Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

(1)

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL “HER SUNNY SIDE” KARYA OSAMU KOSHIGAYA OSAMU KOSHIGAYA NO SAKUHIN NO “HER SUNNY SIDE” TO IU

SHOUSETSU NO SHUJINKOU NO SHINRITEKI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi Salah Satu Syarat

Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Disusun oleh KIKIE APLIONA SARI

NIM : 100708012

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ANALISIS PSIKOLOGIS UTAMA DALAM NOVEL “HER SUNNY SIDE” KARYA OSAMU KOSHIGAYA

OSAMU KHOSIGAYA NO SKUHIN NO “HER SUNNY SIDE” NO SHOUSETSU NI OKERU SHUJINKOU NO SHINRITEKINO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Disusun Oleh KIKIE APLIONA SARI

NIM:100708012

Pembimbing I Pembimbing II

Zulnaidi, S.S. M. Hum Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum

NIP: 19670807 2004 011 003 NIP: 19600919 1988 03 1001

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

Disetujui oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana. M. Hum NIP: 19600919 1988 03 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur penulis ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah melimpahkan Rahmat dan Nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman. Tidak sedikit kendala yang penulis hadapi dalam mengerjakan skripsi ini. Baik dari segi keterbatasan bahan maupun keterbatasan dari diri penulis sendiri dalam menyelesainkan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya ini, penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang begitu sederhana rasanya tidaklah cukup untuk mengucapkan rasa terima kasih penulis. Namun hanya itulah yang mampu penulis ucapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepang orang-orang yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M. A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum selaku ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara .


(5)

3. Bapak Zulnaidi, S.S .M.Hum selaku pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penulisan skripsi ini, dan Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan nasehat dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Seluruh dosen-dosen beserta staf pegawai Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai penulisan skripsi. 5. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Papa dan Mama tercinta yang penulis banggakan atas doa, kesabaran, dan tidak pernah lelah mendidik dan memberikan cinta yang tulus dan ikhlas kepada penulis sejak kecil, dan juga terima kasih kepada kakak Cici dan adik-adikku Egit, Satria, dan Azka yang telah banyak memberikan dorongan, dukungan,dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk sahabat tercinta, sahabat seperjuangan, sahabat seperlabilan Intan Julianta Eveline Pinem atas kebersamaan, dukungan, semangat, canda tawa, dan setiap hari yang di lalui. Sangat merasa beruntung dipertemukan dengan sosok yang selalu menebar tawa, selalu mendengarkan semua keluhan, kelabilan, dan keplin-planan penulis. Terima kasih atas semua kekonyolan yang memberikan semangat. 7. Untuk sahabat-sahabat tersayang Citra, Mimi, Agis, Ayu, Nurul, untuk

kebersamaan dan perjuangan selama empat tahun ini, setiap harinya kan menjadi kenangan yang tak terlupakan. Terima kasih juga untuk seluruh


(6)

teman-teman seperjuangan sastra jepang 2010 kelas B, semua hal yang terjadi selama empat tahun ini adalah moment yang sangat berkesan dan akan menjadi satu di antara semua bagian hidup yang tidak akan terlupakan, dan juga untuk seluruh teman-teman Sastra Jepang angkatan 2010, semoga sukses menghampiri kita semua.

8. Untuk Ridho, Inyos, ditya, sahrul untuk kekonyolan dan hari-hari penuh tawa. Untuk seseorang yang sempat hadir di hati hingga saat ini, sedikit banyak dan secara tidak langsung telah memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi ini. Untuk para mantan yang telah memberikan pelajaran dan warna hidup sehingga penulis bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

9 .Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat memperbaiki kesalahan pada masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya pada pembaca.

Medan,... Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1.6 Metode Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP “HER SUNNY SIDE” SEBAGAI NOVEL DAN PSIKOANALISA SIGMUND FREUD 2.1 Defenisi Novel ... 12

2.1.1 Unsur Intrinsik ... 15

2.1.2 Unsur Ekstrinsik ... 19


(8)

2.3 Psikoanalisa Sigmund Freud dalam Kajian Sastra ... 23

2.4 Biografi Pengarang ... 28

BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL “HER SUNNY SIDE” KARYA OSAMU KOSHIGAYA

3.1 Ringkasan Cerita ... 29

3.2 Analisis Psikologis Tokoh Utama ... 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ... 51

4.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA


(9)

要旨

Osamu Koshigaya 作 品 Her Sunny Side い 小 説

主 人 公 心理的 分 析

ぶ せ

小 説 せ

ま い 主 人 公 生 活

せい

愛 あい

語 語 ま

小 い

い 友 人 あ 語 ま あま

い生 活 せい

持 い 女 性

せい

あ 小

い 彼 女 記憶

そ あ 子供 苛

そ 小

い 経 験

大人 ま 性 質

せい

影 響 い

大人 ま 変わ いい女 性

せい

性 質 せい

反 逆 性 質

せい

そ 性 質

せい

昔 経 験

影 響 い

ま 愛

あい

人 あ 小

い い

ま 友 達 学 校 友 達 苛

ま 友 達 い 彼 愛

あい 合

い 恋 愛

あい

感 い ま 戻 い

ま 主 人 公 心理的 分 析

ぶ せ

要 因 い

主 人 公 心理的 分 析

ぶ せ

イデ い

ゴ パ ゴ Sigmund Freud Psikoanalisa 理論 分 析

ぶ せ

論 文 ぶ

小 説 せ

主 人 公 心理的 デ クリブ ョン 目 的 使わ


(10)

Library Research 使 デ クリチブアナリ

ぶ あ

い 分 析

ぶ せ

オブ ック

描 写 挙

研 究 方 法 結 論 使わ デー

タ Osamu Koshigaya 作 品 ”Her Sunny Side” 小 説

あ そ

研 究 関 係

あ データ 使

イデ い

い 生ま 個性

せ い

あ 人 間 原則個性

そ せい

あ ゴ い 世界

せ い

関 係 い

人 間 需 要 来

個性 せ い

あ ゴ イデ

希望 実現 目的 パ ゴ

社会

価値 関係

あ 社会

個性

せ い

ア ペク あ そ 理論

小 説

あ データ ま 主人公 心理的 分析

ぶ せ

パ ゴ ゴ イデ 現

わ データ 分析

ぶ せ

小 説 せ

ま パ ゴ ゴ イデ 現

わ データ い あ そ

一 父 ま 結 婚 希望 賛

せい

あい 父 怒 ま 父 賛

せい

べ 希望 い イデ

持 そ 父 い起

い ゴ あ ゴ イデ 希望 実現 目的

分 析 ぶ せ

後 あ

真央 ま

い 州 人 口 前

得 い

い 人 結 論 状 イデ

何 多い

真央 ま

イデ い

ゴ パ ゴ 多い 去 輔 い 州 人 口 場 合

あい

前 ま

得 い 人 あ 越 怪 イデ

希望

管理 去 輔 パ ゴ 影 響


(11)

小 説 せ

中 伝 い 輪

:誰 愛

あい

五欠点 愛

あい


(12)

ABSTRAK

OSAMU KOSHIGAYA NO SAKUHIN NO “ HER SUNNY SIDE” TO IU SHOUSETSU NO SHUNJIKOU NO SHINRITEKINA BUNSEKI.

Novel yang berjudul Her Sunny Side menceritakan tentang kehidupan dan kisah cinta tokoh utama yaitu Mao dan Kosuke. Di ceritakan bahwa Mao dan Kosuke teman sejak kecil. Tokoh Mao merupakan seorang wanita yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik, ia pernah mengalami lupa ingatan sejak ia masih kecil, selain itu ia juga merupakan anak angkat dari keluarganya. Mao memiliki sifat yang aneh, oleh karena itu mengalami perlakuan ijime dari teman-teman sekolahnya, ia dikucilkan oleh teman-temannya.

Pengalaman masa kecilnya tersebut sedikit banyaknya berpengaruh terhadap sifat Mao pada saat ia telah dewasa. Setelah dewasa Mao telah berubah, ia tidak menjadi wanita yang aneh lagi, ia menjadi wanita yang baik, namun dibalik sifatnya yang baik, ia memiliki sifat yang egois dan juga pemberontak. Sifatnya itu dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu yang ia alami. Sedangkan Kosuke adalah seorang lelaki yang baik dan sangat menyayangi Mao. Kosuke sudah berteman dengan Mao sejak mereka kecil. Pada saat semua teman-teman di sekolah menjauhi Mao, hanya Kosuke lah yang Mau berteman dengan Mao. Hingga ketika dewasa mereka menjadi sepasang kekasih. Namun ia harus mengalami kesedihan ketika kehidupan percintaannya dengan Mao berjalan baik, tiba-tiba Mao menghilang dan tidak pernah kembali lagi. Hal ini lah yang menyebabkan munculnya masalah psikologis terhadap tokoh utama Mao dan Kosuke


(13)

terdapat hal-hal yang menekan keadaan psikologi mereka sehingga muncullah masalah psikologis pada kehidupan tokoh utama Mao dan Kosuke sehingga penulis tertarik untuk menganalisis psikologis dari tokoh utama.

Penulis menganalisis psikologis tokoh utama berdasarkan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud yaitu berdasarkan Id, Ego, dan Super Ego.. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama dalam novel tersebut. Metode dan tekhnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan tekhnik pengumpulan data menggunakan metode studi kepustakaan. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang memberikan gambaran terhadap objek yang akan kita teliti, setelah itu di ambil kesimpulannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Her Sunny Side karya Osamu Koshigaya. Selain itu sumber kepustakaan bersumber dari buku, hasil-hasil penelitian, dan sumber lainnya.

