portal publikasi sub1

(1)

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

INSPEKTORAT

Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9 Telepon 3822263 Fax. 3813523 J A K A R T A

Kode Pos : 10110 KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 14 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TAHUN 2013 - 2017

INSPEKTUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2017;

b. bahwa untuk penyelenggaraan pengawasan

Pemerintahan Daerah oleh Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta perlu ditetapkan Keputusan Inspektur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Rencana Strategis Inspektorat

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2013 - 2017.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);


(2)

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

12. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

13. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Nomor 75 Tahun 2004 tentang Pencegahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Melalui Optimalisasi Fungsi Pengawasan Pimpinan Unit Organisasi Satuan Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.


(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN INSPEKTUR PROVINSI DAERAH

KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG RENCANA

STRATEGIS INSPEKTORAT PROVINSI DAERAH

KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017.

Pasal 1

Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2013 - 2017 adalah Rencana Lima Tahunan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, strategi, program dan kegiatan Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang akan menjadi acuan dalam melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah periode Tahun 2013 - 2017.

Pasal 2

Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Tahun 2013-2017 sebagaimana

dimaksud pada Pasal 1 terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKA-TOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN


(4)

Pasal 3

Rincian lebih lanjut Rencana Strategis Inspektorat Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2013 - 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran keputusan ini.

Pasal 4

Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

Pasal 5

Apabila terjadi kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Pasal 6

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 7 Juni 2013

Tembusan:

1. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Para Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta;

5. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


(5)

RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT PROVINSI

DKI JAKARTA 2013 – 2017


(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB I Pendahuluan...

1.1 Latar Belakang... 1.2 Landasan Hukum... 1.3 Maksud dan Tujuan... 1.4 Sistematika Penulisan...

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD...

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi... 2.2 Sumber Daya... 2.3 Kinerja ... 2.4 Tantangan dan Peluang ...

Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi...

3.1 Identifikasi Permasalahan... 3.2 Penentuan Isu-isu Strategis...

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan...

4.1 Visi dan Misi... 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah... 4.3 Strategi dan Kebijakan...

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja...

Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif...


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 merupakan dokumen penting program dan komitmen Gubernur untuk masa kerja lima tahun ke depan. Berdasarkan rencana pembangunan tersebut Gubernur setiap tahunnya dan pada akhir masa jabatannya berkewajiban untuk melaksanakan dan mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Untuk mendukung komitmen Gubernur tersebut perlu dilakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) perlu menyusun Rencana Strategis Pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2013-2017.

Rencana Strategis Pengawasan atas penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Tahun 2013-2017 ini merupakan program dan komitmen pimpinan dan pejabat serta seluruh pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta untuk dijalankan selama periode lima tahun ke depan.

Rencana Strategis Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah ini disusun berdasarkan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.


(8)

1.2 Landasan Hukum

Acuan dalam penyusunan Renstra Inspektorat Provisi DKI Jakarta yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;


(9)

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diatur beberapa kali, diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengawasan Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Kasus Pengaduan;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Kode Etik Pengawasan;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pejabat Pengawas Pemerintah di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

26. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 5);

27. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

28. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Terpadu;

29. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017;

30. Peraturan Gubernur Nomor 102 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat.


(10)

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Provinsi DKI Jakarta disusun berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang mengamanatkan SKPD untuk menyusun Renstra yang berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Daerah.

Dokumen Renstra SKPD adalah penjabaran RPJMD, terkait dengan program dan kegiatan SKPD dalam mendukung prioritas Gubernur. terpilih. Renstra juga merupakan satu dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan instansi khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya dalam

jangka waktu 5 tahun kedepan sehingga SKPD dapat memanfaatkan

sumber daya dan dana yang ada secara optimal untuk pencapaian.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Provinsi DKI Jakarta ini mengkomunikasikan rencana strategis Inspektorat selama periode tahun

2013 – 2017. Sistematika penyajian Renstra Inspektorat Provinsi DKI

Jakarta periode tahun 2013 – 2017 disusun berdasarkan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah, yaitu sebagai berikut :


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.2 Sumber Daya

2.3 Kinerja

2.4 Tantangan dan Peluang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan 3.2 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi

4.2 Tujuan dan Sasaran 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD


(12)

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pengawas internal penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas pokok yaitu Melaksanakan Pengawasan Fungsional terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya.

Tugas pokok tersebut di atas selanjutnya dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut :

1. Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran inspektorat

2. Perumusan kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan BUMD

3. Pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah

4. Pengawasan pengelolaan badan usaha milik daerah

5. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan barang daerah pada perangkat daerah

6. Evaluasi laporan kinerja dan akuntabilitas perangkat daerah

7. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adanya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai

8. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah

9. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pemeriksa eksternal dan/atau internal pemerintah

10. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pemeriksaan eksternal pemerintah


(13)

11. Pelayanan informasi pengawasan

12. Pelaporan hasil pengawasan kepada Gubernur

13. Pelaksanaan tugas khusus pengawasan yang diperintahkan oleh Gubernur

14. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan

15. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan

16. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja inspektorat

17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan inspektorat, dan

18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Struktur Organisasi

Sebagai implementasi Perda Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008, telah disusun Surat Keputusan Gubernur Provinsi Nomor 102 tentang Susunan dan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berikut Bagan Organisasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta :


(14)

Adapun tugas dan fungsi Inspektur adalah :

1. Memimpin pelaksanakan tugas dan fungsi inspektorat

2. Mengkoordinasikan tugas dan fungsi sekretariat, Inspektur Pembantu Bidang, Inspektur Pembantu Kota Administrasi/Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kelompok Jabatan Fungsional.

3. Melaksnakan koordinasi dan kerjasama dengan SKPD, UKPD dan Instansi Pemerintah/Swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat.

4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Inspektur dibantu oleh Sekretaris, Inspektur Pembantu Bidang dan Kota Administrasi/Kepulauan Seribu. Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Inspektur atas pelaksanaan tugas kesekretariatan. Demikinan juga Inspektur Pembantu Bidang dan Kota Administrasi/Kepulauan Seribu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur serta mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Inspekturat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

b. Melaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus.

g. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD Inspektorat Pembantu Bidang

Pemerintahan dan Khusus.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. i. Peyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.


(15)

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus.

2) Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

b. Pelaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD.

g. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD bidang perekonomian dan BUMD.

h. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD.

3) Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD dalam Bidang Keuangan dan Aset serta pengkajian ulang laporan keuangan pemerintah provinsi dan mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan

dan Aset.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset.

d. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan


(16)

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset.

g. Review laporan keuangan daerah.

h. Evaluasi Lakip SKPD/UKPD bidang Keuangan dan Aset.

i. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. j. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

k. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset.

4) Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD di bidang urusan pembangunan dan lingkungan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap

pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan.

d. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas

pembangunan dan lingkungan hidup.

f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup.

g. Evaluasi LAKIP SKPD/UKPD bidang pembangunan dan lingkungan hidup.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait

dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang

Pembangunan.

j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

5) Inspektorat Pembantu Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas)

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD/UKPD dalam bidang Kesmas dan mempunyai fungsi :


(17)

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan.

b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap penyelengaraan Kesmas.

d. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas.

e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap

penyelenggaraan Kesmas.

g. Evaluasi LAKIP SKPD/UKPD bidang Kesmas.

h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas.

