b. Skala Guttman
Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala Guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas
tegas dan konsisten.
Misalnya: Yakin-Tidak yakin, benar-salah, setuju-tidak setuju, dan sebagainya.
c. Skala Diferensial Semantik
Skala diferensial smantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar dua kutub. Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep
pada suatu skala yang mempunyai 2 ejektif yang bertentangan. Misalnya:
Panas-dingin. Populer-tidak populer, bagus-beruk, dan sebagainya.
d. Skala Rating
Rating Scale
Rating scale
yaitu data mentah yang dapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Misalnya: Ketat-longgar, lemah-kuat, positif-negatif, Responden tidak akan menjawab
salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
e. Skala Thurstone
Skala Thurtone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Pada
umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 sampai 10 tetapi nilai- nilainya tidak diketahui responden.
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kanker seviks
2.5.1 Pendidikan
Penelitian Harahap 1983 di RSCM antara tingkat pendidikan dengan kanker serviks terdapat hubungan yang kuat, dimana kanker serviks cenderung lebih
banyak terjadi pada wanita yang berpendidikan rendah dibandingkan wanita
Universitas Sumatera Utara
yan berpendidikan tinggi 88,9 persen. Tinggi rendahnya pendidikan berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kehidupan seks, dan kebersihan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh surbakti E 2004 pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kanker serviks OR= 2,012
dengan kata lain penderita kanker serviks yang berpendidikan rendah merupakan faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks.
2.5.2 Pekerjaan
Menurut Teheru 1998 dan Hidayat 1999 terdapat hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar, seperti buruh, petani
memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks dibandingkan wanita pekerja ringan atau bekerja dikantor. Dua kejadian yang terpisah
memperlihatkan adanya hubungan antara kanker serviks dengan pekerjaan. para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks
dibandingkan para istri pekerja kantor atau pekerja ringan, kebanyakan dari kekin standart ekonomi yang tidak baik pada umumnya kelompok pertama ini
dapat diklasifikasikan kedalam kelompok sosial ekonomi rendah, mungkin standart kebersihan yang tidak baik pada umumnya faktor sosial rendah
memulai aktifitas seksual pada usia lebih muda.
Wanita dengan sosial ekonomi yang lebih tinggi dengan wanita dari masyarakat urban sebagai kelompok resiko rendah, dan wanita dengan status
sosial ekonomi yang rendah dengan wanitadari masyarakat rural sebagia wanita beresiko tinggi terhadap terjadinya kanker serviks, biasanya dikaitkan
dengan hygiene, sanitasi dan pemeliharaan kesehatan masih kurang. Pendidikan rendah, kawin usia muda, jumlah anak yang tinggi, pekerjaan dan
penghasilan tidak tetap, serta faktor gizi yang kurang akanmemudahkan terjadinya infeksi yang menyebabkan daya imunitas tubuh menurun sehingga
menimbulkan resiko terjadinya kanker serviks Taheru, 1998. Hidayat, 1999. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hibridawati 2001 ditemukan
proporsi terbesar penderita kanker serviks adlah ibu rumah tangga sebesar 73,7 persen.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Paritas