BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi analitik rancangan potong lintang cross sectional.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2012, bertempat di Poliklinik IK Kulit dan
Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan
3.2.2 Tempat penelitian
Pengambilan sampel darah dilakukan di Poliklinik IK Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan, untuk selanjutnya
akan dikirim ke Laboratorium Klinik Pramita Jl. Diponegoro Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi target
Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.3.2 Populasi terjangkau
Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris yang berobat ke Poliklinik IK Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik
Medan sejak Januari 2012.
3.3.3 Sampel
Pasien-pasien yang menderita psoriasis vulgaris yang berobat ke Polikilinik IK Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik
Medan mulai bulan Januari 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4 Besar Sampel
Untuk menghitung besarnya sampel penelitian, maka digunakan rumus sebagai berikut:
45
Rumus : n = Jumlah sampel = Z
α + Z
β
2
+ 3 0,5 ln [1+r 1-r]
Kesalahan tipe I α = 5 , hipotesis dua arah,
maka Z α = 1,960
Kesalahan tipe II β = 20 , maka Z
β
= 0,842 r = Koefisien korelasi = 0,52
Nilai r diambil dari kepustakaan no. 12.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Maka : n
= 1,960+0,842
2
+ 3 0,5 ln [1 + 0,52 1 - 0,52]
= 26,59
≈ 27 orang Jumlah sampel penderita psoriasis yang diikutsertakan dalam
penelitian ini sebanyak 30 orang.
3.5 Cara Pengambilan Sampel Penelitian
Cara pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan metode consecutive sampling.
3.6 Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas
: kadar prolaktin serum b.
Variabel terikat : skor Psoriasis Area and Severity
Index c.
Variabel kendali : pemeriksaan kadar prolaktin serum
3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Pasien psoriasis vulgaris yang berobat ke Poliklinik IK Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.7.1 Kriteria inklusi
a. Subyek yang didiagnosis secara anamnesis dan
klinis sebagai psoriasis vulgaris. b.
Berjenis kelamin perempuan atau laki-laki. c.
Berusia 15 – 55 tahun d.
Tidak menggunakan obat-obatan untuk mengobati psoriasis; topikal minimal 2 minggu
sebelum dilakukan penelitian dan obat sistemik minimal 6 minggu sebelum
dilakukan penelitian. e.
Bersedia ikut dalam penelitian dengan
menandatangani informed consent.
3.7.2 Kriteria eksklusi
a. Subyek wanita hamil, menyusui atau menderita
gangguan siklus haid. b.
Subyek yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kadar serum prolaktin
seperti; estrogen kontrasepsi oral, antipsikotik haloperidol,
chlorpromazine, risperidone,
antidepresan golongan trisiklik, opiat, amfetamin, antihipertensi reserpine, verapamil, methyldopa
dan antihistamin cimetidine.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
c. Subyek dengan penyakit autoimun lainnya; lupus
eritematosus sistemik, sklerosis sistemik, sklerosis multipel, penyakit Graves, penyakit
Addisons, serta tiroiditis Hashimoto. d.
Subyek dengan prolaktinoma.
3.8 Alat, Bahan, dan Cara Kerja 3.8.1
Alat dan bahan
a. Pemeriksaan kadar prolaktin dilakukan dengan tehnik chemiluminescent microparticle immunoassay CMIA.
b. Untuk pengambilan masing-masing sampel darah : a Satu pasang sarung tangan.
b Satu buah alat ikat pembendungan torniquet. c Satu buah spuit disposable 10 cc.
d Satu buah vacutainer tabung pengumpul darah steril 5 cc yang mengandung heparin.
e Satu buah plester luka f Kapas
g Povidon iodine
3.8.2 Cara kerja
a. Pencatatan data dasar a
Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di Poliklinik IK Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam
Malik Medan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
b Pencatatan data dasar meliputi identitas penderita,
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
dermatologis, pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan tanda
Auspitz sesuai formulir catatan medis terlampir. c
Diagnosis klinis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing di Poliklinik IK Kulit dan
Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan.