6) Inspektorat Pembantu Kota mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di wilayah kota, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kota. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kota.

c. Penyusunan program dan pelaksanaan pengawasan

penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh UKPD.

d. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai.

e. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah.

f. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal dan/atau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah.

g. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal.

h. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. i. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur.

j. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan.

k. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan.

l. Pemberian bimbigan, supervisi dan konsultasi urusan pemerintah daerah pada SKPD/UKPD.

m. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat Pembantu Kota.

n. Pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan, ketatausahaan

Inspektorat Pembantu Kota.

o. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kota.

p. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.


(18)

q. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.

r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota.

7) Inspektorat Pembantu Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan

pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di

kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten.

c. Pengawasan penyelenggaran urusan pemerintah daerah oleh SKPD di Kabupaten, kecamatan dan kelurahan.

d. Pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD/UKPD.

e. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang daerah pada perangkat daerah.

f. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kabupaten. g. Evaluasi kinerja dan akuntabilitas SKPD.

h. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai.

i. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah.

j. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal dan/atau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah di kabupaten, kecamatan dan kelurahan.

k. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal.

l. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. m. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur.

n. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan.

o. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat.

p. Perencanaan pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan,

ketatausahaan Inspektorat Pembantu Kabupaten.

q. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten Adminstrasi.

r. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten.

s. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten.


(19)

Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki sumberdaya manusia sebanyak 313 yang terdiri dari 70 auditor dan 71 jabatan fungsional P2UPD. Sumberdaya tersebut ditempatkan dan bertugas di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, 5 (lima) wilayah Inspektorat Pembantu Kota dan 1 (satu) Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Inspektorat Provinsi DKI

Jakarta didukung dengan fasilitas perangkat keras dan lunak (hardware

dan software). Perangkat keras (software) prasarana dan sarana berupa

peralatan elektronik dan komputer, sedangkan perangkat lunak (software) berupa Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), Standar Audit, Standar Pemeriksaan dan Kode Etik, serta norma-norma pengawasan.

2.3 Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

Mengenai kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2008 –


(20)

No. Target SPM Target Indikator

Lainnya Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 (2008) (2009) (2010) (2011) (2012) (2008) (2009) (2010) (2011) (2012) (2008) (2009) (2010) (2011) (2012)

1. Terselenggaranya kinerja - 1. Persentase SKPD yang - 70% 75% 80% 85% 90% 70% 75% 80% 90% 90% 100% 100% 100% 100% 100%

Inspektorat dengan dukungan mencapai target

anggaran. indikator kinerja utama

(IKU) sebesar 80% 2. Terciptanya pengawasan

penyelenggaraan pemerintah 2. Persentase 60% 65% 70% 75% 80% 60% 65% 70% 80,39 80% 100% 100% 100% 100% 100%

daerah yang sesuai prosedur. Penyelesaian tindak lanjut hasil 3. Terciptanya penyelenggaraan pemeriksaan BPK-RI

urusan pemerintah daerah oleh Tahun Anggaran

perangkat daerah. berjalan dan

sebelumnya 4. Terciptanya pengawasan BUMD

yang sesuai prosedur. 3. Persentase 70% 75% 80% 85% 90% 70% 75% 80% 85,86 90% 100% 100% 100% 100% 100%

Penyelesaian Tindak

5. Terciptanya lanjut hasil

pengelolaan keuangan, pe eriksaa APIP

kepegawaian, barang daerah Tahun Anggaran dan perangkat daerah sesuai berjalan dan

prosedur. sebelumnya

6. Tercpitanya LAKIP SKPD yang 4. Menigkatnya opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP

memperoleh nilai baik. RI terhadap LKPD DKI

7. Terselesaikannya pelanggaran 5. Persentase kasus yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

dan penyalahgunaan wewenang tertangani yang dilakukan oleh pegawai.

8. Penurunan terjadinya penyimpangan kerugian daerah. 9. Terciptanya mediasi

dengan aparat pemeriksa ekstern/intern pemerintah. 10. Tersedianya tindaklanjut hasil

pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pengawasan ekternal pemerintah. 11. Tersedianya pelayanan

informasi pengawasan. 12. Tersedianya Laporan Hasil

Pengawasan. 13. Tersedianya laporan hasil

pengawasan tugas-tugas dari gubernur. 14. Tersedianya dokumen yang

terkelola dengan baik. 15. Terciptanya

koordinasi/kerjasama dengan pihak yang kompeten dalam menunjang tugas pengawasan 16. Tersedianya prasarana dan

sarana kerja inspektorat. 17. Tersedianya informasi

kepegawaian, keuangan, barang, dan ketetausahaan inspektorat.

18. Tersedianya pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

Tabel 2.1.

Pencapaian Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

Rasio Capaian pada Tahun Ke - (= Capaian/Target x 100%)

Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat


(21)

Seluruh target yang ditetapkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam penetapan kinerja setiap tahun selama 5 (tahun) pada periode tahun 2008 sampai dengan 2012 telah tercapai, dan juga telah sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU), termasuk juga target untuk meraih laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di tahun 2011 dapat diraih. Semua ini berkat usaha optimal yang dilaksanakan Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendorong, membina dan melakukan pengawasan dan asistensi terhadap kinerja SKPD lain di lingkungan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, baik melalui pemeriksaan reguler,

monitoring/review keuangan, pemeriksaan khusus maupun kasus, dan lai-lain.

Tercapainya WTP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercapai karena pola pembinaan terhadap SKPD yang berkesinambungan terutama dalam mereview laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) yang dibantu oleh BPKP sebagai tim asistensi. Perolehan WTP ini juga tidak terlepas dari upaya penyelesaian tindak lanjut penyelesaian rekomendasi/temuan BPK RI yang secara konsisten dilaksanakan.

Profil layanan Inspektorat

Realisasi dan rasio anggaran Inspektorat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Fluktuasi anggaran dan realisasinya ini disebabkan oleh adanya perubahan komponen anggaran, keputusan legislatif (DPRD), perubahan jumlah pegawai (pegawai pensiun dan penerimaan pegawai), kebutuhan belanja langsung karena tuntutan teknologi di bidang pengawasan, komitmen pimpinan dalam rangka pemberantasan korupsi. Secara lengkap gambaran realisasi dan rasio anggran Inspektorat tertuang pada tabel 2.2 di bawah ini :


(22)

Tabel 2.2 :

No.

Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Anggaran Realisasi 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 (Rp.) (Rp.) 1. Belanja Langsung 23.241.406.170 23.786.073.724 30.820.155.800 27.400.042.500 60.635.083.871 13.749.688.313 17.866.317.202 15.544.594.451 16.443.683.716 39.595.455.109 59,16 75,11 50,44 60,01 65,30 7.478.735.540,20 5.169.153.359,20 2. Belanja Tidak Langsung 32.167.631.763 27.470.023.131 41.742.481.721 40.309.031.858 43.220.128.629 26.957.625.459 22.171.692.952 37.428.115.410 36.847.718.402 38.134.924.561 83,80 80,71 89,66 91,41 88,23 2.210.499.373,11 2.235.459.820,40 Total : 55.409.037.933 51.256.096.855 72.562.637.521 67.709.074.358 103.855.212.500 40.707.313.772 40.038.010.154 52.972.709.861 53.291.402.118 77.730.379.670 73,47 78,11 73,00 78,71 74,84 9.689.234.913,31 7.404.613.179,60

Uraian Anggaran pada Tahun ke - (Rp.) Realisasi Anggaran pada Tahun ke - Rasio Antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun ke - (%) Rata - rata Pertumbuhan

Belanja Tidak langsung pada tahun 2009 mengalami penurunan hal ini disebabkan banyak pegawai Inspektorat (Bawasda) yang memasuki usia pensiun (sebanyak 28 orang & 3 orang meninggal dunia)

Pada tahun 2009 kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang merekrut pegawai baru.

