Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
18
q. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.
r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.
7 Inspektorat Pembantu Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
terhadap penyelenggaraan
pemerintah daerah
di kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai
fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten.
b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten. c. Pengawasan penyelenggaran urusan pemerintah daerah oleh SKPD
di Kabupaten, kecamatan dan kelurahan. d. Pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPDUKPD.
e. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang daerah pada perangkat daerah.
f. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kabupaten. g. Evaluasi kinerja dan akuntabilitas SKPD.
h. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau
penyalahgunaan wewenang oleh pegawai. i. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap
dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah. j. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan
eksternal danatau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah di kabupaten, kecamatan dan kelurahan.
k. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal.
l. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. m. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur.
n. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan. o. Penyediaan,
penatausahaan, pengunaan,
pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat. p. Perencanaan
pengelolaan kepegawaian,
barang, keuangan,
ketatausahaan Inspektorat Pembantu Kabupaten. q. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan
tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten Adminstrasi. r. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait
dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten. s. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Inspektorat Pembantu Kabupaten.
2.2 Sumber Daya
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
19
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki sumberdaya manusia sebanyak 313 yang terdiri dari
70 auditor dan 71 jabatan fungsional P2UPD. Sumberdaya tersebut ditempatkan dan bertugas di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, 5 lima
wilayah Inspektorat Pembantu Kota dan 1 satu Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Inspektorat Provinsi DKI
Jakarta didukung dengan fasilitas perangkat keras dan lunak hardware dan software. Perangkat keras software prasarana dan sarana berupa
peralatan elektronik dan komputer, sedangkan perangkat lunak software berupa Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT, Standar
Audit, Standar Pemeriksaan dan Kode Etik, serta norma-norma pengawasan.
2.3 Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
Mengenai kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2008 –
2012 disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 berikut :
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
20
No. Target SPM
Target Indikator Lainnya
Thn ke-1 Thn ke-2
Thn ke-3 Thn ke-4
Thn ke-5 Thn ke-1
Thn ke-2 Thn ke-3
Thn ke-4 Thn ke-5
Thn ke-1 Thn ke-2
Thn ke-3 Thn ke-4
Thn ke-5 2008
2009 2010
2011 2012
2008 2009
2010 2011
2012 2008
2009 2010
2011 2012
1. Terselenggaranya kinerja -
1. Persentase SKPD yang
-
70 75
80 85
90 70
75 80
90 90
100 100
100 100
100
Inspektorat dengan dukungan mencapai target
anggaran. indikator kinerja utama
IKU sebesar 80 2. Terciptanya pengawasan
penyelenggaraan pemerintah 2.
Persentase
60 65
70 75
80 60
65 70
80,39 80
100 100
100 100
100
daerah yang sesuai prosedur. Penyelesaian tindak
lanjut hasil 3. Terciptanya penyelenggaraan
pemeriksaan BPK-RI urusan pemerintah daerah oleh
Tahun Anggaran perangkat daerah.
berjalan dan sebelumnya
4. Terciptanya pengawasan BUMD yang sesuai prosedur.
3. Persentase
70 75
80 85
90 70
75 80
85,86 90
100 100
100 100
100
Penyelesaian Tindak 5. Terciptanya
lanjut hasil pengelolaan keuangan,
pe eriksaa APIP kepegawaian, barang daerah
Tahun Anggaran dan perangkat daerah sesuai
berjalan dan prosedur.
sebelumnya 6. Tercpitanya LAKIP SKPD yang
4. Menigkatnya opini BPK
WTP WTP
WTP WTP
WTP Disclaimer
WDP WDP
WTP WTP
Disclaimer WDP
WDP WTP
WTP memperoleh nilai baik.
RI terhadap LKPD DKI 7. Terselesaikannya pelanggaran
5. Persentase kasus yang
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100 100
100
dan penyalahgunaan wewenang tertangani
yang dilakukan oleh pegawai. 8. Penurunan terjadinya
penyimpangan kerugian daerah. 9. Terciptanya mediasi
dengan aparat pemeriksa eksternintern pemerintah.
10. Tersedianya tindaklanjut hasil pengawasan aparat
pengawasan internal dan hasil pengawasan ekternal
pemerintah. 11. Tersedianya pelayanan
informasi pengawasan. 12. Tersedianya Laporan Hasil
Pengawasan. 13. Tersedianya laporan hasil
pengawasan tugas-tugas dari gubernur.
14. Tersedianya dokumen yang terkelola dengan baik.
15. Terciptanya koordinasikerjasama dengan
pihak yang kompeten dalam menunjang tugas pengawasan
16. Tersedianya prasarana dan sarana kerja inspektorat.
17. Tersedianya informasi kepegawaian, keuangan,
barang, dan ketetausahaan inspektorat.
18. Tersedianya pelaporan dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi.
Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
Rasio Capaian pada Tahun Ke - = CapaianTarget x 100
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat
Target IKU
Target Renstra Inspektorat Tahun Ke - Realisasi Capaian Tahun Ke -
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
21
Seluruh target yang ditetapkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam penetapan kinerja setiap tahun selama 5 tahun pada periode
tahun 2008 sampai dengan 2012 telah tercapai, dan juga telah sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama IKU, termasuk juga target
untuk meraih laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian WTP di tahun 2011 dapat diraih. Semua ini berkat usaha optimal yang
dilaksanakan Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendorong, membina dan melakukan pengawasan dan
asistensi terhadap kinerja SKPD lain di lingkungan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta,
baik melalui
pemeriksaan reguler,
monitoringreview keuangan, pemeriksaan khusus maupun kasus, dan lai-lain.
