PENDAHULUAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.2 Sumber Daya 2.3 Kinerja 2.4 Tantangan dan Peluang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan 3.2 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi 4.2 Tujuan dan Sasaran

4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VII PENUTUP Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 12

BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI

INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta merupakan unsur pengawas internal penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas pokok yaitu Melaksanakan Pengawasan Fungsional terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya. Tugas pokok tersebut di atas selanjutnya dijabarkan ke dalam fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut : 1. Penyusunan, dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran inspektorat 2. Perumusan kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan BUMD 3. Pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah 4. Pengawasan pengelolaan badan usaha milik daerah 5. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan barang daerah pada perangkat daerah 6. Evaluasi laporan kinerja dan akuntabilitas perangkat daerah 7. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adanya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai 8. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah 9. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pemeriksa eksternal danatau internal pemerintah 10. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pemeriksaan eksternal pemerintah Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 13 11. Pelayanan informasi pengawasan 12. Pelaporan hasil pengawasan kepada Gubernur 13. Pelaksanaan tugas khusus pengawasan yang diperintahkan oleh Gubernur 14. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan 15. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan 16. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan prasarana dan sarana kerja inspektorat 17. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan inspektorat, dan 18. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Struktur Organisasi Sebagai implementasi Perda Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008, telah disusun Surat Keputusan Gubernur Provinsi Nomor 102 tentang Susunan dan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur, yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berikut Bagan Organisasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 14 Adapun tugas dan fungsi Inspektur adalah : 1. Memimpin pelaksanakan tugas dan fungsi inspektorat 2. Mengkoordinasikan tugas dan fungsi sekretariat, Inspektur Pembantu Bidang, Inspektur Pembantu Kota AdministrasiKabupaten Kepulauan Seribu dan Kelompok Jabatan Fungsional. 3. Melaksnakan koordinasi dan kerjasama dengan SKPD, UKPD dan Instansi PemerintahSwasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat. 4. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi inspektorat. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Inspektur dibantu oleh Sekretaris, Inspektur Pembantu Bidang dan Kota AdministrasiKepulauan Seribu. Sekretaris berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Inspektur atas pelaksanaan tugas kesekretariatan. Demikinan juga Inspektur Pembantu Bidang dan Kota AdministrasiKepulauan Seribu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur serta mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1 Inspekturat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dan mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. b. Melaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus. d. Pelaksanaan pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap terhadap Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Khusus. g. Evaluasi Lakip SKPDUKPD Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. i. Peyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 15 j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pemerintahan dan Khusus. 2 Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap terhadap penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dan mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD. b. Pelaksanakan DPA Inspektur Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah oleh SKPDUKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD. d. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dalam bidang perekonomian, dan pengelolaan BUMD. g. Evaluasi Lakip SKPDUKPD bidang perekonomian dan BUMD. h. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian dan BUMD. 3 Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD dalam Bidang Keuangan dan Aset serta pengkajian ulang laporan keuangan pemerintah provinsi dan mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. d. Pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 16 f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pengelolaan Keuangan dan Aset. g. Review laporan keuangan daerah. h. Evaluasi Lakip SKPDUKPD bidang Keuangan dan Aset. i. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. j. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. k. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Keuangan dan Aset. 4 Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPD di bidang urusan pembangunan dan lingkungan serta mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan. d. Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pembangunan dan lingkungan hidup. g. Evaluasi LAKIP SKPDUKPD bidang pembangunan dan lingkungan hidup. h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. 5 Inspektorat Pembantu Bidang Kesejahteraan Masyarakat Kesmas mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah oleh SKPDUKPD dalam bidang Kesmas dan mempunyai fungsi : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 17 a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Pembangunan. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. c. Penyiapan bahan Program Kerja Pengawasan Tahunan terhadap penyelengaraan Kesmas. d. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas. e. Pelaporan hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas. f. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan terhadap penyelenggaraan Kesmas. g. Evaluasi LAKIP SKPDUKPD bidang Kesmas. h. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. i. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. j. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Bidang Kesmas. 6 Inspektorat Pembantu Kota mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di wilayah kota, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kota. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kota. c. Penyusunan program dan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintah daerah oleh UKPD. d. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai. e. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah. f. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal danatau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah. g. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal. h. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. i. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur. j. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan. k. Koordinasi dan kerjasama dengan pihak yang berkompeten dalam rangka menunjang tugas pengawasan. l. Pemberian bimbigan, supervisi dan konsultasi urusan pemerintah daerah pada SKPDUKPD. m. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat Pembantu Kota. n. Pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan, ketatausahaan Inspektorat Pembantu Kota. o. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kota. p. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 18 q. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota. r. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kota. 7 Inspektorat Pembantu Kabupaten mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah di kabupaten administrasi, kecamatan dan kelurahan serta mempunyai fungsi : a. Penyusunan RKA dan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten. b. Pelaksanakan DPA Inspektorat Pembantu Kabupaten. c. Pengawasan penyelenggaran urusan pemerintah daerah oleh SKPD di Kabupaten, kecamatan dan kelurahan. d. Pengawasan pelaksanaan tugas dan fungsi SKPDUKPD. e. Pengawasan pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang daerah pada perangkat daerah. f. Pelaksanaan pengaturan acara Inspektorat Pembantu Kabupaten. g. Evaluasi kinerja dan akuntabilitas SKPD. h. Pemeriksaan dan pengusutan dugaan adaya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang oleh pegawai. i. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan dini terhadap dugaan adanya penyimpangan yang dapat merugikan daerah. j. Fasilitasi dan koordinasi pemeriksaan oleh aparat pengewasan eksternal danatau pengawasan oleh aparat pengawas internal pemerintah di kabupaten, kecamatan dan kelurahan. k. Koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal pemerintah dan hasil pemeriksaan eksternal. l. Pelayanan informasi pengawasan atas persetujuan inspektur. m. Pelaporan hasil pengawasan kepada inspektur. n. Pengelolaan dan pengamanan dokumen pengawasan. o. Penyediaan, penatausahaan, pengunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Inspektorat. p. Perencanaan pengelolaan kepegawaian, barang, keuangan, ketatausahaan Inspektorat Pembantu Kabupaten. q. Penyusunan bahan kebijakan pengawasan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten Adminstrasi. r. Penyiapan bahan dan penyusunan laporan inspektorat yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten. s. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Pembantu Kabupaten.

2.2 Sumber Daya

Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 19 Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki sumberdaya manusia sebanyak 313 yang terdiri dari 70 auditor dan 71 jabatan fungsional P2UPD. Sumberdaya tersebut ditempatkan dan bertugas di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, 5 lima wilayah Inspektorat Pembantu Kota dan 1 satu Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta didukung dengan fasilitas perangkat keras dan lunak hardware dan software. Perangkat keras software prasarana dan sarana berupa peralatan elektronik dan komputer, sedangkan perangkat lunak software berupa Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT, Standar Audit, Standar Pemeriksaan dan Kode Etik, serta norma-norma pengawasan.

