Karakteristik Tokoh Yoru Morino Biografi Pengarang Ringkasan Komik

Khususnya menyangkut masalah yang diungkapkan dalam komik ini adalah sikap tertutup, kondisi dalam keadaan tertekan batin, dan penyimpangan kepribadian yang aneh atau salah. Ketiga sikap diatas ini mempengaruhi terhadap beban psikologis tokoh yang diungkapkan dalam komik ini.

2.3. Karakteristik Tokoh Yoru Morino

Otsu Ichi menggambarkan tokoh utama dalam komik Goth sebagai seorang remaja perempuan yang sangat tertutup, memiliki kebiasaan senang sendiri, memiliki tingkah dan perilaku yang tidak sesuai dengan umurnya, memiliki penyimpsngsn psikologis, dan kehidupannya penuh misteri. Dia dianggap aneh oleh teman-temannya karna Yoru Morino tidak memiliki teman dan bahkan sama sekali tidak pernah berbicara dengan siapapun selama disekolah. Semua pengalamannya dimasa lalu yang membuatnya memiliki sikap seperti itu. Dia tidak dapat mengontrol dirinya. Dorongan yang ada dalam dirinya ingin selalu terwujud tanpa memperdulikan dampak bagi dirinya atau dampak bagi sekitarnya. Tanpa Yoru Morino sadari tindakannya tersebut sudah memberikan pengaruh negatif terhadapnya. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan konflik batin serta beban psikologis dalam dirinya. Universitas Sumatera Utara

2.4. Biografi Pengarang

Otsu Ichi adalah seorang penulis Jepang yang memiliki nama asli Hirotaka Adachi. Dia lahir pada tahun 1978. Dia seorang penulis Jepang, khususnya cerita pendek beb-genre horor. Debut karyanya dimulai dari komik Summer, Fireworks, dan My Corpse yang ditulisnya pada saat dia masih di perguruan tinggi. Karya terbesarnya yang nantinya mengangkat namanya menjadi terkenal yaitu novel Goth, yang kemudian dibuat menjadi sebuah komik. Selain itu yang juga mengangkat namanya yaitu koleksi cerita pendek yang berjudul Zoo, yang mana cerita tersebut diangkat menjadi sebuah film. Semenjak diangkatnya Zoo menjadi sebuah film, karangan Otsu Ichi yang lain yang berjudul Calling You juga dirilis menjadi sebuah film oleh Tokyo Pop. Dan kemudian meliris komik Goth menjadi sebuah film pada bulan November. Karya besar Otsu Ichi lainnya yaitu cerita pendek F-Sensei’s Pocket yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.

2.5. Psikoanalisa Freud

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar, prasadar, dan tak sadar. Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati dalam setiap event atau peristiwa mental seperti berpikir maupun berimajinasi. Freud mengemukakan gagasannya bahwa kesadaran merupakan sebagian kecil dari kehidupan mental sedangkan bagian besarnya adalah ketidaksadaran atau tidak sadar. Universitas Sumatera Utara Berbagai kelainan tingkah laku dapat disebabkan karna faktor-faktor yang terdapat dalam alam ketidaksadaran ini. Karena itu untuk mempelajari jiwa seseorang kita harus menganalisa jiwa orang itu sampai kita dapat melihat keadaan alam ketidaksadarannya yang terlihat jauh di dalam jiwa orang tersebut, tertutup oleh alam kesadaran. Freud percaya bahwa faktor-faktor yang berada dalam ketidaksadaran bukan merupakan faktor-faktor yang statis melainkan masing-masing mempunyai kekuatan yang membuatnya dinamis, jadi di dalam alam ketidaksadaran selalu terdapat pergeseran-pergeseran, gerakan-gerakan akibat saling mempengaruhi antara faktor-faktor dalam alam ketidaksadaran tersebut. Sehubungan dengan eksperimen-eksperimen yang dilakukan Freud dan teori yang dikemukakannya, maka psikoanalisa dikenal dalam tiga aspek, yaitu psikoanalisa sebagai teori kepribadian, sebagai teknik evaluasi kepribadian, dan sebagai teknik terapi kepribadian. Sesuai dengan masalah kepribadian yang akan dianalisis maka dari ketiga aspek tersebut yang akan dibicarakan adalah teori kepribadian.

