Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

B. Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Pada bab terdahulu telah disinggung sedikit mengenai penanaman modal menurut UUPM yaitu segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik kegiatan penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi Indonesia, kegiatan penanaman modalinvestasi langsung, baik dalam bentuk investasi langsung maupun tidak langsung mempunyai kontribusi secara langsung bagi pembangunan. Penanaman modal akan semakin mendorong pertumbuhan ekonomi, alih teknologi dan pengetahuan, serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran dan mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Guna menarik investor mengingat daya saing yang dimiliki Indonesia demi perkuatan ekonomi bangsa Indonesia, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, berupa : 1. Wilayah yang subur dan luas dengan kekayaan alam yang melimpah 2. Upah buruh yang relatif rendah 3. Pasar yang sangat besar 4. Lokasi yang strategis 5. Adanya kepentingan untuk mendorong iklim investasi yang sehat 6. Tidak adanya pembatasan atas arus devisa, termasuk modal dan keuntungan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk memperbaharui undang-undang terkait penanaman modal, yang mencakup semua sektor sesuai ketentuan penanaman modal, atas dasar pertimbangan tersebut, pemerintah memandang Universitas Sumatera Utara perlu melakukan pembuatan Undang-undang penanaman modal untuk menggantikan Undang-undang No. 1 Tahun 1967 Jo Undang-undang No.11 Tahun 1970 tentang penanaman modal asing dan Undang-undang No. 6 Tahun 1968 Jo Undang-undang No.12 Tahun 1970 tentang penanaman modal dalam negeri, maka pemerintah pada tanggal 26 april 2007 telah mengesahkan dan mengundangkan UUPM. 64 Atas dasar pertimbangan di atas maka undang-undang tentang penanaman modal disahkan dan dianggap penting dalam rangka tercapainya arah dan kebijakan pembangunan nasional guna kepentingan nasional. Undang-undang penanaman modal juga harus menjamin perlakuan yang sama, koordinasi antar instansi pemerintah, antara instansi pemerintah pusat dan daerah yang sejalan dengan semangat otonomi daerah. Oleh karena itu, UUPM yang selama ini menjadi dasar hukum kegiatan penanaman modal di Indonesia harus mampu menciptakan suasan yang kondusif agar upaya penarikan investasi dan alokasi sumber dana tersebut dapat terlaksana secara efektif dan efisien dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Selanjutnya dalam UUPM terdapat beberapa kegiatan penting yang dijadikan dasar dalam kegiatan penanaman modal yaitu perizinan penanaman modal, bidang usaha, persyaratan pemilikan modal asing, dan fasilitas yang diberikan dalam kegiatan penanaman modal sesuai UUPM, sejalan dengan itu juga akan dibandingkan dasar kegiatan penanaman modal diatas berdasarkan UU KEK yang juga berkaitan erat dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia. 64 Ibid., hlm. 113. Universitas Sumatera Utara Guna lebih memahami terkait penanaman modal berdasarkan UUPM maka akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Perizinan Penanaman Modal Izin merupakan kewenangan pemerintah untuk mengatur sesuatu hal yang berhubungan dengan peran atau tugasnya. Pemerintah menggunakan izin sebagai suatu sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Pengertian izin menurut Philip M. Hadjhon diartikan sebagai “suatu persetujuan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan-larangan perundangan” 65 . Tujuan darpada dikeluarkannya suatu izin adalah untuk mengendalikan sekaligus sebagai alat pengawasan bagi pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan masyarakat. Utrecht mengartikan izin sebagai “perbuatan yang tidak tertuju kepada hal-hal berbahaya, akan tetapi oleh karena undang-undang menyebutkan, maka harus ada izin” 66 . Lain lagi dengan uraian dari Kranenburg-Vegting. Izin diartikan pada pokoknya sebagai “suatu perbuatan hukum yang bersegi yang dilakukan oleh pemerintah” 67 . Berkaitan dengan perizinan penanaman modal secara tegas dan jelas diatur oleh pemerintah baik melalui UUPM beserta peraturan pelaksananya. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 UUPM menyebutkan bahwa pemerintah memberikan dalam hal kemudahan pelayanan dan atauperizinan, kepada 65 Philipus M. Hadjhon, Pengantar Hukum Perizinan Surabaya: Fakultas Hukum,Universitas Airlangga, 1991, hlm. 3. 