2.3 Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta

Mengenai kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dari tahun 2008 – 2012 disajikan dalam bentuk Tabel 2.1 berikut : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 20 No. Target SPM Target Indikator Lainnya Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 1. Terselenggaranya kinerja - 1. Persentase SKPD yang - 70 75 80 85 90 70 75 80 90 90 100 100 100 100 100 Inspektorat dengan dukungan mencapai target anggaran. indikator kinerja utama IKU sebesar 80 2. Terciptanya pengawasan penyelenggaraan pemerintah 2. Persentase 60 65 70 75 80 60 65 70 80,39 80 100 100 100 100 100 daerah yang sesuai prosedur. Penyelesaian tindak lanjut hasil 3. Terciptanya penyelenggaraan pemeriksaan BPK-RI urusan pemerintah daerah oleh Tahun Anggaran perangkat daerah. berjalan dan sebelumnya 4. Terciptanya pengawasan BUMD yang sesuai prosedur. 3. Persentase 70 75 80 85 90 70 75 80 85,86 90 100 100 100 100 100 Penyelesaian Tindak 5. Terciptanya lanjut hasil pengelolaan keuangan, pe eriksaa APIP kepegawaian, barang daerah Tahun Anggaran dan perangkat daerah sesuai berjalan dan prosedur. sebelumnya 6. Tercpitanya LAKIP SKPD yang 4. Menigkatnya opini BPK WTP WTP WTP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP Disclaimer WDP WDP WTP WTP memperoleh nilai baik. RI terhadap LKPD DKI 7. Terselesaikannya pelanggaran 5. Persentase kasus yang 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 dan penyalahgunaan wewenang tertangani yang dilakukan oleh pegawai. 8. Penurunan terjadinya penyimpangan kerugian daerah. 9. Terciptanya mediasi dengan aparat pemeriksa eksternintern pemerintah. 10. Tersedianya tindaklanjut hasil pengawasan aparat pengawasan internal dan hasil pengawasan ekternal pemerintah. 11. Tersedianya pelayanan informasi pengawasan. 12. Tersedianya Laporan Hasil Pengawasan. 13. Tersedianya laporan hasil pengawasan tugas-tugas dari gubernur. 14. Tersedianya dokumen yang terkelola dengan baik. 15. Terciptanya koordinasikerjasama dengan pihak yang kompeten dalam menunjang tugas pengawasan 16. Tersedianya prasarana dan sarana kerja inspektorat. 17. Tersedianya informasi kepegawaian, keuangan, barang, dan ketetausahaan inspektorat. 18. Tersedianya pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Rasio Capaian pada Tahun Ke - = CapaianTarget x 100 Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Inspektorat Target IKU Target Renstra Inspektorat Tahun Ke - Realisasi Capaian Tahun Ke - Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 21 Seluruh target yang ditetapkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam penetapan kinerja setiap tahun selama 5 tahun pada periode tahun 2008 sampai dengan 2012 telah tercapai, dan juga telah sesuai dengan target Indikator Kinerja Utama IKU, termasuk juga target untuk meraih laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian WTP di tahun 2011 dapat diraih. Semua ini berkat usaha optimal yang dilaksanakan Inspektorat dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendorong, membina dan melakukan pengawasan dan asistensi terhadap kinerja SKPD lain di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, baik melalui pemeriksaan reguler, monitoringreview keuangan, pemeriksaan khusus maupun kasus, dan lai-lain. Tercapainya WTP Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercapai karena pola pembinaan terhadap SKPD yang berkesinambungan terutama dalam mereview laporan keuangan SKPD maupun laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah SKPKD yang dibantu oleh BPKP sebagai tim asistensi. Perolehan WTP ini juga tidak terlepas dari upaya penyelesaian tindak lanjut penyelesaian rekomendasitemuan BPK RI yang secara konsisten dilaksanakan. Profil layanan Inspektorat Realisasi dan rasio anggaran Inspektorat dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Fluktuasi anggaran dan realisasinya ini disebabkan oleh adanya perubahan komponen anggaran, keputusan legislatif DPRD, perubahan jumlah pegawai pegawai pensiun dan penerimaan pegawai, kebutuhan belanja langsung karena tuntutan teknologi di bidang pengawasan, komitmen pimpinan dalam rangka pemberantasan korupsi. Secara lengkap gambaran realisasi dan rasio anggran Inspektorat tertuang pada tabel 2.2 di bawah ini : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 22 Tabel 2.2 : No. Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Thn ke-1 Thn ke-2 Thn ke-3 Thn ke-4 Thn ke-5 Anggaran Realisasi 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Rp. Rp. 1. Belanja Langsung 23.241.406.170 23.786.073.724 30.820.155.800 27.400.042.500 60.635.083.871 13.749.688.313 17.866.317.202 15.544.594.451 16.443.683.716 39.595.455.109 59,16 75,11 50,44 60,01 65,30 7.478.735.540,20 5.169.153.359,20 2. Belanja Tidak Langsung 32.167.631.763 27.470.023.131 41.742.481.721 40.309.031.858 43.220.128.629 26.957.625.459 22.171.692.952 37.428.115.410 36.847.718.402 38.134.924.561 83,80 80,71 89,66 91,41 88,23 2.210.499.373,11 2.235.459.820,40 Total : 55.409.037.933 51.256.096.855 72.562.637.521 67.709.074.358 103.855.212.500 40.707.313.772 40.038.010.154 52.972.709.861 53.291.402.118 77.730.379.670 73,47 78,11 73,00 78,71 74,84 9.689.234.913,31 7.404.613.179,60 Uraian Anggaran pada Tahun ke - Rp. Realisasi Anggaran pada Tahun ke - Rasio Antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun ke - Rata - rata Pertumbuhan Belanja Tidak langsung pada tahun 2009 mengalami penurunan hal ini disebabkan banyak pegawai Inspektorat Bawasda yang memasuki usia pensiun sebanyak 28 orang 3 orang meninggal dunia Pada tahun 2009 kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang merekrut pegawai baru. Dengan adanya tambahan pegawai baik yang baru maupun pindahan dari unit lain tidak secara otomatis menambah jumlah alokasi maupun realisasi belanja tidak langsung belanja gaji dan tunjangan pegawai. Hal ini karena jumlah pegawai yg masuk tidak lebih banyak dari pegawai yang masuk dan dari kepangkatan yang masuk masih rendah, sehingga nilai rupiahnya jauh dibandingkan dengan yang pensiun. 28 orang pensiun. Dari realisasi BTL Gaji Tunjangan sebesar Rp26.938.456.176,- pada 2007 menjadi Rp22.171.692.952 di tahun 2009 Sedangkan untuk belanja langsung mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi pada belanja langsung pegawai sebesar Rp13.877.535.007 yang dianggarkan dan realisasinya sebesar Rp9.551.328.100 68,82 untuk membayar honorarium kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspekorat terhadap SKPD-SKPD pada tahun 2009 sedangkan belanja barang jasa dan modal pada tahun 2009 yang dianggarkan sebesar Rp9.504.370.747 dan Rp404.167.970, hanya terealisasi sebesar Rp3.809.130.051 untuk barang dan jasa, Rp348.364.500 untuk barang modal. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 23 Pada tahun 2009 juga diterbitkan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor 1241 tanggal 4 Agustus 2009 tentang Penetapan Standar Biaya Khusus operasional kegiatan pengawasan dan pemantauan tindaklanjut hasil pengawasan Aparat pengawasan internal dan eksternal pemerintah sehingga hal tersebut juga memacu tingginya realisasi belanja langsung dibandingkan tahun sebelumnya 2008 yang hanya sebesar Rp13.749.688.313,- naik sebesar ... Namun di tahun 2010 kenaikan tersebut terjadi pada Belanja langsung barang dan jasa. Hal ini dikarenakan pembayaran honorarium biaya pengawasan masuk kedalam rekening perjalanan dinas, sehingga terjadi peningkatan yang sangat signifikan pada belanja tersebut yakni sebesar Rp21.701.141.500 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp11.349.301.021,- dibanding belanja pegawai dan modal yang hanya sebesar Rp8.464.532.500 dan Rp654.481.800 yang dianggarkan, terealisasi sebesar Rp4.191.382.375 49,51 dan BM Rp3.911.055 0,59. Penyerapan pada BM hanya Rp3.911.055 hanya biaya lelang saja sedangkan pelaksanaan pelelangannya gagal, sehingga hanya mampu terserap biaya adm lelang. Pada 2011 realisasi belanja modal sebesar Rp 164.086.900 82,04 dari yang dianggarkan Rp200.000.000 Sedangkan realisasi belanja barang jasa yakni sebesar Rp12.428.701.816 dari yang dianggarkan sebesar Rp21.793.500.000 dan penyerapan dalam barang jasa terbesar pada biaya perjalanan dinas yakni sebesar Rp11.028.398.846 atau sebesar 88,73 dari jumlah realisasi barang dan jasa.

