2.5.3 Paritas
Kanker serviks dijumpai pada wanita yang sering partus atau melahirkan. Kategori partus sering belum ada keseragaman akan tetapi menurut beberapa
pakar berkisar 3 – 5 kali melahirkan Tambunan, 1996. Bila persalinan
banyak maka kanker serviks cenderung akan timbul.
2.5.4 Usia pertama kali kawinmelakukan hubungan seks
Kawin di usia muda berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks. Penelitian Sandra Van Loon 1996, wanita penderita kanker serviks kawin
pertama kali usia 15 – 19 tahun. Usia pertama kali melakukan hubungan seks
merupakan salah satu faktor yang cukup penting. Dimana makin muda seorang perempuan melakukan hubungan seksual semakin besar resiko harus
ditanggungnya, karena terjadinya kanker serviks dengan masa laten kanker serviks memerlukan waktu 30 tahun sejak melakukan hubungan seksual
pertama, sehingga hubungan seksual pertama awal dari mula proses munculnya kanker serviks pada wanita Yakub, 1993.
Menurut Riono 1999, Edward 2001, Aziz 2002 wanita yang menikah dibawah 16 tahun biasanya 10
– 12 kali lebih besar kemungkinan terjadinya kanker serviks daripada mereka yang menikah setelah usia 20 tahun.
Pada usia tersebut kondisi rahim seorang remaja putri sangat sensitif. Serviks remaja lebih rentan terhadap stimulus karsinogenik karena terdapat proses
metaplasia skuamosa yang aktif, yang terjadi didalam zona transformasi selama periode perkembangan.
2.5.5 Papsmear
Metode papsmear merupakan cara seorang dokter dengan menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikt sampel sel-sel serviks atau leher
rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisis di laboratorium. Tes ini akan menunjukkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Dengan
melakukan tes papsmear secara teratur telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks Aziz, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.5.6 Ganti Pasangan