data bisa dilakukan secara lengkap meliuti keadaan geografis, kependudukan, pemerintahan, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, keadaan sosial budaya
2. Sumber data -
Primer : Wawancara atau memeriksa secara langsung
- Sekunder
: Laporan bulanan puskesmas -
Tersier : Hasil publikasi badan-badan resmi seperti kantor dinas statistik,
dinas kesehatan, kantor kabupaten, dll 3. Menetukan jumlah responden
Menggunakan rumus :
n 1= 4 pq
L
2
n 2= n 1
1+ n 1
N
Keterangan : n1 : jumlah sampel awal
n2 : jumlah sampel akhir p : sifat suatu keadaan dalam jika tidak tahu dianggap 50
q : 100-p L : derajat ketepatan yang dipergunakan 0,005
N : jumlah penduduk
4. Cara mengambil sampel Bisa dengan menggunakan simple random sampling, sistematik random sampling,
stratified random sampling atau cluster random sampling. 5. Cara mengumpulkan data
Bisa menggunakan pemeriksaan, observasi, wawancara dan survei. b. Melakukan Pengelolahan data
Dengan cara menyusun data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifatnya. c. Melakukan Penyajian Data
Penyajian data bisa berupa grafikal, tekstual dan tabular. d. Memilih Prioritas Masalah
Banyak cara untuk memilih prioritas masalah , seperti CARL, MCUA, USG, Teknik Kriteria Matrik, dll. cara yang paling sering digunakan adalah Teknik Kriteria Matrik.
Secara umum kriteria dalam menetapkan masalah adalah -
Importancy
Besarnya masalah
Kenaikan besarnya masalah
Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
Keuntungan social apabila masalah tersebut diselesaikan
Rasa prihatin masyarakat
Suasana politik -
Technical Feasibility Makin layak teknologi yang tersedia untuk menyelesaikan masalah, makin diprioritaskan
masalah tersebut -
Sumber daya yang tersedia Makin tersedia sumber daya yang dipakai untuk penyelesaian masalah makin
diprioritaskan masalah tersebut
4. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar
ada beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan : a. Menyusun alternatif jalan keluar
Dilakukan untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan.dipandang penting karena terkait dengan upaya memperluas wawasan,
yang apabila berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar.
untuk menyusun alternatif jalan keluar dapat dicoba berpikir kreatif creativ thinking. jika berpikir kreatif masih belum dihasilkan alternatif jalan keluar, maka
dapan dicoba langkah-langkah berikut : 1. Menentukan berbagai penyebab masalah
Untuk menentukan berbagai penyebab masalah lakukanlah brainstorming dengan membahas data yang telah dikumpulkan. ada beberapa alat yang bisa digunakan,
yaitu diagram sebab-akibat cause-effect diagram atau populer dengan nama diagram tulang ikan fishbone diagram dan Problem Tree.
Fishbone Diagram Fishbone diagram diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang
ikan sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar 7 basic quality tools. Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas. Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang
merupakan akibat effect. Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas kepala ikan, kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan
masalah itu dalam kotak. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama sebab-sebab yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak.
Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan,
material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau kategori-kategori
dapat dikembangkan melalui brainstorming. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama tulang-tulang besar, serta
penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab
sekunder tulang-tulang berukuran sedang, serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.
2. Memeriksa kebenaran penyebab masalah Untuk ini, jika dilakukan pengumpulan data. Dapat dilakukan uji statistik
untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya. 3. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan
Bila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun dilanjutkan dengan mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk
kegiatan. Hasil dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif penyelesaian masalah.
b. Memilih prioritas jalan keluar Kemampuan suatu organisasi selalu bersifat terbatas. Untuk mengatasinya dipilah
salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Kegiatan ini disebut memilih prioritas jalan keluar. Untuk memilih prioritas jalan keluar harus dipelajari
berbagai alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan sebaiknya dicoba padukan dahulu.
Apabila keterpaduan sulit didapatkan, baru dilakukan pilihan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar banyak macamnya. Cara yang dianjurkan adalah
memakai teknik kriteria kriteria matriks. Untuk itu ada 2 kriteria yang biasa digunakan :
1. Efektivitas jalan keluar Prioritas jalan keluar adalah nilai efektifitasnya paling tinggi dengan
memberikan angka 1 paling tidak efektif sampai angka 5 paling efektif. Untuk menentukan efektifitas jalan keluar, dipergunakan kriteria tambahan seperti :
- Besarnya masalah yang dapat diselesaikan magnitude
- Pentingnya jalan keluar importancy
- Sensitivitas jalan keluar vulnerability.
2. Efisiensi jalan keluar Nilai efisien ditetapkan dengan memberikan angka 1 paling tidak efisien
sasmpai angka 5 paling efisien untuk setiap alternatif. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya cost yang diperlukan untuk melaksanakan
jalan keluar. Untuk mengukur nilai prioritas P untuk setiap alternative jalan keluar dengan membagi hasil perkalian nilai M Magnitude x I Importancy x V
Vulnirelability dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.
c. Melakukan uji lapangan. Penting dilakukan karena seringkali ditemukan jalan keluar diatas kertas baik
namun dalam pelaksanaannya sulit dikerjakan. d. Memperbaiki prioritas jalan keluar.
Dilakukan dengan memanfaatkan faktor pendukung dan meniadakan faktor penghambat.
e. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar.
f. Ciri-ciri perencanaan