Penelitian ini menggunakan teori psikoanalisa dari Sigmund Freud dimana penuis akan menganlisis psikologis tokoh utama berdasarkan Id, Ego, dan Super Ego. Id merupakan sistem kepribadian yang paling dasar yang ada dalam diri manusia, id adalah kepribadian yang asli yang dibawa sejak lahir. Ego merupakan aspek kepribadian yang timbul karena adanya kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan dunia nyata, Ego biasanya bertugas mewujudkan keinginan Id. sedangkan Super Ego adalah aspek sosiologis kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai dan norma yang berlku dalam masyarakat. Dengan menggunakan teori tersebut penulis akan menganalisis psikologis tokoh Mao dan Kosuke melalui cuplikan-cuplikan yang terdapat dalam novel tersebut. Penulis akan menganalisis cuplikan-cuplikan yang di dalamnya menggambarkn Id, Ego,


(14)

dan Super ego dari tokoh cerita. Di dalam novel tersebut terdapat beberapa cuplikan yang menggambarkan Id, Ego, dan Super Ego dari tokoh Mao dan Kosuke. Salah satunya adalah ketika orang tua Mao menentang keinginan Mao dan Kosuke untuk menikah, pada saat itu Mao menentang ayahnya dan marah kepada ayahnya, Mao memiliki keinginan-keinginan dalam dirinya yang harus segera diwujudkan (Id) dikarenakan ia marah karena orang tuanya menentang keinginan Mao untuk menikah dengan Kosuke. Kemudian Ego pun melakuan melakukan berdasarkan kenyataan dengan cara Mao yang menentang kembali dan marah terhadap ayahnya. Sebagaimana diketahui Ego bertugas untuk menjalankan keinginan-keinginan (Id) dari dalam diri Mao untuk segera dipenuhi agar tidak menjadi beban dalam diri Mao.

Setelah dilakukan analisis maka dapat di simpulkan bahwa tokoh Mao adalah seseorang yang suka melkukan sesuatu tanpa berfikir terlebih dahulu, kebanyakan ia melakukan sesuatu sesuai dengan Id nya saja, Id dari tokoh Mao lebih mendominasi dibandingkan dengan Ego dan Super Egonya. Sedangkan tokoh Kosuke adalah seseorang yang selalu memikirkan terlebih dahulu sebelum ia melakukan sesuatu. Kosuke sellu bisa mengontrol keinginan-keinginan nya (Id). kebanyakan hal yang dilakukan Kosuke di pengaruhi oleh Super Ego. Di dalam novel terdapat pesan yang ingin disampaikan, salah satunya yaitu apabila kita mencintai dan menyayangi seseorang maka kita juga harus mencintai segala kekurangannya, selain itu kejadian di masa lalu yng di alami seseorang


(15)

pada masa lalu sedikit banyaknya akan berpegaruh terhadap sifatnya di masa depan.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya (Panuti Sudjiman, 1986 : 68). Sastra adalah hasil karya manusia baik lisan atau non lisan tulisan yang menjadikan bahasa sebagai medianya. Hasil dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal dengan karya. Karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika.

Salah satu jenis karya sastra yang umum diketahui masyarakat adalah novel. Novel adalah suatu karya sastra dalam bentuk tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel menurut Nurgiantoro (1995:9) merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus. Menceritakan suatu kejadian, baik yang terjadi maupun hanya rekayasa. Novel disebut karya sastra yang sangat menyerupai kenyataan dalam kehidupan. Novel modern adalah versi baru dari epik (karya sastra yang menceritakan tentang kepahlawanan). Karya seperti epik dan sebagainya merupakan karya-karya besar di zaman klasik atau romantik. Pada umumnya dalam novel menceritakan tentang kehidupan manusia pada umumnya. Di dalam novel biasanya menceritakan tentang kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia secara nyata atau hanya berupa khayalan pengarang.


(17)

Didalam karya sastra terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur instriksik yang terdapat dalam karya sastra adalah tema, alur/plot, latar/setting, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra meliputi nilai-nilai dalam cerita (agama, kebudayaan, sosial, psikologis), latar belakang kehidupan pengarang, situasi sosial ketika cerita itu diceritakan, dan lain-lain. Salah satu unsur yang terdapat dalam novel ini yang akan di telaah adalah tokoh. Dalam mendeskripsika tokoh, pengarang memiliki kenebasan dalam menampilkan tokoh cerita salah satunya dalam kehidupan psikologi tokoh utama. Pengertian psikologi menurut Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani (dalam Syaiful Bahri Djamarah 2011: 17) mendefinisikan psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai individu dan anggota kelompok serta pengaruh yang muncul dari hubungan individu tersebut dengan lingkungan sekitarnya.

Menurut Suwardi Endraswara (2008: 96) psikologis sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing.

Terdapat tiga unsur yang dijadikan sebagai aspek pendekatan dalam sebuah pengkajian atau penelitian psikologi sastra. Unsur-unsur itu adalah sastrawan sebagai pencipta karya sastra, karya sastra sebagai media yang mewakili ide atau gagasan, serta pembaca sebagai konsumen karya sastra. Karya sastra juga sering dipandang sebagai fenomena psikologis. Dalam karya sastra


(18)

akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan yang tercermin dalam tokoh-tokoh yang ada dalam karya tersebut.

Novel adalah salah satu karya sastra yang di dalamnya juga terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam novel adalah tokoh. Tokoh adalah pelaku utama dalam cerita yang mengambil peranan penting dalam setiap insiden – insiden yang terdapat dalam cerita. Pengarang dengan bebas menggambarkan karakter tokoh tersebut, baik sosiologis mupun psikologis tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut. Tidak bisa dipungkiri novel-novel yang terdapat di Indonesia maupun di Jepang banyak mengungkapkan sisi psikologis, sehingga melahirkan suatu kajian terhadap karya sastra mengenai psikologis dari tokoh utama tersebut. Salah satu novel Jepang yang penulis baca dan amati yang berjudul Her Sunny Side karya dari Osamu Koshigaya. Novel ini merupakan salah satu novel yang diminati. Setelah penulis baca, novel ini mengungkapkan masalah-masalah psikologis tokoh utama yaitu Mao dan Kosuke.

Novel ini menceritakan tentang kehidupan Kosuke dan Mao dimana mereka merupakan teman pada saat SMP. Pada saat itu Mao merupakan murid yang bodoh dan tidak disukai di sekolah, hanya Kosuke lah yang mau berteman dengannya, hingga pada suatu waktu mereka berpisah karena Kosuke pindah sekolah, sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Hingga setelah 10 tahun, Kosuke bertemu kembali dengan Mao. Pertemuan kembali mereka yang terjadi lewat pekerjaan sama sekali tidak terduga. Kosuke selalu mengingat Mao sebagai „Anak Paling Bodoh di Sekolah‟, akan tetapi Mao yang dilihatnya sudah banyak berubah. Mao bukan lagi anak bodoh 10 tahun yang lalu, tetapi ia adalah seorang


(19)

wanita cantik, cerdas, dan pandai berbicara. Perasaaan antara keduanya yang telah terpisah selama 10 tahun pun kembali bersemi.

Didalam novel Her Sunny Side ini dapat dilihat bahwa tokoh utama Mao adalah seorang wanita yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik dikarenakan ia pernah mengalami lupa ingatan, selain itu pada saat di bangku SMP Mao sering diperlakukan tidak baik, ia juga dikucilkan oleh teman-temannya, ia mengalami tindakan Ijime dari teman-temannya disekolah sehingga berpengaruh terhadap sifatnya saat ini. Mao mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dari ketika remaja hingga ia dewasa. Perubahan sifat Mao dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya ketika remaja, dibalik sifatnya yang baik terdapat sifat pemberontak, keras kepala, dan Mao selalu melakukan apa yang ia inginkan. Sedangkan tokoh utama Kosuke adalah seorang laki-laki dimana sejak dahulunya ia selalu peduli dan membantu Mao. Namun ia harus merasakan kesedihan ketika kehidupan percintaannya dengan Mao berjalan baik, tiba-tiba Mao menghilang tanpa kabar.

Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagai mana kondisi psikologis tokoh utama dalam novel ini yaitu Mao dan Kosuke. Kehidupan percintaan tokoh utama dalam novel ini sangat menarik sehingga

penulis tertarik mengambil judul “ Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam


(20)

1.2 Perumusan Masalah

Dalam kehidupannya setiap manusia memiliki permasalahan yang berbeda. Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Terkadang kita mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sama halnya seperti Mao dan Kosuke yang merupakan tokoh utama dalam novel ini.

Dalam novel ini tokoh Mao yang digambarkan oleh Osamu Koshigaya adalah seorang wanita yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik. Pada saat SMP Mao dijauhi oleh teman-temannya, Mao dijuluki anak yang paling bodoh di sekolah, ia juga mendapatkan perlakuan yang buruk, Mao mengalami tindakan Ijime dari teman-temannya, hanya Kosuke lah yang mau berteman dengannya. Selain itu latar belakang Mao juga tidak jelas, ia seorang anak angkat dimana pada saat itu ia mengalami hilang ingatan sehingga orang tua angkatnya pun tidak tau asal Mao sebenarnya. Mao mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dari ketika ia remaja hingga dewasa. Saat ini Mao adalah seorang wanita yang cantik, cerdas, baik, dan memiliki prestasi yang baik di tempat ia bekerja. Namun dibalik perubahan sifatnya itu Mao memiliki sifat pemberontak dan keras kepala, sifat ini dipengaruhi oleh masa lalunya yang pernah mendapatkan perlakuan tidak baik (Ijime) di lingkungan sekolahnya. Sedangkan Kosuke adalah seorang laki-laki dimana sejak dahulunya ia selalu peduli dan membantu Mao. Namun ia harus merasakan kesedihan ketika kehidupan percintaannya dengan Mao berjalan baik, tiba-tiba Mao menghilang tanpa kabar.

Hal ini lah yang menyebabkan munculnya masalah psikologis terhadap tokoh utama Mao dan Kosuke dimana terdapat hal-hal yang menekan keadaan


(21)

psikologi mereka sehingga muncullah masalah psikologis pada kehidupan tokoh utama Mao dan Kosuke yang dapat dilihat dari segi Id, Ego, dan Super Ego.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana psikologis tokoh utama yang diungkapkan Osamu Koshigaya dalam Novel Her Sunny Side?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dilihat dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan supaya penelitian ini tidak menjadi terlalu luas dan tetap fokus terhadap permasalahan yang akan diteliti.