b. Pemeriksaan derajat keparahan psoriasis dengan
menggunakan skor Psoriasis Area and Severity Index PASI pada pasien psoriasis. Penilaian skor PASI dilakukan
oleh peneliti di bawah pengawasan pembimbing. Cara menentukan skor PASI:
a Pertama bagi tubuh menjadi 4 area : kepala,
ekstremitas atas lengan, batang tubuh sampai inguinal, dan ekstremitas bawah kaki kearah
bokong bagian atas. b
Tentukan penilaian skor untuk eritema, ketebalan lesi, dan skuama pada tiap area tadi. 0 = absen, 1 =
ringan , 2 = sedang, 3 = berat, 4 = sangat berat c
Jumlahkan skor eritema, ketebalan lesi, dan skuama pada masing-masing area.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
d Tentukan persentase kulit yang terkena psoriasis
pada tiap area tadi dengan menggunakan skala 0-6 0= 0, 1= 10, 2= 10 - 30, 3= 30 - 50,
4= 50 - 70, 5= 70 - 90, 6= 90 – 100. e
Kalikan skor c dengan d diatas untuk tiap area dan kemudian hasilnya dikalikan dengan 0.1 untuk
kepala, 0.2 untuk lengan, 0.3 untuk batang tubuh, dan 0.4 untuk kaki.
f Penjumlahan dari total skor tiap area diatas
merupakan skor PASI.
c. Pemeriksaan kadar prolaktin serum pada penderita psoriasis. a
Pemeriksaan kadar prolaktin serum dilakukan di Laboratorium Klinik Pramita Medan.
b Pengambilan sampel dilakukan oleh peneliti
sementara pemeriksaan sampel dilakukan oleh petugas laboratorium. Dengan ketentuan sebagai
berikut; i. Sampel darah diambil pada pagi hari sekitar
pukul 08.00 – 10.00 wib. ii. Untuk menghindari terjadinya bias maka 1 - 2
jam sebelum dilakukan pengambilan sampel, pasien tidak diperbolehkan untuk berolah raga,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
mengkonsumsi alkohol, melakukan hubungan seksual serta dalam keadaan berpuasa
d. Cara pengambilan darah : a
Darah diambil secara punksi vena pada vena mediana cubiti, di lipatan siku.
b Torniquet diikatkan diatas lipatan siku, kemudian
tangan dikepal. c
Pada daerah yang akan dipunksi dilakukan
desinfeksi dengan larutan povidon iodine 10 dan
alkohol 70 . d
Tusukkan jarum dengan kedalaman 1,25 inci dengan sudut 45
terhadap permukaan lengan. e
Ambil darah hingga volume yang dibutuhkan 0.5 ml kemudian genggaman dilepaskan.
f Lepaskan tourniquet dan daerah punksi ditekan
dengan kapas beralkohol 70. g
Daerah punksi ditutup dengan plester. h
Darah dimasukkan kedalam tabung berisi antikoagulan.
e. Cara pemeriksaan kadar prolaktin Kadar prolaktin serum dihitung menggunakan metode
chemiluminescent microparticle immunoassay CMIA.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
f. Kadar prolaktin serum pada penderita psoriasis vulgaris
dihubungkan secara statistik dengan skor PASI.
3.9 Definisi Operasional
1. Usia : Usia subjek saat pengambilan sampel dihitung dari tanggal lahir,
bila lebih dari 6 bulan, usia dibulatkan keatas; bila kurang dari 6 bulan, usia dibulatkan kebawah.
2. Diagnosis klinis psoriasis : Plak eritematosa yang ditutupi skuama tebal berwarna putih
keperakan dengan predileksi pada daerah kulit kepala, garis perbatasan kepala dan rambut, ekstremitas ekstensor, batang tubuh
dan lumbosakral disertai hasil pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz yang menunjukkan hasil positif.