2.4 Tantangan dan Peluang

Tantangan dan peluang pengawasan yang dihadapi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Berbagai tantangan dan permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya dengan tepat apabila kita mampu mengenalinya secara bijak, teliti dan seksama. Adapun tantangan dan permasalahan pengawasan yang dihadapi, yaitu: Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 24 1. Spirit dan Etos Kerja Aparat Pengawas Masih Perlu Ditingkatkan Semangat dan etos kerja aparat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan masih perlu terus ditingkatkan. Aparat pengawas pada umumnya belum memaksimalkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk melakukan pengawasan di lapangan. 2. Sistem Pemberian Penghargaan dan Penjatuhan Sanksi Terhadap Aparat Pengawas Perlu Terus Ditingkatkan Secara umum pejabat yang diberi wewenang dan tanggungjawab menguji jalannya sistem dan prosedur pemberian penghargaan kepada aparat yang berprestasi dan pengenaan atau penjatuhan sanksi kepada mereka yang melakukan penyimpangan dan dinyatakan bersalah belum dilaksanakan secara optimal. Kondisi demikian tidak mendorong aparat untuk bekerja secara proaktif dan kompetitif dalam mengejar tujuan dan sasaran kegiatan organisasi yang telah ditetapkan, sehingga pencapaian kinerja organisasi menjadi tidak maksimal. 3. Pelaksanaan Pengawasan Melekat Waskat Oleh Para Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah Masih Perlu Terus ditingkatkan dan Dibudayakan Pengawasan oleh atasan langsung terhadap aktivitas organisasi untuk menilai capaian kinerja dan kepatuhanketaatan aparat dalam menjalankan visi dan misi organisasi masih perlu dioptimalkan dan dibudayakan. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada umumnya menganggap bahwa tugas melakukan pengawasan merupakan tugas dan urusan aparat pengawas fungsional. Untuk itu, perlu ada pemahaman dan pembudayaan bahwa pimpinan satuan kerja perangkat daerah mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan Pengawasan Melekat Waskat. Waskat harus lebih diutamakan sedangkan pengawasan eksternal menjadi penunjang waskat. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 25 4. Fungsi Inspektorat sebagai Quality Assurance Penjamin Mutu atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Fungsi Inspektorat bukan lagi sebagai watch dog tetapi sebagai pembinaan dan seiring reformasi birokrasi di segala aspek, fungsi Inspektorat mengarah kepada penjamin mutu quality assurance. Inspektorat sebagai aparat pengawas intern pemerintah APIP harus dapat memberikan pembinaan kepada instansi pemerintah daerah dalam pelaksanaan tugasnya dan nantinya pun harus bisa menjamin pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang -undangan dan hal ini bukanlah tugas yang ringan karena melibatkan dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada di Inspektorat terutama sumber daya manusia. Oleh karena itu Inspektorat terus berupaya meningkatkan seluruh sumber daya yang dimiliki demi terlaksananya fungsi quality assurance terhadap pelaksanaan tugas SKPDUKPD sehingga terwujud suatu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memenuhi prinsip-prinsip good governance Program pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan daerah yang bersih dan bebas dari berbagai penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang. Sedangkan strategi pengawasan dilakukan dengan cara meningkatkan percepatan penanganan kasus KKN, meningkatkan pengawasan reguler, meningkatkan profesionalisme aparat pengawas, meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengawasan serta menyempurnakan sistem dan prosedur pengawasan. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 26

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI DKI JAKARTA

3.1 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Visi Gubernur Provinsi DKI Jakarta adalah Jakarta Baru, Kota Modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Dalam salah satu pointer penjelasan visi gubernur tersebut dijelaskan bahwa Provinsi DKI Jakarta merupakan kota yang dapat menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas. Untuk menyelenggarakan dan membentuk pemerintah yang baik dan transparan ini diperlukan peran inspektorat selaku institusi pengawasan yang konsisten, intensif, berkesinambungan serta profesional dan independen. Adapun misi gubernur yang terkait dengan tugas dan fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yaitu misi Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 yaitu Membangun Pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik. Oleh karena Inspektorat Provinsi DKI Jakarta akan menindaklanjuti misi gubernur nomor lima tersebut. Namun, dalam mengimplementasikan misi gubernur tersebut ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Inspektorat seperti tertuang pada tabel berikut : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 27 Penghambat Pendorong Misi 5 Gubernur : - Membangun - Kekurangtersediaan Pemahaman -Komitmen Pimpinan Pemerintahan yang saranaalat pengawasan terhadap entitas yang SKPD Chief Excecutive bersih dan yang diawasi Officer transparan serta berorientasi pada - Kekurangan tenaga Formasi pegawai oleh Reward pelayanan publik pengawasan yang BKD memiliki integritas dan independen - Kekurangtersediaan Kuota Diklat yang Ketersediaan anggaran pengembangan diri diberikan oleh instansi pengawas pembina pengawasan terbatas. - Jumlah temuanpelanggaran Pemahaman aparatur Inspektorat sebagai Quality masih relatif tinggi. terhadap regulasi yang Assurance dan pemberian dikeluarkan. asistensi. - Penyelesaian kasus Buktidata pendukung dalam hal validitas, akurasi dan kejelasan substansi laporan. - Program Gubernur : Reformasi Birokrasi Faktor Penghambat Permasalahan Misi Nomor TABEL 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 28 Inspektorat sebagai lembaga internal control yang berfungsi mengawal dan membantu pelaksanaan program Gubernur Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi sebagai mata dan telinga gubernur dalam menjalankan kebijakan sebagai pengambilan keputusan bagi gubernurkepala daerah. Sebagaimana diketahui bahwa misi gubernur terpilih Bapak Joko Widodo dan Basuki Tjahya Purnama memiliki 5 misi, inspektorat menjalankan amanat misi ke lima gubernur terpilih yakni “membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik”. Dalam kesempatan ini inspektorat mencoba menfokuskan pemeriksaan dalam bidang yang menjadi perhatian kepala daerah terpilih, yakni pendidikan, kesehatan, perumahan, transportasi dan pekerjaan umum. Disamping itu Inspektorat juga mengawal pengelompokan misi kepala daerah yang terdiri dari 4 pilar yakni; pilar ekonomi, sosial, lingkungan hidup dan aparatur. Pola pemeriksaan saat ini sudah mulai mengarah kepada pemeriksaan berbasis resiko risk based audit. Hal ini akan lebih mengerucutkanmemfokuskan pemeriksaan pada tingkat kelemahan internal SPI yang tinggi. Selain itu inspektorat memiliki fungsi pembinaan yang juga lebih ditingkatkan seperti monitoring, asistensi dan reviu.