Dengan adanya tambahan pegawai (baik yang baru maupun pindahan dari unit lain) tidak secara otomatis menambah jumlah alokasi maupun realisasi belanja tidak langsung (belanja gaji dan tunjangan pegawai). Hal ini karena jumlah pegawai yg masuk tidak lebih banyak dari pegawai yang masuk dan dari kepangkatan yang masuk masih rendah, sehingga nilai rupiahnya jauh dibandingkan dengan yang pensiun. (28 orang pensiun).

Dari realisasi BTL (Gaji & Tunjangan) sebesar Rp26.938.456.176,- pada 2007 menjadi Rp22.171.692.952 di tahun 2009

Sedangkan untuk belanja langsung mengalami peningkatan.

Peningkatan terjadi pada belanja langsung (pegawai) sebesar Rp13.877.535.007 yang dianggarkan dan realisasinya sebesar Rp9.551.328.100 (68,82%) untuk membayar honorarium kegiatan (pemeriksaan) yang dilakukan oleh Inspekorat terhadap SKPD-SKPD pada tahun 2009

sedangkan belanja barang jasa dan modal pada tahun 2009 yang dianggarkan sebesar Rp9.504.370.747 dan Rp404.167.970, hanya terealisasi sebesar Rp3.809.130.051 untuk barang dan jasa, Rp348.364.500 untuk barang modal.


(23)

Pada tahun 2009 juga diterbitkan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 1241 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Penetapan Standar Biaya Khusus operasional kegiatan pengawasan dan pemantauan tindaklanjut hasil pengawasan Aparat pengawasan internal dan eksternal pemerintah sehingga hal tersebut juga memacu tingginya realisasi belanja langsung dibandingkan tahun sebelumnya (2008) yang hanya sebesar Rp13.749.688.313,- (naik sebesar ...%)

Namun di tahun 2010 kenaikan tersebut terjadi pada Belanja langsung (barang dan jasa). Hal ini dikarenakan pembayaran honorarium biaya pengawasan masuk kedalam rekening perjalanan dinas, sehingga terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada belanja tersebut yakni sebesar Rp21.701.141.500 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp11.349.301.021,- dibanding belanja pegawai dan modal yang hanya sebesar Rp8.464.532.500 dan Rp654.481.800 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp4.191.382.375 (49,51%) dan BM Rp3.911.055 (0,59%). Penyerapan pada BM hanya Rp3.911.055 hanya biaya lelang saja sedangkan pelaksanaan pelelangannya gagal, sehingga hanya mampu terserap biaya adm lelang.

Pada 2011 realisasi belanja modal sebesar Rp 164.086.900 (82,04%) dari yang dianggarkan Rp200.000.000

Sedangkan realisasi belanja barang jasa yakni sebesar

Rp12.428.701.816 dari yang dianggarkan sebesar Rp21.793.500.000 dan penyerapan dalam barang jasa terbesar pada biaya perjalanan dinas yakni sebesar Rp11.028.398.846 atau sebesar 88,73% dari jumlah realisasi barang dan jasa.

2.4 Tantangan dan Peluang

Tantangan dan peluang pengawasan yang dihadapi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Berbagai tantangan dan permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya dengan tepat apabila kita mampu mengenalinya secara bijak, teliti dan seksama. Adapun tantangan dan permasalahan pengawasan yang dihadapi, yaitu:


(24)

1. Spirit dan Etos Kerja Aparat Pengawas Masih Perlu Ditingkatkan

Semangat dan etos kerja aparat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan masih perlu terus ditingkatkan. Aparat pengawas pada umumnya belum memaksimalkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk melakukan pengawasan di lapangan.

2. Sistem Pemberian Penghargaan dan Penjatuhan Sanksi Terhadap Aparat Pengawas Perlu Terus Ditingkatkan

Secara umum pejabat yang diberi wewenang dan

tanggungjawab menguji jalannya sistem dan prosedur pemberian penghargaan kepada aparat yang berprestasi dan pengenaan atau penjatuhan sanksi kepada mereka yang melakukan penyimpangan dan dinyatakan bersalah belum dilaksanakan secara optimal. Kondisi demikian tidak mendorong aparat untuk bekerja secara proaktif dan kompetitif dalam mengejar tujuan dan sasaran kegiatan organisasi yang telah ditetapkan, sehingga pencapaian kinerja organisasi menjadi tidak maksimal.

3. Pelaksanaan Pengawasan Melekat (Waskat) Oleh Para Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah Masih Perlu Terus ditingkatkan dan Dibudayakan

Pengawasan oleh atasan langsung terhadap aktivitas organisasi untuk menilai capaian kinerja dan kepatuhan/ketaatan aparat dalam menjalankan visi dan misi organisasi masih perlu dioptimalkan dan dibudayakan. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada umumnya menganggap bahwa tugas melakukan pengawasan merupakan tugas dan urusan aparat pengawas fungsional. Untuk itu, perlu ada pemahaman dan pembudayaan bahwa pimpinan satuan kerja perangkat daerah mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan Pengawasan Melekat (Waskat). Waskat harus lebih diutamakan sedangkan pengawasan eksternal menjadi penunjang waskat.


(25)

4. Fungsi Inspektorat sebagai Quality Assurance (Penjamin Mutu) atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Fungsi Inspektorat bukan lagi sebagai watch dog tetapi sebagai

pembinaan dan seiring reformasi birokrasi di segala aspek,

fungsi Inspektorat mengarah kepada penjamin mutu (quality

assurance). Inspektorat sebagai aparat pengawas intern pemerintah (APIP) harus dapat memberikan pembinaan kepada instansi pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugasnya dan nantinya pun harus bisa menjamin pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang -undangan dan hal ini bukanlah tugas yang ringan karena melibatkan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di Inspektorat terutama sumber daya manusia. Oleh karena itu Inspektorat terus berupaya meningkatkan seluruh sumber daya yang dimiliki demi

terlaksananya fungsi quality assurance terhadap pelaksanaan

tugas SKPD/UKPD sehingga terwujud suatu penyelenggaraan

pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip-prinsip good

governance

Program pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari berbagai penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang.

Sedangkan strategi pengawasan dilakukan dengan cara

meningkatkan percepatan penanganan kasus KKN, meningkatkan pengawasan reguler, meningkatkan profesionalisme aparat pengawas, meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengawasan serta menyempurnakan sistem dan prosedur pengawasan.


(26)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

3.1 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Gubernur Provinsi DKI Jakarta adalah Jakarta Baru, Kota Modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Dalam salah satu pointer penjelasan visi gubernur tersebut dijelaskan bahwa Provinsi DKI Jakarta merupakan kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas. Untuk menyelenggarakan dan membentuk pemerintah yang baik dan transparan ini diperlukan peran inspektorat selaku institusi pengawasan yang konsisten, intensif, berkesinambungan serta profesional dan independen.