Didalam penulisan skripsi ini, penulis hanya terfokus membahas tentang psikologis tokoh utama dalam novel Her Sunny Side karya Osamu Koshigaya yaitu Mao dan Kosuke.

Penulis menganalisis novel ini dengan mengambil beberapa cuplikan dari novel Her Sunny Side. Kemudian penulis mengomentari cuplikan tersebut terutama yang terdapat indeks kondisi psikologis tokoh utama yang di ekspresikan oleh Osamu Koshigaya dalam novel Her Sunny Side. Dalam analisis Psikologis tersebut akan dilihat keterkaitannya dengan Id, Ego, Super Ego yang terdapat di dalam novel tersebut.


(22)

Supaya penjelasan dalam pembahasan masalah dalam skripsi ini menjadi jelas, maka penulis dalam bab II juga menjelaskan mengenai definisi novel, setting novel Her Sunny Side, psikoanalisa Sigmund Freud dalam kajian sastra dan biografi pengarang. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan semiotik dan teori psikoanalisa Sigmund Freud sebagai acuan penelitian.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan tokoh-tokoh berupa tersebut yang dituangkan salah satunya dalam bentuk novel. Cerita dalam novel Her Sunny Side banyak mengandung psikologis yang dapat dijadikan sebagai pendidikan moral.

Psikologi sastra adalah ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologis (Hartoko dalam Endaswara, 2008: 70). Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Psikologi sastra juga mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Hubungan sastra dan psikologi adalah sastra dan psikologi dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain.

Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkap psikoanalisa kepribadian yang dipandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu : Id, Ego, dan Super Ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan


(23)

serta membentuk totalitas, dan berupa tingkah laku manusia yang tak lain produk interaksi ketiganya.

1.4.2 Kerangka teori

Untuk dapat menganalisis suatu karya sastra diperlukan beberapa teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan penulisan ini. Dalam penulisan ini penulis menggunakan teori pendekatan psikologis dan pendekatan semiotik.

Menurut Aminuddin (2000 : 46) pendekatan psikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya,kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya saat karya itu diciptakan.

Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yang di pandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu : id, ego, dan super ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan serta membentuk totalitas, dan beruoa tingkah laku manusia yang tidak lain adalah produk interaksi ketiganya. Id (das es) adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar. Dalam pandangan (Atmaja dalam Syaiful Bahri Djamaah, 2011: 101) id merupakan acuan penting untuk memahami mengapa seniman/sastrawan menjadi kreatif. Id adalah aspek biologis dan merupakan sistem original dalam kepribadian; dari aspek inilah kedua aspek lain tumbuh. Menurut ( Sigmund Freud dalam Sumadi Suryabrata) Id berisikan hal-hal yang di bawa sejak lahir (unsur-unsur biologis) termasuk insting. Ego adalah aspek psikologis dari pada


(24)

kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata (realita). Sedangkan super ego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan diajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksud dan dalam bentuk larangan atau perintah. Dengan beberapa teori psikoanalisa yang dikemukakan diatas, penulis akan menunjukkan struktur Id, Ego, dan Super Ego dari pelaku yang di alami oleh tokoh utama Mao dan Kosuke di dalam novel Her Sunny Side.

Menurut Pradopo dalam Jabrohim (2001:70) Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudyaan itu merupakan tanda- tanda. Maka penulis akan menganalisis psikologis tokoh utama Mao dan Kosuke dalam novel Her Sunny Side menggunakan pendekatan semiotik yang digunakan untuk menjabarkan tanda-tanda psikologis yang akan dilihat dari segi Id, Ego, dan Super Ego melalui tokoh cerita didalam novel tersebut.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis menyimpulkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang di ungkapkan Osamu Koshigaya dalam novel Her Sunny Side


(25)

1.5.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai psikologis tokoh dalam karya sastra fisik.

2. Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.6 Metode Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian dibutuhkan sebuah metode penelitian sebagai penunjang dalam penulisan hasil penelitian. Di dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Metode merupakan cara pelaksanaan penelitian.

Menurut Soegiono (2009 : 6) metode deskriptif analisis adalah metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Didalam metode ini, penulis tidak hanya menguraikan, namun juga memberikan pemahaman dan penjelasan.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan,


(26)

sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-prosesnya yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Data yang digunakan adalah novel Hidamari No Kanojou atau yang diterjemahkan menjadi Her Sunny Side dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Penerbit Haru.

Dalam penulisan ini, penulis menjelaskan dengan jelas bagaimana masalah- masalah yang ada pada masa lalu Mao dan di dalam pikiran Kosuke menggunakan teori- teori yang ada. Teori yang digunakan adalah teori semiotik dan teori psikologis khususnya teori psikoanalisis Sigmund Freud.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode studi kepustakaan ( Library research). Untuk mengumpulkan data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengumpulkan dari kepustakaan yang berkitan dengan penelitian. Sumber kepustakaan tersebut bersumber dari buku, majalah, hasil-hasil penelitian (skripsi), dan sumber lainnya (internet).


(27)

BAB II

TINJUAN UMUM TERHADAP NOVEL HER SUNNY SIDE, PSIKOANALISA SIGMUND FREUD DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1 Definisi Novel

Novel diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi lebih panjang dari cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapakan sesuatu kejadian penting, menarik dari kehidupan seseorang ( dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan pokok-pokok saja. Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang berarti “ sebuah kisah, sepotong berita”. Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel. Novel dalam arti luas adalah cerita adalah cerita dalam bentuk prosa yang ukurannya luas. Ukuran luas disini dapat diartikan dengan cerita yang memiliki alur yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang kompleks, dan setting cerita yang beragam pula.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008 :141) “novel” diartikan sebagai “karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku. Masalah yang dibahas tidak sekompleks roman. Biasanya novel menceritkan peristiwa pada masa tertentu. Penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema,plot, latar, gaya bahasa, nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut.


(28)

Pengertian novel menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Novel menurut Nurgiyantoro (1995:9) adalah karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kehidupan kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.

2. Novel menurut Wellek dan Waren dalam Nurgiyantoro (1995:3) bahwa novel sebagai karya fiksi hruslah merupakan cerita menarik, tetap merupakan bangunan struktur yang koheren dan tetap mempunyai tujuan estetik.

3. Menurut Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus Priantoro,S.Pd dalam

Nurgiyantoro (1995:5)menjabarkan bahwa novel adalah karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : unsur intriksik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam sebuah karya sastra.

4. Menurut Sumarjo (dalam Santosa dan Wahyuningtys,

2010:47)”novel” diartikan “ novel adalah produk masyarakat,

novel berada di masyrakat karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat”

Di dalam sebuah karya fiksi, novel biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki alur/plot yang kompleks, berbagi peristiwa dalam novel ditampilkan sling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas, dan lebih mendalam.


(29)

b. Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan, oleh karena itu, pengarang novel dapat membahas hampir semua segi persoalan.

c. Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak. Dalam novel, pengarang sering menghidupkan banyak tokoh cerita yang masing-masing digambarkan lengkap dan utuh.

d. Novel bersifat relistis yang artiny merupakan tanggapan pengarang terhadap situasi lingkungannya.

e. Bentuk novel bisanya lebih panjng dan biasanya labih dari 10.000 kata.

Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu. Penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot, latar, gaya bahasa, nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut. Novel biasanya menceritakan kejadian yang luar biasa tentang kehidupan manusia. Pada sebuah novel selalu ada kaitan erat dengan masyarakat dan dapat dikatakan sebagai dokumentasi sosial. Di dalamnya digambarkan perjuangan dalam kehidupan, pertentangan antara keadilan dengan penindasan, konflik antar manusia, alam, dan perasaan masyarakat yang bercampur-campur dengan imajinasi.

Didalam novel terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur yang langsung membangun novel tersebut dan terdapat dalam novel tersebut. Unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang berada diluar


(30)

novel tersebut. Uinsur ekstrinsik tidak berhubungan langsung dalam mebangun suatu novel.

2.1.1 Unsur Intrinsik

a. Tema

Tema dalah ide dasar atau gagasan pokok yang mendasari sebuah novel. tema menurut Aminudin (2000:91) tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Tema dipahami sebagai gagasan atau ide utama atau makna utama dalam sebuah tulisan.

Menurut Wiyatmi (2009:43) tema memiliki fungsi untuk menyatukan unsur-unsur lainnya. Di samping itu, juga berfungsi untuk melayani visi atau responsi pengarang terhadap pengarang terhadap pengalaman dan hubungan totalnya dengan jagat raya.

Dalam analisis ini tema yang di ungkapkan dalam novel Her Sunny Side adalah tentang kehidupan dua orang yang merupakan sepasang kekasih. Di dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan percintaan mereka, dimana masing-masing dari mereka mempunyai sifat yang berbeda sehingga cerita ini menjadi menjadi menarik, selain itu juga di ceritakan masalah- masalah yang timbul di kehidupan mereka. Kondisi seperti itulah yang menjadi fokus utama cerita dalam novel Her Sunny Side karya Osamu Koshigaya.


(31)

b. Plot / Alur

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa dalam sebuah novel. Menurut Siswanto Wahyudi (2008) Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Menurut Wiyatmi (2009:36) secara garis besar alur dibagi menjadi tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Bagian awal berisi eksposisi yang mengandung instanbilitas dan konflik. Bagian akhir cerita biasanya mengandung donoument (penyelesaian atau pemecahan masalah).

Dalam analisis ini, alur awal yang terdapat dalam novel Her Sunny Side bercerita tentang kehidupan kedua tokoh utama yaitu Mao dan Kosuke semasa kecil. Dimana mereka merupakan murid di sebuah sekolah yang sama. Pada saat itu Mao adalah anak yang dijauhi oleh teman-temannya, ia mendapatkn perlakuan ijime dri teman-teman di sekolahnya, hanya Kosuke lah yang mau berteman dengan Mao. Hingga mereka harus berpisah karena Kosuke harus pindah sekolah. Namun setelah sepuluh tahun mereka bertemu kembali karena urusan pekerjaan mereka.