3.2 Identifikasi Permasalahan

Masalah yang dihadapi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan tugas dan fungsinya diantaranya yaitu : a. Bahwa fungsi Inspektorat tidak lagi menjadi watchdog tetapi juga sebagai penjamin mutu quality assurance. b. Mempertahankan Opini Badan Pemerisa Keuangan BPK RI atas Laporan Keuangan. c. Adanya kualitas temuan kurang memadai dan penyerapan anggaran yang belum optimal. Faktor penyebab permasalahan di atas adalah : a. Adanya perubahan paradigma mendasar dalam pengawasan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan perkembangan saat ini, sebagaimana kebijakan pengawasan yang dikeluarkan oleh Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri terhadap kompleksitas dan cakupan kerja pemerintah daerah, yaitu untuk mendorong kepatuhan dan konsistensi implementasi aturan, serta meningkatkan upaya Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 29 pengendalian dan manajemen resiko. Peran APIP akan dikatakan maksimal apabila Sistem Pengendalian Internal SPI tersedia dengan baik, tujuan SPI dapat tercapai melalui quality assurance, serta efektivitas manajemen risiko melalui peran konsultasi. b. Akuntabilitas kinerja pemerintah dapat dilihat dari Opini Laporan Keuangan yang diberikan oleh auditor eksternal BPK-RI. Semakin baik opini yang diberikan BPK-RI menandakan kinerja suatu instansi akuntabel. Selain itu predikat penilaian LAKIP sesuatu hal yang patut diperhitungkan dalam akuntabilitas kinerja, karena di dalam LAKIP tersebut juga menggambarkan potensi dan realisasi keuangan serta pencapaian output dan outcome dari setiap SKPD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini merupakan suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat public sebagai stakeholder. c. Taraf pengetahuan yang dimiliki oleh auditor berbeda-beda sehingga temuan yang dihasilkan merupakan temuan yang berulangkali dan dianggap sebagai rutinitas. Terkait penyerapan anggaran yang belum optimal disebabkan oleh karena penetapan APBD dan pelaksaan kegiatan yang tidak tepat waktu. Adapun menjadi fokus telaahan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta pada aspek quality assurance dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 30 No. Aspek Kajian CapaianKondisi Standar Yang Permasalahan Kondisi Saat Ini Digunakan Internal Eksternal - Inspektorat sebagai dalam proses pelaksanaanSistem Pengendalian Internal Pedoman Pemeriksaan Prosedur yang 1. Penyempurnaaan Internal Kontrol yang PemerintahSPIP dan Pedoman Operasional diKeluarkan oleh POPREG yang berfungsi menjadi Standar Audit Pemeiksaan Reguler Kementerian disinkronkan Quality Assurance. POPREG. dengan kebijakan dari Pemerintah Pusat. 2. Peningkatan kapasitas SDM Pengawas. Faktor Yang Mempengaruhi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta TABEL 3.4 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 31 Dari aspek kajian identifikasi permasalahan yang dilakukan terhadap kinerja inspektorat, terdapat perubahan paradigma dari aparat pengawas yang menjadi watch dog sekarang berfungsi menjadi quality assurance. Quality assurance berfungsi memberikan keyakinan yang memadai atas pelaksanaan tugas dan fungsi suatu kegiatan yang dilakukan. Standar yang digunakan untuk menjalankan fungsi quality assurance dalam melaksanakan tugas pengawasanpemeriksaan adalah penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah SPIP dan standar audit pemerintah maupun Standar Profesional Akuntan Publik SPAP. Perlu penyempurnaan Pedoman Operasional Pemeriksaan untuk menjalankan fungsi quality assurance. Disamping itu perlu menerapkan audit berbasis resiko risk based audit.

3.3 Penentuan Isu Strategis

Berdasarkan permasalahan tersebut maka isu strategis yang diangkat adalah : a. Inspektorat tidak hanya menjadi watchdog tetapi juga sebagai quality assurance dari bagi SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dalam menjalankan fungsi inspektorat sebagai quality assurance untuk menjaga nilai IPK yang ditargetkan dalam RPJMD 2013-2017, terdapat beberapa kegiatan untuk menjaga dalam memperoleh IPK tersebut yakni berupa; 1. Pendampingan konsultatif dalam pembahasan penyusunan DPA SKPD 2. Sosialisasikonsultatif pengawasanpemeriksaan kepada SKPD 3. Reviu LKPD secara berkelanjutan 4. Penerapan pemeriksaanaudit berbasis resiko 5. Monitoring perencanaan sampai dengan pemanfaat barangjasa probity audit. b. Mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian menjadi suatu yang harus selalu diupayakan dan berupaya untuk menghilangkan paragraf penjelas dalam opini laporan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 32 c. Manajemen Resiko menjadi alternatif pilihan agar prinsip-prinsip efisiensi dan ekonomis ini dapat tercapai, sehingga nantinya pengawasanpemeriksaan pun akan mengarah pada kegiatanAPBD yang memiliki dampak resiko tinggi maupun berdampak secara langsung kepada masyarakat selaku stakeholder. d. Percepatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi pengawas internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau meniadakan paragraf penjelas dalam opini laporan keuangan BPK-RI e. Peningkatan predikat akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta. Kredibilitas Pemerintah dapat dilihat dari opini laporan keuangan maupun dari penilaian yang diberikan oleh Kemenpan selaku pembina pemerintahan kinerja. Semakin tinggi nilainya, maka kepercayaan masyarakat akan semakin tingi pula terhadap pemerintahan. f. Pengembangan kemampuan SDM dalam bidang pengawasan Isu yang ini merupakan ujung tombak dalam pengawasan, SDM yang profesional akan menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Inspektorat menyadari akan hal itu, sehingga pengembangan SDM merupakan hal yang wajib bagi setiap aparat pengawasan. Adapun matriks tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1.1. g. Penyusunan Standar Operasi Prosedur SOP bagi setiap masing- masing tugas. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 33

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN Berdasarkan visi dan misi Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada RPJMD Tahun 2013 - 2017, yang menyebutkan bahwa : a. pada point penjelasannya tercantum mengenai “akan diselenggarakannya pemerintah yang baik dan transparan dalam rangka menyediakan pelayanan publik yang berkualitas ”; b. pada misi nomor 5 lima “membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik”; c. juga mengacu pada isu - isu strategis pada RPJMD 2013 – 2017 yaitu mewujudkan manajemen keuangan Provinsi DKI Jakarta menjadi lebih akuntabel, efektif, efisien dan transparan serta sesuai standar yang ditentukan; d. serta juga isu-isu strategis yang telah yang telah diuraikan pada Bab III, maka sebagai tindak lanjut, inspektorat telah menyusun visi dan misi sebagai berikut :