Adapun misi gubernur yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yaitu misi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 yaitu Membangun Pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik. Oleh karena Inspektorat Provinsi DKI Jakarta akan menindaklanjuti misi gubernur nomor lima tersebut. Namun, dalam mengimplementasikan misi gubernur tersebut ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Inspektorat seperti tertuang pada tabel berikut :


(27)

Penghambat Pendorong

Misi 5 Gubernur :

- Membangun - Kekurangtersediaan Pemahaman -Komitmen Pimpinan

Pemerintahan yang sarana/alat pengawasan terhadap entitas yang SKPD (Chief Excecutive

bersih dan yang diawasi Officer)

transparan serta

berorientasi pada - Kekurangan tenaga Formasi pegawai oleh Reward pelayanan publik pengawasan yang BKD

memiliki integritas dan independen

- Kekurangtersediaan Kuota Diklat yang Ketersediaan anggaran pengembangan diri diberikan oleh instansi

pengawas pembina pengawasan

terbatas.

- Jumlah temuan/pelanggaran Pemahaman aparatur Inspektorat sebagai Quality masih relatif tinggi. terhadap regulasi yang Assurance dan pemberian

dikeluarkan. asistensi.

- Penyelesaian kasus Bukti/data pendukung dalam hal validitas, akurasi dan kejelasan substansi laporan.

- Program Gubernur : Reformasi Birokrasi

Faktor Penghambat Permasalahan

Misi Nomor

TABEL 3.1

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah


(28)

Inspektorat sebagai lembaga internal control yang berfungsi mengawal dan membantu pelaksanaan program Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi sebagai mata dan telinga gubernur dalam menjalankan kebijakan sebagai pengambilan keputusan bagi gubernur/kepala daerah.

Sebagaimana diketahui bahwa misi gubernur terpilih (Bapak Joko Widodo dan Basuki Tjahya Purnama) memiliki 5 misi, inspektorat menjalankan amanat misi

ke lima gubernur terpilih yakni “membangun pemerintahan yang bersih dan

transparan serta berorientasi pada pelayanan publik”.

Dalam kesempatan ini inspektorat mencoba menfokuskan pemeriksaan dalam bidang yang menjadi perhatian kepala daerah terpilih, yakni pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi dan pekerjaan umum. Disamping itu Inspektorat juga mengawal pengelompokan misi kepala daerah yang terdiri dari 4 pilar yakni; pilar ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan aparatur. Pola pemeriksaan saat ini sudah mulai mengarah kepada pemeriksaan berbasis

resiko (risk based audit). Hal ini akan lebih mengerucutkan/memfokuskan

pemeriksaan pada tingkat kelemahan internal (SPI) yang tinggi.

Selain itu inspektorat memiliki fungsi pembinaan yang juga lebih ditingkatkan seperti monitoring, asistensi dan reviu.

3.2 Identifikasi Permasalahan

Masalah yang dihadapi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas dan fungsinya diantaranya yaitu :

a. Bahwa fungsi Inspektorat tidak lagi menjadi watchdog tetapi juga

sebagai penjamin mutu (quality assurance).

b. Mempertahankan Opini Badan Pemerisa Keuangan (BPK) RI atas Laporan Keuangan.

c. Adanya kualitas temuan kurang memadai dan penyerapan anggaran yang belum optimal.

Faktor penyebab permasalahan di atas adalah :

a. Adanya perubahan paradigma mendasar dalam pengawasan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan perkembangan saat ini, sebagaimana kebijakan pengawasan yang dikeluarkan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri terhadap kompleksitas dan cakupan kerja pemerintah daerah, yaitu untuk mendorong kepatuhan dan konsistensi implementasi aturan, serta meningkatkan upaya


(29)

pengendalian dan manajemen resiko. Peran APIP akan dikatakan maksimal apabila Sistem Pengendalian Internal (SPI) tersedia dengan

baik, tujuan SPI dapat tercapai melalui quality assurance, serta

efektivitas manajemen risiko melalui peran konsultasi.

b. Akuntabilitas kinerja pemerintah dapat dilihat dari Opini Laporan Keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal (BPK-RI). Semakin baik opini yang diberikan BPK-RI menandakan kinerja suatu instansi akuntabel. Selain itu predikat penilaian LAKIP sesuatu hal yang patut diperhitungkan dalam akuntabilitas kinerja, karena di dalam LAKIP tersebut juga menggambarkan potensi dan realisasi keuangan serta

pencapaian output dan outcome dari setiap SKPD (Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta). Hal ini merupakan suatu hal yang harus

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (public) sebagai

stakeholder.

c. Taraf pengetahuan yang dimiliki oleh auditor berbeda-beda sehingga temuan yang dihasilkan merupakan temuan yang berulangkali dan dianggap sebagai rutinitas. Terkait penyerapan anggaran yang belum optimal disebabkan oleh karena penetapan APBD dan pelaksaan kegiatan yang tidak tepat waktu.

Adapun menjadi fokus telaahan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta pada


(30)

No. Aspek Kajian Capaian/Kondisi Standar Yang Permasalahan Kondisi Saat Ini Digunakan Internal Eksternal

- Inspektorat sebagai dalam proses pelaksanaanSistem Pengendalian Internal Pedoman Pemeriksaan/ Prosedur yang 1. Penyempurnaaan Internal Kontrol yang Pemerintah(SPIP) dan Pedoman Operasional diKeluarkan oleh POPREG yang

berfungsi menjadi Standar Audit Pemeiksaan Reguler Kementerian disinkronkan

Quality Assurance. (POPREG). dengan

kebijakan dari Pemerintah Pusat.

2. Peningkatan kapasitas SDM Pengawas.

Faktor Yang Mempengaruhi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta


(31)

Dari aspek kajian identifikasi permasalahan yang dilakukan terhadap kinerja inspektorat, terdapat perubahan paradigma dari aparat pengawas yang menjadi watch dog sekarang berfungsi menjadi quality assurance.

Quality assurance berfungsi memberikan keyakinan yang memadai atas pelaksanaan tugas dan fungsi suatu kegiatan yang dilakukan. Standar yang

digunakan untuk menjalankan fungsi quality assurance dalam melaksanakan

tugas pengawasan/pemeriksaan adalah penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) dan standar audit pemerintah maupun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Perlu penyempurnaan Pedoman Operasional Pemeriksaan untuk menjalankan

fungsi quality assurance. Disamping itu perlu menerapkan audit berbasis resiko

(risk based audit).

3.3 Penentuan Isu Strategis

Berdasarkan permasalahan tersebut maka isu strategis yang diangkat adalah :

a. Inspektorat tidak hanya menjadi watchdog tetapi juga sebagai quality

assurance dari bagi SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dalam menjalankan fungsi inspektorat sebagai quality assurance

untuk menjaga nilai IPK yang ditargetkan dalam RPJMD 2013-2017, terdapat beberapa kegiatan untuk menjaga dalam memperoleh IPK tersebut yakni berupa;

1. Pendampingan konsultatif dalam pembahasan penyusunan DPA SKPD

2. Sosialisasi/konsultatif pengawasan/pemeriksaan kepada SKPD 3. Reviu LKPD secara berkelanjutan

4. Penerapan pemeriksaan/audit berbasis resiko

5. Monitoring perencanaan sampai dengan pemanfaat barang/jasa (probity audit).

b. Mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian menjadi suatu yang harus selalu diupayakan dan berupaya untuk menghilangkan paragraf penjelas dalam opini laporan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


(32)

c. Manajemen Resiko menjadi alternatif pilihan agar prinsip-prinsip efisiensi dan ekonomis ini dapat tercapai, sehingga nantinya pengawasan/pemeriksaan pun akan mengarah pada kegiatan/APBD yang memiliki dampak resiko tinggi maupun berdampak secara

langsung kepada masyarakat selaku stakeholder.

d. Percepatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi pengawas internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau meniadakan paragraf penjelas dalam opini laporan keuangan BPK-RI e. Peningkatan predikat akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta.