Pada alur tengah diceritakan tentang kehidupan mereka setelah mereka bertemu dan kemudian jatuh cinta, lalu merekan menjadi sepasang kekasih. Disinilah kosuke mulai belajar memahami Mao, ia mualai belajar memahami perubahan-perubahan sifat Mao. Pada cerita dalam alur ini diperlihatkan lah sifat-sifat Mao yang dipengaruhi oleh masa-masa sekolah dulu pada saat ia mengalami Ijime dari teman-teman sekolahnya, pada saat ini juga mulai muncul sifat-sifat


(32)

Mao yang aneh, namun Kosuke selalu berusaha untuk memahaminya. Pada alur terakhir masih diceritakan tentang kehidupan mereka dengan segala sifat Mao, namun kosuke sudah mulai terbiasa, namun pada akhirnya Mao menghilang tiba-tib dan meninggalkan Kosuke.

c. Tokoh

Tokoh cerita ialah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama , yang oleh pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Selain itu, menurut Anonim (2003:115) tokoh adalah orang yang memainkan peran tertentu dalam karya sastra. Tokoh adalah orang yng sangat penting untuk menjalankan sebuah cerita. Dengan adanya tokoh, cerita yang ditampilkan akan terasa hidup untuk dibaca. Di dalam karya sastra fiksi tokoh biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan keterlibatannya dalam cerita, tokoh dibedakan antara tokoh utama dan tokoh tambahan.

Ketika membaca sebuah novel biasanya kita akan dihadapkan pada sejumlah tokoh yang dihadirkan di dalamnya, namun dalam kaitanya dalam keseluruhan cerita peranan masing-masing tokoh tersebut tidak sama dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan secara terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita dan juga sebaliknya ada juga tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun dalam porsi penceritaan yang relative pendek. tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita ( central character, main character )


(33)

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita yang bersangkutan, ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang mendukung jalan cerita dari sebuah karya sastra.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Mao dan Kosuke, mereka merupakan sepasang kekasih yang dimana dahulu mereka adalah teman sejak kecil, setelah sempat terpisah dan mereka bertemu kembali setelah dewasa dan kemudian kekasih. Mao memiliki sifat yang unik dan terkadang aneh, sifat nya ini dipengaruhi oleh perlakuan ijime yang di alaminya ketika masih sekolah dulu. Sedngkan kosuke adalah seorang laki-laki yang baik dan berusaha selalu mengerti akan sifat-sifat Mao, ia sangat mencintai Mao oleh karena itu selalu berusaha memahami Mao.

Tokoh-tokoh tambahan yang digambarkan dalam cerita ini adalah teman-teman sekolah Mao dan Kosuke, orang tua Mao dan Kosuke, rekan kerja Mao dan Kosuke, serta tetangga tempat merek tinggal.

d. Setting/Latar

Menurut Sumardjo (1997:75-76) setting dalam cerita bukan hanya sekedar Background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya tetapi juga terkait dengan karakter, tema dan suasana cerita. Untuk menghasilkan cerita yang baik, setting harus benar-benar mutlak dalam menggarap tema dan plot tertentu. Setting menurut Dick Hartono dalam Sudjiman dkk (1984:46) adalah segala keterangan mengenai ruang, waktu, dan suasana


(34)

terjadinya lakon dalam karya sastra atau novel secara lengkap, pembaca tentu harus mampu memahami bagaimana setting dari karya sastra tersebut.

Latar memiliki fungsi untuk memberi konteks cerita. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah cerita terjadi dan dialami oleh tokoh di suatu tempat tertentu, pada suatu masa dan lingkungan masyarakat tertentu. Dalam sebuah fiksi latar dibedakan menjadi tiga macam yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat berkaitan dengan geografis. Di lokasi mana peristiwa terjadi, di desa apa, kota apa dan sebagainya. Latar waktu berkaitan dengan masalah waktu, hari, jam maupun historis. Latar sosial berkaitan dengan kehidupan manusia.

Latar tempat dalam novel Her Sunny Side diantaranya adalah sekolah, kantor, stasiun, apartemen, bioskop, kediaman orang tua Mao, dan taman Ichiyo. Latar waktu dalam novel Her Sunny Side terjadi pada zaman sekarang. Sedangkan latar sosial dalam novel ini adalah Mao dan Kosuke adalah orang biasa-biasa saja, mereka merupakan teman dari kecil yang sempat terpisah dn bertemu kembali setelah dewasa dan menjadi sepasang kekasih, dan hidup bersama, namun pada akhirnya Mao menghilang meninggalkan Kosuke.

2.1.2 Unsur Ekstrinsik

Tidak ada karya sastra yang tumbuh otonom, akan tetapi selalu berhubungan secra ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Unsur ekstrinsik adalah unsur diluar karya sastra, tetapi


(35)

secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik karya sastra lebih mengarah pada kondisi sosial dan budaya dari pengarang sehingga mempengaruhi penciptaan sebuah karya sastra. Unsur ekstrinsik karya sastra cukup berpengaruh terhadap totalitas keterpduan cerita yang dihasilkan oleh pengarang.

Di dalam unsur ekstrinsik juga memiliki beberapa unsur diantaranya keadaan subjektifitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang semuanya itu kan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik merupakan segala faktor yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra yang merupakan milik subjektifitas pengarang yang berupa kondisi sosial, motivasi dan tendensi yang mendorong dan mempengaruhi kepengarangan seseorang.

Unsur-unsur ekstrinsik meliputi tradisi dan nilai-nilai, struktur kehidupan sosial, keyakinan dan pndangan hidup, suasana politik, lingkungan hidup, agama, dan lain-lain. Untuk melakukan pendekatan terhadap uinsur ekstrinsik diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.

2.2 Setting Novel Her Sunny Side

Novel Her Sunny Side merupakan salah satu hsil karya sastra fiksi. Novel ini ditulis oleh Osamu Koshigaya pada tahun 2013. Didalam novel Her Sunny Side memiliki latar tempat, waktu, dan sosial.


(36)

a. Latar Tempat

Novel Her Sunny Side di dalm cerita terdapat latar tempat terjadinya cerita yang berbeda-beda seperti yang dibawah ini :

1. Sekolah

Ini terlihat dari kejadian pada saat Mao ditertawakan oleh teman-teman sekelasnya karena kebodohannya dalam belajar. ( Hal 9)

2. Kantor

Ini terlihat dari kejadian pertama kali mereka bertemu setelah lama berpisah, mereka bertemu kembali di kantor Lara Aurore tempat Mao bekerja. ( Hal 5)

3. Toko Musik

Ini terlihat pada saat kalimat “ Mao sudah tiba lebih dahulu di lantai lima toko musik besar tempat kami sepakat untuk bertemu. Dia sedang mendengarkan musik lewat headphone”. ( Hal 13)

4. Kafe

Ini terlihat pada saat mereka singgah di sebuah kafe setelah mereka menonton bioskop. Disana mereka banyak berbincang sambil menikmati coffe latte. ( Hal 30 )


(37)

5. Kediaman Orang Tua mao

Ini terlihat pada saat mereka mengunjungi orang tua Mao untuk meminta restu hubungan mereka. ( Hal 63 )

6. Apartemen

Ini terlihat pada saat mereka mulai tinggal bersama di sebuah apartemen, ( Hal 91 )

7. Toko Perhiasan

Ini terlihat pada saat Kosuke pertama kalinya membelikan cincin untuk Mao. Dan Mao sangat senang sekali. ( Hal 162 )

8. Taman Ichiyo

Ini terlihat pada saat mereka mengunjungi taman Ichiyo setelah lama sekali tidak kesana, dan mereka teringat akan kenangan-kenangan pada saat sekolah dulu. ( Hal 172 )

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa -peristiwa yang diceritakan dalam sebuah krya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan.

Di dalan novel Her Sunny Side, digambarkan bahwa latar waktu yang terdapat dalam cerita yang digambarkan pengarang adalah pada zaman modern


(38)

c. Latar Sosial

Latar sosial menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan masyarakat termasuk berbagai masalah dalam lingkup yang kompleks, dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan misalnya atas, menengah, dan bawah.

Dalam novel Her Sunny Side, Osamu Koshigaya menggambarkan latar sosial dari tokoh utama Mao dan Kosuke adalah orang yang dari kalangan biasa-biasa saja. Mereka merupakan teman sekolah dimana pada saat itu mereka harus berpisah karena kosuke pindah sekolah. Namun pada saat dewasa mereka dipertemukan kembali karena pekerjaan, dan akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih dan hidup bersama. Namun pada suatu waktu Mao tiba-tiba menghilang dan meninggalkan Kosuke dan tidak pernah kembali.

2.3 Psikoanalisa Freud Dalam Kajian Sastra

Menurut Sigmund Freud (http://www.anneahira.com/psikologi-sastra.htm) psikologi dan sastra memiliki hubungan yang erat. Freud juga mengungkapkan bahwa hubungan sastrawan dengan gejala psikologis, baik yang terlihat maupun yang terungkap akan dituangkan dalam karya sastra. Hal ini semua akan dilihat dari pendekatan psikoanalisis.

Psikologi dan sastra sangat berhubungan erat karena sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan manusia lain dan pengarang banyak melakukan


(39)

pengamatan dengan manusia-manusia lain disekitarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Freud (http//www.majalahpendidikan.com/2011/pendekatan-psikologi-sastra.html), manusia sebagai sistem yang kompleks memiliki energi untuk berbagai tujuan seperti bernafas, bergerak, mengamati, dan mengingat. Mereka mempunyai kepekaan tinggi sehingga mereka mampu menangkap suasana bathin manusia lain yang paling dalam.

Psikoanalisa dalam karya sastra bergun untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. terkadang pengarang secara tidak sadar dapat memasukkan teori psikologi yang dianutnya. Psikoanalisi juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya.