4.1 Visi dan Misi Visi :

”Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik ” Pemahaman terhadap visi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Inspektorat sebagai lembaga pengawasan fungsional intern hendaknya mampu menjadi mitra kerja yang independen dan akuntabel bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Unit Kerja Perangkat Daerah UKPD dalam upaya mewujudkan Pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 34 2. Inspektorat dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan hendaknya didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan bermoral, sehingga mampu mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN. Untuk meningkatkan peran serta Inspektorat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah hendaknya terus dikembangkan kualitas sumber daya manusia serta aktif menyempurnakan sistem dan prosedur pengawasan. Untuk melaksanakan visi tersebut, inspektorat menyusun misi sebagai berikut : Misi : 1. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pemerintahan yang berkeadilan dan merata. 2. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Perekonomian dan BUMD yang tangguh dan handal. 3. Mempertahankan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD Wajar Tanpa Pengecualian. 4. Melaksanakan Pengawasan dalam bidang pembangunan berkelanjutan dengan sarana dan prasarana kota yang ramah terhadap lingkungan. 5. Melaksanakan pengawasan dalam bidang kesejahteraan masyarakat yang baik dan berkualitas. 6. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pengawasan. Adapun penjelasan misi di atas adalah sebagai berikut : 1. Untuk terselenggaranya pemerintahan Daerah yang bersih dan bebas dari KKN, pengawasan oleh Inspektorat hendaknya mampu mendorong para pelaku penyelenggara pemerintahan Daerah untuk meningkatkan kinerja serta mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. 2. Untuk mendapatkan hasil pengawasan yang obyektif, transparan dan akuntabel perlu diterapkan sistem pengawasan yang mengutamakan prinsip independensi dan etika moral. 3. Untuk meningkatkan produktivitas hasil pengawasan kinerja pengawasan perlu terus diupayakan pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pengawasan. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 35 . Melalui pemahaman atas visi dan misi pengawasan diharapkan bisa dibangun komitmen pengawasan yang kuat dari seluruh komponen aparat pengawas fungsional Inspektorat Provinsi DKI Jakarta serta untuk menyamakan persepsi tentang arah dan kebijakan pengawasan.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, maka harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis strategic goals organisasi. Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 satu tahun sampai dengan 5 lima tahun. Dengan diformulasikannya tujuan strategis ini maka Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dapat mengukur sejauhmana organisasi dapat mencapai tujuan strategisnya, maka setiap tujuan strategis ditetapkan indikator kinerjanya performance indicator yang terukur. Adapun tujuan strategis dari Inspektorat Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut : 1. Terciptanya penyelenggaraan pengawasan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN serta pelaksanaan pengawasan yang independen. 2. Terwujudnya aparatur pengawas yang profesional. Sedangkan sasaran jangka menengah Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yaitu Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 36 2013 2014 2015 2016 2017 Target Target Target Target Target Peningkatan IPK 3,4 3,5 3,8 3,8 4 4,1 4,1 Tingkat Penyelesaian Kasus Pengaduan Masyarakat 75,70 78 80 80 80 85 85 Tingkat KetrampilanKemahiran Aparat Pengawas 48 60 70 80 90 100 100 Peningkatan PenilaianPredikat CC CC B B BB A A Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Kepuasan Pelayanan Masyarakat - Z.I WBK 1 SKPD WBK 1 SKPD WBK 1 SKPD WBK 2 SKPD WBK 40SKPD WBBM Tertib administrasi 78 79 80 81 82 83 83 Tabel 4.1 Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta No TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM OUTCOME KONDISI AWAL 2012 CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA AKHIR TAHUN 2017 Terciptanya penyelenggaraan pengawasan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bebas KKN serta pelaksanaan pengawasan yang independen Meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada semua lapisan masyarakat 1 Terwujudnya aparatur pengawas yang profesional 2 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 37 Dalam lima tahun kedepan program dan target pencapaian kinerja Inspektorat sebagai janji kepada Gubernur untuk membawa ke arah Jakarta baru dan Inspektorat yang lebih berkualitas dan profesional. Pencapaian kinerja outcome inspektorat ditekankan pada peningkatan IPK yang nantinya akan menambah kepercayaan masyarakat baik nasional maupun dunia, sektor bisnis maupun non bisnis pada pemerintah DKI Jakarta. IPK ini diberikan secara rutin oleh lembaga Transparansi Internasional yang komponen penilaiannya memiliki range 0 – 100 yakni 0 mengindikasikan level korupsi yang tinggi dan 100 merupakan nilai terbaik level korupsi rendah atau bisa dikatakan tidak ada korupsi sama sekali. Indonesia pada tahun 2012 memperoleh level indeks 32 dibanding dengan negara-negara di ASEAN, Indonesia sangat jauh ketinggalan dengan Singapura, Brunei dan Malaysia. Sedangkan untuk tingkatan Provinsi di Indonesia, tahun 2010 DKI Jakarta berada diperingkat 38 dengan level indeks 4,43. Untuk penanganan pengaduan masyarakat kinerja outcome yang diukur yakni tingkat penyelesaian kasus pengaduan masyarakat yang saat ini 2012 baru mencapai penyelesaian 75,70. Untuk urusanprogram Penguatan Akuntabilitas Kinerja, indikator outcome yang dijanjikan berupa Peningkatan penilaianpredikat yang diberikan oleh Kementerian PAN RB opini laporan keuangan yang diberikan oleh BPK serta membentuk kepuasan konsumen dalam hal ini pembentukan Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi WBK yang indikator penilaiannya terdiri dari 20 indikator yang ditetapkan oleh Kementerian PAN RB. Disamping itu sebagai pelaksana internal control pemerintah, inspektorat berfungsi sebagai pemantau tindak lanjut hasil pemeriksaan, yang diperjelas lagi dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pemantauan TLHP BPK dan Pemeriksaan APIP. Hal ini Inspektorat memiliki kinerja outcome berupa tertib administrasi penyelesaian TLHP baik internal maupun eksternal. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 38 2013 2014 2015 2016 2017 No. 5 Bidang Reformasi Birokrasi Membangun Pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik Melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional a. Inspektorat sebagai quality assurance dari bagi SKPD- SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Contoh: Bedah DPA SKPD Program Peningkatan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pendampingan Konsultatif penyusunan DPA SKPD Pelaksanaan Rencana yang ada di DPA SKPD menjadi lebih optimal SKPD 30 40 50 60 70 SosialisasiKonsultatif Pengawasanpemeriksaan Pelaksana pada SKPD SKPD Reviu LKPD secara berkelanjutan Predikat Opini WTP Pem Prov Mempublikasikan melalui website: a program yang sedang dikerjakan berikut anggaran yang digunakan; b kemajuan proyek yang dikerjakan di tiap wilayah, dan c sistem pelayanan di kantor- kantor pelayanan administrasi untuk masyarakat c. Penerapan Manajemen Audit Berbasis Resiko Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu Kegiatan-kegiatan yang memiliki resiko tinggi dan mempunyai pengaruh ke masyarakat SKPD yang memberi dampak nyata ke masyarakat SKPD Mengefektifkan implementasi Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan menjadikan Kantor-kantor Pemprov DKI Jakarta sebagai kantor percontohan dalam implementasi Undang-undang tersebut; d. Penerapan audit terhadap barang dan jasa maupun hal- hal lain yang memiliki sifat menyentuh dan mempunyai pengaruh kepada masyarakat besar dilakukan suatu audit yang dikenal dengan “Probity Audit” PBJ MonitoringAsistensi dari Perencanaan sampai dengan kebermanfaatan barangjasa tsb BarangJasa SKPD Mempercepat dan memperpendek waktu pengurusan izin, waktu pengurusan izin paling lama hanya enam hari kerja. e. Percepatan penyelesaian tindak lanjut rekomendasi pengawas internal maupun eksternal Penghilangan catatan dalam opini yang diberikan oleh eksternal Rekonsiliasi penyelesaian rekomendasi Temuan Internal dan Eksternal SKPD f. Akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta Peningkatan predikat kinerja LAKIP Pemprov DKI Jakarta Evaluasi LAKIP SKPD SKPD SKPD g. Penerapan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi WBK di Pemerintah DKI Jakarta Provinsi dan Kota AdministrasiKabupaten Penerapan 20 Indikator WBK Pilot Project SKPD yang akan dijadikan WBK SKPD yang memberikan pelayanan kepada masyarakat 10 SKPD j. mengefisienkan fungsi pemeriksaan diupayakan melalui pemeriksaan e-audit yang berbasis teknologi informasi Pembelian dan membangun aplikasi audit Pemberian hak akses untuk mengambil data transaksi yang ada di SKPD Efektifitas dan efisiensi Paperless Lap Keu, Lap Kinerja k. Pengembangan Kemampuan SDM dalam bidang pengawasan Pengiriman SDM Pengawasan ke Diklat, seminar, Bimtek dll. Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional dan Diklat SDM Pengawasan 303 orang 60 TARGET SASARAN Target Sasaran Tahunan MISI GUBERNUR PROGRAM KERJA GUBERNUR ISU STRATEGIS PROGRAM PRIORITAS IMPLEMENTASI PENANGANAN SASARAN Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 39