Kredibilitas Pemerintah dapat dilihat dari opini laporan keuangan maupun dari penilaian yang diberikan oleh Kemenpan selaku pembina pemerintahan kinerja. Semakin tinggi nilainya, maka kepercayaan masyarakat akan semakin tingi pula terhadap pemerintahan.

f. Pengembangan kemampuan SDM dalam bidang pengawasan

Isu yang ini merupakan ujung tombak dalam pengawasan, SDM yang profesional akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Inspektorat menyadari akan hal itu, sehingga pengembangan SDM merupakan hal yang wajib bagi setiap aparat pengawasan. Adapun matriks tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1.1.

g. Penyusunan Standar Operasi Prosedur (SOP) bagi setiap masing-masing tugas.


(33)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Berdasarkan visi dan misi Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada RPJMD Tahun 2013 - 2017, yang menyebutkan bahwa :

a. pada point penjelasannya tercantum mengenai “akan diselenggarakannya

pemerintah yang baik dan transparan dalam rangka menyediakan

pelayanan publik yang berkualitas”;

b. pada misi nomor 5 (lima) “membangun pemerintahan yang bersih dan

transparan serta berorientasi pada pelayanan publik”;

c. juga mengacu pada isu - isu strategis pada RPJMD 2013 – 2017 yaitu

mewujudkan manajemen keuangan Provinsi DKI Jakarta menjadi lebih akuntabel, efektif, efisien dan transparan serta sesuai standar yang ditentukan;

d. serta juga isu-isu strategis yang telah yang telah diuraikan pada Bab III, maka sebagai tindak lanjut, inspektorat telah menyusun visi dan misi sebagai berikut :

4.1 Visi dan Misi

Visi :

”Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik”

Pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Inspektorat sebagai lembaga pengawasan fungsional intern hendaknya mampu menjadi mitra kerja yang independen dan akuntabel bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) / Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dalam upaya mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN.


(34)

2. Inspektorat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan hendaknya didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan bermoral, sehingga mampu mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN. Untuk meningkatkan peran serta Inspektorat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah hendaknya terus dikembangkan kualitas sumber daya manusia serta aktif menyempurnakan sistem dan prosedur pengawasan.

Untuk melaksanakan visi tersebut, inspektorat menyusun misi sebagai berikut :

Misi :

1. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pemerintahan yang

berkeadilan dan merata.

2. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Perekonomian dan BUMD yang tangguh dan handal.

3. Mempertahankan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian.

4. Melaksanakan Pengawasan dalam bidang pembangunan berkelanjutan dengan sarana dan prasarana kota yang ramah terhadap lingkungan. 5. Melaksanakan pengawasan dalam bidang kesejahteraan masyarakat

yang baik dan berkualitas.

6. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pengawasan.

Adapun penjelasan misi di atas adalah sebagai berikut :

1. Untuk terselenggaranya pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN, pengawasan oleh Inspektorat hendaknya mampu mendorong para pelaku penyelenggara pemerintahan Daerah untuk meningkatkan kinerja serta mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. Untuk mendapatkan hasil pengawasan yang obyektif, transparan dan akuntabel perlu diterapkan sistem pengawasan yang mengutamakan prinsip independensi dan etika moral.

3. Untuk meningkatkan produktivitas hasil pengawasan (kinerja pengawasan) perlu terus diupayakan pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pengawasan.


(35)

. Melalui pemahaman atas visi dan misi pengawasan diharapkan bisa dibangun komitmen pengawasan yang kuat dari seluruh komponen aparat pengawas fungsional Inspektorat Provinsi DKI Jakarta serta untuk menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan pengawasan.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, maka harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan

operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dapat mengukur sejauhmana organisasi dapat mencapai tujuan strategisnya, maka setiap tujuan strategis ditetapkan

indikator kinerjanya (performance indicator) yang terukur. Adapun tujuan

strategis dari Inspektorat Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya penyelenggaraan pengawasan pemerintahan yang

transparan, akuntabel dan bebas KKN serta pelaksanaan pengawasan yang independen.

2. Terwujudnya aparatur pengawas yang profesional.

Sedangkan sasaran jangka menengah Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yaitu Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat


(36)

2013 2014 2015 2016 2017

Target Target Target Target Target

Peningkatan IPK 3,4 3,5 3,8 3,8 4 4,1 4,1

Tingkat Penyelesaian Kasus

Pengaduan Masyarakat 75,70% 78% 80% 80% 80% 85% 85%

Tingkat Ketrampilan/Kemahiran

Aparat Pengawas 48% 60% 70% 80% 90% 100% 100%

Peningkatan Penilaian/Predikat CC CC B B BB A A

Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Kepuasan Pelayanan Masyarakat - Z.I WBK

(1 SKPD)

WBK (1 SKPD)

WBK (1 SKPD)

WBK (2 SKPD)

WBK (40SKPD) & WBBM

Tertib administrasi 78% 79% 80% 81% 82% 83% 83%

Tabel 4.1

Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta

No TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM

(OUTCOME)

KONDISI AWAL

2012

CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA

PENDANAAN KONDISI

KINERJA AKHIR TAHUN 2017

Terciptanya penyelenggaraan pengawasan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN serta

pelaksanaan pengawasan yang independen

Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat

1

Terwujudnya aparatur pengawas yang profesional 2


(37)

Dalam lima tahun kedepan program dan target pencapaian kinerja Inspektorat sebagai janji kepada Gubernur untuk membawa ke arah Jakarta baru dan Inspektorat yang lebih berkualitas dan profesional. Pencapaian kinerja (outcome) inspektorat ditekankan pada peningkatan IPK yang nantinya akan menambah kepercayaan masyarakat baik nasional maupun dunia, (sektor bisnis maupun non bisnis) pada pemerintah DKI Jakarta. IPK ini diberikan

secara rutin oleh lembaga Transparansi Internasional yang komponen

penilaiannya memiliki range 0 – 100 yakni 0 mengindikasikan level korupsi yang

tinggi dan 100 merupakan nilai terbaik (level korupsi rendah) atau bisa dikatakan tidak ada korupsi sama sekali. Indonesia pada tahun 2012 memperoleh level indeks 32 dibanding dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia sangat jauh ketinggalan dengan Singapura, Brunei dan Malaysia. Sedangkan untuk tingkatan Provinsi di Indonesia, tahun 2010 DKI Jakarta berada diperingkat 38 dengan level indeks 4,43.

Untuk penanganan pengaduan masyarakat kinerja (outcome) yang diukur yakni

tingkat penyelesaian kasus pengaduan masyarakat yang saat ini (2012) baru

mencapai penyelesaian 75,70%. Untuk urusan/program Penguatan

Akuntabilitas Kinerja, indikator (outcome) yang dijanjikan berupa Peningkatan

penilaian/predikat yang diberikan oleh Kementerian PAN & RB opini laporan keuangan yang diberikan oleh BPK serta membentuk kepuasan konsumen dalam hal ini pembentukan Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) yang indikator penilaiannya terdiri dari 20 indikator yang ditetapkan oleh Kementerian PAN & RB.