66 E.Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Bandung: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat,Universitas Padjadjaran, 1960, hlm. 127. 67 Aminuddin Ilmar, Op.Cit, hlm.127-130. Universitas Sumatera Utara perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor. 68 Perizinan dalam penanaman modal dalam hal hak atas tanah dapat diberikan dan ataudiperpanjang kembali sekaligus dapat diperbaharui kembali atas permohonan penanaman modal, berupa hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai yang diberikan dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah melalui menteri yang terkait. Kemudahan pelayanan dan atauperizinan atas fasilitas keimigrasian diberikan bagi penanam modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam merealisasikan penanaman modal, kegiatan purnajual, dan penjajakan penanaman modal, sebaliknya dalam hal impor pemerintah memberikan kemudahan berupa kemudahan fiskal terhadap barang-barang yang masuk selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guna menarik investasi baik penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri, pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijaksanaan yang berkaitan dengan penanaman modal, terakhir dengan diterbitkannya Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Perka BKPM Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tatacara Perizinan dan Nonperizinan untuk Penanaman Modal di Indonesia. Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang yang diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu PTSP, yang dilakukan 68 Rosyidah Rahmawati, OpCit., hlm. 57. Universitas Sumatera Utara melalui 3 tingkatan yaitu Pemerintah, Pemerintah provinsi, dan Pemerintah KabupatenKota. a. Izin tingkat pusat Pemerintah Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat 1 dikatakan bahwa penyelenggaraan urusan perizinan melalui PTSP di bidang penanaman modal, dilaksanakan oleh PTSP BKPM atas dasar pelimpahanpendelegasian wewenang dari menteri tekniskepala LPNK yang memiliki kewenangan atas urusan pemerintah di bidang penanaman modal yang menjadi kewenangan pemerintah, yang terdiri atas : 69 1 penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi; 2 penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas tinggi pada skala nasional; 3 penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi; 4 penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional; 5 penanaman modal asing dan penanaman modal yang menggunakan modal asing yang berasal dari negara lain, yang didasarkan oleh perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dengan pemerintah negara lain; 6 bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah. 69 Pasal 5, Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Tentang Pedoman Dan Tatacara Perizinan Dan Nonperizinan Untuk Penanaman Modal Di Indonesia No.5 Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara b. Izin tingkat provinsi Penyelenggaraan perizinan melalui tingkat provinsi dilaksanakan oleh Instansi PTSP, dan dibantu oleh Gubernur untuk pendelegasian pemberian perizinan dibawah kewenangan Pemerintah provinsi. 70 c. Izin tingkat kabupatenkota Penyelenggaraan perizinan melalui tingkat kabupatenkota dilaksanakan oleh Instansi PTSP, dan dibantu oleh WalikotaBupati untuk pendelegasian pemberian perizinan dibawah kewenangan pemerintah kabupatenkota. 71 Setelah mendapat pendelegasian dari masing-masing tingkatan perizinan, maka investor dapat melakukan pengajuan permohonan melalui tata cara berikut : 72 1 penanam modal melakukan permohonan perizinan dan nonperizinan penanaman modal ke PTSP bidang penanaman modal, secara manual hardcopy, atau secara elektronik online melalui SPIPISE; 73 2 permohonan diajukan kepada instansi sesuai kewenangan tingkatan atau wilayahnya; 3 penanam modal yang melakukan permohonan secara manual harus menunjukan dokumen asli kepada petugas officer, kecuali untuk Izin Prinsip yang belum berbadan hukum; 4 dokumen asli diperlukan untuk setiap pengurusan Perizinan Nonperizinan penanaman modal; 70 Ibid, Pasal 7 71 Ibid, Pasal 8 72 Ibid, Pasal 14 73 SPIPISE Sistem Pelayanan