2.5.1. Psikoanalisa Sebagai Teori Kepribadian

Dalam usahanya menjelaskan struktur kejiwaan manusia, Freud mengumpamakan jiwa manusia dengan sebuah gunung es ditengah laut. Yang kelihatan dari permukaan laut hanyalah bagian yang sangat kecil, yaitu bagian puncaknya. Dalam hal jiwa seseorang maka yang kelihatan dari luar hanya sebahagian kecil saja, yaitu alam kesadaran. Universitas Sumatera Utara Bagian terbesar dari jiwa seseorang tidak terlihat dari luar dan ini merupakan alam ketidaksadaran. Antara kesadaran dan ketidaksadaran terdapat suatu perbatasan yang disebut prakesadaran. Dorongan-dorongan yang terdapat dalam alam prakesadaran ini sewaktu-waktu dapat muncul kembali ke dalam kesadaran. Freud mendeskripsikan kepribadian menjadi tiga pokok bahasan yaitu sistem kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian. Dalam hal ini penulis hanya membahas tentang sistem kepribadian dan dinamika kepribadian. Dalam kajian psikologi sastra, mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan, yaitu Id, Ego, dan Super Ego.Ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya. Dalam dinamika kepribadian Freud membahas naluri atau insting dan kecemasan sebagai komponen penting bagi manusia untuk beraktivitas.

2.5.2. Sistem Kepribadian

2.5.2.1. Id

Id adalah aspek kepribadian yang gelap dalam alam bawah sadar manusia yang berisi insting-insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan sepertinya berupa energi buta. Id beropasi berdasarkan prinsip kenikmatan pleasure principle, yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Id hanya mampu Universitas Sumatera Utara membayangkan sesuatu, tanpa mampu membedakan khayalan dengan kenyataan yang benar-benar memuaskan kebutuhan. Id tidak mampu menilai atau membedakan yang benar atau yang salah, dan tidak tahu moral. Jadi harus dikembangkan jalan memperoleh khayalan itu secara nyata, yang memberi kepuasaan tanpa menimbulkan ketegangan baru khususnya masalah moral. Alasan inilah yang kemudian membuat Id memunculkan Ego.

2.5.2.2. Ego

Ego berkembang dari Id agar mampu menangani realita, sehingga Ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Ego berusaha memperoleh kepuasaan yang dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek yang nyata dapat memuaskan kebutuhan. Ego memiliki dua tugas utama; pertama, memilih dorongan mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya peluang yang resikonya kecil. Menurut Freud, Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Ego dalam menjalankan fungsinya tidak ditujukan untuk menghambat pemuasaan kebutuhan-kebutuhan yang berasal dari Id, melainkan sebagai perantara dari tuntutan naluriah organism disatu pihak dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Yang dihambat oleh Ego adalah pengungkapan Universitas Sumatera Utara naluri-naluri yang tidak layak atau tidak bisa diterima oleh lingkungan. Jadi dalam melaksanakan tugasnya Ego harus benar-benar menjaga bahwa pelaksanaan dorongan ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego.

2.5.2.3. Super Ego

Super Ego adalah sistem kepribadian yang berisi nilai-nilai atau aturan yang menyangkut baik buruk dan juga berisi kata hati seseorang. Kata hata ini berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai moral sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-dorongan yang datang dari Id. Ada tiga fungsi Super Ego, yaitu: a mendorong Ego menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan moral istik. b merintangi implus Id terutama implus yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat. c mengejar individu mencapai kesempurnaan. Karena itu ada pertentangan antara Id dan Super Ego merupakan pelaksanaan yang harus dapat memenuhi tuntutan dari kedua sistem kepribadian ini secara seimbang. Aktivitas Super Ego dalam diri individu, terutama apabila aktivitas itu bertentangan dengan Ego, maka akan muncul emosi tertentu seperti munculnya perasaan bersalah dn penyesalan didalam diri. Bila Ego gagal menjaga Universitas Sumatera Utara keseimbangan antara dorongan Id dan larangan dari Super Ego, maka seseorang akan menderita konflik batin yang terus-menerus dan konflik ini akan menjadi dasar dari gangguan kejiwaan. Sikap tertentu dari sikap observasi diri,koreksi atau kritik diri juga bersumber dari Super Ego, Id, Ego ; dan Super Ego membutuhkan energi psikis untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Karena jumlah energi terbatas, maka diantara ketiga sistem kepribadian tersebut hampir selalu terjadi persaingan dalam penggunaan energi. Apabila ternyata satu sistem merupakan energi lebih banyak dan oleh karenanya menjadi kuat. Maka sistem yang lain akan kekurangan energi dan menjadi lemah sampai energi baru ditambahkan kepada sistem keseluruhan. Tidak semua dorongan primitif dapat dipenuhi sesuai dengan prinsip kenyataan. Sebagian daripadanya harus tetap tidak dapat dipenuhi. Tetapi dorongan-dorongan yang tidak dipenuhi tidak menghilang begitu saja, melainkan menghendaki untuk dilaksanakan agar memenuhi perasaan senang. Untruk menjaga keseimbangan dalam kepribadian individu yang bersangkutan, maka dorongan-dorongan yang belum dilaksanakan ini disebut kanalisasi yang dilakukan melalui mekanisme-mekasnisme pertahanan tertentu.