Disamping itu sebagai pelaksana internal control pemerintah, inspektorat

berfungsi sebagai pemantau tindak lanjut hasil pemeriksaan, yang diperjelas lagi dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemantauan TLHP BPK dan Pemeriksaan APIP. Hal ini Inspektorat

memiliki kinerja outcome berupa tertib administrasi penyelesaian TLHP baik


(38)

2013 2014 2015 2016 2017

No. 5 Bidang Reformasi Birokrasi

Membangun Pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik

Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional

a. Inspektorat sebagai quality assurance dari bagi SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Contoh: (Bedah DPA SKPD) Program Peningkatan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pendampingan Konsultatif penyusunan DPA SKPD

Pelaksanaan Rencana yang ada di DPA SKPD menjadi lebih optimal

SKPD 30 40 50 60 70

Sosialisasi/Konsultatif Pengawasan/pemeriksaan

Pelaksana pada SKPD SKPD Reviu LKPD secara

berkelanjutan

Predikat Opini WTP Pem Prov

Mempublikasikan melalui website: (a) program yang sedang dikerjakan berikut anggaran yang digunakan; (b) kemajuan proyek yang dikerjakan di tiap wilayah, dan (c) sistem pelayanan di kantor-kantor pelayanan administrasi untuk masyarakat

c. Penerapan Manajemen Audit Berbasis Resiko

Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu

Kegiatan-kegiatan yang memiliki resiko tinggi dan mempunyai pengaruh ke masyarakat

SKPD yang memberi dampak nyata ke masyarakat

SKPD

Mengefektifkan implementasi Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan menjadikan Kantor-kantor Pemprov DKI Jakarta sebagai kantor percontohan dalam implementasi Undang-undang tersebut;

d. Penerapan audit terhadap barang dan jasa maupun hal-hal lain yang memiliki sifat menyentuh dan mempunyai pengaruh kepada masyarakat besar dilakukan suatu audit yang dikenal dengan “Probity Audit”

PBJ Monitoring/Asistensi dari Perencanaan sampai dengan kebermanfaatan barang/jasa tsb

Barang/Jasa SKPD

Mempercepat dan memperpendek waktu pengurusan izin, waktu pengurusan izin paling lama hanya enam hari kerja.

e. Percepatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi pengawas internal maupun eksternal

Penghilangan catatan dalam opini yang diberikan oleh eksternal

Rekonsiliasi penyelesaian rekomendasi

Temuan Internal dan Eksternal

SKPD

f. Akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta

Peningkatan predikat kinerja (LAKIP) Pemprov DKI Jakarta

Evaluasi LAKIP SKPD SKPD SKPD

g. Penerapan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) di Pemerintah DKI Jakarta (Provinsi dan Kota Administrasi/Kabupaten)

Penerapan 20 Indikator WBK

Pilot Project SKPD yang akan dijadikan WBK SKPD yang memberikan pelayanan kepada masyarakat 10 SKPD

j. mengefisienkan fungsi pemeriksaan diupayakan melalui pemeriksaan e-audit yang berbasis teknologi informasi

Pembelian dan membangun aplikasi audit

Pemberian hak akses untuk mengambil data transaksi yang ada di SKPD

Efektifitas dan efisiensi

(Paperless)

Lap Keu, Lap Kinerja

k. Pengembangan Kemampuan SDM dalam bidang pengawasan

Pengiriman SDM Pengawasan ke Diklat, seminar, Bimtek dll.

Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional dan Diklat

SDM Pengawasan 303 orang 60

TARGET SASARAN

Target Sasaran Tahunan


(39)

4.3 Strategi dan Kebijakan

Pada 5 (lima) tahun mendatang, Inspektorat DKI Jakarta akan mengawal Kebijakan dan Program Gubernur yang akan diimplementasikan dalam strategi dan kebijakan Inspektorat sebagaimana terlihat pada tabel


(40)

Visi Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik”

Misi 1. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pemerintahan yang berkeadilan dan merata.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya - Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan

bidang pengewasan Pengawasan pemerintahan bidang Reguler

pemerintahan.

2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja (LK)

dan Daftar Materi Pengawasan (DMP) berdasarkan skala prioritas

pengawasan

3. Penelaahan Penyusunan SOP Pengaduan kasus pengaduan Masyarakat.

masyarakat

Misi 2. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Perekonomian dan BUMD yang tangguh dan handal.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya - Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan

dalam bidang pengawasan Pengawasan Perekonomian bidang Reguler dan BUMD. Perekonomian

dan BUMD 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja (LK)

dan Daftar Materi Pengawasan (DMP) berdasarkan skala prioritas

pengawasan

3. Pengawasan Monitoring penyertaan modal terhadap pemerintah dan bagi hasil laba penyertaan modal BUMD.

pemerintah dan bagi hasil laba BUMD.

Misi 3. Mempertahankan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Wajar Tanpa Pengecualian yang tangguh dan handal.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan

dalam bidang pengawasan Pengawasan keuangan dan bidang Reguler aset. keuangan dan

aset. 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja (LK)

dan Daftar Materi Pengawasan (DMP) berdasarkan skala prioritas

pengawasan

3. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan Review terhadap Review terhadap LKPD SKPD/UKPD. LKPD SKPD/UKPD

semesteran dan tahunan.

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Tabel 4.2.


(41)

Visi Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik”

Misi 4. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pembangunan berkelanjutan dengan sarana dan prasarana kota yang ramah terhadap lingkungan.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT.

pengawasan efektifitas Peningkatan

dalam bidang pengawasan Pengawasan

pembangunan. dalam bidang Reguler

pembangunan.

2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG.

Langkah Kerja (LK) dan Daftar Materi Pengawasan (DMP) berdasarkan skala prioritas

pengawasan

3. Penerapan 3. Probity audit terhadap pengadaan

e-tender. barang dan jasa.

Misi 5. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Kesejahteraan Masyarakat yang baik dan berkualitas.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT.

pengawasan efektifitas Peningkatan

dalam bidang dalam bidang Pengawasan

Kesejahteraan Kesejahteraan Reguler Masyarakat. Masyarakat.

2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG.

Langkah Kerja (LK) dan Daftar Materi Pengawasan (DMP) berdasarkan skala prioritas

pengawasan

3. Penerapan 3. Probity audit terhadap pengadaan

e-tender. barang dan jasa.

Misi 6. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pengawasan.

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Terbentuknya Seluruh auditor Pengembangan Pengiriman Diklat Jabatan

auditor memiliki sertifikat SDM Fungsional Auditor/P2UPD.

yang profesional yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan

Terwujudnya Predikat LAKIP Evaluasi Pembinaan LAKIP SKPD.

Laporan Kinerja memperoleh laporan kinerja dan yang akuntabel. peringkat AA akuntabilitas

perangkat daerah

Terwujudnya Laporan Hasil Intensifikasi Tindak Rekonsiliasi hasil Tindak Lanjut

penyelesaian Pemeriksaan Lanjut Hasil dengan APIP dan eksternal.

rekomendasi internal dan Pemeriksaan

hasil eksternal.

pemeriksaan.

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Tabel 4.2.


(42)

Kebijakan pengawasan diarahkan untuk merealisasi visi, misi dan tugas dan fungsi pengawasan, sedangkan strategi pengawasan diperlukan untuk merealisasikan kebijakan pengawasan. Adapun strategi yang akan dilaksanakan Inspektorat yaitu :

1. Strategi Intensitas Pengawasan Reguler

Strategi dilakukan untuk meningkatkan skala/indeks persepsi korupsi dalam segala hal khususnya pelayanan publik, mengingat IPK DKI Jakarta Pada 2010 menempati posisi 38 dari 50 kota/daerah yang disurvey oleh Transparency Internasional Indonesia dalam websitenya www.ipkindonesia.org dengan jumlah responden 9237 dengan nilai 4,43

(http://www.ipkindonesia.org/report/2010/11/09/mengukur-tingkat-

korupsi-kota-kota-di-indonesia-denpasar-dipersepsikan-bersih-pekanbaru-dan-cirebon-bermasalah di akses 6 Mei 2013 jam 09.35). Skala 0 merupakan dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 dipersepsikan sangat bersih.

