Latar Belakang Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dekade terakhir ini atau sering juga disebut sebagai era globalisasi, batas nonfisik antar negara semakin sulit untuk membedakannya dan bahkan cenderung tanpa batas borderless state. Dampak yang sangat terasa dengan terjadinya globalisasi yakni arus informasi yang begitu cepat sampai ke tangan masyarakat. Jadi tidak mengherankan, jika berbagai pihak khususnya di kalangan pebisnis yang berlomba untuk memperbaharui informasi dengan cepat. Hal ini semua tentu berkat kemajuan teknologi yang terus digunakan dan dikembangkan oleh para ahlinya. Dengan semakin dekatnya batas antar negara dengan negara lain maka keadaan ini secara langsung akan memberikan peluang bagi setiap negara untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka diri juga bagi para investor asing juga sangat terbuka luas 1 . Negara Indonesia ialah salah satu negara yang telah membuka diri sebagai negara yang memiliki potensi wilayah alam yang sangat menjanjikan untuk kegiatan penanaman modal investasi yang tentunya menguntungkan bagi negara maupun bagi investor kegiatan penanaman modal pada umumnya ialah sebuah kegiatan usaha yang dilakukan dengan memberikan sejumlah saham atau modal pada suatu waktu tertentu untuk mendapatkan hasil atau keuntungan dari kegiatan tersebut. 1 Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Cetakan I Bandung: Penerbit Nuansa Aulia, 2007, hlm. 17-18. Universitas Sumatera Utara Bagi Indonesia, kegiatan investasi langsung baik yang berbentuk investasi asing langsung foreign direct investment maupun investasi langsung dalam negeri penanaman modal dalam negeri, mempuyai kontribusi secara langsung bagi pembangunan. Investasi langsung akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi dan pengetahuan, serta menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran dan mampu meningkatkan daya beli masyarakat. 2 Manfaat yang dimaksud dari kegiatan penanaman modal investasi ini bagi suatu negara yaitu untuk meningkatkan pemasukan negara penerima investasi, mempercepat pembangunan nasional serta memberikan lapangan pekerjaan bagi rakyat, manfaat lain yang akan dirasaan bagi suatu negara penerima investasi yang dimaksudkan ialah dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal; dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku; menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor; dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak; adanya alih teknologi transfer of technology maupun alih pengetahuan transfer of know how. Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi di daerah di mana investasi langsung menjalankan aktivitasnya. 3 Arti penting dari kegiatan penanaman modal maupun kehadiran investor menurut Gunarto Suhardi yaitu “Investasi langsung lebih baik jika dibandingkan 2 Mengenal keterkaitan antara investasi, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan lihat World Bank, World Development Report 2005, A Better Investment Climate for Everyone, 2004, hlm. 24-30. 3 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm. 24. Universitas Sumatera Utara dengan investasi portofolio, karena investasi langsung lebih permanen ”. Selain itu investasi langsung : 1. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk. 2. Mempunyai kekuatan penggandaan dalam ekonomi lokal. 3. Memberikan risidu baik berupa peralatan maupun alih teknologi 4. Bila produksi di ekspor memberikan jalur atau jalan pemasaran yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal di samping seketika memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara. 5. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing. 6. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah karena bila investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan keamanan juga akan diberikan. 4 Secara umum diketahui bahwa kegiatan penanaman modal investasi khususnya yang berlokasi di negara-negara berkembang atau sedang berkembang, membuat investor sangat merasa khawatir karena memikirkan banyak resiko yang mungkin akan timbul apabila melakukan investasi di negara yang tidak tepat, hal itu disebabkan oleh banyak hal diantaranya : keadaan politik, sosial, dan ekonomi dari negara-negara berkembang atau sedang berkembang belum stabil, keamanan serta infrastruktur yang kurang memadai dan tidak adanya kepastian hukum bagi para investor dalam investasi. Hal inilah yang menjadi masalah yang dapat menjadi penghambat dalam kegiatan penanaman modal investasi 5 . Dapat dimaklumi mengapa investor membutuhkan adanya kepastian hukum serta infrastruktur yang memadai, sebab dalam melakukan investasi selain 4 Gunarto Suhadi, Beberapa Elemen Penting dalam Hukum Perdagangan Internasional Yogyakarta: Penerbit Univesitas Atmajaya, 2004, hlm. 45. 5 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia Jakarta: Penerbit Kencana, 2004, hlm. 69. Universitas Sumatera Utara tunduk pada peraturan hukum serta ketentuan hukum di bidang investasi, juga ada ketentuan lain yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Ketentuan tersebut, antara lain berkaitan dengan perpajakan, ketenagakerjaan, dan masalah pertanahan. Semua ketentuan ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam melakukan kegiatan investasi. 6 Sebagai mana yang dikemukakan oleh Charles Himawan yaitu ; “Peraturan-peraturan itu kadang-kadang demikian banyaknya sehingga menimbulkan kekaburan akan hukum yang berlaku. Untuk memanfaatkan modal multinasional secara maksimal diperlukan kejernihan hukum.” Selanjutnya dikemukakan: “Apabila hukum yang berwibawa berarti hukum yang ditaati orang, baik orang yang membuat hukum itu maupun terhadap siapa hukum itu ditujukan, akan terlihat disini kaitan antara manusia dan hukum. Dirasakan pula perlunya hukum yang berwibawa untuk menunjang pembangunan. Dalam konteks yang berlainan diamati perlunya kepastian hukum untuk menjamin arus modal capital flow ke Indonesia ”. 7 Indonesia saat ini masih digolongkan ke dalam kategori negara yang berkembang, karena Indonesia masih membutuhkan bantuan berupa modal yang diinvestasikan oleh pihak asing maupun swasta. Dana yang diperoleh ini akan digunakan oleh pemerintah dalam membangun maupun menciptakan sebuah lokasi wilayah yang bermanfaat dari segi geostrategis ataupun geoekonomis. Secara langsung kegiatan inilah yang akan berfungsi untuk meningkatkan perekonomian negara. 8 Namun faktanya banyak wilayah di negara kesatuan Republik Indonesia yang belum optimal dalam hal pemanfaatan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan wilayah yang masih sulit untuk dijangkau atau diakses 6 Sentosa Sembiring, Op.Cit., hlm.32. 7 Charles Himawan, Hukum Sebagai Panglima Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003. Cetakan I, hlm. 113155. 8 ”Kategori Investasi Indonesia” https:google.co.idsearch diakses pada 02 Oktober 2015 Universitas Sumatera Utara oleh angkutan baik udara, laut, maupun darat. Secara langsung hal ini menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya di wilayah tersebut karena berbagai alasan. Untuk itulah perlu pembangunan infrastruktur oleh pemerintah guna menunjang atau meningkatkan nilai tambah wilayah yang akan dijadikan sumber potensial bagi ekonomi nasional. Secara nasional masih banyak terjadi ketidakmerataan terhadap pembangunan nasional, seperti di wilayah Papua, Sulawesi dan Kalimantan yang saat ini masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Pembangunan cenderung hanya berpusat pada wilayah besar dan padat penduduk, seperti Jakarta atau Medan yang saat ini sedang mengalami pembangunan yang besar- besaran namun hanya cenderung berpusat pada wilayah perkotaan saja. Hal ini tentu akan berakibat pada kurangnya lahan yang akan dijadikan untuk pemukiman umum sementara jumlah penduduk semakin hari semakin bertambah. Keadaan ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam investasi nasional serta pembangunan nasional, yang menyebabkan ketertinggalan serta kemerosotan ekonomi di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena hanya wilayah tertentu saja yang menjadi pusat perhatian pemerintah dalam hal pembangunan, sementara banyak wilayah di Indonesia yang punya nilai potensial jika dimanfaatkan dengan baik serta dikelola oleh pihak-pihak yang tentunya bertanggung jawab atas pengembangan wilayah tersebut. Tujuan dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Program Pembangunan Nasional Propenas yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan di berbagai bidang, diantaranya bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi identik Universitas Sumatera Utara dengan pembangunan di sektor-sektor ekonomi yang terdapat di negara kita ini, seperti sektor pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lain-lain. 9 Pelaksanaan pembangunan nasional seperti yang diketahui membutuhkan modal yang cukup besar dan tersedia pada waktu yang tepat. Modal dapat disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Keadaan yang ideal, dari segi nasionalisme adalah apabila kebutuhan akan modal tersebut sepenuhnya dapat disediakan oleh kemampuan modal dalam negeri sendiri, apakah itu oleh pemerintah dan atau dunia usaha swasta dalam negeri. Dalam hal ketersediaan modal yang dapat dikerahkan untuk melaksanakan pembangunan nasional dirasakan tidak memadai, sehingga pemerintah merasa perlu melakukan berbagai kebijaksanaan dan pendekatan kepada negara-negara yang dapat memberikan bantuaanya kepada Indonesia. