Gejala Klinis Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae Definisi Operasional

2.5. Gejala Klinis Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya

bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan konsistensi padat dan kenyal. 16 Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm. 21 Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan bebas. 2 Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit. 14 Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel fibroadenoma umumnya dianggap langka. 18 Fibroadenoma secara signifikan tidak meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker payudara 4 Insiden karsinoma berkembang dalam suatu fibroadenoma dilaporkan hanya 2010.000 sampai 12510.000 orang yang berisiko. Sekitar 50 dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ LCIS, 20 infiltrasi karsinoma lobular, 20 adalah karsinoma duktal in situ DCIS, dan 10 sisanya infiltrasi karsinoma duktal. Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong. 18 Fibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya hanya 0,5 - 1. 35 Universitas Sumatera Utara 2.6. Epidemiologi 2.6.1. Distribusi Frekuensi Penyakit Fibroadenoma Mammae Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering didiagnosa pada wanita muda. 22 Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9 penduduk wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus menstruasi dan masa kehamilan. 3 Berdasarkan laporan dari NSW Breast Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5 terjadi pada usia di atas 50 tahun. 3 Belum ada data yang pasti mengenai insiden fibroadenoma pada populasi umum. Dalam suatu studi disebutkan bahwa angka kejadian fibroadenoma pada wanita yang menjalani pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7-13 sementara itu pada studi yang lain didapatkan 9 dari otopsi. Fibroadenoma didapatkan dari 50 semua biopsi payudara dan hal ini meningkat mencapai 75 pada biopsi payudara wanita yang berumur 20 tahun Greenberg, et all, 1998. 18 Data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana Bewtra, 2009 dilaporkan bahwa dari 65 spesimen payudara ditemukan 31 kasus 48 penderita fibroadenoma, dan sebanyak 11 kasus 35 terjadi pada kelompok remaja 19 tahun. 12 Penelitian di Nigeria Timur, melaporkan 318 kasus fibroadenoma yang terjadi pada usia rata-rata 16- 32 tahun. 6 Berdasarkan hasil Laboratorium Histopatologi di Yaman melaporkan bahwa dari seluruh kasus tumor jinak 79,9, FAM merupakan tumor jinak yang paling banyak terjadi 30,0 yang terjadi pada usia rata-rata 22,2 tahun Al Thobhani, 2006. 24 Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika. 12 Sebuah analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi Universitas Sumatera Utara pada wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma terjadi pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada pasien kulit putih. 23

2.6.2. Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae

Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain: a. Umur Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda 30 tahun. 26 terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. 4 Berdasarkan data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana Bewtra, 2009 dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun. 12 b. Riwayat Perkawinan Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all 2011 di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM OR=6.64, CI 95 2.56-16.31 artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM OR=2.84, CI 95 1.23-6.53 artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada usia 21 tahun. 27 Universitas Sumatera Utara c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM. 27 d. Penggunaan Hormon Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap peningkatan hormon estrogen. 33 Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center Organ, 1983, dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60. 28 e. Obesitas Berat badan yang berlebihan obesitas dan IMT yang lebih dari normal merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT 30 kgm 2 meningkatkan risiko kejadian FAM OR=2.45,CI 95 1.04-3.03 artinya wanita dengan IMT 30 kgm 2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT 30 kgm 2 . 27 f. Riwayat Keluarga Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. 18 Dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 dari penderita FAM Universitas Sumatera Utara memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara Organ, 1983. 28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita multiple fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita penyakit pada payudara. 18 g. Stress Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM OR=1.43 CI 951.16-1.76 artinya orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak stress. 27 h. Faktor Lingkungan Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons PAHs juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38 dari penderita FAM memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI951.61-7.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. 27 PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. 36 Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik tidak suka akan air, dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal, maupun Universitas Sumatera Utara adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai basa nukleat adenosin, timin, guanin, dan sitosin, molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker. 37 2.7. Pencegahan 2.7.1. Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit. 25 Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara lain: a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang meningkatkan angka kejadian FAM. 29 Selain itu menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons PAHs yang bersifat karsinogenik. 27 b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM. 29 c. Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI 32 Universitas Sumatera Utara Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan dengan cara: c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu misalnya tertarik ke dalam atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut. c.2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah. c.3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara. c.4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar membentuk lingkaran kecil di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak. Universitas Sumatera Utara c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan. c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri. c.7. Pemeriksaan no. c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. SADARI secara visual dapat dilihat pada gambar berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. SADARI Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi penyakit secara dini dan melakukan pengobatan secara cepat dan tepat. 25 a. Anamnesa Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen. 14 b. Diagnosa Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik phisycal examination, pemeriksaan radiologi dengan foto thorax dan mammografi atau ultrasonografi, dengan Fine Needle Aspiration Cytology FNAC. b.1. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. 14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan. 30 Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus Universitas Sumatera Utara dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma. 14 b.2. Mammografi Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign Stelata, adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke kelenjar gambaran ini tidak khas. Mammografi digunakan untuk mendiagnosa wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun. 31 b.3. Ultrasonografi USG Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi. 31 Beberapa gambar hasil USG pada payudara : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Fibroadenoma Kecil 1cm Gambar 2.8. Fibroadenoma Besar 3cm Gambar 2.9. Fibroadenoma 5 cm ukuran 8,5 x 7 x 6 cm b.4. Fine Needle Aspiration Cytology FNAC Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil Universitas Sumatera Utara pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut : 30 b.4.1. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim jaringan ikat fibrosa dan berasal dari epitel epitel kelenjar yang berbentuk lobus-lobus. b.4.2. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular perikanalikuler atau bercabang intrakanalikuler. b.4.3. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform. c. Penatalaksanaan Medis Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut: 3 c.1. Ukuran c.2. Terdapat rasa nyeri atau tidak c.3. Usia pasien c.4. Hasil biopsi Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara Universitas Sumatera Utara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan. 31

