.35 151 101 18.5 Universitas Sumatera Utara 71 0.4 155 105 19 IV Pintu dengan ban 6 10 0.1 140 90 15 0.15 142 92 16 0.2 145 95 17 0.25 151 101 18 0.3 155 105 18.5 0.35 159 109 19 0.4 163 113 20

2 Praktikum 2

Tipe I Kondisi dasar saluran normal datar I Pintu tanpa ban 25 0.1 154 154 17 0.15 155 155 20 0.2 157 157 23.3 0.25 164 164 26.5 0.3 171 171 30 0.35 179 179 31 0.4 185 185 31 II Pintu dengan ban 25 10 0.1 155 155 15 0.15 157 157 17 0.2 164 164 20 0.25 171 171 23.5 0.3 179 179 26.5 0.35 185 185 30 0.4 200 200 31 Tipe II III Pintu 25 0.1 153 103 7 Universitas Sumatera Utara 72 Kondisi dasar saluran menanjak segitiga tanpa ban 0.15 154 104 10 0.2 160 110 13 0.25 166 116 17 0.3 171 121 20 0.35 176 126 22 0.4 180 130 23 IV Pintu dengan ban 25 10 0.1 160 110 15.5 0.15 162 112 15.5 0.2 166 116 17 0.25 172 122 27.5 0.3 178 128 19 0.35 182 132 20 0.4 186 136 20

3 Praktikum 3

Tipe I Kondisi dasar saluran normal datar I Pintu tanpa ban 35 0.1 253 253 23 0.15 255.5 255.5 24.5 0.2 257 257 26 0.25 260 260 27.5 0.3 263.5 263.5 29.5 0.35 267 267 31.5 0.4 270 270 33 II Pintu dengan ban 35 20 0.1 263 263 12.5 0.15 266 266 14 0.2 269 269 15 Universitas Sumatera Utara 73 0.25 272 272 16 0.3 276 276 17.5 0.35 279 279 19.5 0.4 281 281 21 Tipe II Kondisi dasar saluran menanjak segitiga III Pintu tanpa ban 35 0.1 266 216 19.5 0.15 268 218 21 0.2 271 221 23 0.25 274 224 25 0.3 275.5 225.5 27.5 0.35 277 227 29 0.4 279 229 31.5 IV Pintu dengan ban 35 20 0.1 256 110 8 0.15 258 208 10 0.2 260 210 12.5 0.25 264 214 14 0.3 265.5 215.5 16.5 0.35 267 217 18.5 0.4 270 220 20 Universitas Sumatera Utara 74

4.4.2.2 Grafik dan Dokumentasi Penelitian 1.

Praktikum 1  Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Gambar 4.24 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. 90 100 110 120 130 140 150 160 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms perbandingan tinggi muka air dengan kecepatan hu=hp pintu terbuka Universitas Sumatera Utara 75 Gambar 4.25 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 20 psi Gambar 4.26 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 5 10 15 20 25 30 35 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi 70 90 110 130 150 170 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu=hp pintu terbuka Universitas Sumatera Utara 76 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.27 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. 10 15 20 25 30 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 77  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Gambar 4.28 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.29 Perbandingan tinggi muka air di hilir 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp 5 10 15 20 25 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 78 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 20 psi Gambar 4.30 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp Universitas Sumatera Utara 79 Gambar 4.31 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. a b Gambar 4.32 a Proses pengukuran tinggi muka air di hlir dan b pengukuran tinggi muka air di hulu 5 10 15 20 25 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 80

2. Praktikum 2

 Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Gambar 4.33 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. 110 120 130 140 150 160 170 180 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu=hp pintu terbuka Universitas Sumatera Utara 81 Gambar 4.34 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 20 psi Gambar 4.35 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 15 20 25 30 35 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu=hp pintu terbuka Universitas Sumatera Utara 82 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.36 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 83  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Gambar 4.37 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.38 Perbandingan tinggi muka air di hilir 90 110 130 150 170 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp 5 10 15 20 25 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 84 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 20 psi Gambar 4.39 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp Universitas Sumatera Utara 85 Gambar 4.40 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 86 a b c Gambar 4.41 a proses perhitungan tinggi muka air di hilir, bperhitungan tinggi muka air di hulu, dan c sudut pintu

3. Praktikum 3

 Percobaan I Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 0 psi Gambar 4.42 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 200 220 240 260 280 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu=hp pintu terbuka Universitas Sumatera Utara 87 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.43 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. 20 22 24 26 28 30 32 34 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan hi dgn V Series1 Universitas Sumatera Utara 88  Percobaan II Menggunakan Bangunan Tipe I dengan tekanan 20 psi Gambar 4.44 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu dan di pintu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 4. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.45 Perbandingan tinggi muka air di hilir 200 250 300 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu=hp pintu terbuka 10 20 30 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms perbandingan hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 89 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan III Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 0 psi Gambar 4.46 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. 190 210 230 250 270 290 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp Universitas Sumatera Utara 90 Gambar 4.47 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir.  Percobaan IV Menggunakan Bangunan Tipe II dengan tekanan 20 psi Gambar 4.48 Perbandingan tinggi muka air pada pintu terhadap bukaan pintu Data 1 10 20 30 40 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms perbandingan hi dgn V hi 190 210 230 250 270 290 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms Perbandingan tinggi hu=hp dgn pintu terbuka hu pintu terbuka hp Universitas Sumatera Utara 91 Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hulu, 2. Garis warna merah menunjukkan tinggi bukaan pertama, 3. Garis warna hijau menunjukkan di pintu, 4. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hulu, di pintu, dan tinggi bukaan pertama dengan kecepatan aliran, 5. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air. Gambar 4.49 Perbandingan tinggi muka air di hilir Keterangan : 1. Garis warna biru menunjukkan tinggi muka air di hilir, 2. Grafik di atas menunjukkan perbandingan tinggi muka air di hlir, dengan kecepatan aliran, 3. Semakin besar kecepatan, maka akan semakin besar tinggi muka air di hilir. 5 10 15 20 25 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 ti n g g i m u ka a ir m m kecepatan aliran ms perbandingan hi dgn V hi Universitas Sumatera Utara 92 a b c Gambar 4.50 a Proses pengukuran tinggi muka air di hulu, b pengukuran tinggi muka air di hilir, dan c pengukuran sudut pintu air Universitas Sumatera Utara 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN