30
persentase polong rusak, berat kering berangksan dan berat kering polong serta jumlah polong pertanaman berkaitan erat dengan kapasitas hasil.
4.3.3 Pertumbuhan Vegetatif Jagung
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan 28-42 HST semua tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan keempat varietas kacang
tanah mempunyai persen pertumbuhan dan tinggi tanaman yang hampir sama. Pada umur 28 HST persentase pertumbuhan berkisar antara 90.50-96.40 pada semua dan
tinggi tanaman berkisar antara 34.22 cm-36.74 cm. Pada umur tanaman 42 HST tinggi tanaman menunjukkan perbedaan yang cukup nyata dengan tinggi tanaman jagung
tertinggi terdapat pada tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan varietas Lokal yakni 108.83 cm. Memasuki fase generatif pada umur tanaman 56 HST ketinggian
tanaman antar perlakuan tumpangsari varietas tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, dan tanaman jagung tidak menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman yang
baik setelah 56 HST. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, yakni kondisi kekeringan pada lahan kering masam pada umur tanaman 42 HST dan fase awal
generatif 56 HST. Tinggi tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi oleh lingkungan tanah dan iklim dan juga dipengaruhi oleh penyiangan gulma.
Penyiangan gulma yang sering dilakukan memberikan tanggapan postif terhadap tinggi tanaman.
Tabel 6. Data pertumbuhan vegetatif jagung Perlakuan Tumpangsari
Tumbuh Tinggi tanaman
14HST 28HST
56HST Jagung denganTalam
96.40a 36.74a
95.33a 104.80a
Jagung denganTuban 90.50a
35.72a 102.46a
115.86a Jagung dengan Kancil
94.10a 34.22a
89.60a 105.80a
Jagung dengan Lokal 94.80a
36.08a 108.83a
122.60a Pada tabel 5 dapat dijelaskan bahwa persen pertumbuhan jagung cukup baik
pada awalnya namun pada pertumbuhan 56HST hingga panen tidak nampak pertumbuhan tinggi yang baik pada tanaman jagung. Pada lingkungan seleksi yang
memiliki kejenuhan Al sedang, jagung memberikan tanggap tanaman lebih tinggi, sebaliknya pada lahan kering masam yang memiliki kejenuhan Al rendah, tanaman
31
memberikan respon yang kurang baik, selain itu juga disebabkan kurangnya curah hujan di daerah tersebut pada saat penanaman memasuki 56 HST.
4.3.4. Pertumbuhan Generatif Jagung