i. Bak Bidang Miring
Bak bidang miring merupakan bagian dari bak flokulasi. Bak bidang miring ini menahan endapan dan partikel-partikel lain
yang masih terdapat dalam air limbah dari bak flokulasi. Melalui bidang miring ini, air jernih pada bak flokulasi mengalir ke bak
kontrol, sedangkan endapan yang masih terbawa akan mengendap dan masuk ke bak sedimentasi ketiga bak
pengendapan akhir. j.
Bak Kontrol Air yang sudah jernih dialirkan ke bak kontrol yang berisi ikan
sebagai kontrol biologi. Kemudian dilakukan pemeriksaan kadar COD Chemical Oxygen Demand, BOD Biological Oxygen
Demand dan TDS Total Dissolve Solid dari air yang terdapat
dalam bak kontrol ini, jika hasilnya memenuhi persyaratan maka air dapat dibuang ke saluran pembuangan akhir.
6. Air Handling System AHS
Air Handling System AHS adalah sistem pengaturan udara yang
berfungsi mengkondisikan udara dalam ruangan produksi yang dilengkapi dengan sarana pengatur suhu dan kelembaban. Parameter
ini dapat mempengaruhi kualitas produk dari industri farmasi, selain itu juga terdapat parameter lainnya antara lain air change
pertukaran udara, tekanan udara, kontaminasi mikroba dan cemaran partikel. Tujuan dari sistem ini adalah untuk menyediakan
Universitas Sumatera Utara
aliran udara kering dan dingin yang tepat untuk tiap-tiap ruangan produksi.
Pada ruang Kelas D terdapat prefilter dan medium filter, sedangkan pada ruangan Kelas C terdapat prefilter, medium filter dan HEPA
filter, pada ruang Kelas A selain terdapat prefilter, medium filter dan HEPA filter juga dilengkapi dengan LAF Laminar Air Flow. Pada
ruang produksi tablet dan sirup kering tekanan udara ruangan akan lebih negatif dari tekanan udara pada ruang koridor. Sebaliknya,
untuk ruang produksi sirup cair tekanan udara akan lebih positif dibandingkan koridor. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
kontaminasi debu, karena aliran udara bergerak dari tekanan yang tinggi ke yang lebih rendah. Pada ruang produksi Betalaktam,
tekanan udara didalam ruang produksi harus lebih rendah daripada koridor supaya tidak terjadi pencemaran partikel Betalaktam ke
daerah koridor yang dilewati personil. Berikut pengendalian udara di beberapa ruang produksi Lafi
Ditkesad: a.
Pengendalian udara di ruang Kelas C Ukuran partikel
: 0,5 μm maksimum 10.000feet
3
Relative humidity : 50 – 60
Filter : Primer filter
efisiensi 30 - 60 Secondary filter efisiensi 80 – 95
HEPA filter efisiensi 99,995 Sirkulasi udara
: 20 kali per jam
Universitas Sumatera Utara
Asal udara : fresh air
b. Pengendalian udara di ruang Kelas B
Ukuran partikel :
≥ 0,5 μm maksimum 100feet
3
Relative humidity : 45 – 50
Filter : Primer filter
efisiensi 30 - 60 Secondary
filter efisiensi 80 – 95
HEPA filter efisiensi 99,995 Sirkulasi udara
: 20 kali per jam Asal udara
: fresh air 10 dan sirkulasi 90 c.
Pengendalian udara di ruang Kelas A Ukuran partikel
: ≥ 0,5 μm maksimum 100feet
3
Relative humidity : 40
Filter : Primer filter efisiensi 30 - 60
: Secondary filter
efisiensi 80 – 95 HEPA
filter efisiensi 99,995
Laminar Air Flow Sirkulasi udara
: 120 kali per jam Pengumpul debu dust collector adalah suatu pembersih yang
bekerja dengan cara menghisap debu-debu yang terdapat pada ruang- ruang produksi dan mencampur aliran udara yang berdebu dengan
air di dalam air washer Roto Klon. Hasil olahan air washer tersebut selanjutnya dibawa ke IPAL untuk diolah lebih lanjut, khusus untuk
hasil olahan air washer dari produksi betalaktam terlebih dahulu melewati destruktor.
Universitas Sumatera Utara
Cara kerja AHS: Sistem tata udara secara umum dapat dijelaskan secara singkat
sebagai berikut: Suplai udara dalam sistem tata udara berasal dari udara luar udara terbuka dikenal istilah fresh air. Volume fresh air
yang masuk ke sistem ditentukan oleh volume damper yang telah terpasang. Udara tersebut disaring pada saringan pertamaprefilter
yang mampu menangkap partikel yang berukuran ≥ 1 µm. Udara
tersebut akan disaring kembali untuk yang kedua kalinya oleh medium filter yang mampu menangkap partikel yang berukuran
≥ 0.5 µm. Selanjutnya oleh Cooling Coil udara tersebut diatur suhunya
sesuai dengan yang dikehendaki. Tahap selanjutnya udara akan melewati Heating Coil yang berfungsi untuk mengatur kelembaban
sesuai dengan yang dikehendaki. Udara yang sudah terkondisi tersebut akan dihembuskan oleh
fan coil ke kelas DE. Fan Coil berfungsi sebagai pengatur jumlah sirkulasi udara air change yang dalam kerjanya dikombinasikan
dengan sistem damper. Udara bersih yang dihembuskan ke kelas DE 100 berasal dari fresh air yang diproses. Suplai udara untuk ruang
kelas A dengan B merupakan udara recycle yang bersirkulasi terus menerus melalui filter-filter yang digunakan.
Untuk mencukupi suplai oksigen di kelas A dan kelas B, dimasukkan udara segar melalui damper yang dapat mencukupi
suplai oksigen ± 20. Sistem ini dibuat dengan proses pengolahan
Universitas Sumatera Utara
seperti aliran udara untuk kelas D kemudian langsung disalurkan melewati HEPA filter ke kelas A, B dan kelas C.
3.8 Tinjauan Khusus tentang Instalasi Penyimpanan Lafi Ditkesad