3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Luas tanam adalah areal atau lahan pertanian yang ditanami jagung yang
dinyatakan dalam hektar ha. 2.
Jumlah tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai atau digunakan dalam usahatani jagung, baik tenaga kerja dalam keluarga
maupun tenaga kerja luar keluarga. 3.
Bibit adalah bakal tanaman jagung yang akan ditanam di lahan dalam usahatani jagung.
4. Pupuk adalah nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman jagung untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. 5.
Pestisida adalah racun yang mengandung zat-zat aktif sebagai pembasmi hama dan penyakit pada tanaman jagung.
6. Produksi merupakan hasil usahatani berupa jagung segar yang kemudian
dipipil menjadi jagung pipil bebas tongkol. 7.
Efisiensi produksi adalah upaya dalam proses produksi untuk menghasilkan jagung yang maksimal dengan menekan pengeluaran
produksi. 8.
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli pedagang kepada petani untuk memperoleh jagung Rpkg.
Universitas Sumatera Utara
9. Penerimaan ialah hasil yang diterima petani dari penjualan jagung yang
merupakan perkalian jumlah produksi dan harga jagung. 10.
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk memperoleh faktor-faktor produksi seperti bibit, pupuk, pestisida dan upah
tenaga kerja. 11.
Pendapatan adalah selisih total penerimaan dengan total biaya produksi. 12.
RC ialah perbandingan antara penerimaan dan biaya. 13.
BEP break even point ialah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut dengan titik impas.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Sampel penelitian adalah petani jagung yang ada di daerah penelitian.
2. Daerah penelitian adalah Desa Kuala, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten
Karo, Sumatera Utara. 3.
Data yang diperoleh nantinya hanya membuktikan pengefisienan faktor- faktor produksi dan pendapatan usaha tani jagung di daerah penelitian.
4. Waktu penelitian dilakukan tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN 4.1 Deskripsi Desa Kuala
4.1.1 Luas Daerah dan Letak Geografis
Desa Kuala terletak di Kecamatan Tigabinanga Kabupaten Karo. Desa Kuala berada pada ketinggian 700-800 m di atas permukaan laut, terletak di jalur lintas
antara kabupaten Karo dan Kabupaten Aceh Tenggara. Secara administratif Desa Kuala memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Perbesi, Limang Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gunung, Lau Kapur
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tigabinanga Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Simolap dan Desa Kutabuara
Desa Kuala terbentuk dari 3 dusun, memiliki luas wilayah 942 ha dengan perincian sebagai berikut:
Dusun I : 345 ha
Dusun II : 347 ha
Dusun Benjire : 250 ha
4.1.2 Kondisi Biofisik Lahan
Sebagian besar lahan yang ada di Desa Kuala dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan pemukiman. Total luas lahan Desa Kuala adalah 942 ha.
Secara rinci pemanfaatan lahan di Desa Kuala dapat dilihat pada Tabel 4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Penggunaan Lahan Desa Kuala
Sumber: Kantor Kepala Desa Kuala Tahun 2012 Pada Tabel 4, lahan di Desa Kuala lebih banyak digunakan sebagai lahan
perladangan yaitu seluas 876,32 ha dengan persentase 93,028 . Penggunaan lahan yang paling sedikit adalah untuk kolamperikanan yaitu seluas 2 ha dengan
persentase 0,212.
4.1.3 Keadaan Tanah
Tanah di Desa Kuala merupakan percampuran antara tanah liat, pasir, dan debu dan sebagian kecil tanah liat merah. Dengan demikian sebagian besar Desa Kuala
cocok untuk lahan pertanian komoditi seperti jagung, palawija dan hortikultura. Apalagi keadaan tanah yang tergolong datar sehingga mudah untuk membuat
jaringan irigrasi sebagai sarana penunjang pola pertanian teknis. Demikian pula tanah kering perbukitan yang sedikit bergelombang sangat cocok untuk
dimanfaatkan sebagai area perkebunan rakyat sperti kelapa, kakao, dan lain-lain.