Tercapainya WTP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercapai karena pola pembinaan terhadap SKPD yang berkesinambungan
terutama dalam mereview laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah SKPKD yang
dibantu oleh BPKP sebagai tim asistensi. Perolehan WTP ini juga tidak terlepas dari upaya penyelesaian tindak lanjut penyelesaian
rekomendasitemuan BPK RI yang secara konsisten dilaksanakan.
Profil layanan Inspektorat
Realisasi dan rasio anggaran Inspektorat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Fluktuasi anggaran dan realisasinya ini
disebabkan oleh adanya perubahan komponen anggaran, keputusan legislatif DPRD, perubahan jumlah pegawai pegawai pensiun dan
penerimaan pegawai, kebutuhan belanja langsung karena tuntutan teknologi di bidang pengawasan, komitmen pimpinan dalam rangka
pemberantasan korupsi. Secara lengkap gambaran realisasi dan rasio anggran Inspektorat tertuang pada tabel 2.2 di bawah ini :
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
22
Tabel 2.2 :
No. Thn ke-1
Thn ke-2 Thn ke-3
Thn ke-4 Thn ke-5
Thn ke-1 Thn ke-2
Thn ke-3 Thn ke-4
Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5
Anggaran Realisasi
2008 2009
2010 2011
2012 2008
2009 2010
2011 2012
2008 2009 2010
2011 2012
Rp. Rp.
1. Belanja Langsung 23.241.406.170
23.786.073.724 30.820.155.800
27.400.042.500 60.635.083.871
13.749.688.313 17.866.317.202
15.544.594.451 16.443.683.716
39.595.455.109 59,16
75,11 50,44
60,01 65,30
7.478.735.540,20 5.169.153.359,20
2. Belanja Tidak Langsung 32.167.631.763
27.470.023.131 41.742.481.721
40.309.031.858 43.220.128.629
26.957.625.459 22.171.692.952
37.428.115.410 36.847.718.402
38.134.924.561 83,80
80,71 89,66
91,41 88,23
2.210.499.373,11 2.235.459.820,40
Total : 55.409.037.933
51.256.096.855 72.562.637.521
67.709.074.358 103.855.212.500
40.707.313.772 40.038.010.154
52.972.709.861 53.291.402.118
77.730.379.670 73,47
78,11 73,00
78,71 74,84
9.689.234.913,31 7.404.613.179,60
Uraian Anggaran pada Tahun ke - Rp.
Realisasi Anggaran pada Tahun ke -
Rasio Antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun ke -
Rata - rata Pertumbuhan
Belanja Tidak langsung pada tahun 2009 mengalami penurunan hal ini disebabkan banyak pegawai Inspektorat Bawasda yang memasuki
usia pensiun sebanyak 28 orang 3 orang meninggal dunia Pada tahun 2009 kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang merekrut
pegawai baru. Dengan adanya tambahan pegawai baik yang baru maupun pindahan
dari unit lain tidak secara otomatis menambah jumlah alokasi maupun realisasi belanja tidak langsung belanja gaji dan tunjangan pegawai.
Hal ini karena jumlah pegawai yg masuk tidak lebih banyak dari pegawai yang masuk dan dari kepangkatan yang masuk masih rendah,
sehingga nilai rupiahnya jauh dibandingkan dengan yang pensiun. 28 orang pensiun.
Dari realisasi BTL Gaji Tunjangan sebesar Rp26.938.456.176,- pada 2007 menjadi Rp22.171.692.952 di tahun 2009
Sedangkan untuk belanja langsung mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada belanja langsung pegawai sebesar
Rp13.877.535.007 yang dianggarkan dan realisasinya sebesar Rp9.551.328.100 68,82 untuk membayar honorarium kegiatan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspekorat terhadap SKPD-SKPD pada tahun 2009
sedangkan belanja barang jasa dan modal pada tahun 2009 yang dianggarkan sebesar Rp9.504.370.747 dan Rp404.167.970, hanya
terealisasi sebesar Rp3.809.130.051 untuk barang dan jasa, Rp348.364.500 untuk barang modal.
Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017
23
Pada tahun 2009 juga diterbitkan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 1241 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Penetapan
Standar Biaya Khusus operasional kegiatan pengawasan dan pemantauan tindaklanjut hasil pengawasan Aparat pengawasan
internal dan eksternal pemerintah sehingga hal tersebut juga memacu tingginya realisasi belanja langsung dibandingkan tahun sebelumnya
2008 yang hanya sebesar Rp13.749.688.313,- naik sebesar ... Namun di tahun 2010 kenaikan tersebut terjadi pada Belanja langsung
barang dan jasa. Hal ini dikarenakan pembayaran honorarium biaya pengawasan masuk kedalam rekening perjalanan dinas, sehingga
terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada belanja tersebut yakni sebesar Rp21.701.141.500 yang dianggarkan, terealisasi sebesar
Rp11.349.301.021,- dibanding belanja pegawai dan modal yang hanya sebesar Rp8.464.532.500 dan Rp654.481.800 yang dianggarkan,
terealisasi sebesar Rp4.191.382.375 49,51 dan BM Rp3.911.055 0,59. Penyerapan pada BM hanya Rp3.911.055 hanya biaya lelang
saja sedangkan pelaksanaan pelelangannya gagal, sehingga hanya mampu terserap biaya adm lelang.
Pada 2011 realisasi belanja modal sebesar Rp 164.086.900 82,04 dari yang dianggarkan Rp200.000.000
Sedangkan realisasi
belanja barang
jasa yakni
sebesar Rp12.428.701.816 dari yang dianggarkan sebesar Rp21.793.500.000
dan penyerapan dalam barang jasa terbesar pada biaya perjalanan dinas yakni sebesar Rp11.028.398.846 atau sebesar 88,73 dari
jumlah realisasi barang dan jasa.
2.4 Tantangan dan Peluang