4.3 Strategi dan Kebijakan

Pada 5 lima tahun mendatang, Inspektorat DKI Jakarta akan mengawal Kebijakan dan Program Gubernur yang akan diimplementasikan dalam strategi dan kebijakan Inspektorat sebagaimana terlihat pada tabel berikut : Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 40 Visi Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik” Misi 1. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pemerintahan yang berkeadilan dan merata. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya - Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan bidang pengewasan Pengawasan pemerintahan bidang Reguler pemerintahan. 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja LK dan Daftar Materi Pengawasan DMP berdasarkan skala prioritas pengawasan 3. Penelaahan Penyusunan SOP Pengaduan kasus pengaduan Masyarakat. masyarakat Misi 2. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Perekonomian dan BUMD yang tangguh dan handal. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya - Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan dalam bidang pengawasan Pengawasan Perekonomian bidang Reguler dan BUMD. Perekonomian dan BUMD 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja LK dan Daftar Materi Pengawasan DMP berdasarkan skala prioritas pengawasan 3. Pengawasan Monitoring penyertaan modal terhadap pemerintah dan bagi hasil laba penyertaan modal BUMD. pemerintah dan bagi hasil laba BUMD. Misi 3. Mempertahankan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD Wajar Tanpa Pengecualian yang tangguh dan handal. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan dalam bidang pengawasan Pengawasan keuangan dan bidang Reguler aset. keuangan dan aset. 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja LK dan Daftar Materi Pengawasan DMP berdasarkan skala prioritas pengawasan 3. Pelaksanaan 3. Pelaksanaan Review terhadap Review terhadap LKPD SKPDUKPD. LKPD SKPDUKPD semesteran dan tahunan. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Tabel 4.2. Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 41 Visi Menjadi lembaga pengawas internal yang profesional sebagai penjamin mutu dan mitra kerja dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik” Misi 4. Melaksanakan pengawasan dalam bidang pembangunan berkelanjutan dengan sarana dan prasarana kota yang ramah terhadap lingkungan. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan dalam bidang pengawasan Pengawasan pembangunan. dalam bidang Reguler pembangunan. 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja LK dan Daftar Materi Pengawasan DMP berdasarkan skala prioritas pengawasan 3. Penerapan 3. Probity audit terhadap pengadaan e-tender. barang dan jasa. Misi 5. Melaksanakan pengawasan dalam bidang Kesejahteraan Masyarakat yang baik dan berkualitas. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terwujudnya Meningkatnya 1 Strategi 1. Penyusunan PKPT. pengawasan efektifitas Peningkatan dalam bidang dalam bidang Pengawasan Kesejahteraan Kesejahteraan Reguler Masyarakat. Masyarakat. 2 Menyusun 2. Penyusunan POPREG. Langkah Kerja LK dan Daftar Materi Pengawasan DMP berdasarkan skala prioritas pengawasan 3. Penerapan 3. Probity audit terhadap pengadaan e-tender. barang dan jasa. Misi 6. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kapasitas aparatur pengawasan. Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Terbentuknya Seluruh auditor Pengembangan Pengiriman Diklat Jabatan auditor memiliki sertifikat SDM Fungsional AuditorP2UPD. yang profesional yang diperlukan dalam rangka pemeriksaan Terwujudnya Predikat LAKIP Evaluasi Pembinaan LAKIP SKPD. Laporan Kinerja memperoleh laporan kinerja dan yang akuntabel. peringkat AA akuntabilitas perangkat daerah Terwujudnya Laporan Hasil Intensifikasi Tindak Rekonsiliasi hasil Tindak Lanjut penyelesaian Pemeriksaan Lanjut Hasil dengan APIP dan eksternal. rekomendasi internal dan Pemeriksaan hasil eksternal. pemeriksaan. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan Tabel 4.2. Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 42 Kebijakan pengawasan diarahkan untuk merealisasi visi, misi dan tugas dan fungsi pengawasan, sedangkan strategi pengawasan diperlukan untuk merealisasikan kebijakan pengawasan. Adapun strategi yang akan dilaksanakan Inspektorat yaitu : 1. Strategi Intensitas Pengawasan Reguler Strategi dilakukan untuk meningkatkan skalaindeks persepsi korupsi dalam segala hal khususnya pelayanan publik, mengingat IPK DKI Jakarta Pada 2010 menempati posisi 38 dari 50 kotadaerah yang disurvey oleh Transparency Internasional Indonesia dalam websitenya www.ipkindonesia.org dengan jumlah responden 9237 dengan nilai 4,43 http:www.ipkindonesia.orgreport20101109mengukur-tingkat- korupsi-kota-kota-di-indonesia-denpasar-dipersepsikan-bersih- pekanbaru-dan-cirebon-bermasalah di akses 6 Mei 2013 jam 09.35. Skala 0 merupakan dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 dipersepsikan sangat bersih. Pada 2012 skala penilaian persepsi ini berubah dari skala 0-10 menjadi 0-100 dan ditambahkan dengan beberapa indikator penilaian. DKI Jakarta sebagai ibukota negara seharusnya menjadi patokduga benchmark bagi daerah-daerah lain di Indonesia. 2. Strategi Pengawasanpemeriksaan berbasis resiko risk based audit Peningkatan APBD setiap tahunnya membuat harus ada strategi untuk mengawasimemeriksa pelaksanaan APBD secara intens, namun keterbatasan sumber daya dan waktu membuat pengawasanpemeriksaan harus memperhatikan hal tersebut, sehingga harus dipilah kegiatan-kegiatan yang memiliki tingkat resiko penyimpangannya besar dan sangat mempengaruhi keputusan pimpinan dan mempengaruhi kepentingan maupun kesejahteraan bagi masyarakat. 