Uji Asumsi Klasik HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI

Tabel 4.8 Karakteristik Pendapatan UKM Counter Pulsa Pendapatan rupiah Jumlah Responden orang 2.450.000P ≥ 29.018.750 62 55,9 29.018.750P ≥ 55.587.500 23 20,7 55.587.500P ≥ 82.156.250 9 8,1 82.156.250P ≥108.725.000 9 8,1 108.725.000P ≥135.293.750 3 2,7 135.293.750P ≥161.862.500 0,0 161.862.500P ≥188.431.250 2 1,8 188.431.250P ≥215.000.000 3 2,7 Jumlah 111 100,0 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa, jumlah responden terbanyak pada pendapatan Rp 2.450.000 Rp 29.018.750 yaitu sebesar 62 respoden. Jumlah rata-rata responden pada pendapatan Rp 29.018.750 Rp 55.587.500 yaitu 23 responden. Jumlah responden paling sedikit dengan modal usaha Rp 135.293.750 Rp 161.862.500 yaitu 0 responden atau tidak terdapat responden.

1.4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan agar mendapatkan model penelitian valid yang dapat dilakukan dengan melakukan estimasi. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas dengan menggunakan teknik analisis SPSS 17.

1.4.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui residual dalam model regresi menyebar normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas menggunakan probabilitas, yaitu: 1. Jika probabilitas 0,05 maka residual berdistribusi normal. 2. Jika probabilitas 0,05 maka residual berdistribusi tidak normal. Tabel 4.9 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 111 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 8.47169047E5 Most Extreme Differences Absolute .069 Positive .069 Negative -.050 Kolmogorov-Smirnov Z .728 Asymp. Sig. 2-tailed .664 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan output Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,664 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di uji berdistribusi normal.

1.4.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian ada tidaknya korelasi antar variabel independen digunakan Tolerance Value dan Variance Inflation Factor VIF. Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant -117191.039 765627.772 -.153 .879 Modal Usaha 1.021 .002 .994 486.640 .000 .822 1.217 Tenaga Kerja 169339.995 109034.939 .003 1.553 .123 .849 1.177 Jam Kerja 199469.418 60019.565 .007 3.323 .001 .864 1.158 Lama Usaha 115041.405 24043.514 .010 4.785 .000 .796 1.257 a. Dependent Variable: Pendapatan Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan output Tabel 4.10 menunjukkan bahwa Nilai Tolerance variabel Modal Usaha, Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Lama Usaha masing-masing 0,822; 0,849; 0,864 dan 0,796 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, Nilai VIF variabel Modal Usaha, Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Lama Usaha masing-masing 1,217; 1,177; 1,158 dan 1,257 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.

1.4.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu residual pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2013;110. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Tabel 4.11 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .995 a .991 .990 .04682 1.787 a. Predictors: Constant, Lama Usaha, Jam Kerja, Tenaga Kerja, Modal Usaha b. Dependent Variable: Pendapatan Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan output Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai DW 1,787, selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai table signifikansi 5, jumlah sampel N = 111 dan jumlah variabel independen 4 K = 4 = 4.111 pada tabel Durbin Watson maka diperoleh nilai du 1,765. Nilai DW 1,787 lebih besar dari batas atas du yakni 1,765 dan kurang dari 4-du 4 - 1,765 = 2,235 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi. dl du 4-du 4-dl 1,616 1,765 1,787 2,235 2,384 Gambar 4.2 Kurva Durbin Watson daerah keraguan daerah keraguan ada autokorelasi positif ada autokorelasi negatif Tidak ada Autokorelasi

1.4.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejer yang meregres absolute residual terhadap variabel bebas yang berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel terikat absolut Ut maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2013;143. Tabel 4.12 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -229112.450 454530.101 -.504 .615 Modal Usaha .000 .001 -.070 -.666 .507 Tenaga Kerja 61869.311 64730.752 .098 .956 .341 Jam Kerja 60134.021 35631.804 .172 1.688 .094 Lama Usaha 8991.137 14273.909 .067 .630 .530 a. Dependent Variable: RES2 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.12 diperoleh nilai signifikansi 4 empat variabel independen terhadap variabel bebas absolut residual tidak ada yang mengalami gejala heteroskedastisitas atau nilai signifikansi semua berada diatas 0,05.

1.5. Analisis Regresi Linear Berganda