Informasi Dan Perizinan Investasi Secara Elektronik Universitas Sumatera Utara 5 penanam modal yang menyampaikan permohonan secara online wajib mengunggah selurh dokumen secara lengkap sesuai dengan jenis permohonan yang diajukan; 6 penanam modal yang melakukan permohonan secara manual harus menunjukan dokumen asli kepada petugas officer, kecuali untuk izin prinsip yang belum berbadan hukum; 7 penanam modal dapat mengajukan permohonan secara pararel untuk perizinan maupun Nonperizinan yang tidak berkaitan, dengan hanya menyampaikan satu berkas permohonan melalui SPIPISE; 8 bagi PTSP di bidang penanaman modal yang telah terkoneksi dengan SPIPISE, diwajibkan untuk menggunakan SPIPISE untuk pengurusan perizinan dan nonperizinan. Adapun persyaratan permohonan investasi dalam rangka penanaman modal asingpenanaman modal dalam negeri a Permohonan penanaman modal dalam negeri baru 1 mengisi blanko model IPMDN; 2 surat kuasa dari yang berhak menandatangani; 3 fotokopi nomor pokok wajib pajak NPWP; 4 uraian proses produksi dilengkapi bagan arus proses atau uraian kegiatan usaha untuk bidang jasa; 5 untuk kemitraan; 6 perjanjian kesepakatan kerjasama yang memuat pola kemitraan, hak kewajiban serta bentuk pembinaan untuk usaha kecil; Universitas Sumatera Utara 7 akta pendirian atau perubahannya atau risalah rapat umum pemegang saham RUPS untuk kemitraan bentuk penyertaan saham; 8 surat pernyataan yang bersangkutan termasuk dalam usaha kecil; b Permohonan penanaman modal asing baru 1 mengisi blanko model IPMA; 2 untuk badan usaha asing harus menyertakan joint venture agreement; 3 untuk warga negara asing, fotokopi paspor yang masih berlaku; 4 fotokopi perizinan perusahaan; 5 fotokopi NPWP; 6 fotokopi KTP; 7 surat kuasa jika pengurusannya dilakukan oleh orang lain. c Perluasan penanaman modal asingpenanaman modal dalam negeri 1 fotokopi izin usaha tetap; 2 fotokopi laporan kegiatan penanaman modal terakhir; 3 fotokopi surat persetujuan PMAPMDN pertama; 4 uraian proses produksi; 5 surat kuasa yang berwenang jika penanandatanagn dilakukan oleh orang lain. Universitas Sumatera Utara d Penanaman modal asing patungan Joint Venture 1 pihak asing; 2 pihak Indonesia. e Permohonana angka pengenal impor terbatas 1 mengisi formulir angka pengenal impor terbatas; 2 kartu angka pengenal impor terbatas yang ditandatangani oleh berhak impor dan stempel; 3 fotokopi akta pendirian perusahaananggaran dasar koperasi terakhir mengenai susunan pengurus perusahaan; 4 fotokopi NPWP; 5 fotokopi izin kerja tenaga kerja asing; 6 daftar nama penandatangan dokumen impor dan pas foto; 7 fotokopi surat persetujuan; 8 fotokopi surat persetujuan PMAPMDN; f Permohonan Izin Usaha Tetap 1 mengisi formulir izin usaha tetap; 2 fotokopi akta pendirian perusahaan atau risalah rapat umum pemegang saham RUPS; 3 fotokopi hak atas tanah; 4 fotokopi IMB Perjanjian sewa bangunan; 5 fotokopi UU gangguan; 6 RKLRPL untuk kegiatan wajib AMDAL atau UKLUPL atau SPPL untuk perusahaan tidak wajib AMDAL; 7 fotokopi surat persetujuan PMAPMDN; Universitas Sumatera Utara 8 berita acara pemeriksaan oleh Badan Koordinasi Penanaman modal Pemberdayan BUMD dan Aset Daerah atau laporan kegiatan penanaman modal terakhir; 9 surat kuasa bila pengurusan oleh orang lain; 10 khusus untuk bidang usaha tertentu; g Permohonan Izin Usaha Tetap Pembaharuan 1 fotokopi izin usaha tetap; 2 perpanjangan HBG dan atau HGU; 3 fotokopi laopran kegiatan penanaman modal terakhir. 2. Bidang usaha dalam penanaman modal Berdasarkan ketentuan Pasal 12 Bab VII UUPM disebutkan bahwa 74 : a. semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan b. selanjutnya dilanjutkan bahwa bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah : Produksi Senjata, mesin, alat peledak, peralatan perang, dan bidang usaha lain yang dinyatakan tertutup berdasarkan Undang-undang c. pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertananhan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya 74 Pasal 12, Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Universitas Sumatera Utara d. kriteria dan persyaratan bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden e. pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumebr daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan bidang usaha yang ditunjuk pemerintah. 