4.1.4 Komposisi Penduduk
Dari data tahun 2010-2011 tercatat jumlah penduduk Desa Kuala sebanyak 1174 jiwa. Yang terdiri dari 562 jiwa laki-laki dan 612 jiwa perempuan. Dihitung
No. Jenis Lahan
Luas Ha Persentase
1 Pemukiman
5 0.531
2 Lahan pertanian sawah
21 2.229
3 Lahan perladangan
876.32 93.028
4 Perkebunan
35 3.715
5 Kolam Perikanan
2 0.212
6 Perkantoran dan Sarana Sosial
80 8.89
Jumlah 942 Ha
100
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan jumlah kepala keluarga yang terdiri atas 562 kepala keluarga. Komposisi penduduk Desa Kuala dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Desa Kuala Tahun 2012.
No Nama Dusun
Laki-laki Perempuan
Total 1
Dusun I 235
210 445
2 Dusun II
200 203
403 3
Dusun Benjire 127
199 320
Jumlah 562 Jiwa
612Jiwa 1174 Jiwa
Sumber: Kantor Kepala Desa Kuala Tahun 2012 Tabel 5 menunjukkan bahwa Dusun I merupakan dusun yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak yaitu laki-laki 235 jiwa dan perempuan 210 jiwa dengan total 445 jiwa. Dusun Benjire merupakan dusun yang jumlah penduduknya lebih
sedikit yaitu 320 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 127 jiwa dan perempuan 199 jiwa.
4.1.5 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya
Desa Kuala merupakan desa pertanian. Maka mata pencaharian sebagian besar warga adalah sebagai petani. Dari jumlah 562 KK yang ada 533 KK 95
merupakan petani dan selebihnya sebanyak 29 KK merupakan PNS, pedagang, dan lain- lain.
Kehidupan masyarakat Desa Kuala sangat kental dengan tradisi peningggalan leluhur. Upacara-upacara adat seperti upacara kelahiran, khitanan, perkawinan dan
upacara-upacara yang berhubungan dengan kematian hampir selalu dilakukan oleh masyarakat. Selain itu tradisi sedekah bumi, bersih desa dan sebagainya
masih dilakukan setiap tahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi kesehatan masyarakat tergolong cukup baik, terutama setelah adanya Puskesmas dan Polindes. Namun demikian, pada musim-musin tertentu warga
sering mengalami gangguan kesehatan demam dan batuk. Keberadaan balita kurang gizi sudah mulai berkurang selaras semakin meningkatnya perekonomian
masyarakat.
4.1.6 Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Umum
Secara rinci fasilitas umum di Desa Kuala dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Desa Kuala Tahun 2012.
No Keterangan Jumlah unit
1 Balai Desa
1 2
Sekolah Dasar Inpres 1
3 Polindes
1 4
Puskesmas pembantu 1
5 Mushola
1 6
Gereja 2
7 Mesjid
1 8
Pasar Desa 1
Jumlah 9
Sumber: Kantor Kepala Desa Kuala Tahun 2012 Pada Tabel 6, bangunan desa yang paling banyak adalah Gereja dengan jumlah
dua unit, sedangkan bangunan lain masing-masing ada satu unit. Desa Kuala telah terhubung dengan daerah lain melalui jalan desa. Keadaan jalan desa secara
umum cukup baik, namun apabila musim hujan tiba di beberapa tempat mengalami kerusakan jalan. Secara umum prasarana transportasi Desa Kuala
dapat dilihat pada Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Prasarana transportasi di Desa Kuala Tahun 2012.
No Jenis Prasarana
Panjang Keterangan
1. 2.
Jalan Provinsi Jalan Dusun
10 km 2 km
Banyak yang rusak parah Diaspal tapi rusak di beberapa daerah
3. Jembatan
2 unit Sumber: Kantor Desa Kuala 2012
Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan perbaikan pada jalan propinsi sepanjang 10 km yang menghubungkan antara Kecamatan Tigabinanga
dan Kutacane serta dari Kecamatan Tigabinanga menuju Kabanjahe.
4.2. Karakteristik Petani Sampel