7
2.1.1. Jenis – jenis limbah rumah sakit
a
Limbah Klinik. Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin,
pembedahan dan di unit-unit risiko tinggi. Limbah ini berbahaya dan mengakibatkan infeksi kuman. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas
sebagai risiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-
jarum dan semprit bekas, kantung urin, dan produk darah. b
Limbah Patologi. Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya
diotoklave sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
c
Limbah bukan Klinik. Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau
kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan risiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena
memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan membuangnya. d
Limbah Dapur. Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor yang
bukan berasal dari tempat-tempat penghasil limbah infeksius. e
Limbah Radioaktif. Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan
pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.
Pada dasarnya, keberadaan instalasi pengolahan limbah adalah untuk mengolah limbah sehingga memenuhi persyaratan baku mutu limbah seperti
yang tercantum pada Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 26 tahun 2002 Lampiran I No. 27 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit. Jika
kualitas limbah yang masuk ke instalasi pengolahan limbah tersebut telah memenuhi baku mutu, maka limbah tersebut boleh langsung dibuang
kelingkungan sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 339 tahun 1988.
Limbah RS PKT mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dengan limbah yang dihasilkan oleh unit usaha lainnya yaitu dalam hal kandungan bahan
infeksius dan kandungan bahan organik yang tinggi. Adanya peraturan
8
perundangan-undangan yang mengharuskan pengolahan terlebih dahulu semua limbah yang akan dibuang ke lingkungan sehingga memenuhi syarat baku mutu
yang ditetapkan, menyebabkan RS PKT membangun IPAL guna memenuhi baku mutu yang ditetapkan walaupun untuk itu dibutuhkan dana yang relatif besar.
Komitmen untuk menciptakan lingkungan yang bersih merupakan hal yang paling mendasar yang ada pada pemegang keputusan sehingga instalasi pengolahan
limbah ini dapat terwujud dan dioperasikan dengan baik sampai saat ini.
2.1.2. Limbah