Angka Lempeng Total pada Sampel

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Angka Lempeng Total pada Sampel

Pengamatan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A, B, C dan D Keterangan : A = Rillus , B = Lacbon, C = Lacidofil, D = Lacto B A D C B 29 Gambar jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada pengenceran yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan probiotik dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah koloni bakteri pada sediaan-sediaan probiotik Sampel Rata-rata jumlah koloni bakteri yang tumbuh CFUg Tanggal kadaluwarsa Komposisi Sediaan A 103 x 10 7 Januari 2017 Tiap tablet kunyah mengandung: viable cell 1,0 x 10 9 CFU mengandung: - Lactobacillus plantarum 8,55 mg - Streptococcus thermophilus 8,55 mg - Bifidobacterium bifidum 2,55 Fructooligosaccharide 480 mg. Zat tambahan yang digunakan yaitu isomalt, xylitol, susu, vanila. Sediaan B 70 x 10 7 Juni 2017 Tiap tablet mengandung 50 juta Lactobacillus sporogenes Sediaan C 100 x 10 7 Desember 2017 2 milyar 2 x 10 8 CFU organisme yang terdiri dari Lactobacillus helveticus Rosell-52 dan Lactobacillus rhamnosus Rosell-11. Zat tambahan yang digunakan yaitu maltodekstrin 211 mg, magnesium stearat 8 mg, asam askorbat 1 mg. Sediaan D 34 x 10 6 Oktober 2016 Serbuk krim nabati, dekstrosa, campuran bakteri asam laktat Lactobacilus acidophilus 4,7 x 10 7 CFUg, Bifidobacterium longum 1,3 x 10 7 CFUg, Streptococcus thermophilus, susu mineral konsentrat, vitamin C, vitamin B2, vitamin B6, niasin zink oksida 30 Perhitungan jumlah koloni bakteri dari hasil pengenceran sampel yang lainnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A tanggal kadaluwarsa bulan Januari 2017 yang tiap tablet kunyah viable cell mengandung 1,0 x 10 9 CFUtablet dengan berat tiap tablet 1 g, sedangkan sampel yang dibutuhkan adalah 1 g 1 tablet kunyah. Pengamatan jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10 -7 yaitu 103 x 10 7 CFUg maka dalam 1 tablet jumlah koloni bakteri yang tumbuh sebanyak 103 x 10 7 atau 1,03 x 10 9 CFUtablet. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam kemasan sediaan A. Hasil pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan B tanggal kadaluwarsa Juni 2017 yang tiap tablet mengandung 50 juta atau 5 x 10 7 CFU Lactobacillus sporogenes dengan berat tiap tablet 250 mg, sedangkan sampel yang dibutuhkan adalah 1 g 4 tablet. Pengamatan jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10 -7 yaitu 70 x 10 7 CFUg maka dalam 250 mg tablet jumlah koloni bakteri yang tumbuh yaitu 17,5 x 10 7 CFUtablet. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam kemasan sediaan B. Hasil pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan C tanggal kadaluwarsa Desember 2017 yang mengandung 2 milyar 2 x 10 8 CFU Lactobacillus helveticus Rosell-52 dan Lactobacillus rhamnosus Rosell-11 dengan berat tiap kapsul adalah 200 mg, sedangkan sampel yang dibutuhkan adalah 1 g 5 kapsul. Pengamatan jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10 -7 yaitu 100,3 x 10 7 CFUg. Dalam kapsul 200 mg jumlah koloni 31 bakteri yang tumbuh sebanyak 20,1 x 10 7 atau 2,01 x 10 8 CFUkapsul. Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam kemasan sediaan C. Hasil pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan D tanggal kadaluwarsa Oktober 2016 yang mengandung 6 x 10 7 CFUg campuran bakteri asam laktat Lactobacilluss acidophilus, Bifidobacterium longum dan Streptococcus thermophilus dengan berat satu sachet serbuk 1 g, sedangkan sampel yang dibutuhkan adalah 1 g 1 bungkus serbuk. Pengamatan jumlah koloni bakteri pada pengenceran 10 -6 yaitu tumbuh yaitu 34 x 10 6 CFUg. Dalam 1 bungkus serbuk jumlah koloni bakteri yang tumbuh sebanyak 34 x 10 6 atau 3,4 x 10 7 CFUg. Jumlah tersebut lebih rendah dengan jumlah yang tertera di dalam kemasan sediaan D. Berdasarkan pengamatan dan perhitungan jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sediaan A, B, C, dan D maka hasilnya menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan A, B, dan C sudah sesuai dengan jumlah koloni bakteri yang tertera di dalam label kemasan. Sedangkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada sediaan D lebih rendah dengan jumlah pada label kemasan. Hal ini dikarenakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu formulasi atau bentuk sediaan, aktivitas air, nutrisi, dan suhu. Bentuk sediaan A, sediaan B adalah tablet, sediaan C berupa kapsul, dan sediaan D berupa serbuk. Bentuk dari sediaan dapat mempengaruhi viabilitas dari bakteri probiotik. Hal ini karena stabilitas sediaan selama penyimpanan yang dikemas dalam bentuk kapsul dan tablet dapat ditingkatkan daripada hanya disimpan dalam bentuk serbuk. Selain itu, Bentuk sediaan kapsul dan tablet dapat 32 melindungi bahan aktif yang sensitif terhadap kelembaban dan panas Huckle dan Zhang, 2011. Aktivitas air dapat mempengaruhi viabilitas bakteri probiotik. Kadar kelembaban dan aktivitas air yang tinggi akan menurunkan daya tahan probiotik. Produk probiotik dapat memiliki masa simpan yang lama pada bentuk kering ketika disimpan pada suhu kamar jika kadar kelembabannya rendah Neha, et al., 2012. Misalnya cara penggunaan sediaan probiotik yang salah dengan menyendoki serbuk dengan sendok basah dapat mengurangi daya tahan probiotik Huckel dan Zhang, 2011. Viabilitas bakteri probiotik dapat dipengaruhi oleh nutrisi yang ditambahkan ke dalam suatu produk probiotik. Di dalam sediaan A, B, C dan D terdapat bahan tambahan yaitu nutrisi yang dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel. Kebutuhan zat-zat nutrisi setiap jasad renik dapat bervariasi seperti Streptococcus, Lactobacillus, Bifidobacterium dan berbagai organisme heterotrof lainnya membutuhkan asam amino, purin, dan pirimidin sebagai sumber nitrogen serta vitamin B, vitamin B1, vitamin B2, niasin, vitamin B6, asam pantotenat dan vitamin B12 sebagai faktor pertumbuhan Fardiaz, 1992. Jika kebutuhan nutrisi tidak tersedia dalam jumlah yang cukup maka terjadi fase kematian pada bakteri Pratiwi, 2008. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri seperti suhu karena setiap organisme memiliki batas suhu terendah, batas suhu tertinggi, batas-batas terhentinya tumbuh dan suhu optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi Irianto, 2006. Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup probiotik selama pembuatan dan penyimpanan. Semakin 33 rendah suhu maka akan lebih stabil viabilitas probiotik dalam produk peningkatan suhu juga memiliki efek yang merugikan terhadap stabilitas saat produk didistribusikan dan disimpan. Jika suhu yang dingin pada produk dapat dipertahankan, lebih banyak jumlah bakteri probiotik yang viabel. Hal yang penting untuk sel probiotik vegetatif dalam produk cair yaitu sumber pendinginan sewaktu penyimpanan. Dalam produk kering yang mengandung bakteri quiescent cells, viabilitas probiotik dapat dipertahankan pada produk-produk yang disimpan dalam suhu kamar selama 12 bulan atau lebih Lee dan Salminen, 2009. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN