Table 2 menunjukkan bahwa pertambahan diameter rata-rata yang paling besar adalah perlakuan A
3
0,336 cm dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tetapi pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 menunjukkan bahwa antar
perlakuan A , A
1
, A
3
, A
5
dan A
7
tidak berbeda nyata, sehingga hasilnya dianggap tidak berbeda pada setiap perlakuan.
3. Jumlah Daun Bibit Sukun
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyiraman pada interval berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun bibit sukun
Lampiran 3. Pertambahan jumlah daun bibit sukun rata-rata dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pertambahan jumlah daun rata-rata hari ke-0 sampai hari ke-88
Keterangan: A
= Penyiraman 2 kali sehari A
1
= Penyiraman 1 kali sehari A
3
= Penyiraman 1 kali dalam 3 hari A
5
= Penyiraman 1 kali dalam 5 hari A
7
= Penyiraman 1 kali dalam 7 hari A
9
= Penyiraman 1 kali dalam 9 hari A
11
= Penyiraman 1 kali dalam 11 hari A
13
= Penyiraman 1 kali dalam 13 hari A
15
= Penyiraman 1 kali dalam 15 hari A
17
= Penyiraman 1 kali dalam 17 hari A
19
= Penyiraman 1 kali dalam 19 hari A
21
= Penyiraman 1 kali dalam 21 hari
Berdasarkan Gambar 5 hasil pengamatan jumlah daun dari hari ke-0
sampai hari ke-88 menunjukkan adanya pertambahan jumlah daun. Pertambahan jumlah daun rata-rata terbesar diantara semua perlakuan adalah A
1
yaitu 9 helai.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi pada hari ke-12 sampai hari ke-88 akhir pengamatan, bibit sukun pada perlakuan A
9
, 11
11
, A
`13
, A
15
, A
17
, A
19
dan A
21
sudah ada yang mati pada beberapa ulangan Lampiran 7. Berikut grafik pertambahan jumlah daun bibit
sukun rata-rata yang disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Grafik rata-rata jumlah daun bibit sukun hari ke-0 sampai hari ke-88
Keterangan: A
= Penyiraman 2 kali sehari A
1
= Penyiraman 1 kali sehari A
3
= Penyiraman 1 kali dalam 3 hari A
5
= Penyiraman 1 kali dalam 5 hari A
7
= Penyiraman 1 kali dalam 7 hari A
9
= Penyiraman 1 kali dalam 9 hari A
11
= Penyiraman 1 kali dalam 11 hari A
13
= Penyiraman 1 kali dalam 13 hari A
15
= Penyiraman 1 kali dalam 15 hari A
17
= Penyiraman 1 kali dalam 17 hari A
19
= Penyiraman 1 kali dalam 19 hari A
21
= Penyiraman 1 kali dalam 21 hari
Berdasarkan Gambar 6, perlakuan yang mampu bertahan hidup dari
pengamatan hari ke-0 sampai hari ke-88 adalah A , A
1
, A
3
, A
5
dan A
7
, sedangkan perlakuan A
9
, 11
11
, A
`13
, A
15
, A
17
, A
19
dan A
21
sudah mulai mati lebih dari 12 hari. Hasil analisis sidik ragam terlihat bahwa perlakuan penyiraman dengan
interval berbeda, tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun bibit sukun rata-rata Lampiran 3. Berikut pertambahan jumlah daun bibit
sukun rata-rata pada pengukuran hari ke-0 sampai hari ke-88 disajikan pada Table 3.
Universitas Sumatera Utara
Table 3. Pertambahan jumlah daun bibit sukun rata-rata pada pengukuran hari ke-0 sampai hari ke-88
Perlakuan Rata-rata
A 8 a
A
1
9 a A
3
6 a A
5
7 a A
7
6 a Total
36,2
Keterengan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5
Table 3 menunjukkan bahwa pertambahan jumlah daun rata-rata yang paling besar adalah perlakuan A
1
9 helai dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tetapi pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 menunjukkan bahwa
antar perlakuan A , A
1
, A
3
, A
5
dan A
7
tidak berbeda nyata, sehingga hasilnya dianggap tidak berbeda pada setiap perlakuan.
4. Luas Daun Bibit Sukun