3. Strategi Intensitas Monitoring Pelaksanaan APBD Penetapan APBD yang tidak tepat waktu menjadi salah satu alasan bagi pelaksana SKPD untuk tidak menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan terkesan mengakhirkan pekerjaan pada saat APBD akan berakhir. Hal Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 43 ini akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi juga akan terjadi pengambilanpencairan APBD secara rush. Monitoring pelaksanaan APBD akan mengawal ataupun menguide para pelaksana SKPD dalam penyelesaian pekerjaan secara tepat waktu dan tepat guna. Monitoring ini juga untuk meminimalisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Silpa pada akhir tahun. 4. Intensitas Sosialisasikonsultatif pengawasanpemeriksaan kepada SKPD Fungsi Inspektorat sebagai quality assurance mempunyai tugas membina SKPD dalam pelaksanaan APBD. Pensosialisasian kebijakan maupun teknis pelaksanaan pemeriksaan diharapkan dapat memfilter kesalahan berulang yang terjadi pada SKPD. 5. Intensitas Penyelesaian Penanganan Pengaduan Masyarakat KasusKhusus Kesadaran masyarakat akan keberadaan pemerintah daerah, khususnya dalam hal pelayanan masyarakat, membuat mereka lebih kritis menyikapi pelaksanaan tugas dan pekerjaan para abdi negara. Tingkat pengaduan pelayanan, penyelahgunaan wewenang yang masuk ke inspektorat saat ini cukup beragam dan tinggi. Masyarakat sebagai stakeholder menginginkan suatu respon maupun penyelesaian penanganan aduan pelayanan yang cepat, sehingga inspektorat dituntut untuk merespon maupun menanggapi dan menyelesaikan penanganan pengaduan masyarakat secara cepat dan tepat dengan sumber daya yang tersedia. 5. Intensitas penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian di tahun 2012 dalam laporan keuangan yang diaudit oleh BPK-RI, memerlukan upaya effort yang tinggi, juga memerlukan waktu yang tidak pendek. Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan juga salah satu faktor yang menyebabkan DKI Jakarta memperoleh opini WTP pada tahun 2012. TLHP yang belum selesai juga menjadi strategi inspektorat dalam mempertahankan opini WTP tersebut, Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 44 6. Intensitas penyelesaianpelaksanaan kesesuaian akuntabilitas pemerintah Penilaianperolehan predikat kinerja instansi pemerintah juga merupakan sesuatu yang vital, karena hal tersebut dapat meningkatkan prestisi DKI Jakarta di nasional, juga menambah kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah. Sangatlah timpang bila opini laporan keuangan baik, namun predikat akuntabilitas kinerjanya buruk, sehingga hal ini juga menjadi perhatian bagi inspektorat dalam meningkatkan predikat akuntabilitas kinerja pemerintah DKI Jakarta. 7. Intensitas Monitoring Penerapan Zona Integritas untuk mencapai Wilayah Bebas Korupsi WBK pada pelayanan publik Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan KementerianLembaga dan Pemerintah Daerah maka Inspektorat sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah berkewajiban melaksanakan Permenpan ini dengan melalui upaya monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan pembangunanpembentukan zona integritas pada SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 8. Pengiriman Personil pengawasan ke Institusi pengembangan kemampuan dalam pengawasan Peran pengawasan yang baik tidak terlepas dari kemapuan aparatur pengawasan yang up to date dalam mengembangkan pengetahun dan metode pengawasan. Pengembangan wawasan aparat pengawasan merupakan sesuatu yang mutlak yang harus dilakukan agar aparat pengawasan selalu selangkah di depan one step ahead dibanding dengan aparat yang diperiksa auditee. Pengembangan wawasan pengetahuan juga merupakan konsekwensi dari Inspektorat selaku APIP yang diharapkan menjadi quality asurance bagi SKPD yang di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 45 Untuk mengimplementasikan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, perlu dirumuskan arah kebijakan pengawasan sebagai berikut: 1. Kebijakan Publik a. Meningkatkan pengawasan reguler terhadap kegiatan pelayanan masyarakat, pengelolaan dan pemanfaatan keuangan dan aset daerah, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia serta pengelolaan pendapatan Daerah; b. Meningkatkan percepatan penanganan kasus KKN berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004; c. Meningkatkan kualitas aparat pengawas melalui berbagai pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan; d. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pengawasan; e. Menerapkan sistem dan prosedur pengawasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Memberikan asistensi dan konsultansi pengawasan kepada satuan kerja perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi. 2. Kebijakan Teknis a. Menyusun program kerja pengawasan tahunan berdasarkan skala prioritas pengawasan; b. Melakukan pengawasan reguler berdasarkan program kerja pengawasan tahunan; c. Melakukan pengawasan dan penanganan kasus KKN dengan memprioritaskan sumber pengaduan masyarakat; d. Memantau penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah; e. Memberikan konsultansiasistensi pengawasan kepada satuan kerja perangkat daerah. 3. Kebijakan Pengadaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pengawasan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 46 a. Mengadakan sarana dan prasarana pengawasan berdasarkan kebutuhan organisasi; b. Memanfaatkan sarana dan prasarana pengawasan secara efisien dan efektif. 4. Kebijakan Pembinaan Sumber Daya Manusia a. Mengembangkan sumber daya manusia pengawasan; b. Menciptakan kesejahteraan sumber daya manusia pengawasan; c. Menerapkan penilaian kinerja sumber daya manusia pengawasan; d. Menerapkan sistem pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi reward and punishment. Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 47