Prinsip – prinsip psikoanalisis adalah sebagai berikut :

a) Lapisan kejiwaan yang paling dalam (rendah) adalah lapisan bawah sadar (libido) atau daya hidup, yang berbentuk dorongan seksual dan perasaan-perasaan lain yang mendorong manusia mencari kesenangan dan kegairahan.

b) Pengalaman-pengalaman sewaktu bayi dan kanak-kanak banyak mempengaruhi sikap hidup di masa dewasa.

c) Semua buah pikiran, betapapun kelihatannya tidak berarti masih tetap penting bila dihubungkan dengan daerah bawah sadar.

d) Konflik emosi pada dasarnya adalah konflik antara perasaan bawah sadar dengan keinginan-keinginan yang muncul dari luar.


(40)

e) Emosi itu sendiri bersifat dwirasa. Tidak ada emosi dari satu jenios. Benci dan sayang saling bercampur.

f) Sebagia konflik dapat diselesaikan atau disembunyikan dengan cara yang dapat diterima. Apabila dia mampu dapat keluar dari konflik itu disebut sublimasi, tetapi bila gagal ia akan menyerupai neurosis yaitu konflik emosi di dasar jiwa.

Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkapkan psikoanalisa kepribadian yng di pandang memiliki tiga unsur kejiwaan yaitu Id, Ego, Super Ego. Ketiga sistem kepribadian ini berkaitan serta membentuk totalitas, dan berupa tingkah laku manusia yang tidk lain adalah produk interaksi ketiganya.

Dalam psikoanalisis menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia berupa :

a. Id

Id merupakan sistem kepribadian yang asli. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir ( unsur-unsur biologis ) termasuk insting. Id merupakan aspek kepribadian dimana kedua aspek lain yaitu Ego dan Super Ego tumbuh.

b. Ego

Ego adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata (realita). Ego disebut eksekutif kepribadian, karena Ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan dimana dia


(41)

akan melakukan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.

c. Super Ego

Super Ego dalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan di ajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksud dalam bentuk larangan atau perintah. Super Ego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal bukannya yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.

Adapun fungsi utama dari Super Ego adalah :

1. Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri Id agar impuls-impuls tersebut di salurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.

2. Mengarahkan Ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada dengan kenyataan.

3. Mendorong individu kepada kesempurnaan.

Dari uraian di atas dapat dikethui bahwa hubungannya antara sastra dan psikoanalisa. Hubungan tersebut menurut Milner dalam Endaswara (2008 : 101) ada dua hal, yang pertama adalah bahwa ada kesamaan antara hasrat-hasrat yang tersembunyi pada setiap manusi sehingga menyebabkan kehadiran karya sastra yang mampu menyentuh perasaan kita. Karena kary sastra memberikan jalan keluar terhadap hasrat-hasrat rahasia tersebut. Kedua ada kesejajaran antara


(42)

mimpi dan sastra, dalam hal ini dihubungkan dengan elaborasi karya sastra dengan proses elaborasi mimpi yang oleh Freud disebut “pekerjaan mimpi”. Bagi freud mimpi seperti tulisan, yaitu sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbed dengan tanda-tanda itu sendiri. Keadaan orang yang bermimpi adalah seperti penulis yang menyembunyikan pikirannnya.

Teori psikoanalisis yang diungkapkan freud dimanfaatkan untuk mengungkapkan gejala psikologi yang ada didalam karya sastra. Analisis terhadap gejala psikologi yang ada di dalam bahasa yang diungkapakan pengarang dan juga digunakan untuk menilai karya sastra sebagai proses kreatif. Selain itu psikonalisa dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokok-tokoh dalam novel. karena terkadang pengarang secara tidak sadar maupun sadar memasukkan teori psikologi yang dianutnya ke dalam intrinsik cerita. Dari situlah peran pembaca sebagai penganalisis, korektor sekaligus pengkritik terlihat sebagai pelaku utama dalam mengkaji karya sastra berdasarkan teori psikoanalisis. Jadi hubungan antara psikoanalisa dan sastra terlihat dari pembaca. Psikoanalasisa digunakan pembaca untuk menganalisis karya sastra serta melihat keretakan, ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra.

Pada Id yang berupa keinginan-keinginan yang ada dalam diri Mao dan Kosuke segera dilakukan tetapi karena masih ketatnya tatakrama sosial dalam budaya yang ada dilingkungan mereka sehingga mereka melawan peraturan tersebut tetapi karena masih adanya Super ego yang menjalankan berdasarkan nilai-nilai moral yang ada pada masyarakat Jepang.


(43)

2.4 Biografi Pengarang

Osamu Koshigaya dilahirkan di Tokyo pada tahun 1971. Ia memulai karirnya sebagai penulis di usianya yang ke 20-an. Penulis sempat merasa depresi ketika debut novelnya tidak terjual selama 5 tahun. Namun beliau tidak pernah putus asa.

Osamu Koshigaya memulai debutnya sebagai penulis memalalui novel Bonus Track yang memenangkan penghargaan khusus dalam ajang Japan Fantasy Award tahun 2004. Karya-karya lainnya adalah Kaidan Tochuu no Big Noise, Hidamari no Kanojou, Sorairo Memory, Kinyou no Baka, Sekireisou no Tamaru.


(44)

BAB III

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL HER SUNNY SIDE KARYA OSAMU KOSHIGAYA

3.1 Ringkasan Cerita

Kosuke dan Mao merupakan teman pada saat SMP. Pada saat itu Mao merupakan murid yang bodoh dan tidak disukai di sekolah, hanya kosuke lah yang mau berteman dengannya. Mao merupakan anak yang aneh disekolah, selain aneh dia juga bodoh. Banyak sifatnya yang membuat ia tidak disukai oleh teman-teman sekelasnya. Mao selalu bermasalah dalam kegiatan kelompok, sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Hal-hal seperti „bekerja sama dengan yuang lain‟ baginya ibarat penebusan dosa. Sifatnya yang seperti itu paling sering muncul di acara seperti festival Olahraga. Pertama-tama, dia tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena. Hanya di nomor lompat jauh saja ia berhasil meraih nomor satu. Lain cerita dengan nomor Balapan Kaki seribu, setelah menempuh jarak 50 meter, ia akan berhenti ditengah jalan sehingga formasi timnya berantakan.

Akibat „pengkhianatan‟ itu, dimulailah gerakan „Ganggu Mao‟. Dimulai dari sandal yang hilang, lap basah yang dijejalkan di dalam meja, sampai foto Mao dari festival Olahraga yang bagian matanya dilubangi jangka. Reaksi anak-anak dikelas terbagi dua; ada yang mengganggu Mao, sementara yang lain memanas-manasi.


(45)

Hingga pada suatu hari seorang siswi mengoleskan mentega ke rambut Mao. Diperlakukan sedemikian keji, Mao tetap bergeming. Rupanya ia sempat yakin tidak ada yang salah dengan usapan itu. Si bodoh itu memang tidak pernah memetik pelajaran dari hal-hal seperti ini. Melihat hal itu Kosuke tidak bisa menahan rasa jengkelnya dan kemudian mengambil tangan Ushioda yang penuh dengan mentega lagu mengoleskan tidak hanya ke rambut tetapi juga ke wajahnya. Dan entah bagaimana caranya, justru Kosuke yang menjadi orang jahat. Bersama ibunya, mereka menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf di ruang guru, kepala sekolah, dan terakhir di pintu masuk kediaman Ushioda. Sejak insiden mentega itu tidak ada lagi yang mau bicara dengan Kosuke, mereka takut pada Kosuke. Hanya Mao yang mao berteman dengan Kosuke.

Hingga pada suatu waktu mereka berpisah karena kosuke pindah sekolah, Kosuke pindah ke SMP di kota tetangga, Matsudo. Sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Hingga setelah 10 tahun, Kosuke bertemu kembali dengan Mao. Pertemuan kembali mereka yang terjadi lewat pekerjaan sama sekali tidak terduga. Status Mao sebagai karyawan tetap Lara Aurore, perusahaan pembuat lingeri yang kini sedang berkembang pesat. Sedangkan Kosuke bertugas merancang iklan bagi produk Lara Aurore. Kosuke selalu mengingat Mao sebagai

„Anak Paling Bodoh di Sekolah‟, akan tetapi Mao yang dilihatnya sudah banyak

berubah. Mao bukan lagi anak bodoh 10 tahun yang lalu, tetapi ia dalah seorang wanita cantik, cerdas, dan pandai berbicara. Seiring dengan berlalunya waktu, Mao tidak memperlihatkan sifatnya yang seperti dahulu dalam hal pekerjaan. Malah, ia tampil sebagai sosok yang ulet, terutama kegigihannya saat bekerja. Saat ini sudah tahun ketiga bagi Mao bekerja di Lara Aurore.


(46)

Sejak pertemuan mereka kembali, perasaaan antara keduanya yang telah terpisah selama 10 tahun pun kembli bersemi. Mao dan Kosuke mulai dekat kembali. Selain bertemu di kantor mereka juga bertemu di luar kantor. Seperti pada suatu hari mereka berencana untuk pergi menonton film Hollywood di Yurakucho, tetapi tiba-tiba saja Mao mengubah rencana. Namuin setelah menonton film tersebut Mao malah menyesal karena film yang ditonton tidak sesuai dengan perkiraannya, ia malah menyalahkan distributor filmnya, sedangkan Kosuke hanya bisa terheran-heran dengan sifat Mao yang seperti itu. Selain menonton film di bioskop mereka juga makan malam bersama ataupun hanya sekedar untuk minum kopi bersama.

Seiring berjalannya waktu dengan kebersamaan mereka, Perasaan antara Kosuke dan Mao semakin dalam, dan akhirnya mereka pacaran. Mereka sering menghbiskan waktu bersama. Mereka tidak menunda rencana untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Kosuke mengajak Mao untuk mengunjungi keluarganya, ternyata ibu Kosuke masih mengingat Mao, keluarga Kosuke sangat senang dengan kedatangan Mao. Tapi keadaan yang berbeda terjadi di kediaman orang tua Mao saat Mao dan Kosuke datang kesana. Setelah mereka mengungkapkan maksud kedatangan mereka, terlihatlah rona kekecewaan di wajah keduanya. Ayah Mao menentang keinginan mereka untuk menikah. Pada saat itu Mao menentang ayahnya.

