Pertumbuhan Generatif Kacang Tanah

28 tanaman berkisar antara 35.68-37.19 cm. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada akhir pertumbuhan, varietas Tuban 48.96 cm dan Talam 48.37 cm mempunyai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Kancil 42.25 cm dan Lokal 39.96 cm. Tinggi tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi oleh lingkungan tanah dan iklim dan juga dipengaruhi oleh penyiangan gulma. Penyiangan gulma yang sering dilakukan memberikan tanggapan postif terhadap tinggi tanaman. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada awal fase pertumbuhan 28-42 HST semua varietas mempunyai jumlah cabang rumpun yang hampir sama. Pada umur 28 HST jumlah cabang rumpun berkisar antara 6.19-6.34. Pada umur tanaman 42 HST jumlah cabang rumpun berkisar antara 6.70-8.04 cm. Memasuki fase generatif pada umur tanaman 56 HST jumlah cabang rumpun antar varietas menunjukkan perbedaan yang nyata, varietas lokal mempunyai jumlah cabang rumpun yang paling banyak 9.17 dibandingkan dengan varietas Talam, Kancil dan Tuban yang memiliki jumlah cabang rumpun antara 7.36-7.70. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pada akhir pertumbuhan, varietas Lokal 8.30 dan Talam 7.81 mempunyai jumlah cabang tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas Kancil 7.19 dan Tuban 7.57. Jumlah cabang tanaman merupakan faktor penting yang juga dipengaruhi oleh lingkungan tanah dan iklim.

4.3.3. Pertumbuhan Generatif Kacang Tanah

Komponen hasil kacang tanah pada semua varietas menunjukkan bahwa berat segar berangkasan yang relatif sama berkisar antara 28.99-36.22 gram rumpun, sedangkan berat kering berangkasan setelah dijemur kurang lebih 3 hari menunjukkan perbedaan yang signifikat, berat kering berangkasan pada varietas Talam 18.74 gr rumpun, sedangkan pada ketiga varietas lainnya berkisar antara 16.20-16.39 gram rumpun. Tabel 4. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014 Perlakuan B. segar berangkasan gr rumpun Berat kering berangkasan g rumpun Berat segar polong gr rumpun Berat kering polong gr rumpun Jumlah polong rumpun polong rusak Talam 36.22a 18.74a 29.98a 18.76a 18.44b 26.30a Tuban 35.30a 16.20b 28.37a 18.76a 20.13b 15.13b Kancil 32.46a 16.39b 31.52a 23.64a 24.62a 14.79b Lokal 28.99a 16.20b 26.51a 18.92a 18.47b 22.54a 29 Pada semua varietas kacang tanah, berat segar polong berkisar antara 26.51-31.52 gram rumpun, sadangkan berat kering polong didominansi oleh varietas Kancil dengan berat 23.64 gram rumpun. Banyaknya jumlah polong rumpun juga didominasi oleh varietas Kancil dengan jumlah polong sebanyak 24.62 buah rumpub diikuti oleh varietas Tuban, Lokal dan Talam. Pada persentase polong yang rusak didominansi oleh varietas Talam dengan 26.30 persen dan persentase paling kecil kerusakan pada polong terdapat pada varietas Kancil dengan persentase kerusakan polong sebesar 14.79 persen. Varietas Kancil memiliki persentase kerusakan polong karena memiliki ketahanan terhadap penyakit layu, toleran penyakit karat, bercak daun dan tahan A. Flavus serta toleran terhadap klorosis. Pada komponen hasil jumlah biji rumpun terlihat bahwa varietas Lokal memiliki jumlah biji paling banyak denga jumlah 33.69 biji rumpun dibandingkan varietas lainnya namun untuk berat 1000 butir didominasi oleh varieta Talam dengan berat 510.60 gram rumpun. Meskipun varietas Lokal memiliki jumlah biji rumpun lebih banyak dibandingkan varietas Talam, namun varietas talam memiliki ukuran butir yang lebih besar dibandingkan varietas Lokal sehingga berat 1000 butir lebih didominasi oleh varietas Talam. Untuk komponen hasil berat kering polong terbesar didominasi oleh varietas Tuban dengan jumlah hasil polong kering 2.53 t ha diikuti oleh varietas Talam 2.24 t ha, Kancil 2.07 t ha dan Varietas Lokal 1.92 t ha. Untuk indeks panen terbesar terdapat pada varietas kancil sebesar 49.88 persen diikuti oleh varietas Tuban, Talam dan Lokal. Tabel 5. Data komponen hasil kacang tanah sistem tumpangsari , MK 2014 Perlakuan Jumlah biji rumpun Berat 1000 butir gr Hasil t ha I ndeks Panen Talam 25.44a 510.60a 2.24a 46.24a Tuban 27.38a 499.75a 2.53a 46.43a Kancil 25.14a 491.20a 2.07a 49.88a Lokal 33.69a 434.8a 1.92a 42.17a Analisis keunggulan komparatif menunjukkan bahwa produktivitas kacang tanah 0.78 ton ha polong kering sudah memperoleh keuntungan sama dengan tanaman lainnya di lahan kering masam Astanto Kasno et al., 2013. Tinggi tanaman, 30 persentase polong rusak, berat kering berangksan dan berat kering polong serta jumlah polong pertanaman berkaitan erat dengan kapasitas hasil.

4.3.3 Pertumbuhan Vegetatif Jagung