Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Dalam Pengelolaan Apotek

BAB III TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN

KERJASAMA ANTARA APOTEKER DENGAN PEMILIK SARANA APOTEK JIKA TERJADI KERUGIAN BAGI KONSUMEN

1. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker Dalam Pengelolaan Apotek

Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Perubahan Peraturan Pemerrntah Nomor 26 Tahun 1965 Tentang Apotek juga dinyatakan bahwa “Pengelolaan pekerjaan kefarmasian apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1963 Tentang Farmasi”. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek, peran apoteker yang menyandang gelar sarjana farmasi, telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia bertanggung jawab terhadap aspek pelayanan kefarmasian dan pengelolaan apotek. Dalam prakteknya, sebagian besar apoteker memberikan pelayanan kefarmsian dan pengelolaan apotek belum maksimal. Hal ini dikarenakan sebagian besar apoteker tidak setiap hari datang ke apotek tempatnya bekerja. 28 Keharusan apoteker untuk mengelola apotek setiap harinya sangat diperlukan guna memberikan pelayanan kefarmasian yang baik bagi konsumen. 28 Wawancara dengan Sarman, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kota Medan, tanggal 10 Mei 2010. 32 Universitas Sumatera Utara Tabel Kegiatan Pembelian dan Penjualan di Apotek Budi dan Apotek Navisa. Sumber: Data Bulan Maret-April 2010. Bagian Apotek PEMBELIAN Item Maret April PENJUALAN Item Maret April BUDI 400 400 380 395 NAVISA 450 450 420 450 Pada bagian pembelian, kedua apotek melakukan pemesanan obat kepada distributor berdasarkan penjualan bulan sebelumnya, sedangkan pada bagian penjualan, kedua apotek mengalami kenaikan penjualan obat, akan tetapi sisa obat yang belum terjual akan disimpan pada bagian pergudangan untuk dijadikan stok barang bulan selanjutnya. Tabel Kegiatan Pelayanan Informasi di Apotek Budi dan Apotek Navisa. No. Materi Pelayanan Informasi Pada Konsumen Jumlah Konsumen Apotek Budi Jumlah Konsumen Apotek Navisa 1 Nama Obat 37 42 2. Khasiat Obat 56 68 3. Kontra Indikasi 2 4. Dosis Pemakaian Obat 38 39 5 Cara Pemakaian Obat 48 56 6 Waktu Pemakaian Obat 57 45 7. Waktu Pemakaian Obat 97 90 Universitas Sumatera Utara 8. Lama Pemakaian 24 25 9. Yang harus dilakukan bila lupa 1 10. Obat Bebas Yang Harus Dibatasi 11. Makanan Minuman Yang Harus Dibatasi 9 13 12. Aktifitas Yang Harus Dibatasi 2 1 13. Cara Penyimpanan Yang Benar 1 3 14. Cara Pembuangan Yang Benar Jumlah total konsumen : 100 orang Pada kegiatan konsumen, responden dengan jumlah 100 seratus orang yang dilakukan melalui kuisioner membuat suatu perbandingan yang cukup. Hal ini berarti aktivitas di kedua apotek tidak memiliki perbedaan yang jauh. Hal ini berdasarkan kebiasaan para pihak yang telah memiliki pengalaman sebelum mendirikan apotek. Tabel Kegiatan Pergudangan di Apotek Budi. Item Obat Yang Diberikan Item Obat Yang Tidak Diberikan Bagian Bulan Langsung Tertunda Stok Habis Permintaan Konsumen Maret 198 7 - 5 April 210 5 - 3 Universitas Sumatera Utara Tabel Kegiatan Pergudangan di Apotek Navisa. Item Obat Yang Diberikan Item Obat Yang Tidak Diberikan Bagian Bulan Langsung Tertunda Stok Habis Permintaan Konsumen Maret 207 8 - 7 April 212 4 - 4 Pada kegiatan pergudangan, jenis obat yang diberikan di kedua apotek mengalami kenaikan pada bulan april dikarenakan adanya kenaikan pada kegiatan penjualan, sedangkan yang tertunda, setelah keluar dari bagian gudang, konsumen tidak jadi membeli. Item obat yang tidak diberikan pada konsumen dikarenakan adanya obat resep yang tidak mampu dibayar konsumen sehingga apoteker mengganti dengan obat yang murah tapi memliki dosis yang sama. Tabel Kegiatan Pembukuan di Apotek Budi Kerusakan Kehilangan Hal Bulan Dokumen Uang Dokumen Uang Maret - - - - April - - - - Universitas Sumatera Utara Tabel Kegiatan Pembukuan di Apotek Navisa. Kerusakan Kehilangan Hal Bulan Dokumen Uang Dokumen Uang Maret - - - - April 1 - - - Pada kegiatan pembukuan, data yang dimaksud diatas sangat jarang terjadi karena yang berwenang pada kegiatan tersebut selalu menata dengan baik penyusunan dokumen, walaupun terkadang ada juga yang lepas dari pengamatan dikarenakan begitu banyak konsumen yang datang ke apotek. Berdasarkan hal itu apoteker harus mengusahakan terpenuhinya keperluan konsumen dengan sebaik-baiknya akan obat-obatan, sehingga apoteker sebagai pengemban profesi harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Apoteker yang mengelola apotek tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang meliputi: 29 a. Membuat visi dan misi; b. Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja; c. Membuat dan menetapkan peraturan pada setiap fungsi kegiatan di apotek; d. Membuat dan menentukan indikator form record pada setiap fungsi kegiatan di apotek; 29 Wawancara dengan Sarman, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kota Medan, tanggal 10 Mei 2010. Universitas Sumatera Utara e. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO dan program kerja pada setiap fungsi kegiatan di apotek; Wewenang dan tanggung jawab apoteker meliputi: 30 a. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan; b. Menentukan sistem yang akan digunakan; c. Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerja; d. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh; Apoteker juga bertanggung jawab terhadap pelayanan baik obat keras maupun resep dengan memberikan jasa profesi terbaik termasuk informasi tentang cara pemakaian obat, dosis obat dan konsultasi ke dokter penulis resep bila ada keraguan. Untuk melaksanakan kegiatannya itu seorang apoteker dibantu oleh asisten apoteker. Tugas dan Fungsi Apotek berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 Tentang Apotek, adalah sebagai berikut: a. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan; b. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat; c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata; d. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat; 30 Wawancara dengan Sarman, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia Kota Medan, tanggal 10 Mei 2010 Universitas Sumatera Utara Dalam hal pemberian informasi dan obat kepada konsumen, kehadiran seorang apoteker merupakan sosok yang paling bertanggung jawab terhadap terjaminnya keamanan pemakaian obat. Informasi-informasi penting tentang obat merupakan hal yang mutlak yang harus dimengerti oleh konsumen. Kalau perlu seorang apoteker memberikan waktu khusus untuk menerangkan secara lebih rinci akibat berlanjut dan efek samping obat tersebut.

2. Hak Dan Kewajiban Konsumen