2.5.3. Dinamika Kepribadian

Freud beranggapan bahwa dinamika kepribadian ini dimungkinkan oleh adanya energi yang ada didalam kepribadian itu. Energi itu dinamakannya energi Universitas Sumatera Utara psikis, diasalkan dari energi fisiologis yang bersumber pada makanan. Energi psikis ini disimpan di dalam insting-insting, jadi insting-insting itu dapat dimisalkan sebagai reservoir energi psikis.

2.5.3.1. Naluri Insting

Menurut Freud dalam Sumadi 1995:103 didalam diri kita ini ada dua macam insting-insting, yaitu insting-insting hidup dan insting-insting mati. a. Insting-insting Hidup Fungsi insting hidup adalah melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras. Bentuk-bentuk utama dari insting hidup ini adalah insting makan, minum, dan seksual. Bentuk energi psikis yang dipakai oleh insting hidup ini disebut “libido”. Walaupun Freud mengakui adanya bermacam-macam bentuk insting hidup, manusia dalam kenyataannya yang diutamakan adalah insting seksual b. Insting-insting Mati Insting-insting mati ini yang disebut juga insting-insting merusak deskruktif fungsinya kurang jelas jika dibandingkan dengan insting-insting hidup, karena itu juga kurang dikenal. Namun adalah kenyataan yang tidak bisa diingkari bahwa semua manusia pada akhirnya akan mati juga. Inilah yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan Freud merumuskan, bahwa “Tujuan semua hidup adalah mati”. Suatu penjelasan daripada insting mati ini ialah dorongan agresif. Freud menjelaskan bahwa insting kematian biasanya ditujukan pada dua arah, yaitu kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain. Insting kematian yang diarahkan kepada diri sendiri terwujud dalam tindakan bunuh diri, sedangkan insting kematian yang diarahkan kepada orang lain dilakukan dengan cara membunuh atau menghancurkan orang lain. Insting mati mendorong orang untuk merusak diri sendiri dan dorongan agresif merupakan bentuk penyaluran agar orang tidak membunuh dirinya sendirinya.Untuk memelihara diri, insting hidup umumnya melawan insting mati dengan mengarahkan energinya keluar, yang ditujukan kepada orang lain. Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu dipergunakan oleh Id, Ego, dan Super Ego. Oleh karena banyaknya energi itu terbatas. Maka akan terjadi semacam persaingan di antara ketiga aspek kepribadian itu didalam hal menggunakan energi psikis itu. Menjadi lebih kuatnya salah satu aspek karna mempergunakan banyak psikis, dengan sendirinya berarti menjadi lebih lemahnya aspek-aspek yang lain lagi. Pada mulanya hanya ada Id yang memiliki semua energi psikis itu. Tetapi karena dia sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka dia lalu memberikan sebagian dari energinya kepada kedua aspek yang lain yang juga akan mempergunakannya untuk kepentingan organism itu sendiri, hanya cara dan bentuknya yang berbeda. Universitas Sumatera Utara Mana diantara ketiga aspek itu yang paling banyak mempergunakan energi psikis itu juga berpengaruh terhadap bentuk tingkah laku yang dilakukan oleh manusia. a Apabila Id menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka tindakan- tindakannya akan bersifat primitif, implusif dan agresif. Dia akan mengumbar dorongan-dorongan primitifnya. b Apabila Ego yang menguasai sebagian besar dari energi psikis itu, maka pribadi akan bertindak dalam cara-cara yang realistis dan ragional-logis, pikiran ragional-logis memegang peranan penting. c Apabila yang menguasai sebagian besar energi psikis itu Super Ego, maka orang akan mengejar hal-hal yang moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yag kadang-kadang kurang rasional.

2.5.3.2. Kecemasan

Dalam konsep dinamika kepribadian Freud juga membahas kecemasan. Kecemasan adalah variabel pentig dari hampir semua teori kepribadian. Kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat-alat intern dari tubuh. Ketegangan- ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom. Kecemasan sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tidak terhindarkan, dipandang sebagai komponen dinamnika kepribadian Universitas Sumatera Utara yang utama. Kecemasan adalah fungsi Ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Freud membagi kecemasan menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kecemasan Realisric, yaitu merupakan kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar. 2. Kecemasan Neurotic, yaitu merupakan kecemasan atas tidak terkontrolnya naluri-naluri primitive oleh ego yang kemungkinan bisa mendangtangkan ego. 3. Kecemasan Moral, yaitu merupakan kecemasan yang timbul akibat tekanan Super Ego tas Ego atas individu yang telah ataupun sedang melakukan tindakan yang melanggar moral. Universitas Sumatera Utara BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH YORU MORINO

