LAPORAN PBL SKENARIO 2

(1)

LAPORAN PBL BLOK 15K SKENARIO 2 “Manajemen Puskesmas”

Pembimbing : drg. Trining Widodorini., M.Kes Kelompok B

Ketua : Alfilza Luvian MO (145070400111003) Sekretaris : Azaria Dewi Purnama Sari (145070407111030) Anggota :

1. Rahmawati I.

(145070400111005)

2. Ayu Kusuma N. (145070400111013) 3. Earnest Nur Z.A. (145070400111018) 4. Andrean Adicha (145070400111020) 5. Azimah Nurin N. (145070400111025)

6. Tiara N.F.

(145070400111027)

7. Vita Novianti (145070401111003)

8. Alif Zulis Santi

(145070401111008)

9. Lidya Ayu W. (145070401111010) 10. Donny R.

(145070401111015)

11. Pramita Eka W. (145070401111022)

12. Anna Permadani

(145070401111025)

13. Yunia Desy A. (145070401111033)

14. Nabila Farchani

(145070401111035)

15. Brian Bara M.W. (145070407111003) 16. Rais D.H. (145070407111007) 17. Herlina (145070407111009) 18. Vicanuary P. (145070407111011) 19. Rubaikah

(145070407111014)

20. Syifayudha N.

(145070407111015)

21. Dwiki Ainun F. (145070407111021) 22. Sifa Usania (145070407111035)


(2)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Skenario 2 : Manajemen Puskesmas

Penilaian kinerja Puskesmas X didapatkan hasil capaian program yang kurang maksimal pada beberapa unit kegiatan, sehingga pada awal tahun dibuatlah suatu rangkaian kegiatan ke depan yang diawali dengan melakukan identifikasi masalah, baik dengan metode kesepakatan kelompok, menentkan prioritas masalah dilanjutkan penyebab masalah dan solusinya sampai mpembuatan rencana usulan jangka pendek dan panjang berikutnya dengan tahapan akhir program untuk menganalisis keberhasilan program.

I. Difficult Words

-II. Keyword

1. Penilaian kinerja puskesmas 2. Identifikasi masalah

3. Metode kesepakatan kelompok

4. Prioritas masalah, mencari penyebab masalah dan solusinya 5. Rencana usulan jagka pendek dan panjang

III. Problem Identification

1. Apa saja aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja Puskesmas ? 2. Apa tujuan penilaian kinerja Puskesmas ?

3. Bilamana penialaian kinerja Puskesmas dinyatakan baik ? 4. Apa tujuan dilakukaan identifiasi masalah ?

5. Masalah apa yang biasanya timbul dalam kinerja Puskesmas ? 6. Bagaimana cara melakukan identifikasi masalah ?

7. Kapan memakai metode kesepakatan kelompok dalam identifikasi masalah ? 8. Bagaimana melakukan metode tersebut ?

9. Mengapa perlu menentukan prioritas masalah ?

10. Apa yang disebut prioritas masalah dan bagaimana cara menentukannya ? 11. Apa tujuan mencari penyebab masalah dan solusinya ?

12. Apa tujuan membuat rencana usulan jangka panjang dan pendek ? 13. Mengapa perlu dibadakan rencana usulan jangka pendek dan panjang ? 14. Bagaimana cara menganalisis keberhasilan program ?

15. Bilamana program tersebut dikatakan berhasil ? IV. Brainstorming

1. Keberhasilan perawatan, pelayanan, program Puskesmas - Lingkungan (sanitasi)


(3)

- Staff dan tenaga kesehatan - Sarana prasarana.

2. Mengetahui keberhasilan kinerja / program Puskesmas - Evaluasi kinerja sebelumnya, pelayanan, SDM

- Merencanakan program Puskesmas selanjutnya - Meningkatkan kesehatan masyarakat.

3. 6-9 hari rawat inap

- Pembuangan limbah ada tempatnya - Pelayanan baik

- Sarana prasana baik

- Program yang direncanakan sebelumnya berhasil

4. Bisa mengetahui masalah yang timbul di Puskesmas sehingga dapat menentukan rencana program

5. Pelayanan : SDM kurang - Alat dan obat-obatan

- Kurangnya promosi kesehatan.