Orang tua Mao menentang keinginan keinginan mereka bukan tanpa alasan. Ternyata ada hal-hal yang selama ini tidak diketahui Kosuke tentang Mao. Ternyata Mao adalah anak angkat di keluarganya, selain itu dulunya Mao pernah


(47)

mengidap Retrograde Amnesia atau kehilangan ingatan. Mao mengalaminya sejak lahir hingga di bawah pengasuhan. Tidak ada petunjuk mengenai asal Mao. Nama Mao sendiri diberikan setelah dia di adopsi. Mengenai usia, dan data diri, semua di dapat dari hasil tes inteligensia dan penelitian para dokter. Orang tua Mao menjelaskan semuanya kepada Kosuke, mereka menentang keinginan mereka karena khawatir dengan latar belakang Mao yang seperti itu.

Tidak lama setelah peristiwa di kediaman orang tua Mao, mereka memutuskan untuk hidup bersama. Dimulai dengan menyewa sebuah apartemen. Awalnya Kosuke ingin menyewa sebuah rumah di Nishi-Oi yang hanya berjarak tujuh menit dari stasiun yang dilewati kereta jalur Yokosuka. Namun Mao tidak suka dengan alasan karena kamar yang menghadap ke timur ada di lantai satu dan tidak cukup mendapat sinar matahari. Karena tahu sifat Mao yang tidak bisa dibujuk, Kosuke mengalah. Setelah urusan rumah selesai mereka lalu pergi berbelanja perabotan rumah tangga.

Kehidupan mereka setelah tinggal bersama dimulai. Mereka memelihara ikan Ryukin yaitu sejenis ikan mas asal jepang. Mao menamai ikannya tersebut sesuai dengan nama personil Band kesukaannya „The Beach Boys‟ yaitu Mike, Al, Dennis, Carl, dan Brian. Mao sangat menyukai Band yang berada di era yang sama dengan The Beatles. Mereka berdua sangat menikmati kehidupan mereka. Mereka sangat bahagia layaknya kehidupan suami istri sungguhan.

Namun pada suatu hari di pagi hari Mao berkata akan mengambil koran keluar, namun setelah lam pergi Kosuke sadar Mao tidak kunjung kembali, lalu Kosuke keluar mencari Mao, namun ia tidak menemukan Mao dimanapun. Sejak


(48)

saat itu, 10 bulan setelah Kosuke dan Mao hidup bersama dan 10 hari setelah kepergian Mao yang tanpa diketahui siapa pun termasuk orang tua angkatnya tidak mengingat Mao. Kosuke juga pergi ke kantor tempat Mao bekerja, tetapi anehnya resepsionis kantornya mengatakan tidak ada yang bernama Watarai Mao disini. Ketika kosuke sedang berada di Taman Ichiyo, saat ia berada dalam keputusasaan, datanglah seekor kucing memakai sebuah kalung dengan liontin cincin dilehernya, Kosuke pun terkejut dan setelah diperhatikan bahwa cincin itu dalah cincin pernikahan yang ia berikan untuk Mao. Tersadar dari lamunannya, kini kucing abu-abu yang berada didepannya mengeong-ngeong manja. Kosuke pun yakin bahwa ia adalah Mao.

3.2 Analisis Psikologis Tokoh

Cuplikan Hal 8

Tokoh : Mao

Tempat : di SMP tempat Mao dan Kosuke bersekolah

Awalnya, orang-orang menganggap mao sebagai anak yang berperawakan mungil, manis, dan selalu bersikap baik. Hanya awalnya....

Masalah pertama muncul saat tes kecil huruf kanji. Nilai Mao sangat buruk. Dari nilai tertinggi 10, ia sering mendapatkan 1 atau 0. Benar-benar parah. Setelah kebodohannya terungkap, giliran sifat isengnya yang membangkitkan kekesalan orang lain.


(49)

Mao selalu bermasalah dalam kegiatan kelompok, sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sekolah. Hal-hal seperti „bekerja sama dengan yang lain‟ baginya ibarat penebusan dosa.

Sifatnya yang seperti itu paling sering muncul di acara festival olahraga. Pertama-tama, dia tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena. Hanya di nomor lompat jauh saja ia berhasil mendapat nomor satu. Lain cerita dengan nomor Balapan Kaki Seribu, setelah menempuh jrak 50 meter, ia akan berhenti di tengah jalan sehingga formasi timnya berantakan.

Analisis :

Dari cuplikan cerita di atas dapat dilihat bahwa tokoh Mao suka melakukan hal-hal yang salah, salah satunya yaitu melakukan kesalahan dalam kegiatan kelompok, padahal itu adalah sesuatu hal yang penting dalam kehidupan sekolah, hal-hal seperti itu seperti sesuatu hal yang sangat sulit dilakukan oleh Mao. Ia mendapatkan nilai yang buruk, tidak bisa menyesuaikan langkah saat memasuki arena pertandingan olahrga, dan pada saat perlombaan Balapan Kaki seribu secara tiba-tiba ia berhenti di tengah jalan setelah menumpuh jarak 50 meter dan membuat formasi timnya berantakan. Dari kejadian tersebut dapat dilihat adanya keinginan-keinginan (Id) dalam diri Mao yang ingin segera dipenuhi. Seperti saat perlombaan Balapan Kaki seribu karena ia ingin berhenti di tengah jalan Mao langsung melakukannya. Dalam hal ini Ego menjalankan keinginan-keinginan (Id) yang terdapat dalam diri Mao untuk segera terpenuhi, tetapi keinginan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari Super Ego yang menjalankan berdasarkan nilai moral yang ada. Disini berarti Ego


(50)

mengalami kegagalan dalam hal mengontrol keseimbangan Id dan Super Ego. Karena pada dasarnya Super Ego hanya menginginkan dorongan-dorongan yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan harus dipenuhi akan tetapi jika tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada tidak boleh dipenuhi. Seperti halnya yang dilakukan Mao dengan tiba-tiba berhenti ditengah pertandingan sehingga membuat formasi timnya berantakan, tindakan yang dilakukan Mao mencerminkan sikap yang tidak baik karena tidak adanya keinginan untuk bekerja sama dwengn kelompok dan tidak adanya loyalitas terhadap kelompok. Tindakan tersebut tidak sesuai dengan kebudayaan orang jepang yang biasanya dalam melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan dengan totalitas, selain itu loyalitas terhadap kelompok juga tinggi.

Cuplikan Hal 10

Tokoh : Kosuke

Tempat: di ruang kelas

Diperlakukan sedemikian keji, Mao tetap bergeming. Rupanya dia sempat yakin tidak ada yang salah dengan usapan itu. Si bodoh itu memang tidak pernah memetik pelajaran dari hal-hal seperti ini. Setelah berkali-kali diganggu seharusnya ia mengetahui niat jahat lawannya, namun kini ia malah memberi hati hanya karena satu usapan.

“sudah cukup!!”. Suara yang semula dimaksudkan hanya sebagai bisikan untuk yng bersangkutan, malah bergema di seluruh penjuru kelas. Kosuke yang waktu


(51)

itu masih berusia 13 tahun tidak sanggup lagi menahan rasa jengkel yang sudah terlalu lama terpendam.

“....kubilang sudah cukup”. Kosuke menundukkan wajahnya lalu mengerucutkan bibir sambil mengulang perkataan tersebut. Sementara orang-orang di sekitar kami saling berpandangan, wajah ushioda berubah menjadi tidak sedap dipandang, disusul tawa mencemooh. Dia sendiri yang mencari masalah. Kosuke langsung merenggut tangan Ushioda dan mengoleskan mentega tidak hanya dirambut, tetapi juga wajahnya. Untuk sesaat dia seperti tidak menyadari apa yang telah terjadi. Namun pada akhirnya Ushioda menyadarinya dan berteriak nyaring dan meloncat ke koridor. Dan entah bagaimana caranya, justru kosuke yang menjadi si orang jahat. Bersama ibunya, mereka menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf di ruang guru, kepala sekolah, dan terakhir di pintu kediaman Ushioda.

Analisis :

Dari cuplikan cerita diatas terlihat bahwa setelah melihat Mao diperlakukan sedemikian keji oleh teman sekelasnya yaitu Ushioda, Kosuke menjaditidak bisa menahan rasa jengkelnya yang sudah lama terpendam. Diceritakan bahwa kosuke langsung mengambil tangan Ushioda yang penuh mentega dan mengoleskannya, tidak hanya mengoleskan di rambut tetapi Kosuke juga mengoleskan mentega ke wajah Ushioda. Disini terlihat adany keinginan-keinginan (Id) dari dalam diri Kosuke untuk segera mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap perlakuan Ushioda terhadap Mao. Dalam hal ini Ego yang menjalankan keinginan-keinginan (Id) Kosuke pada saat itu dengan cara


(52)

membalas perbuatan Ushioda terhadap Mao dengan mengoleskan juga mentega ke rambut dan wajah Ushioda. Pada awalnya hanya Id yang menguasai diri Kosuke dikarenakan rsa jengkel yang tidak tertahankan lagi, sehingga ia berbuat demikian terhadap Ushioda. Walaupun semuanya telah terjadi karena Id Kosuke yang tidak terkontrol, namun pada akhirnya muncullah Super Ego yang membuat Kosuke sadar kalau hal yang dilakukannya salah, walaupun di dalam hatinya merasa tidak adil, namun disini Kosuke tetap meminta maaf di ruang guru, ruang kepala sekolah, dan terakhir di pintu kediaman Ushioda.

