31
memberikan  respon  yang  kurang  baik,  selain  itu  juga  disebabkan  kurangnya  curah hujan di daerah tersebut pada saat penanaman memasuki 56 HST.
4.3.4. Pertumbuhan Generatif Jagung
Pada  pertumbuhan  generatif  jagung  menunjukkan  bahwa  panjang  tongkol  pada tanaman  jagun  yang  ditumpangsarikan  dengan  kacang  tanah  varietas  Talam  sebesar
12.54  cm.  Panjang  tongkol  ini  relatif  kecil  dibandingkan  panjang  tongkol  tanaman jagung pada umumnya dikarenakan hasil yang diperoleh tidak maksimal karena kondisi
lingkungan  lahan  kering  masam  yang  kekeringan  pada  saat  memasuki  fase  generatif. Untuk  diameter  tongkol  jagung  terbesar  terdapat  pada  tanamana  jagung  yang
ditumpangsarikan dengan varietas Tuban sebesar 3.45 cm. Tabel 7. Data pertumbuhan generatif jagung
Perlakuan Tumpangsari
Panjang Tongkol cm
Diamater cm
Berat 1000 butir gr
Berat kering t ha
Jagung denganTalam 12.20ab
3.34a 208.40a
1.84b Jagung denganTuban
12.54a 3.45a
197.99a 2.35a
Jagung dengan Kancil 12.25ab
3.36a 204.16a
1.83b Jagung dengan Lokal
11.79b 3.34a
193.63a 1.78b
Untuk  berat  1000  butir  pada  tanaman  jagung  didominasi  oleh  tanaman  jagung  yang ditumpangsarikan  dengan  varietas  Talam  sebesar  208.40  gram  dan  komponen  berat
kering  jagung    pada  tanaman  jagung  yang  ditumpangsarikan  dengan  varietas  Tuban menunjukkan  hasil  2.35  t ha  diikuti  oleh  tanaman  jagung  yang  ditumpangsarikan
dengan varietas Talam 1.84 t ha, Kancil 1.83 t ha dan Lokal 1.78 t ha. Tanaman  jagung  Zea  Mays L  sudah  lama  diusahakan  oleh  petani  di  I ndonesia  dan
merupakan tanaman pokok kedua setelah padi. Kebutuhan jagung dalam negeri selalu meningkat  dari  tahun  ke  tahun.  Meningkatnya  permintaan  akan  jagung  disebabkan
banyaknya  permintaan  untuk  pakan,  pangan  dan  industri.  Sebagai  tanaman  palawija, jagung  cocok  diusahakan  dalam  sistem  tanam  tumpangsari  karena  memiliki  sifat
fisiologi dan anatomis yang sesuai diusahakn untuk sistem tumpangsari. Varietas  jagung  yang  digunakan  adalah  varietas  hibrida  dengan  sifat toleran  pada
pH rendah. Hal ini diperlukan karena umumnya tumpangsari jagung dan kacang tanah
32
ini  ditanam  pada  tanah  PMK  yang  miskin  akan  hara  dan  tinggi  akan  AL  dan  Fe  yang dapat  menghambat  pertumbuahn  dan  produksi  tanaman.  Untuk  sistem  tumpangsari
jagung dan  kacang  tanah  yang  dilakukan  di  Desa  Pasar  Pedati,  Kecamatan  Pondok Kelepa  ini  menunjukkan  hasil  yang  kurang  maksimal  dengan    hasil  produksi  jagung
yang ditumpangsarikan dengan kacang tanah varietas tuban sekita 3.92 ton ha. Hal ini disebabkan  oleh  kondisi  lahan  yang  terlalu  kering  dan  kurangnya  sumber  air  pada
lokasi pengkajian.
4.4 Efektifitas Pemberian Amelioran