3.1. Ringkasan Komik

Komik Goth karya Otsu Ichi ini bercerita tentang tokoh utama Yoru Morino, yaitu seorang siswa perempuan dari salah satu sekolah menengah atas di Jepang. Yoru Morino adalah seorang remaja perempuan yang sangat tertutup dan kehidupannya penuh dengan misteri. Dia dinggap aneh oleh teman-temannya karna Yoru Morino sama sekali tidak pernah bicara dengan siapapun selama disekolah, dan bahkan dia tidak memiliki teman. Kebiasaannya yang senang menyendiri membuat temannya penasaran sekalian kasihan kepadanya. Begitu banyak teka-teki tentang kepribadian Yoru Morino diceritakan dalam komik ini. Sementara itu, tanpa disadari oleh Yoru Morino maupun teman-temannya yang lain, seorang teman sekolahnya begitu ingin tahu kenapa Yoru Morino memiliki sifat seperti itu. Ketertarikan teman sekolahnya itu terhadap Yoru Morino berawal dari kesukaannya memperhatikan tangan Yoru Morino, yang memili luka sayatan di pergelangan tangannya. Kebetulan pada saat itu sedang terjadi peristiwa tangan buntung, dimana setiap potongan tangan dari setiap korbannya selalu hilang tanpa jejak. Hingga pada suatu siang, teman sekolahnya itu disuruh oleh Pak Shinohara, yaitu seorang guru kimia disekolah itu. Pak Shinohara menyuruh teman sekolahnya untuk membersihkan ruangan kimia. Universitas Sumatera Utara Kemudian dia pun membersihkan ruangan kimia tersebut. Ternyata, Yoru Morino ada disamping ruangan tersebut sedang sendiri membaca buku. Tapi dia mengacuhkan keberadaan Yoru Morino karna ada hal yang mengejutkan ditemukannya diruangan Pak Shinohara tersebut, yaitu sebuah boneka yang tangannya buntung dan potongan tangan tersebut tidak ada. Dia pun curiga, apalagi karna kasus banyaknya korban pembunuhan yang mengalami kehilangan pergelangan tangan. Maka dia pun mengambil boneka tersebut, dan langsung pergi menyelidiki Pak Shinohara ke rumahnya. Memang betul, guru tersebut adalah pelaku pembunuhan tersebut. Sementara ditempat lain Pak Shinohara sedang marah-marah karna bonekanya hilang. Dan dia pun menyangka bahwa yang mengambilnya adalah Yoru Morino karna kebetulan Yoru Morino-lah yang berada di dekat ruang kimia tersebut. Pak Shinohara pun langsung mencekik Yoru Morino sambil bertanya dimana Yoru Morino menyembunyikan boneka tersebut. Untungnya teman sekolahnya yang tadi langsung datang menyelamatkan Yoru Morino. Tak lama kemudian, terbongkarlah segala perbuatan Pak Shinohara, dan akhirnya dia pun dipecat dari sekolah tersebut. Itulah Yoru Morino berteman dengan teman sekolahnya tersebut. Dan inilah awal temannya itu menyelidiki kenapa Yoru Morino memiliki sifat yang aneh. Akhirnya Yoru Morino pun bercerita dia adalah seseorang yang senang melihat orang lain menderita, senang mendengar seseorang menjerit sebelum mati. Dia sangat senang terhadap kekerasan. Dan bahkan, dia lah yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan saudara kembarnya meninggal akibat permainan gantung diri yang secara paksa disuruhnya dilakukan oleh saudara kembarnya tersebut. Peristiwa tersebut tejadi pada saat mereka masih kecil. Dan untuk menutupi perbuatannya tersebut, dia berganti nama dengan saudara kembarnya tersebut dengan tujuan untuk menutupi identitasnya yang sebenarnya. Sejak kejadian tersebutlah, Yoru Morino memiliki sifat tertutup terhadap siapapun. 3.2. Analisis Psikologis Tokoh Yoru Morino 3.2.1. Sikap Tertutup dan Senang Sendiri

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

5 124 71

Hirofumi Sawada No Sakuhin No “Shanaou Yoshitsune” To Iu Manga Ni Okeru Heian Jidai Matsu No Rekishitekina Bunseki

2 36 105

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

2 47 67

Matsumoto Setsuko No Sakuhin No “Bijinesu Nihongo Drills” To Iu Hon Ni Okeru Aisatsu No Imiron Teki No Bunseki

5 80 102

Shakaigakuteki Ni Yoru Inggrid J. Parker No Sakuhin No Rashomon Gate No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Seikatsu No Bunseki

1 47 65

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 6 70

Analisis Psikologis Tokoh Utama Arisa Morishige Dalam Komik “Limit” Karya Keiko Suenobu Keiko Suenobu No “Limit” No Manga Ni Okeru Arisa Morishige To Iu Shuujinkou No Shinrigakutekina Bunseki

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

0 0 11