Cuplikan hal 25

Tokoh : Kosuke

Tempat : di sekolah

Perlakuan orang-orang disekitarku juga sama parahnya. Kalau saja Kosuke memang tipe murid yang suka melakukan kenakalan, masalah mentega itu mungkin bisa dibereskan karena dianggap sebagai „keisengan yang berlebihan‟. Atau, bila Kosuke memang memiliki kepribadian yang kuat yang suka melontarkan kata-kata kasar, para guru pasti bisa membereskannya sebagai kasus perkelahian biasa. Namun dalam kenyataannya, Kosuke hanya murid pendiam yang menaruh minat pada kereta api dan kebetulan menimbulkan masalah. Justru disitulah letak pangkal bencana. Guru-guru bersikeras bahwa mereka „ tidak menyangka murid pendiam seperti Kosuke dapat melakukan kekerasan‟. Padahal, kosuke tidak suka melakukan kekerasan dalam keadaan semarah apapun. Semuanya hanya karena dia mengoleskan mentega ke rambut orang lain. “Padahal


(53)

tidak ada yang marah kalau dioleskan ke roti kan?” perkataan Mao membuat saraf kosuke tegang. Memang menyebalkan, tetapi Kosuke hanya bisa mencebik karena kalau sampai marah, ia kan benar-benar menajdi „si tukang marah‟. Ingin rasanya ia bertanya kepada Mao, menurutnya siapa yang menjadi penyebab semua kejadian ini. Namun melihat wajahnya yang penuh senyum, Kosuke mengurungkan nioat itu. Apalagi, hanya Mao lah satu-satunya yang tidak menajuh dan masih mau bicara dengan Kosuke.

Analisis :

Dari cuplikan cerita di atas terlihat bahwa Kosuke bisa mengendalikan dirinya. Keinginan-keinginan (Id) yang terdapat di dalam dirinya bisa dikedalikan dengan baik. Disini diceritakan bahwa Kosuke bisa mengendalikan sikapnya terhadap perlakuan orang-orang disekitarnya, selain itu juga Kosuke juga berusaha untuk mengerti sifat Mao. Seperti yang terdapat dalam cuplikan cerita ada perkataan Mao yang membuat saraf Kosuke tegang setelah mendengarnya. Mao berbicara seolah-olah dia tidak ada hubungannya dengan kejdian sebelumnya yang membuat Kosuke dijauhi oleh teman-teman disekitarnya. Disini terlihat bahwa keinginan-keinginan (Id) dan Ego Kosuke terkontrol dengan baik, ini disebabkan adanya Super Ego yang mempengaruhi Kosuke sehingga ia tidak marah terhadap Mao. Selain itu, kenyataannya setelah „Insiden Mentega‟ tidak ada lagi yang mau bicara dengan Kosuke, ia dijuluki „Si Tukang Marah‟ dan teman-teman di sekitarnya menjauhinya, hanya Mao lah yang mau berbicara dan berteman dengan Kosuke. Oleh karena itu, Kosuke tidak marah terhadap Mao.


(54)

Disini Kosuke sadar akan adanya buadaya saling menghrgai, sehingga ia sangat menghargai kebaikan Mao yang masih mau tetap berteman dengannya.

Cuplikan hal 28

Tokoh : Mao

Tempat : disebuah caffe di dekat bioskop

“Panas!” Mao terpekik kecil saat meneguk coffe latte, lalu sesaat kemudian ia mendesah dan berkata, “Huh, film yang membosankan”. Tunggu sebentar. Bukankah dia yang mengajak menonton film itu? Seharusnya mereka menonton film Hollywood di Yurakucho, tetapi tiba-tiba Mao mengubah rencana.

“Payah. Mungkin sebaiknya kita menonton film yang memang sudah terkenal

saja,” katanya lagi. “Lho? Kau sendiri yang mengajakku menontonnya!”. Soalnya, dari cuplikan di internet memang kelihatan menarik. Padahal, Mao menyangka tipe film yang mampu ceritanya mampu menggerakkan hati. Huh, dasar distributor tukang tipu!. Sejak dulu Mao selalu seperti ini mudah berubah fikiran.

Analisis :

Pada cuplikan cerita di atas terlihat Mao selalu melakukan apa yang ia inginkan secara tiba-tiba tanpa berfikir terlebih dahulu. Seperti pada cuplikan cerita diatas, disitu terlihat bahwa Mao tiba-tiba mengubah rencana mereka. Padahal seharusnya mereka menonton film Hollywood di Yurakucho, secara tiba-tiba Mao merubahnya dengan menonton film lain. Padahal ia belum tau kalau film


(55)

itu benar-benar bagus atau tidak. Disini terlihat bahwa Mao tidak bisa mengontrol keinginan-keinginan (Id) yang ada di dalam dirinya. Dari cuplikan cerita terlihat adanya keinginan-keinginan (Id) yang ada di dalam diri Mao yang harus seger di wujudkan atau dipenuhi. Disini Ego memenuhi keinginan-keinginan (Id) Mao. Di dalam cuplikan terlihat jelas Mao melakukan sesuatu sesuai dengan Id nya tanpa berfikir dahulu, ia langsung melakukan keinginan yang ada dalamnya hatinya, malahan tidak ada penyesalan sama sekali, seperti cuplikn cerita di atas Mao malah menyalahkan distributor filmnya.

Cuplikan hal 36

Tokoh : Mao

Tempat : di taman Ichiyo

Tiba-tiba saja Mao yang selama ini ada disampingnya sudah menaiki palang panjatan. Gerakannya ringan dan cepat. Dengan kedua kakinya berpijak di palang paling atas, dia kembali membuka lembar ujiannya. “ Hei! Bahaya! Awas

jatuh”. Mao mendongak ke arah langit biru. Daun-daun pohon ginkgo berguguran

terkena tiupan angin. Mao kembali berjalan-jalan diatas palang dengan ahli. Kaki Kosuke serasa beku. “kubilang bahaya! Cepat turun! Kalau sampai jatuh dan mati,

mana bisa pergi ke Tokyo!?”. Mao berhenti melangkah, lalu perlahan-lahan turun.

Satu tangannya memegang palang dari dalam, sedangkan tangan lain memegang kertas ujian yang terus-menerus di pandang seperti monyet di dalam kandang saja.


(56)

Analisis:

Dari cuplikan cerita diatas terlihat bahwa Mao kembali melakukan sesuatu sesuka hatinya, ia tidak memikirkan bahwa hal yang dilakukan nya itu membahayakan dirinya atau tidak. Di dalam cuplikan terlihat bahwa Mao melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginan (Id) yang terdapat dalam dirinya, keinginan-keinginan (Id) berusaha diwujudkannya seperti di dalam cuplikan cerita ia tiba-tiba memanjat palang pnjatan dan berjalan di atasnya. Id di dalam diri Mao sering tidak terkendalikan, ia selalu melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginannya (Id). Disini terlihat pada akhirnya Ego bisa mengontrol keinginan-keinginan (Id) yang pada akhirnya Mao memutuskan untuk turun dari palang tersebut.

Cuplikan hal 66

Tokoh : Kosuke

Tempat : di kediaman orang tua Mao

Tekad Kosuke sudah bulat. Ia tidak tahan lagi melihat kegundahan di wajah Mao. Yang ingin segera ia lakukan adalah menghapus rasa gundah itu dan mengembalikan senyumnya. Benar, Kosuke mencintai Mao. Sederhana saja. Yang kucintai bukan riwayat hidup atau nama Mao, melainkan sifatnya yang angin-anginan, tetapi selalu siap membantu siapa saja, juga kebodohan sekaligus kebaikan hatinya. Sejujurnya Kosuke memang terkejut mendengarnya. Tetapi hal itu tidak membuat ia takut atau sampai mengubah perasaaannya. Pernyataan


(57)

tulusnya hanya di sambut reaksi datar orang tua Mao kemudian saling melemparkan tatapan penuh peringatan.

Analisis :

Dari cuplikan cerita diatas dapat dilihat bahwa Kosuke dapat mengen dalikan dirinya. Walaupun ia terkejut dengan kenyataan yang ada, tetapi ia bisa mengendalikannya. Dari cuplikan diatas terlihat bahwa Id dan Ego dari dalam diri Kosuke dapat terkontrol dengan baik sehingga ia tetap pada keinginan awalnya untuk membahagiakan orang yang dicintainya yaitu Mao. Super Ego yang ada dalam diri Kosuke membuat ia menepiskan rasa terkejutnya dan tetap bertekad untuk tetap membahagiakan Mao dan menghapus rasa gundah Mao sehingga Mao bisa tersenyum kembali.

Cuplikan hal 67

Tokoh : Mao

Tempat : kediaman orang tua Mao

Mao yang sejak tadi terus menahan diri, dalam sekejap langsung seperti

semula dan melancar serangan balik. “Apa maksud ayah? Jangan bicara

seakan-akan aku ini Cuma properti ayah!. “Ayah tidak bermaksud begitu”. “justru itu yang kutangkap”. “ Aku tahu ayah dan ibu telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan aku sendiri memang sering membuat kalian khawatir. Tapi aku tidak ingin kalian berdu ikut campur ini itu tentang orang yang kucintai. Jadi


(58)

negosiasi ini gagal!”. Mendadak Mao bangkit dan menarik lengan Kosuke. “ku akan tetap bersama Kosuke, tidak peduli siapa yang menentang”.

Analisis :

Dari cuplikan cerita diatas pada saat Mao dan Kosuke mendatangi kediaman orang tua Mao, mereka meminta izin untuk menikah namun orang tua Mao menentangnya. Karena orang tuanya menentang keinginan mereka Mao yang sedari tadi berusaha menahan dirinya akhirnya malah menyerang ayahnya balik. Ia malah balik menentang ayahnya dan tidak memperdulikan larangan ayahnya. Ia tetap akan bersama Kosuke tanpa memperdulikan larangan orang tuanya. Dari cuplikan cerita tersebut dapat dilihat bahwa Mao memiliki keinginan-keinginan dalam dirinya yang harus segera diwujudkan (Id) dikarenakan ia marah karena orang tuanya menentang keinginan Mao untuk menikah dengan Kosuke. Kemudian Ego pun melakuan melakukan berdasarkan kenyataan dengan cara Mao yang menentang kembali dan marah terhadap ayahnya. Sebagaimana diketahui Ego bertugas untuk menjalankan keinginan-keinginan (Id) dari dalam diri Mao untuk segera dipenuhi agar tidak menjadi beban dalam diri Mao. Mao tidak memikirkan lagi bahwa ia sedang berbicara dengan orangtuanya, ia terus menentang perktaan ayahnya, karena yang ia pikirkan adalah tidak ada yang boleh menentang keinginannya untuk bersama Kosuke.


