μ = rata-rata σ = simpangan baku
ξ = kemiringan
p = selang kepercayaan Muslich,2007
Dengan
n x
x
n i
i
1
1
1 2
2
n x
x
n i
i
3
2 1
x x
n n
n
i
2.5. Manajemen Risiko Operasional
2.5.1. Definisi
Manajemen risiko operasional merupakan serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko pasar
yang timbul dari kegiatan usaha bank. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan
shareholder
, memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai kemungkinan kerugian bank di masa datang, meningkatkan metode dan proses
pengambilan keputusan yang didasarkan pada ketersediaan informasi yang digunakan untuk menilai risiko.
Bagi otoritas pengawasan bank, penerapan manajemen risiko akan mempermudah penilaian terhadap kemungkinan kerugian yang dihadapi bank yang dapat mempengaruhi
permodalan bank dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan bank. Adapun tahap evolusi manajemen risiko operasional dibagi
menjadi empat tahap, yaitu:
a. Identifikasi dan pengumpulan data
Dalam tahap ini perusahaan perlu melakukan
mapping
berbagai risiko operasional yang ada dalam perusahaan dan menciptakan suatu proses untuk mengumpulkan
dan menjumlahkan data kerugian.
b. Penyusunan
metrics
dan
tracking
Dalam tahap ini perusahaan perlu menyusun
metric
dan
key risk indicator
untuk tiap risiko operasional yang telah diidentifikasi dalam tahap sebelumnya. Dalam
penyusunan ini termasuk pula penyusunan sistem
tracking
data dan informasi frekuensi dan severitas suatu risiko tertentu.
c. Pengukuran
Dalam tahap ini perusahaan perlu menyusun suatu metode untuk kuantifikasi risiko operasional dari semua unit kerja.
d. Manajemen
Dalam tahap ini perusahaan perlu melakukan konsolidasi hasil yang diperoleh dari tahap tiga untuk mendapatkan perhitungan alokasi modal untuk menutup kerugian
risiko operasional dan analisis kinerja berbasis risiko dan redistribusi portofolio untuk menyesuaikan profil risiko perusahaan yang diinginkan.
2.5.2. Kejadian Risiko Operasional
Risiko operasional sangat terkait dengan banyaknya masalah yang timbul karena kelemahan proses di dalam bank. Namun demikian, risiko operasional tidak hanya
terdapat pada bank saja, tetapi pada setiap jenis usaha. Risiko operasional merupakan risiko yang penting yang dapat mempengaruhi nasabah secara harian. Itu sebabnya
mengapa bank meningkatkan fokus perhatiannya pada proses, prosedur dan pengawasan yang sejalan dengan risiko operasional.
Lembaga Pengawas Perbankan telah mendorong bank-bank untuk melihat proses operasional seluas mungkin dan mempertimbangkan events yang memiliki frekuensi
rendah tetapi memiliki dampak yang tinggi
low frequencyhigh impact
selain risiko kredit dan risiko pasar.
Kejadian risiko operasional dikelompokkan dalam dua faktor yaitu frekuensi dan dampak. Frekuensi adalah seberapa sering suatu peristiwa operasional itu terjadi,
sedangkan dampak adalah jumlah kerugian yang timbul dari peristiwa tersebut. Pengelompokkan risiko operasional didasarkan pada seberapa sering peristiwa terjadi dan
dampak kerugian yang ditimbulkan
severity
. Misalkan ada empat jenis kejadian operasional
events
, yaitu: a.
Low FrequencyHigh Impact
LFHI b.
High FrequencyHigh Impact
HFHI c.
Low FrequencyLow Impact
LFLI d.
High FrequencyLow Impact
HFHI
Secara umum manajemen risiko operasional memfokuskan kepada dua jenis kejadian, yaitu low
frequencyhigh impact
LFHI dan
high frequencylow impact
HFLI. LFHI sangat sulit untuk dipahami dan diprediksi serta memiliki potensi untuk
menghancurkan bank. Sedangkan HFLI dikelola dengan meningkatkan efisiensi usaha, even ini umumnya sudah dipahami dan dianggap sebagai “
the lost of doing business
”.
Bank mengabaikan suatu kejadian yang memiliki
low frequencylow impact
LFLI karena membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mengelola dan memantau dibandingankan dengan tingkat kerugian yang timbul bila terjadi. Sedangkan
high frequencyhigh impact
HFHI tidak relevan karena bila kejadian ini terjadi bank secara cepat akan menderita kerugian yang besar dan harus menghentikan usahanya. Kerugian
ini juga tidak berkelanjutan dan pengawasan bank akan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan praktik-praktik bisnis yang buruk.
2.5.3. Expected Loss dan Unexpected Loss