2.7.3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan rehabilitasi. 25 Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri, mendapatkan asupan gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi. 34

2.8. Kerangka Konsep Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae

1. Sosiodemografi: Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Status Perkawinan Tempat Tinggal Riwayat Penyakit Keluarga Indeks Massa Tubuh 2. Paritas 3. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal 4. Riwayat menyusui 5. Letak fibroadenoma mammae 6. Ukuran diameter fibroadenoma mammae 7. Jumlah fibroadenoma mammae 8. Cara diagnostik 9. Penatalaksanaan medis 10. Lama rawatan 11. Keadaan sewaktu pulang Universitas Sumatera Utara

2.9. Definisi Operasional

2.9.1. Penderita fibroadenoma mammae adalah pasien yang dinyatakan menderita fibroadenoma mammae berdasarkan hasil diagnosa dokter RS Santa Elisabeth Medan sesuai dengan yang tercatat di kartu status. 2.9.2. Sosiodemografi yaitu: a. Umur adalah usia penderita FAM yang di rawat inap sesuai dengan yang tercatat di kartu status yang dibedakan atas: 1. 15 tahun 2. 15-25 tahun 3. 26-35 tahun 4. 36-45 tahun 5. 45 tahun Untuk analisa statistik, dibedakan atas: 1. 35 tahun 2. 35 tahun b. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Batak 2. Jawa 3. Melayu 4. Minang 5. Aceh 6. Nias 7. Lain-lain c. Agama adalah kepercayaan yang dianut penderita FAM sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas: 1. Katolik 2. Protestan 3. Islam Universitas Sumatera Utara d. Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang ditempuh oleh penderita FAM sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas: 1. Tidak sekolah 2. SD sederajat 3. SLTP sederajat 4. SLTAsederajat 5. Akademi perguruan tinggi e. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Pegawai Negeri PNS 2. Pegawai Swasta 3. Wiraswasta 4. Ibu rumah tangga 5. Pelajar mahasiswa 6. Lain-lain 7. Tidak bekerja f. Status perkawinan adalah riwayat perkawinan penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Kawin 2. Tidak Kawin g. Tempat tinggal adalah tempat dimana penderita FAM tinggal sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan h. Indeks Massa Tubuh adalah status gizi penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. 30 kgm 2 2. 30 kgm 2 Universitas Sumatera Utara 2.9.3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami penderita FAM sesuai yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Nullipara belum pernah melahirkan 2. Primipara melahirkan 1 kali 3. Multipara melahirkan 2-4 kali 4. Grande multipara melahirkan ≥5 kali 2.9.4. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi hormonal adalah metode KB hormonal yang digunakan oleh penderita FAM sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Pernah 2. Tidak pernah 2.9.5. Riwayat Menyusui adalah riwayat penderita FAM yang menyusui anaknya sejak lahir yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Pernah 2. Tidak pernah 2.9.6. Letak fibroadenoma adalah lokasi pada payudara penderita dimana FAM ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas: 1. Payudara kanan 2. Payudara kiri 3. Payudara kanan dan kiri 2.9.7. Ukuran diameter fibroadenoma adalah besar diameter FAM yang dialami penderita menurut ukuran fibroadeoma terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas: 1. 5 cm 2. 5 cm Universitas Sumatera Utara 2.9.8. Jumlah fibroadenoma adalah banyak fibroadenoma yang diderita penderita berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam kartu status dibedakan atas: 1. 1 fibroadenoma 2. 1 fibroadenoma 2.9.9. Cara diagnostik adalah tindakan diagnosa yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap penderita FAM yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Pemeriksaan fisik dan radiologi Thorax PA, Mammografi atau USG 2. Pemeriksaan fisik dan FNAC 3. Pemeriksaan fisik, radiologi dan FNAC 2.9.10. Penatalaksanaan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan kepada penderita sehubungan dengan tindakan penyembuhan sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Operasi 2. Tidak Operasi 2.9.11. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita dirawat dihitung dari tanggal mulai dirawat sampai keluar sesuai dengan yang tercatat di kartu status, kemudian dihitung lama rawatan rata-ratanya. 2.9.12. Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi sewaktu penderita keluar dari rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status dibedakan atas: 1. Pulang dengan berobat jalan PBJ 2. Pulang atas permintaan sendiri PAPS Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian