Tinggi Bibit Sukun Uji Ketahanan Bibit Sukun (Artocarpus communis Forst) Pada Beberapa Interval Penyiraman

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 12 minggu dengan 5 parameter yaitu tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun dan persen hidup, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Tinggi Bibit Sukun

Tinggi merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan bibit sukun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyiraman bibit sukun pada beberapa interval berbeda berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi bibit sukun Lampiran 1. Pertambahan bibit sukun rata-rata mulai hari ke-0 sampai hari ke-88 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Pertambahan tinggi bibit sukun rata-rata hari ke-0 sampai hari ke-88 Keterangan: A = Penyiraman 2 kali sehari A 1 = Penyiraman 1 kali sehari A 3 = Penyiraman 1 kali dalam 3 hari A 5 = Penyiraman 1 kali dalam 5 hari A 7 = Penyiraman 1 kali dalam 7 hari A 9 = Penyiraman 1 kali dalam 9 hari A 11 = Penyiraman 1 kali dalam 11 hari A 13 = Penyiraman 1 kali dalam 13 hari A 15 = Penyiraman 1 kali dalam 15 hari A 17 = Penyiraman 1 kali dalam 17 hari A 19 = Penyiraman 1 kali dalam 19 hari A 21 = Penyiraman 1 kali dalam 21 hari 6,76 8,52 6,28 4,64 4,06 1,68 1,6 0,66 0,4 0,36 0,82 0,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P e rt a m b a h a n T in g g i cm Perlakuan Interval Penyiraman 0A 1A 3A 5A 7A 9A 11A 13A 15A 17A 19A 21A Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan bibit tertinggi rata-rata terdapat pada perlakuan A 1 yaitu 8,52 cm jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil pengamatan dari hari ke-0 sampai hari ke-11 menunjukkan bahwa semua bibit sukun mengalami pertambahan tinggi. Akan tetapi pada hari ke-12 sampai hari ke-88 akhir pengamatan, bibit sukun pada perlakuan A 9 , 11 11 , A `13 , A 15 , A 17 , A 19 dan A 21 sudah ada yang mati pada beberapa ulangan Lampiran 7. Berikut grafik pertambahan tinggi bibit sukun rata-rata dari pengamatan hari ke-0 sampai hari ke-88 yang disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Grafik tinggi bibit sukun rata-rata hari ke-0 sampai hari ke-88 Keterangan: A = Penyiraman 2 kali sehari A 1 = Penyiraman 1 kali sehari A 3 = Penyiraman 1 kali dalam 3 hari A 5 = Penyiraman 1 kali dalam 5 hari A 7 = Penyiraman 1 kali dalam 7 hari A 9 = Penyiraman 1 kali dalam 9 hari A 11 = Penyiraman 1 kali dalam 11 hari A 13 = Penyiraman 1 kali dalam 13 hari A 15 = Penyiraman 1 kali dalam 15 hari A 17 = Penyiraman 1 kali dalam 17 hari A 19 = Penyiraman 1 kali dalam 19 hari A 21 = Penyiraman 1 kali dalam 21 hari Berdasarkan Gambar 2, perlakuan yang mampu bertahan hidup dari pengamatan hari ke-0 sampai hari ke-88 adalah A , A 1 , A 3 , A 5 dan A 7, sedangkan perlakuan A 9 , 11 11 , A `13 , A 15 , A 17 , A 19 dan A 21 sudah mulai mati pada pengamatan hari ke-12 pada beberapa ulangan Lampiran 7. Universitas Sumatera Utara Hasil analisis sidik ragam terlihat bahwa perlakuan penyiraman dengan interval berbeda, memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi bibit sukun rata-rata Lampiran 1. Berikut rata-rata pertambahan tinggi bibit sukun pada pengukuran hari ke-0 sampai hari ke-88 disajikan pada Table 1. Table 1. Pertambahan tinggi bibit sukun rata-rata pada pengukuran hari ke-0 sampai hari ke-88 Perlakuan Rata-rata A 6,76 c A 1 8,52 bc A 3 6,28 abc A 5 4,64 ab A 7 4,06 a Total 30,26 Keterengan: Nilai rata-rata yang diikuti notasi dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5 Table 1 menunjukkan bahwa pertambahan tinggi rata-rata yang paling besar adalah perlakuan A 1 8,52 cm dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Tetapi pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 menunjukkan bahwa antar perlakuan A , A 1 , A 3 , A 5 dan A 7 tidak berbeda nyata, sehingga hasilnya dianggap tidak berbeda pada setiap perlakuan.

2. Diameter Bibit Sukun