(59)

Cuplikan hal 74

Tokoh : Kosuke

Tempat: di pinggir jalan saat Kosuke berbicara melalui telepon dengan orang tua Mao

“ Maaf”. Sambil menundukkan kepala, Kosuke merasakan keinginan memberontak muncul dari lubuk hatinya. Kosuke tidak tahu apakah orangtua Mao termasuk orang yang penuh pengertian. Yang Kosuke tidak setuju dengan cara mereka yang berusaha mengubah niat mereka berdua tanpa memberikan penjelasan yang masuk akal. Penjelasan yang tepat.

Analisis :

Dari cuplikan cerita tersebut terlihat Kosuke hanya bisa mengatakan maaf sambil menundukkan kepala. Walaupun dia dalam hatinya tidak terima dengan keputusan orang tua Mao, tetapi ia hanya bisa meminta maaf. Walaupun orang tua tidak memberikan penjelasan apa-apa dan hanya menentang keinginan mereka. Dari cuplikan cerita dapat dilihat bahwa Kosuke bisa mengendalikan keinginan-keinginan (Id) yang ingin memberontak dalam dirinya. Disini terlihat adanya pengaruh Super ego dalam diri Kosuke sehingga ia masih bisa mengendalikan dirinya dan meminta maaf sambil menundukkan kepala kepada Orang Tu Mao. Seperti kita ketahui Super Ego hanya menjalankan keinginan-keinginan dalam diri seseorang yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat jepang yaitu sikap menghormati orang tua sehingga Kosuke meminta maaf sambilmenundukkan kepala.


(60)

Cuplikan hal 75

Tokoh : Mao

Tempat : di sebuah restoran

“ Tidak usah cari alasan. Ayo minum!”. Mao kembali mengangkat botol angggur. Bukan hanya sekali dua kali Kosuke mengulurkan gelas untuk diisi. Kelihatannya ada sesuatu yang aneh dengan tangan Mao karena bibir botol yang

sedang dimiringkannya malah membentur gelas. “ Kau baik-baik saja? Ini

pertama kalinya Kosuke melihat Mao mabuk sungguhan. “Aku tidak mabuk, Cuma lemas!” Begitu Mao marah-marah dengan aksen daerah, itu artinya dia benar-benar mabuk.

Analisis :

Dari cuplikan cerita diatas terliht bahwa mabuk. Ia terlalu banyak minum anggur. Ia tidak peduli walaupun ia sedang bersama Kosuke, ia tetap minum. Padahal itu pertama kalinya Mao mabuk sungguhan di depan Kosuke. Pada saat mabuk Mao marah-marah dengan aksen daerah di depan Kosuke. Disini terlihat bahwa Mao kembali melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginan (Id) yang ada dalam dirinya tanpa memperdulikan ia sedang bersama siapa. Ego yang bertugas mewujudkan keinginan-keinginan (Id) dengan cara Mao terus meminum anggur hingga ia mabuk. Di dalam budaya masyarakat jepang mabuk bukan lah


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Di akhir penulisan skripsi ini, penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Tokoh merupakan sesuatu yang penting di dalam sebuah novel karena tokoh merupakan kreatifitas dari pengarang yang memiliki kebebasan dalam menentukan watak tokohnya. Tokoh dalam sebuah novel juga merupakan hal pokok yang membuat cerita dalam novel tersebut menarik.

2. Di dalam cerita dalam sebuah novel terdapat kejadian yang berbeda-beda yang di alami setiap tokoh dalam cerita sehingga membuat cerita tersebut lebih menarik untuk dibaca, seperti halnya dalam novel Her Sunny Sideyang membahas tentang beban Psikologis.

3. psikologi dan sastra sangat berhubungan erat karena hubungan antar manusia dengan manusia yang hidup berdampingan dan kebanyakan pengarang melakukan pengamatan dengan manusia yang hidup disekitarnya.

4. Di dalam novel Her Sunny Side terdapat keadaan psikologis tokoh utama yang di ungkapkn oleh Osamu Koshigaya yaitu mengenai


(2)

52

perjalanan hidup tokoh utama. Sedangkan beban yang yang di alami tokoh utama adalah pengaruh kehidupan di masa lalu yang mempengaruhi sifatnya dan keingianan-keinginan dalam hatinya yang harus selalu dipenuhi, serta kehidupannya bersama dengan orang yang dicintainya yang di dalamnya terdapat hal-hal yang harus ia pahami.

5. Novel Her Sunny Side menceritakan kehidupan sepasang kekasih yaitu Mao dan Kosuke yang merupakan teman sejak kecil. Mereka melalui kehidupan mereka dengan terdapat beberapa masalah yang bersangkutan dengan masa lalu Mao. Dalam kehidupan mereka Kosuke sanghat mencintai Mao sehingga ia selalu berusaha mengerti akan sifat-sifat Mao, walaupun hingga pada akhirnya Mao tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

6. Setelah melakukan analisis, ternyata pada tokoh Mao terdapat Id (keinginan-keinginan) dalam diri tokoh dari pada Ego dan Super Ego nya. Di dalam diri Mao terdapat banyak keinginan-keinginn yang harus dipenuhi. Disimpulkan bahwa Mao kebanyakn melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan-keinginan (Id) yang ada dalam dirinya. Bahkan seringkali Mao tidak memikirkan dampak yuang akan terjadi terhadap hal yang dilakukannya. Sedangkan tokoh Kosuke dalah seseorang yang selalu memikirkan dahulu sebelum ia melakukan sesuatu. Ia selalu mengontrol keinginan-keinginan (Id) dalam dirinya, apalagi hal tersebut tidak sesuai dengan Super Ego, kebanyakan hal yang dilakukan Kosuke dipengaruhi oleh Super Ego yang ada dalam dirinya.


(3)

7. Di dalam novel Her Sunny Side, pengarang menggambarkan tokoh utama yang bernama Mao yang memiliki sifat yang sedikit egois, ini terlihat dengan perilkunya yang sering melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan hatinya tanpa memikirkannya terlebih dahulu, namun di blik itu Mao juga memiliki sifat yang ulet dan tekun saat bekerja, ini terlihat pada bagaimana Mao bekerja di Lara Aurore perusahaan tempat ia bekerja. Sedangkan tokoh utma Kosuke digambarkan sebagai seseorang pria yang sabar, baik, dan pengertian. Ini dapat terlihat pada kehidupan mereka berdua dimana Kosuke selalu berusaha mengerti dengan segala sifat Mao dan sangat mencintai Mao. Kisah kehidupan mereka ini yng membuat novel ini disukai pembaca, karena banyak hal-hal yang menarik dalam cerita kehiduapn mereka.

8. Di dalam novel Her Sunny Side terdapoat pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang yaitu agar kita dapat mengendalikan diri kita sendiri agar tidak terjadi penyelasalan di kemudian hari, selain itu juga terdapat pesan bahwa apabila kita mencintai seseorang maka kita juga harus mencintai segala kekurangan, sifat, termasuk masa lalu dari seseorang tersebut. Pengarang juga menjelaskan bahwa apa yang di alami seseorang pada masa lalu, maka sedikit banyaknya akan berpengaruh bagi sifatnya di masa depan.


(4)

54 4.2 Saran

Saran penulis terhadap pembaca setelah membaca atau memahami isi skripsi ini adalah agar kita selalu menjadi orang yang sabar dalam menghadapi segala hal, selain itu kita sebaiknya tidak sellu melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan diri kita sendiri, sebaiknya sebelum melakukan sesuatu kita harus memikirkan terlebih dahulu dampak yang akan terjadi setelahnya. Supaya kita tidak menyesali tindakan yang telah kita lakukan, ataupun supaya tindakan yang kita lakukan tidak merugikan orang lain. Karena ada saatnya kita memenuhi keinginan tersebut dn ad saatnya tidk memenuhiny selama itu tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam kehidupan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Malang : Sinar Baru & YA

Anonim. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta : Erlangga

Djmarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta

Endaswara, Suwandi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Media Presindo

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Hanindita

Jahja, Yudrik. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana

Koshigaya. Osamu. 2013. Her Sunny Side ( Terjemahan). Jakarta: Haru

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Pres

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak : Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Jogjakarta : Gadjah Mada University

Papalia, Diane., et al. 2011. Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta : Kencana

Sentosa, Wijaya Heru dan Wahyuningtyas, Sri. 2010. Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Surakarta : Yuma Pustaka


(6)

Sudjiman, Panuti. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumarjo, Jacob. 1997. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum

Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Fajar Interpratama Offset

Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Jogjakarta : Pustaka Book Publisher

http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund- freud/http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-dan-menurut-para-ahli/

http://www.anneahira.com/psikologi-sastra.html


Dokumen yang terkait

Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “Hidamari No Kanojo” Karya Koshigaya Osamu

8 100 96

Analisis Latar Cerita Hiroshima Karya John Hersey John Herseyno Sakuhin No Hiroshima To Iu Shousetsu No Bamenmonogatari No Bunseki

9 82 84

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

1 56 62

Analisis Kesetiaan Tokoh Kaze Dalam Novel “Pembunuhan Sang Shogun” Karya Dale Furutani Dale Furutani No Sakuhin No Shougun No Satsugai No Shousetsu Ni Okeru Kaze To Iu Shujinko No Chujitsu No Bunseki

5 50 66

Analisis “Peranan Wanita Sebagai Tokoh” Dalam Novel Out Karya Kirino Natsuo : Kirino Natsuo No Sakuhin No Auto No Shousetsu No “Shujinkou Toshite Onna No Yakuwari” No Bunseki

3 84 58

KOSHIGAYA OSAMU NO SAKUHIN NO “HIDAMARI NO KANOJO” NO SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

0 0 13

Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Dalam Novel “Her Sunny Side” Karya Osamu Koshigaya Osamu Koshigaya No Sakuhin No “Her Sunny Side” To Iu Shousetsu No Shujinkou No Shinriteki No Bunseki

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

0 0 14