6. Survey, analisis data dari pasien yang rawat inap, wawancara, kuesioner. 7. Untuk menentukan prioritas masalah

8. Voting, mengurutkan dari tingkat urgensi, memberikan skor dan bobot.

9. Keterbatasan waktu, sumber daya tidak dapat menyelesaikan semua masalah  prioritas masalah.

10. Masalah yang paling dominan, yang dirioritaskan, yang melingkupi banyak orang, urgensi dan waktu.

11. Untuk mengetahui sumber  menyelesaikan masalah. 12. Menentukan program jangka pendek dan panjang.

Contoh :

- Jangka pendek : promkes - Jangka panjang : sanitasi sendiri.

13. Karena kebutuhan dari setiap program berbedaa dan proses keberhasilan yang tidak sama. 14. Membandingkan dengan indikaor yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pelaksanaan. 15. Sudah memenuhi indikator keberhasilan

V. Hipotesis

Penilaian kinerja puskesmas

Identifikasi masalah dengan metode kesepakatan kelompok

Prioritas masalah

Penyebab masalah & solusinya

Pembuatan rencana usulan program jangka panjang dan pendek

Analisis keberhasilan program


(4)

VI. Learning Issue

1. Perencanaan Program Puskesmas a. Definisi

b. Tujuan

c. Macam perencanaan

d. Macam metode kesepakatan e. Tahapan / langkah-langkah f. Ciri-ciri perencanaan 2. Evaluasi Program Puskesmas

a. Definisi b. Tujuan c. Fungsi

d. Tahapan / langkah-langkah e. Macam evaluasi

f. Macam metode

VI. Learning Outcome

1. Perencanaan Program Puskesmas a. Definisi

“Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin di capai, memperkirakan segala kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemampuan yang dapat dilakukan untuk


(5)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, menganalisis efektivitas dari berbagai kemungkinan tersebut, menyusun perincian selengkapnya dari kemungkinan yang terpilih serta mengikatnya dari suatu sistem pengawasan terus-menerus sehingga dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem yang dianut.” (Levey dan Omba).

“Perencanaan dalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan.” (Billy E. Goetz).

“Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” (Maloch dan Deacon).

“Perencanaan adalah proses penetapan pengarahan yang resmi dan menetapkan berbagai hambatan yang di perkirakan ada dalam menjalan kan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi.” (Ansoff dan Brendenburg).

b. Tujuan

- Memperkirakan segala kemampuan yang dimulai menguraikan segala kemampuan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

- Menganalisis efektifitas dari berbagai kemungkinan tersebut.

- Menyusun perincian secepatnya dari kemungkinan yang terpilih, serta mengikatnya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus sehingga dicapai hubungan optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem yang dianut.

- Mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah serta untuk menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas.

c. Macam perencanaan

1. Ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana

- Perencanaan jangka panjang : 12 – 20 tahun - Perencanaan jangka menengah : 5 – 7 tahun

- Perencanaan jangka pendek : 1 tahun 2. Ditinjau dari frekuensi penggunaan

- Digunakan 1 kali

Bisa karena disengaja atau memang telah tidak dapat digunakan lagi. Antara lain karena keadaan lingkungan berubah.

- Digunakan berulang kali

Bila perencanaan dapat digunakan lebih dari 1 kali. Hal ini dapat terjadi, bila kondisi lingkungan normal, serta tidak ada perubahan yang mencolok.

3. Ditinjau dari tingkatan rencana - Perencanaan induk

Bila perencanaan lebih menitikberatkan pada aspek kebijakan, ruang lingkup luas dan berlaku untuk jangka waktu yang panjang.


(6)

Bila perencanaan lebih menitikberatkan pada aspek pedoman pelaksanaan yang akan dipakai sebagai petunjuk pada waktu pelaksanaan kegiatan.

- Perencanaan harian

Bila perencanaan disusun secara rinci dan biasanya untuk program yang telah bersifat rutin.

4. Ditinjau dari filosofi perencanaan - Perencanaan memuaskan

Bila filosofi yang dianut pada waktu melakukan perencanaan tidak terlalu mementingkan keuntungan golongan, melainkan kepuasan semua pihak yang terlibat.

- Perencanaan optimal

Bila filosofi yang dianut pada waktu melakukan perencanaan sangat mementingkan pencapaian tujuan. Sehingga lebih perhatian pada ukuran-ukuran kuantitatif dan bagian-bagin yang produktif.

- Perencanaan adaptasi

Bila filosofi yang dianut pada waktu melakukan perencanaan cenderung berupaya untuk selalu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

5. Ditinjau dari orientasi waktu

- Perencanaan berorientasi masa lalu – kini

Bila perencanaan yang dihasilkan semata-mata bertitik tolak dari pengalaman yang pernah diperoleh masa lalu. Dan biasanya dilakukan pada keadaan darurat, misalnya keadaan wabah.

- Perencanaan berorientasi masa depan

Bila perencanaan yang dibuat memperhitungkan perkiraan-perkiraan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

1). Perencanaan Redistributif

Dilakukan karena kebutuhan yang mendesak, dan merupakan kelanjutan dari perencanaan masa lalu – kini. Kajian ke masa depannya kurang mendalam.

2). Perencanaan Spekulatif

Dimana sifat spekulatifnya sangat terasa. 3). Perencanaan Kebijakan

Disusun atas kajian yang seksama da mendalam terhadap berbagai data yang tersedia. 6. Ditinjau dari ruang lingkup


(7)

Bila rencana yang dihasilkan menguraikan dengan lengkap kebijakan jangka panjang yang ingin diterapkan, tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, serta rangkaian pentahapan kegiatan yanag akan dilakukan. Biasanya sulit diubah.

- Perencanaan taktis

Bila rencana yang dihasilkan mengandung uraian tentang kebijakan, tujuan serta kegiatan jangka pendek saja. Mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi dan kondisi.

- Perencanaan menyeluruh

Bila rencana yang dihasilkan mengandung uraian yang bersifat menyeluruh. Mencakup seluruh aspek dan ruang lingkup berbagai kegiatan yang akan dilakukan. - Perencanaan terpadu

Bila rencana yang dihasilkan jelas menggambarkan keterpaduan antar kegaitan yang akan dilakukan, dan atau dengan kegiatan lain yang telah ada.

d. Macam metode kesepakatan 1. USG

Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan growth.

- Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.

- Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.

- Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.

2. MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)

Tata cara penggunaan Matriks MCUA dalam penentuan prioritas masalah, dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan kriteria

Yang dimaksud dengan kriteria adalah sesuatu hal yang dianggap sebagai akibat atau pengaruh yang sangat signifikan dan spesifik dari suatu masalah terhadap subjek (masyarakat) sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang digunakan antara lain kegawatan masalah, Besarnya masalah, Trend (kecenderungan).

b. Melakukan pembobotan kriteria


(8)

Artinya estimasi berapa besarnya pengaruh masalah terhadap masing – masing kriteria. Dalam pemberian skor setiap anggota tim memberikan skor secara subjektif dan selanjutnya jumlah semua skor dibagi banyaknya jumlah anggota dalam kelompok. Jika pengaruh kriteria besar maka skornya juga diberikan besar, dan jika kriteria kecil maka diberi skor kecil. Hasil skor yang telah dibagi dengan jumlah anggota tiap bagian. d. Mengalikan nilai skor dengan bobot

Masing–masing masalah yang dikalikan dengan bobot untuk tiap–tiap kriteria kemudian dijumlahkan dengan hasil perkalian tersebut.

Penggunaan metode Multiple Criteria Utility Assessment (MCUA) adalah berupa sebuah tabel yang berisi (pada baris atau horizontal) bersisi kriteria dan jumlah total untuk memprioritaskan masalah. Sedangkan kolom atau vertikal berisi nilai, bobot, jenis penyakit serta kolom dikalikan bobot. Keputusan mendapatkan prioritas utama permasalahan.

3. NGT (Nominal Group Technic)

NGT adalah suatu metode untuk mencapai konsensus dalam suatu kelompok dalam membuat keputusan. Teknik ini mengumpulkan ide-ide dari tiap peserta atau anggota organisasi kemudian memberikan voting dan rangking terhadap ide-ide yang mereka pilih. Ide yang dipilih adalah ide yang paling banyak skornya, yang berarti merupakan konsensus bersama.

4. CARL

Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan menggunakan skore nilai 1 – 5. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

C : ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)

A : kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.

R : kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti keahlian/kemampuan dan motivasi

L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Contoh Tabel :

No Masalah C A R L Nilai Rank

1 Masalah 1 3 2 1 2 12 5

2 Masalah 2 2 3 2 3 36 2

3 Masalah 3 3 1 3 1 9 7

4 Masalah 4 1 3 4 1 12 6

5 Masalah 5 1 2 3 4 24 3

6 Masalah 6 4 2 2 1 16 4


(9)

e. Tahapan / langkah-langkah Tahapan Dalam Perencanaan :

1. Analisis Situasi

Merupakan langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisa data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data primer) atau mengkaji laporan lembaga lain (data sekunder) yang datanya dibutuhkan, bisa dalam bentuk hasil observasi dan wawancara. Analisis situasi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Hasil dari proses analisa situasi adalah rumusan masalah.