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah dalam menarik minat investor asing maupun domestik yaitu dengan menciptakan iklim usaha yang memadai, artinya dilihat dari perspektif hukum ada aturan yang jelas. Itulah sebabnya mengapa para pemimpin pemerintahan mengadakan berbagai pertemuan internasional untuk menyatukan persepsi dalam merusmuskan norma-norma terkait investasi. Dengan kata lain, dengan adanya pertemuan baik secara bilateral maupun multilateral yang wujud konkretnya dalam perjanjian internasional bisa diangkat menjadi hukum nasional dengan mengadopsi norma atau nilai yang terkandung dalam tatanan global. 10 9 Aminuddin Ilmar,Op.Cit., hlm.1-2. 10 Sentosa Sembiring Op.Cit., hlm. 47. Universitas Sumatera Utara Guna pencapaian percepatan pembangunan ekonomi nasional dan untuk mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkatan penanaman modal untuk mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi rill dengan menggunakan modal dalam negeri maupun modal luar negeri maka pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal selanjutnya disebut UUPM sebagai salah satu bentuk upaya atau apresiasi pemerintah bagi pengembangan iklim investasi di Indonesia. Berdasarkan Pasal 31 UUPM Tahun 2007 11 pemerintah juga mengamanatkan tentang Kawasan Ekonomi Khusus yang diperuntukan untuk kegiatan investasi, yang kemudian dijadikan dasar hukum perlunya diatur kebijakan tersendiri mengenai Kawasan Ekonomi Khusus selanjutnya disebut KEK dalam suatu Undang-undang yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK selanjutnya disebut UU KEK, diikuti peraturan penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus yaitu Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Jo Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2012 selanjutnya disebut PP Penyelenggara KEK. Pengesahan undang-undang tentang KEK ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam hal urbanisasi, ketidakmerataan pembangunan serta penyerapan tenaga kerja, pembentukan KEK juga diharap dapat meningkatkan nilai investasi, mendorong kegiatan ekspor serta pertumbuhan wilayah nasional secara merata dan seimbang. 12 11 Pasal 31, Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal L.N.No.67 Tahun 2007. 12 Buletin elektronik, Kajian Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur untuk Mendorong Pengembangan KEK ,https:penataanruang.pu.go.id diakses pada 02 Oktober 2015 Universitas Sumatera Utara Konsistensi pemerintah terkait pengembangan wilayah khusus untuk sektor ekonomi tersebut memang telah terbukti dengan diterbitkannya UU KEK dan melalui pembentukan Undang-Undang ini pemerintah berharap regulasi ini akan menjadi sebuah angin segar bagi siklus investasi nasional dan dengan terbentunya Undang-Undang ini maka semakin terbuka peluang bagi setiap wilayah untuk mengajukan pengembangan wilayahnya. Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasiliatas tertentu. Fungsi atau manfaat dari pembentukan KEK ini adalah untuk melakukan dan mengembangkan kegiatan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan energi, transportasi, maritim, dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Manfaat lain dari pembentukan KEK ini ialah untuk memberikan kemudahan bagi para investor untuk menentukan jenis investasi apa yang akan di lakukan sesuai dengan potensi alam yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan secara nasional guna meningkatkan nilai investasi di Indonesia melalui pembentukan KEK, sesuai dengan salah satu asas dalam penyelenggaraan penanaman modal yaitu keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi yang menekankan pentingnya pemerataan pembangunan di setiap daerah potensial melalui usulan yang diajukan oleh tiap-tiap daerah melalui dewan administrator. Dengan prinsip ini setiap wilayah secara nasional melalui sumber potensial yang dihasilkan dapat menjadi salah satu pemasukan bagi Universitas Sumatera Utara ekonomi nasional tentunya dengan pengelolaan yang tepat baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penyusun skripsi ini tertarik untuk membahas mengenai bagaimanakah penyelenggaraan KEK di Indonesia, serta pengaturan kegiatan penanaman modal dalam KEK hingga analisis secara yuridis mengenai penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam penanaman modal pada UU KEK dalam upaya pengembangan KEK sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Aspek Globalisasi Prinsip Akuntabilitas dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

0 36 80

Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

4 52 125

KAJIAN YURIDIS TENTANG PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 4 50

PENETAPAN TANJUNG LESUNG SEBAGAI KAWASAN EKONOMI KHUSUS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

0 5 1

Undang Undang No. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 0 28

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 7

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 1

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 20

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 27

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 3