• Pemeriksaan fenomena tetesan lilin : Dilakukan penggoresan pada lesi dengan skuama yang
utuh dengan menggunakan pinggir kaca objek secara perlahan. Intepretasi positif apabila terjadi perubahan
warna menjadi lebih putih seperti tetesan lilin. • Tanda Auspitz :
Dilakukan penggoresan skuama dengan menggunakan kaca objek sampai skuama terbuang habis dan tampak
bintik-bintik perdarahan. 3. Skor Psoriasis Area and severity Index PASI :
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai derajat keparahan psoriasis berdasarkan eritema, ketebalan lesi,
skuama, area dan luas area tubuh yang terlibat. 4. Prolaktin :
Sebuah neuropeptida yang disekresikan oleh hipofisis anterior yang memiliki berbagai efek, salah satunya yaitu stimulasi proliferasi
keratinosit. 5. Menstruasi haid normal :
Lamanya siklus berlangsung antara 21-35 hari, lama perdarahan 3- 7 hari, volume perdarahan kurang lebih 20-80 cc persiklus, tidak
disertai rasa nyeri yang berlebihan hingga membatasi aktivitas normal, darah berwarna merah segar dan tidak menggumpal, serta
darah cairan bau dari vagina tidak berbau busuk. 6. Lupus eritematosus sistemik:
Merupakan suatu penyakit autoimun sistemik yang dapat mengenai seluruh bagian tubuh. Diagnosis ditegakkan dengan
menggunakan kriteria
American College of Rheumatology
yaitu adanya ruam malar butterfly rash, ruam diskoid, serositis, ulkus
oral, arthritis, fotosensitivitas, kelainan hematologi misalnya anemia hemolitik, leukopenia, limfopenia, trombositopenia,
kelainan ginjal, uji antinuclear antibody positif, gangguan imunologik berupa anti-smith, anti-ds DNA, antiphospholipid
antibody positif dan atau hasil positif palsu uji serologis sifilis. 7. Sklerosis sistemik:
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Merupakan suatu penyakit jaringan ikat sistemik yang ditandai dengan adanya gangguan vasomotor, atrofi kulit, jaringan
subkutan, otot, dan organ dalam paru-paru, jantung, jantung, ginjal dan susunan syaraf pusat serta ganguan imunologik.
8. Sklerosis multipel Merupakan penyakit inflamasi akibat demielinisasi susunan syaraf
pusat yang ditandai dengan kelemahan satu atau lebih anggota gerak, optik neuritis serta gejala sensoris.
9. Penyakit Graves Merupakan suatu jenis penyakit hipertiroid yang ditandai dengan
iritabilitas, fatigue atau kelemahan otot, intoleransi terhadap panas, gangguan tidur, tremor, diare, denyut jantung yang cepat dan
ireguler, penurunan berat badan serta pembesaran kelenjar tiroid. 10. Penyakit Addisons
Merupakan kelainan endokrin kronis akibat gangguan pada kelenjar adrenal yang jarang terjadi. Ditandai dengan fatigue,
kelemahan otot, demam, penurunan berat badan, mual, muntah, diare, nyeri otot dan sendi, hipotensi ortostatik. Sebagian besar
penderita akan mengalami hiperpigmentasi kulit meskipun pada daerah yang tidak terpapar sinar ultraviolet.
11. Tiroiditis Hashimoto Merupakan suatu penyakit tiroid autoimun yang ditandai dengan
peningkatan berat badan, depresi, mania, sensitivitas terhadap panas dan dingin, parasthesia, fatigue, bradikardi, takikardi,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
kolesterol tinggi, konstipasi, kelemahan otot, infertilitas serta gangguan memori.
12. Prolaktinoma Merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis yang ditandai dengan
amenorrhea, galactorrhea, hipogonadisme, ginekomastia, vertigo, mual dan muntah.
13. Kontrasepsi oral Merupakan obat –obat yang dikonsumsi secara oral yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya konsepsi. 14. Antipsikotik
Merupakan obat – obatan psikiatri yang terutama digunakan untuk mengobati psikosis.
15. Antidepresan Merupakan obat – obatan yang digunakan untuk mengobati
depresi. 16. Antihipertensi
Merupakan kelompok obat – obatan yang digunakan untuk mengobati hipertensi.
17. Antihistamin Merupakan obat – obatan atau komponen tertentu yang dapat
menginhibisi efek fisiologis dari histamin.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3.10 Kerangka Operasional