Maka dari rumus diatas dapat diperoleh jumlah sampel yang akan diteliti adalah 82 sampel dengan e = 10 dan ditentukan menggunakan metode pengambilan
sampel acak sederhana Simple Random Sampling.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Di dalam melakukan penelitian, data yang dibutuhkan dan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil
wawancara langsung dengan responden melalui daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian,
sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi yang terkait, seperti Badan Pusat Statistika Sumatera Utara,
Dinas Pertanian kabupaten Karo, kantor kecamatan Tigabinanga dan kepala desa Kuala.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh terlebih dahulu ditabulasi dan kemudian dianalisis. Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu
dengan mengumpulkan informasi dan data dari responden. Identifikasi masalah 2, pada penelitian ini, untuk menghitung nilai efisiensi teknis
menggunakan program Data Envelopment Analysis DEA. Menurut DEA, sebuah unit kegiatan ekonomi dikatakan efisien secara teknis apabila rasio
perbandingan output produksi dan input yang digunakan sama dengan satu, artinya unit kegiatan ekonomi tersebut sudah tidak melakukan pemborosan input-
input produksi atau mampu memanfaatkan potensi kemampuan produksi yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki secara optimal untuk menghasilkan output produksi yang tinggi. Penelitian ini menggunakan unit kegiatan ekonomi berupa petani jagung, dimana
setiap petani sampel menggunakan faktor produksi yang berbeda-beda dan output yang berbeda juga.
Sebuah kegiatan ekonomi seperti usahatani jagung dikatakan tidak efisien apabila nilai efisiensi teknisnya berada diantara 0 dan 1, yang artinya usahatani tersebut
melakukan pemborosan penggunaan input atau tidak mampu berproduksi pada output yang optimal. Nilai efisiensi teknis pada penelitian ini berdasarkan input
oriented minimisasi input. Pengukuran efisiensi teknis menggunakan DEA VRS variable Returns to Scale dengan pertimbangan bahwa usahatani jagung tidak
beroperasi pada skala yang optimal karena adanya keterbatasan biaya produksi dan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan.
Efisiensi harga atau alokatif menunjukkan hubungan biaya dan output. Efisiensi harga tercapai jika petani mampu memaksimalkan keuntungan yaitu menyamakan
nilai produksi marjinal setiap faktor produksi dengan harganya.
�� = ����
�� =
�� . ��� ��
= 1
Dimana: EH = tingkat efisiensi harga
NPM = nilai produk marginal PM
x
P = produk marginal input
y
P = harga jagung
x
= harga input
Universitas Sumatera Utara
Jika EH 1 ; artinya penggunaan input X belum efisien. Untuk mencapai efisien perlu menambah input X.
Jika EH 1 ; artinya penggunaan input X tidak efisien. Untuk mencapai efisien, maka penggunaan input X perlu dikurangi.
Produksi Marginal PM diperoleh dari hasil penurunan fungsi produksi total yang dianalisis dengan menggunakan regresi. Dalam meregresikan, hal pertama yang
dilakukan adalah menentukan variabel terikat dan variabel bebas yaitu luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan pestisida, dimana nilai-nilai parameter tersebut
akan diduga, adapun fungsi umumnya menjadi: � = ��
1
, �
2
, �
3
, �
4
, �, �
Dimana: Y = produksi jagung kgha
X
1
X = tenaga kerja orangha
2
X = bibit
3
X = pupuk kgha
4
� = koefisien regresi = pestisida
� = random eror
Identifikasi masalah 3, penerimaan usahatani diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi usahatani dan harga jual produk saat itu yang dinilai dengan
rupiah. Pernyataan tersebut dinyatakan dalam rumus: R = Y x P
y
Universitas Sumatera Utara
Dimana: R = penerimaan revenue
Y = produksi P
y
Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
= harga produk
Pd = TR – TC Dimana:
Pd = pendapatan usaha tani TR = total revenue total penerimaan
TC = total cost total biaya Identifikasi masalah 4, dianalisis dengan analisis RC yang merupakan singkatan
Return Cost Ratio atau dikenal sebagai perbandingan ratio atau nisbah antara penerimaan dengan biaya. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus
sebagai berikut: a = RC
R = P
y
C = FC + VC . Y
a = P
y
Dimana: .YFC+VC
a = efisiensi finansial, yaitu RC R = penerimaan
C = biaya
Universitas Sumatera Utara
P
y
Y = produksi jagung = harga jagung
FC = biaya tetap fixed cost VC = biaya variabel variabel cost
Kriteria keputusannya: RC 1, usahatani untung efisien
RC 1, usahatani rugi tidak efisien RC = 1, usahatani impas tidak untungtidak rugi
BEP break even point yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam dua bagian yaitu:
a. BEP Harga Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan jumlah produksi.
��� = total biaya produksi Rp
total produksi kg b.
BEP Volume Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan harga jual produk.
BEP = total biaya produksi Rp
harga produk di tingkat petani Rp Kg ⁄
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi dan Batasan Operasional