75 Menurut ketentuan bidang usaha di atas maka bidang usaha atau jenis usaha yang tertutup dan yang terbuka dengan persyaratan ditetapkan melalui Peraturan Presiden disusun dalam suatu daftar yang berdasarkan standart kualifikasi tertentu bidang usaha atau jenis usaha yang berlaku di Indonesia, yaitu klasifikasi berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI dan atauInternasional Standart for Industrial Classification ISIC. Penentuan bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan menggunakan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut; 1. Penyederhanaan Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan bidang usaha terbuka dengan persyaratan, berlaku secara nasional dan bersifat sederhana serta terbatas pada bidang usaha yang terkait dengan kepentingan nasional sehingga merupakan bagian kecil dari keseluruhan dan bagian kecil dari setiap sektor dalam ekonomi. 75 Pasal 12 ayat 5, Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 2007 Universitas Sumatera Utara 2. Kepatuhan terhadap perjanjian atau komitmen internasional Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tdak boleh bertentangan dengan kewajiban Indonesia yang termuat dalam perjanjian internasional yang telah diratifikasi. 3. Transparansi Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan harus jelas, rinci, dapat diukur, dan tidak multi-tafsir serta berdasarkan kriteria tertentu. 4. Kepastian hukum Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak dapat diubah kecuali dengan Peraturan Presiden. 5. Kesatuan wilayah Indonesia sebagai pasar tunggal Bahwa bidang usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan tidak menghambat kebebasan arus barang, jasa, modal, sumber daya manusia dan informasi di dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia. 76 Penyusunan kriteria bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : a. mekanisme pasar tidak efektif dalam mencapai tujuan b. kepentingan nasional tidak dapat dilindungi dengan lebih baik melalui instrumen kebijakan lain c. mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan adalah efektif untuk melindungi kepentingan nasional 76 Pasal 5, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal Universitas Sumatera Utara d. Mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan adalah konsisten dengan keperluan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengusaha nasional dalam kaitan dengan kegiatan penanaman modal danatau masalah yang dihadapi pengusaha kecil dalam kaitan dengan penanaman modal secara umum e. manfaat pelaksanaan mekanisme bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan melebihi biaya yang ditimbulkan. 77 pemerintah mengeluarkan peraturan presiden mengenai daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal No. 39 Tahun 2014 dengan ketentuan sebagai berikut ; 1 Pasal 1 ayat 1, menerangkan bahwa bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal, 2 sedangkan ayat 2, menyebutkan bahwa bidang usaha terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diushakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro kecil, menengah dan koperasi, bidang usaha yang dipersyaratkan dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepentingan modalnya, dan bidang usaha yang dipersyaratkan dengan perizinan khusus. 78 77 Ibid, Pasal 7 78 Pasal 1, Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal Universitas Sumatera Utara Tabel 1 DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 39 TAHUN 2014 No. LAMPIRAN JUDUL 1. LAMPIRAN I Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dalam Penanaman Modal 2. LAMPIRAN II Daftar Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan 1. Bidang Pertanian 2. Bidang Kehutanan 3. Bidang Kelautan dan Perikanan 4. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral 5. Bidang Perindustrian 6. Bidang Pertahanan dan Keamanan 7. Bidang Pekerjaan Umum 8. Bidang Perdagangan 9. Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 10. Bidanng Perhubungan 11. Bidang Komunuikasi dan Informatika 12. Bidang Keuangan 13. Bidang Perbankan 14. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi 15. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 16. Bidang Kesehatan Sumber: Bagian Lampiran, Peraturan Presiden Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara Tabel 2 DAFTAR LAMPIRAN I BIDANG USAHA YANG TERTUTUP UNTUK PENANAMAN MODAL No. BIDANG BIDANG USAHA 1. Pertanian Budidaya Ganja 2. Kehutanan 1. Perlengkapan Species ikan yang tercantum dalam Appendix I Convention on International Trade In Endangered Species Of Wild Fauna And Flora 2. Pemanfaatan Pengambilan 3. Koral karang dari alam untuk bahan bangunan kapur kalsium dan souvenir perhiasan, serta koral hidup atau koral mati recent death coral dari alam 3. Perindustrian 1. Industri Bahan Kimia yang Dapat Merusak Lingkungan 2. Indutri Bahan Kimia Konvensi Senjata Kimia 3. Industri Minuman Mengandung Alkohol ; - Minuman Keras - Anggur - Minuman Mengandung Malt 4. Perhubungan 1. Penyelenggaraan dan Pengoperasian Terminal Angkutan Penumpang Angkutan Darat 2. Penyelenggaraan dan Pengoperasian Penimbangan Kendaraan Bermotor Universitas Sumatera Utara 3. Telekomunikasi Sarana Bantu Navigasi Penerbangan 4. Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan 5. Penyelenggaraan Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor 6. Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan 7. Penyelenggaraan Penguji Tipe Kendaraan Bermotor 5. Komunikasi dan Informatika Manajemen dan Penyelenggaraan Stasiun Monitoring Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit 6. Pendidikan dan Kebudayaan 1. Museum Pemerintah 2. Peninggalan Sejarah dan Purbakala candi, prasasti, petilasan,bangunan kuno, dsb 7. Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Perjudian Kasino Sumber: Bagian Lampiran, Peraturan Presiden Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara 3. Persyaratan pemilikan saham asing Setiap perusahaan asing yang akan berinvestasi di Indonesia harus melakukan kerja sama usaha joint venture dengan perusahaan Indonesia. Merger ini dapat dilakukan atas nama pribadi atau badan hukum yang kemudian menjadi suatu perusahaan baru dengan status PT Perseroan Terbatas di bawah hukum Indonesia. Tidak ada batasan minimum dalam nilai Investasi maupun permodalannya. Total investasi bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan perhitungan ekonomi mereka. Investasi asing dalam proyek infrastruktur seperti pelabuhan, pembangkitan dan distribusi listrik untuk keperluan umum, telekomunikasi, perkapalan, penerbangan, suplai air, jalan tol, reakton nuklir, dan media massa. Investasi asing dapat saja berupa 100 kepemilikan saham pada perusahaan asing. Namun, bila tidak beroperasi lebih dari 15 tahun, kepemilikan sahamnya harus dijual kepada perusahaan Indonesia atau dengan merger bisnis denga pertukaran saham domestik secara langsung szxxatau tidak langsung. 79 Permohonan pemilikan saham dalam Investasi asing juga dapat dilakaukan dengan cara membuat sebuah surat permohonan oleh calon penanam modal yang akan melakukan kegiatan penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Asing PMA yang diajukan kepada : a. Menteri InvestasiKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM; b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia setempat 79 Salim HS Budi Santoso, OpCit., hlm. 205. Universitas Sumatera Utara c. Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah BKPMD setempat. 80 Namun dalam kerangka ini, Prof. Sadlin mengemukakan bahwa pendekatan pembatasan modal asing tidak dapat diselenggarakan dengan pembatasan hak-hak tertentu. 81 Terlihat jelas dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal pada Pasal 6 dijelaskan terkait pembatasan saham asing yang berlaku di Indonesia yaitu 82 ; 1 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang menerima penggabungan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut; 2 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan penanaman modal yang mengambil alih adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut; 3 Batasan kepemilikan modal penanam modal asing dalam perusahaan baru hasil peleburan adalah sebagaimana yang tercantum dalam surat persetujuan perusahaan tersebut 80 Dhaniswara K. Harjono, OpCit., hlm. 199. 81 Sumantoro, Kerjasama Patungan dengan modal asing Bandung: Penerbit Alumni, 1984, hlm.169. 82 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal, Pasal 6, L.N.No.93 Tahun 2014 Universitas Sumatera Utara