2. Mengidentifikasi Masalah

Perencanaan kesehatan dimaksudkan untuk mencari jalan keluar dari masalah yang ditemukan. Untuk mencari sebuah masalah perlu terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang ada. Data yang didapat dari monitoring rutin, berbicara dengan seseorang, melakukan survei khusus dapat menjadi sebuah informasi. Informasi ini dapat menjadi bahan untuk mengidentifikasi masalah yang ada atau mendesak untuk diselesaikan. Metode pengumpulan data dalam mengidentifikasi masalah adalah :

Sumber informasi Metode

Data dari monitoring atau studi kasus : menggunakan data yang

tersedia.

Review catatan klinik, laporan, menggunakan, check list observasi,

kuesioner Staf yang terkait : menanyakan

keterlibatan dalam pelaksanaan / proses pelayanan mutu, peran dan

kontribusinya

Brainstorming, interview, flowchart proses

Data dari observasi lain : pergi ke fasilitas kerja dan melihatnya

Observasi formal atau informal melalui check list Umpan balik dari pasien atau klien,

pelanggan yang menerima jasa pelayanan

Mengadakan percakapan informal, mencatat keluhan-keluhan, menggunakan client window, survei / diskusi kelompok dengan fgd atau ngt 3. Menetapkan Prioritas Masalah

Cara menetapkan prioritas masalah yang baik adalah dengan memakai teknik kajian data dengan cara, yaitu:

a. Mengumpulkan Data 1. Jenis Data

Menurut Blum jenis data yang perlu dikumpulkan adalah keturunan (heredity), pelayanan kesehatan (health service), perilaku (behavior), dan lingkungan (environment). Namun ada baiknya juga jika biaya dan waktu tersedia pengumpulan


(10)

data bisa dilakukan secara lengkap meliuti keadaan geografis, kependudukan, pemerintahan, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, keadaan sosial budaya 2. Sumber data

- Primer : Wawancara atau memeriksa secara langsung - Sekunder : Laporan bulanan puskesmas

- Tersier : Hasil publikasi badan-badan resmi seperti kantor dinas statistik, dinas kesehatan, kantor kabupaten, dll

3. Menetukan jumlah responden Menggunakan rumus :

n

1

=

4

pq

L

2

n

2

=

n

1

1

+

n

1

N

Keterangan :

n1 : jumlah sampel awal n2 : jumlah sampel akhir

p : sifat suatu keadaan dalam % (jika tidak tahu dianggap 50%) q : 100%-p

L : derajat ketepatan yang dipergunakan (0,005) N : jumlah penduduk

4. Cara mengambil sampel

Bisa dengan menggunakan simple random sampling, sistematik random sampling, stratified random sampling atau cluster random sampling.

5. Cara mengumpulkan data

Bisa menggunakan pemeriksaan, observasi, wawancara dan survei. b. Melakukan Pengelolahan data

Dengan cara menyusun data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifatnya. c. Melakukan Penyajian Data

Penyajian data bisa berupa grafikal, tekstual dan tabular. d. Memilih Prioritas Masalah

Banyak cara untuk memilih prioritas masalah , seperti CARL, MCUA, USG, Teknik Kriteria Matrik, dll. cara yang paling sering digunakan adalah Teknik Kriteria Matrik. Secara umum kriteria dalam menetapkan masalah adalah

- Importancy

 Besarnya masalah

 Kenaikan besarnya masalah

 Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi  Keuntungan social apabila masalah tersebut diselesaikan  Rasa prihatin masyarakat

 Suasana politik - Technical Feasibility

Makin layak teknologi yang tersedia untuk menyelesaikan masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut

- Sumber daya yang tersedia

Makin tersedia sumber daya yang dipakai untuk penyelesaian masalah makin diprioritaskan masalah tersebut

4. Menetapkan Prioritas Jalan Keluar

ada beberapa kegiatan pokok yang harus dilakukan : a. Menyusun alternatif jalan keluar


(11)

Dilakukan untuk mengatasi prioritas masalah yang telah ditetapkan.dipandang penting karena terkait dengan upaya memperluas wawasan, yang apabila berhasil diwujudkan akan besar peranannya dalam membantu kelancaran pelaksanaan jalan keluar.

untuk menyusun alternatif jalan keluar dapat dicoba berpikir kreatif (creativ thinking). jika berpikir kreatif masih belum dihasilkan alternatif jalan keluar, maka dapan dicoba langkah-langkah berikut :

1. Menentukan berbagai penyebab masalah

Untuk menentukan berbagai penyebab masalah lakukanlah brainstorming dengan membahas data yang telah dikumpulkan. ada beberapa alat yang bisa digunakan, yaitu diagram sebab-akibat (cause-effect diagram) atau populer dengan nama diagram tulang ikan (fishbone diagram) dan Problem Tree.