Pada 2012 skala penilaian persepsi ini berubah dari skala 0-10 menjadi 0-100 dan ditambahkan dengan beberapa indikator penilaian.

DKI Jakarta sebagai ibukota negara seharusnya menjadi patokduga (benchmark) bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

2. Strategi Pengawasan/pemeriksaan berbasis resiko (risk based audit)

Peningkatan APBD setiap tahunnya membuat harus ada strategi untuk mengawasi/memeriksa pelaksanaan APBD secara intens, namun

keterbatasan sumber daya dan waktu membuat

pengawasan/pemeriksaan harus memperhatikan hal tersebut, sehingga

harus dipilah kegiatan-kegiatan yang memiliki tingkat resiko

penyimpangannya besar dan sangat mempengaruhi keputusan pimpinan

dan mempengaruhi kepentingan maupun kesejahteraan bagi

masyarakat.

3. Strategi Intensitas Monitoring Pelaksanaan APBD

Penetapan APBD yang tidak tepat waktu menjadi salah satu alasan bagi pelaksana (SKPD) untuk tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan terkesan mengakhirkan pekerjaan pada saat APBD akan berakhir. Hal


(43)

ini akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi juga akan terjadi

pengambilan/pencairan APBD secara rush. Monitoring pelaksanaan

APBD akan mengawal ataupun menguide para pelaksana (SKPD) dalam penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu dan tepat guna. Monitoring ini juga untuk meminimalisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) pada akhir tahun.

4. Intensitas Sosialisasi/konsultatif pengawasan/pemeriksaan kepada SKPD

Fungsi Inspektorat sebagai quality assurance mempunyai tugas

membina SKPD dalam pelaksanaan APBD. Pensosialisasian kebijakan maupun teknis pelaksanaan pemeriksaan diharapkan dapat memfilter kesalahan berulang yang terjadi pada SKPD.

5. Intensitas Penyelesaian Penanganan Pengaduan Masyarakat

(Kasus/Khusus)

Kesadaran masyarakat akan keberadaan pemerintah daerah, khususnya dalam hal pelayanan masyarakat, membuat mereka lebih kritis menyikapi pelaksanaan tugas dan pekerjaan para abdi negara. Tingkat pengaduan pelayanan, penyelahgunaan wewenang yang masuk ke inspektorat saat ini cukup beragam dan tinggi. Masyarakat sebagai

stakeholder menginginkan suatu respon maupun penyelesaian

penanganan aduan pelayanan yang cepat, sehingga inspektorat dituntut untuk merespon maupun menanggapi dan menyelesaikan penanganan pengaduan masyarakat secara cepat dan tepat dengan sumber daya yang tersedia.

5. Intensitas penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan

Perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian di tahun 2012 dalam laporan

keuangan yang diaudit oleh BPK-RI, memerlukan upaya (effort) yang

tinggi, juga memerlukan waktu yang tidak pendek. Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan juga salah satu faktor yang menyebabkan DKI Jakarta memperoleh opini WTP pada tahun 2012. TLHP yang belum selesai juga menjadi strategi inspektorat dalam mempertahankan opini WTP tersebut,


(44)

6. Intensitas penyelesaian/pelaksanaan kesesuaian akuntabilitas pemerintah

Penilaian/perolehan predikat kinerja instansi pemerintah juga merupakan sesuatu yang vital, karena hal tersebut dapat meningkatkan prestisi DKI Jakarta di nasional, juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah. Sangatlah timpang bila opini laporan keuangan baik, namun predikat akuntabilitas kinerjanya buruk, sehingga hal ini juga menjadi perhatian bagi inspektorat dalam meningkatkan predikat akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta.

7. Intensitas Monitoring Penerapan Zona Integritas untuk mencapai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada pelayanan publik

Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah maka Inspektorat

sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah berkewajiban

melaksanakan Permenpan ini dengan melalui upaya monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunan/pembentukan zona integritas pada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

8. Pengiriman Personil pengawasan ke Institusi pengembangan kemampuan dalam pengawasan

Peran pengawasan yang baik tidak terlepas dari kemapuan aparatur

pengawasan yang up to date dalam mengembangkan pengetahun dan

metode pengawasan. Pengembangan wawasan aparat pengawasan merupakan sesuatu yang mutlak yang harus dilakukan agar aparat

pengawasan selalu selangkah di depan (one step ahead) dibanding

dengan aparat yang diperiksa (auditee). Pengembangan wawasan

pengetahuan juga merupakan konsekwensi dari Inspektorat selaku APIP

yang diharapkan menjadi quality asurance bagi SKPD yang di


(1)

Rencana Strategis Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017

55


(2)

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Program Peningkatan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Peningkatan IPK

3,4

3,5

3,8

3,8

4

4,1

4,1

Bid Pemsus

- Pelaksanaan Pengawasan Reguler

LHP

5.982.870.389

6.581.157.428

7.239.273.171

7.963.200.488

8.759.520.537

-Pengawasan Tutup Buku Tahun 2011 pada 5 Perusahaan

Daerah dan 1 Badan Pengelola THR. Lokasari di Provinsi

DKI Jakarta

LHP

110.745.000

121.819.500

134.001.450

147.401.595

162.141.755

& BUMD

-

Pengawasan atas Pengelolaan Aset pada Dinas

Perhubungan Provinsi DKI Jakarta

LHP

500.000.000

550.000.000

605.000.000

665.500.000

732.050.000

- Pengawasan atas Pengelolaan Aset Penerangan Jalan

pada Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta

LHP

400.000.000

440.000.000

484.000.000

532.400.000

585.640.000

-

Pengawasan Pemanfaatan Air Bawah Tanah di Wilayah

Jakarta timur

LHP

201.890.000

222.079.000

244.286.900

268.715.590

295.587.149

-

Pengawasan Pengelolaan Rumah Susun di Wilayah Jakarta

Utara

LHP

201.890.000

222.079.000

244.286.900

268.715.590

295.587.149

- Pengawasan atas Hasil Pengadaan Barang dan Jasa

LHP

600.000.000

660.000.000

726.000.000

798.600.000

878.460.000

Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

dan kegiatan

(output)

Data Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Penanggung

jawab

Lokasi

2013

2014

2015

2016

2017

Kondisi

Kinerja

pada

akhir


(3)

Rencana Strategis Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017

57

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Program Penanganan Pengaduan Masyarakat (Kasus/Khusus)

Tingkat Penyelesaian Kasus

Pengaduan Masyarakat

75,70% 78% 80% 80% 80% 85% 85% Bid Pemsus

-Pemeriksaan Khusus yang bersifat tematik dan tugas-tugas penting lainnya yang diperintahkan pimpinan dan pelaporannya serta Pemeriksaan Akhir Jabatan, Pemtak, Monitoring dan Pelaporannya

LHP 3.313.750.000 3.645.125.000 4.009.637.500 4.410.601.250 4.851.661.375

-Penanganan Kasus Pengaduan dan Penyalahgunaan Wewenang di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pelimpahan dari Pemerintah atau Lembaga lainnya