4. Fasilitas Penanaman Modal

Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yang melakukan penanaman modal berupa : 83 a. melakukan perluasan usaha; atau b. melakukan penanaman modal baru Adapun penanaman modal yang dilakukan tersebut harus memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut 1 menyerap banyak tenaga kerja; 2 termasuk skala prioritas tinggi; 3 termasuk pembangunan infrastruktur; 4 melakukan alih teknologi; 5 melakukan industri pionir; 6 berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, atau daerah lain yang dianggap perlu; 7 menjaga kelestarian lingkungan; 8 melaksankan kegiatan penelitian, pembangunan, dan inovasi; 9 Bermitra dengan usaha mikro kecil, menengah atau koperasi, atau industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri. 84 Menurut Pasal 18 ayat 4 UUPM disebutkan bahwa bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanam modal dapat berupa : 85 83 Pasal 18 ayat 2, Undang-undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 84 Ibid, Pasal 18 ayat 3 85 Ibid, Pasal 18 ayat 4 Universitas Sumatera Utara a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu; b. Pembebasan atau keringana bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi dalam negeri; c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu; d. Pembebasan atau penangguhan pajak pertambahan nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu; e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat; f. Keringanan pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu. 86 Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir, yaitu industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Selain fasilitas perpajakan, pemerintah juga memberikan kemudahan pelayanan dan atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk 86 Pasal 18, Undang-Undang Republik Indonesia No.25 tahun 2007 Universitas Sumatera Utara memperoleh fasilitas yaitu hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor. Pemberian fasilitas penanaman modal juga dilakukan dalam upaya mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan ekonomi dengan perlakuan ekonomi kerakyatan, orientasi ekspor dan insentif yang lebih menguntungkan kepada penanaman modal yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas terkait dengan lokasi penanaman modal di daerah dengan infrastruktur terbatas. Dapat dikatakan bahwa tujuan pemberian fasilitas-fasilitas yang bersifat insentif tersebut adalah sebagai berikut. a. Untuk mempercepat penyebaran investasi ke seluruh pelosok tanah air, karena dengan adanya investasi terjadi pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan, akan ada peningkatan kesejahteraan. Kalau dilihat dari realisasi dan rencana penanaman modal sekarang ini, hanya ada 7-8 provinsi di Indonesia dari empat kategori yang masuk top five. Berarti terjadi ketidaksenambungan atau ketidakmerataan investasi. b. Insentif atau fasilitas diberikan supaya ada percepatan dari sektor ekonomi. Perekonomian pasti tumbuh kalau sektor-sektor dibawahnya bekerja dengan baik. Termasuk sisi produksi, yaitu industri. Berarti harus ada sektor-sektor yang dipacu.

C. Penanaman Modal di Kawasan Ekonomi Khusus

Dokumen yang terkait

Aspek Globalisasi Prinsip Akuntabilitas dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

0 36 80

Prinsip Keterbukaan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penanaman Modal Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

4 52 125

KAJIAN YURIDIS TENTANG PRINSIP TRANSPARANSI DALAM KEGIATAN INVESTASI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 4 50

PENETAPAN TANJUNG LESUNG SEBAGAI KAWASAN EKONOMI KHUSUS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL DAN PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

0 5 1

Undang Undang No. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

0 0 28

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 7

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 1

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 20

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 27

Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang No.39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya

0 0 3