2.7.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara
dini dan melakukan pengobatan secara cepat dan tepat.
25
a. Anamnesa Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik.
Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi
hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.
14
b. Diagnosa Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik
phisycal examination, pemeriksaan radiologi dengan foto thorax dan mammografi atau ultrasonografi, dengan Fine Needle Aspiration Cytology FNAC.
b.1. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau
berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan.
Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara.
14
Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.
30
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.
14
b.2. Mammografi Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai
jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda
primer berupa fibrosis reaktif, comet sign Stelata, adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada
struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi
dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar gambaran ini tidak khas. Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua
sekitar 60-70 tahun.
31
b.3. Ultrasonografi USG Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor
yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.
31
Beberapa gambar hasil USG pada payudara :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil 1cm Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar 3cm
Gambar 2.9. Fibroadenoma 5 cm ukuran 8,5 x 7 x 6 cm b.4. Fine Needle Aspiration Cytology FNAC
Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma
dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil
Universitas Sumatera Utara
pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
30
b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim jaringan ikat fibrosa dan berasal dari epitel epitel kelenjar yang berbentuk lobus-lobus.
b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular perikanalikuler atau bercabang intrakanalikuler.
b.4.3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.
c. Penatalaksanaan Medis Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
3
c.1. Ukuran c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c.3. Usia pasien c.4. Hasil biopsi
Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah
bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut
menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan
dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara
Universitas Sumatera Utara
tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan.
31
2.7.3. Pencegahan Tersier