Jumlah Pengaduan

Masyarakat (LHP) 3.000.000.000 3.300.000.000 3.630.000.000 3.993.000.000 4.392.300.000

-Pemeriksaan Khusus Pelayanan Publik di Seluruh SKPD D Pelayanan Masyarakat (LHP) 309.480.000 340.428.000 374.470.800 411.917.880 453.109.668 - Pelaksanaan Inspeksi Mendadak Laporan Jumlah Sidak 300.000.000 330.000.000 363.000.000 399.300.000 439.230.000

Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Bid Keuangan

Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 Laporan 500.000.000 550.000.000 605.000.000 665.500.000 732.050.000

Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Semester I Tahun 2013 Laporan 500.000.000 550.000.000 605.000.000 665.500.000 732.050.000

Pengawasan Kas Akhir Tahun Anggaran 2013 SKPD / UKPD LHP 150.000.000 165.000.000 181.500.000 199.650.000 219.615.000 Penyusunan Laporan Pengawasan Kas Akhir Tahun

Anggaran 2012 SKPD / UKPD LHP 200.000.000 220.000.000 242.000.000 266.200.000 292.820.000

Pengawasan Atas Penyerapan Anggaran SKPD/UKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2013

LHP 500.000.000 550.000.000 605.000.000 665.500.000 732.050.000

-Penyusunan LAKIP Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun

2012 Laporan 150.000.000 165.000.000 181.500.000 199.650.000 219.615.000

- Pengawasan atas penerapan Kawasan Bebas Korupsi LHP 500.000.000 550.000.000 605.000.000 665.500.000 732.050.000

-Evaluasi LAKIP SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta Laporan 750.000.000 825.000.000 907.500.000 998.250.000 1.098.075.000

-Pra Evaluasi LAKIP Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun

2012 Laporan 70.000.000 77.000.000 84.700.000 93.170.000 102.487.000

-Evaluasi, Sinkronisasi dan Konsolidasi PKPT, RKA, kepegawaian, Keuangan dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

PKPT 300.000.000 330.000.000 363.000.000 399.300.000 439.230.000

Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)

dan kegiatan (output) Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja Penanggung

jawab

Lokasi

2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Kinerja pada akhir


(4)

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Target

Rp

Program Percepatan Penyelesaian Tindaklanjut hasil pengawasan/pem

Tertib administrasi

78%

85%

85%

90%

90%

95%

95%

Sekretariat /

-Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Penanganan/Pemeriksaan Kasus yang ditangani

Inspektorat Provinsi dan Inspektorat

Pembantu Kota/Kabupaten Tahun 2012 dan tahun

sebelumnya

Laporan

250.000.000

275.000.000

302.500.000

332.750.000

366.025.000

-

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)

BPK-RI Tahun 2011 dan tahun sebelumnya

Laporan

350.000.000

385.000.000

423.500.000

465.850.000

512.435.000

-

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) APIP

Tahun 2011 dan Tahun Sebelumnya

Laporan

600.000.000

660.000.000

726.000.000

798.600.000

878.460.000

- Pra Pemuktahiran Data TLHP APIP

Laporan

142.220.000

156.442.000

172.086.200

189.294.820

208.224.302

-

Konsolidasi Pengawasan Regional dan Pemuktahiran Data

TLHP APIP

Laporan

112.200.000

123.420.000

135.762.000

149.338.200

164.272.020

Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

dan kegiatan

(output)

Data Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja

Penanggung

jawab

Lokasi

2013

2014

2015

2016

2017

Kondisi

Kinerja

pada

akhir


(5)

Rencana Strategis Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017

59

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Ap Tingkat Ketrampilan/Kemahi ran Aparat Pengawas

48% 60% 70% 80% 90% 100% 100% Sekretariat /

- Pengembangan Sumber Daya Manusia Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta Jml Pegawai 237.500.000 261.250.000 287.375.000 316.112.500 347.723.750 Koordinasi, sinkronisasi dan evaluasi Rencana Strategis

(Renstra) Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 50.000.000 55.000.000 60.500.000 66.550.000 73.205.000 Penyediaan Alat Perlengkapan dan Peralatan Kantor 200.000.000 220.000.000 242.000.000 266.200.000 292.820.000 Penyediaan Alat Tulis Kantor Inspektorat Provinsi DKI

Jakarta 150.000.000 165.000.000 181.500.000 199.650.000 219.615.000 Penyediaan Cetakan Umum dan Cetakan khusus

Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 50.000.000 55.000.000 60.500.000 66.550.000 73.205.000 Penggandaan dan Penjilidan 150.000.000 165.000.000 181.500.000 199.650.000 219.615.000 Pemeliharaan Komputer CPU, Laptop, Printer dan Monitor

Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

50.000.000

55.000.000 60.500.000 66.550.000 73.205.000 Pemeliharaan KDO Roda 4 dan 2 Inspektorat Provinsi DKI

Jakarta 220.000.000 242.000.000 266.200.000 292.820.000 322.102.000 Pemeliharaan mesin tik manual / elektronik, rotary file,

infocus dan mesin fotocopy 10.000.000 11.000.000 12.100.000 13.310.000 14.641.000 Pemeliharaan Operasional Mesin Absensi Handkey dan

Monitor 10.000.000 11.000.000 12.100.000 13.310.000 14.641.000 Penyediaan Barang Pakai Habis 16.000.000 17.600.000 19.360.000 21.296.000 23.425.600 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, Listrik dan

Internet 85.000.000 93.500.000 102.850.000 113.135.000 124.448.500 Penyediaan Konsumsi 325.000.000 357.500.000 393.250.000 432.575.000 475.832.500 Pembinaan Mental Spiritual bagi Pegawai Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta 28.000.000 30.800.000 33.880.000 37.268.000 40.994.800 Penyediaan Bahan Bacaan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200 Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Jabatan Fungsional 468.000.000 514.800.000 566.280.000 622.908.000 685.198.800 Pendidikan dan Pelatihan Pembekalan Jabatan Fungsional

P2UPD 435.000.000 478.500.000 526.350.000 578.985.000 636.883.500 Peningkatan Tugas-tugas Koordinasi Pengawasan 200.000.000 220.000.000 242.000.000 266.200.000 292.820.000 Pengadaan/Pengiriman

Bimtek/Kursus/Pendidikan/Pelatihan/Sosialisasi/ Seminar

500.000.000

600.000.000 720.000.000 864.000.000 1.036.800.000 Pengadaan Sarana Penunjang Pengawasan 50.000.000 55.000.000 60.500.000 66.550.000 73.205.000 Penyediaan Buku / Bahan Perpustakaan 15.000.000 18.000.000 21.600.000 25.920.000 31.104.000 Penyediaan Media Informasi Digital 40.000.000 - - - -Pembangunan Sistem Informasi di Lingkungan Inspektorat

Provinsi DKI Jakarta 350.000.000 385.000.000 423.500.000 465.850.000 512.435.000 Penyediaan Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 250.000.000 - - - -Penghapusan Barang Inventaris 10.500.000 11.550.000 12.705.000 13.975.500 15.373.050 Penilaian dan Evaluasi Angka Kredit Jabatan Fungsional 100.000.000 110.000.000 121.000.000 133.100.000 146.410.000 Penyediaan mesin absensi (handkey) 30.000.000 - - -

-Program dan Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)

dan kegiatan (output) Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja Penanggung

jawab Lokasi

2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi

Kinerja pada akhir


(6)