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

SERTA INDIKATOR KINERJA Adapun rencana program dan kegiatan serta indikator kinerja Insektorat selama periode PJMD Tahun 2013 – 2017 secara rinci tertuang dalam tabel 5.1 berikut : Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Program Peningkatan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Peningkatan IPK 3.4 3.5 3.8 3.8 4 4.1 4.1 Bid Pemsus - Pelaksanaan Pengawasan Reguler LHP 5,982,870,389 10,000,000,000 11,000,000,000 12,100,000,000 13,310,000,000 - Pengawasan Tutup Buku Tahun 2011 pada 5 Perusahaan Daerah dan 1 Badan Pengelola THR. Lokasari di Provinsi DKI Jakarta LHP 110,745,000 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 BUMD - Pengawasan atas Pengelolaan Aset pada Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta LHP 500,000,000 - - - - - Pengawasan atas Pengelolaan Aset Penerangan Jalan pada Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta LHP 400,000,000 - - - - - Pengawasan Pemanfaatan Air Bawah Tanah di Wilayah Jakarta timur LHP 201,890,000 - - - - - Pengawasan Pengelolaan Rumah Susun di Wilayah Jakarta Utara LHP 201,890,000 - - - - - Pengawasan atas Hasil Pengadaan Barang dan Jasa LHP 600,000,000 - - - - 2017 Kondisi Kinerja pada akhir Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program outcome dan kegiatan output Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja Penanggung jawab Lokasi 2013 2014 2015 2016 Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 48 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Program Penanganan Pengaduan Masyarakat KasusKhusus Tingkat Penyelesaian Kasus Pengaduan Masyarakat 75.70 78 80 80 80 85 85 Bid Pemsus - Pemeriksaan Khusus yang bersifat tematik dan tugas- tugas penting lainnya yang diperintahkan pimpinan dan pelaporannya serta Pemeriksaan Akhir Jabatan, Pemtak, Monitoring dan Pelaporannya LHP 3,313,750,000 7,500,000,000 8,250,000,000 9,075,000,000 9,982,500,000 - Penanganan Kasus Pengaduan dan Penyalahgunaan Wewenang di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pelimpahan dari Pemerintah atau Lembaga lainnya Jumlah Pengaduan Masyarakat LHP 3,000,000,000 5,000,000,000 5,500,000,000 6,050,000,000 6,655,000,000 - Pemeriksaan Khusus Pelayanan Publik di Seluruh SKPD D Pelayanan Masyarakat LHP 309,480,000 - - - - - Pelaksanaan Inspeksi Mendadak Laporan Jumlah Sidak 300,000,000 - - - - Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Bid Keuangan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 Laporan 500,000,000 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Semester I Tahun 2013 Laporan 500,000,000 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 Pengawasan Kas Akhir Tahun Anggaran 2013 SKPD UKPD LHP 150,000,000 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 Penyusunan Laporan Pengawasan Kas Akhir Tahun Anggaran 2012 SKPD UKPD LHP 200,000,000 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 Pengawasan Atas Penyerapan Anggaran SKPDUKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2013 LHP 500,000,000 - - - - - Penyusunan LAKIP Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 Laporan 150,000,000 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 - Pengawasan atas penerapan Kawasan Bebas Korupsi LHP 500,000,000 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 - Evaluasi LAKIP SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Laporan 750,000,000 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 - Pra Evaluasi LAKIP Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 Laporan 70,000,000 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 - Evaluasi, Sinkronisasi dan Konsolidasi PKPT, RKA, kepegawaian, Keuangan dan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta PKPT 300,000,000 750,000,000 825,000,000 907,500,000 998,250,000 Unit Kerja Penanggung jawab Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada akhir Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program outcome dan kegiatan output Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 49 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Program Percepatan Penyelesaian Tindaklanjut hasil pengawasanpem Tertib administrasi 78 85 85 90 90 95 95 Sekretariat - Pemantauan Tindak Lanjut Hasil PenangananPemeriksaan Kasus yang ditangani Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Pembantu KotaKabupaten Tahun 2012 dan tahun sebelumnya Laporan 250,000,000 750,000,000 825,000,000 907,500,000 998,250,000 - Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TLHP BPK- RI Tahun 2011 dan tahun sebelumnya Laporan 350,000,000 750,000,000 825,000,000 907,500,000 998,250,000 - Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TLHP APIP Tahun 2011 dan Tahun Sebelumnya Laporan 600,000,000 750,000,000 825,000,000 907,500,000 998,250,000 - Pra Pemuktahiran Data TLHP APIP Laporan 142,220,000 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 - Konsolidasi Pengawasan Regional dan Pemuktahiran Data TLHP APIP Laporan 112,200,000 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 Unit Kerja Penanggung jawab Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada akhir Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program outcome dan kegiatan output Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 50 Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Ap Tingkat KetrampilanKemahi ran Aparat Pengawas 48 60 70 80 90 100 100 Sekretariat - Pengembangan Sumber Daya Manusia Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Jml Pegawai 237,500,000 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 Koordinasi, sinkronisasi dan evaluasi Rencana Strategis Renstra Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 50,000,000 - - - - Penyediaan Alat Perlengkapan dan Peralatan Kantor 200,000,000 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 Penyediaan Alat Tulis Kantor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 150,000,000 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 Penyediaan Cetakan Umum dan Cetakan khusus Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 50,000,000 100,000,000 110,000,000 121,000,000 133,100,000 Penggandaan dan Penjilidan 150,000,000 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 Pemeliharaan Komputer CPU, Laptop, Printer dan Monitor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 50,000,000 100,000,000 110,000,000 121,000,000 133,100,000 Pemeliharaan KDO Roda 4 dan 2 Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 220,000,000 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 Pemeliharaan mesin tik manual elektronik, rotary file, infocus dan mesin fotocopy 10,000,000 25,000,000 27,500,000 30,250,000 33,275,000 Pemeliharaan Operasional Mesin Absensi Handkey dan Monitor 10,000,000 25,000,000 27,500,000 30,250,000 33,275,000 Penyediaan Barang Pakai Habis 16,000,000 25,000,000 27,500,000 30,250,000 33,275,000 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, Listrik dan Internet 85,000,000 100,000,000 110,000,000 121,000,000 133,100,000 Penyediaan Konsumsi 325,000,000 450,000,000 495,000,000 544,500,000 598,950,000 Pembinaan Mental Spiritual bagi Pegawai Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 28,000,000 30,000,000 33,000,000 36,300,000 39,930,000 Penyediaan Bahan Bacaan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 12,000,000 12,000,000 13,200,000 14,520,000 15,972,000 Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Jabatan Fungsional 468,000,000 600,000,000 660,000,000 726,000,000 798,600,000 Pendidikan dan Pelatihan Pembekalan Jabatan Fungsional P2UPD 435,000,000 600,000,000 660,000,000 726,000,000 798,600,000 Peningkatan Tugas-tugas Koordinasi Pengawasan 200,000,000 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 PengadaanPengiriman BimtekKursusPendidikanPelatihanSosialisasi Seminar 500,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 1,440,000,000 1,728,000,000 Pengadaan Sarana Penunjang Pengawasan 50,000,000 100,000,000 110,000,000 121,000,000 133,100,000 Penyediaan Buku Bahan Perpustakaan 15,000,000 15,000,000 18,000,000 21,600,000 25,920,000 Penyediaan Media Informasi Digital 40,000,000 - - - - Pembangunan Sistem Informasi di Lingkungan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta 350,000,000 - - - - Penyediaan Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 250,000,000 - - - - Penghapusan Barang Inventaris 10,500,000 12,000,000 13,200,000 14,520,000 15,972,000 Penilaian dan Evaluasi Angka Kredit Jabatan Fungsional 100,000,000 125,000,000 137,500,000 151,250,000 166,375,000 Penyediaan mesin absensi handkey 30,000,000 50,000,000 55,000,000 60,500,000 66,550,000 Unit Kerja Penanggung jawab Lokasi 2013 2014 2015 2016 2017 Kondisi Kinerja pada akhir Program dan Kegiatan Indikator Kinerja Program outcome dan kegiatan output Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Rencana Strategis Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2017 51

BAB VI INDIKATOR KINERJA