Fishbone Diagram

Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas.

Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.

Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak untuk diselesaikan. Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor –faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan melalui brainstorming. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-penyebab


(12)

sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.

2. Memeriksa kebenaran penyebab masalah

Untuk ini, jika dilakukan pengumpulan data. Dapat dilakukan uji statistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya.

3. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan

Bila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun dilanjutkan dengan mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan. Hasil dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif penyelesaian masalah.

b. Memilih prioritas jalan keluar

Kemampuan suatu organisasi selalu bersifat terbatas. Untuk mengatasinya dipilah salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Kegiatan ini disebut memilih prioritas jalan keluar. Untuk memilih prioritas jalan keluar harus dipelajari berbagai alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan sebaiknya dicoba padukan dahulu.

Apabila keterpaduan sulit didapatkan, baru dilakukan pilihan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar banyak macamnya. Cara yang dianjurkan adalah memakai teknik kriteria kriteria matriks. Untuk itu ada 2 kriteria yang biasa digunakan :

1. Efektivitas jalan keluar

Prioritas jalan keluar adalah nilai efektifitasnya paling tinggi dengan

memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai angka 5 (paling efektif). Untuk menentukan efektifitas jalan keluar, dipergunakan kriteria tambahan seperti : - Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)

- Pentingnya jalan keluar (importancy) - Sensitivitas jalan keluar (vulnerability). 2. Efisiensi jalan keluar

Nilai efisien ditetapkan dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sasmpai angka 5 (paling efisien) untuk setiap alternatif. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan


(13)

jalan keluar. Untuk mengukur nilai prioritas (P) untuk setiap alternative jalan keluar dengan membagi hasil perkalian nilai M (Magnitude) x I (Importancy) x V (Vulnirelability) dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.

c. Melakukan uji lapangan.

Penting dilakukan karena seringkali ditemukan jalan keluar diatas kertas baik namun dalam pelaksanaannya sulit dikerjakan.

d. Memperbaiki prioritas jalan keluar.

Dilakukan dengan memanfaatkan faktor pendukung dan meniadakan faktor penghambat.

e. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar. f. Ciri-ciri perencanaan

1. Bagian dari sistem administrasi

Perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu fungsi administrasi, bila pekerjaan administrasi tidak didukung oleh perencanaan maka bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

Perencanaan sangat penting untuk pelaksanaan, bila hasilnya telah dinilai dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.

3. Berorientasi pada masa depan

Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah

Penyelesaian masalah harus disesuaikan dengan kemampuan. 5. Mempunyai tujuan

Tujuan yang dimaksud adalah tujuan umum yang berisi uraian garis besar dan tujuan khusus yang berisi uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola

Dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya.

2. Evaluasi Program Puskesmas a. Definisi


(14)

Suatu proses yang sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan target keberhasilan yang telah ditetapkan,dilanjutkan dengan mengambil kesimpulan dan memberikan saran demi keberhasilan suatu program kesehatan dimasa mendatang.

b. Tujuan

1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program

2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan pelaksanaan program yg akan datang

3. Sumber alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen saat ini serta di masa mendatang

4. Untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yg akan datang

c. Fungsi

Memberi informasi yg valid dan dapat di percaya mengenai kinerja suatu program yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan yg telah dicapai melalui tindakan tindakan yg di rencanakan

d. Tahapan / langkah-langkah

1. Memahami program yang akan di evaluasi, meliputi : a. Latar belakang dilaksanakannya program

b. Masalah yang mendasari lahirnya program c. Apa tujuan program tersebut

d. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan program e. Organisasi yang terlibat

f. Sumber daya yang digunakan (dana dan tenaga) g. Waktu dan pertahapan program

h. Indikator keberhasilan dan rencana evalusi yang akan diterapkan apabila ada 2. Menentukan ruang lingkup yang akan di evaluasi

Apakah semua ruang lingkup di evaluasi atau hanya beberapa saja. 3. Menyusun rencana evaluasi

Rencana evaluasi harus memenuhi syarat:

a. Merumuskan tujuan evaluasi secara tegas, tolak ukur ataupun kriteria yang digunakan b. Menetapkan data atau keterangan apa saja yang diperlukan evaluasi

c. Menetapkan sumber untuk memperoleh data atau keterangan. Sumber data yang baik harus bisa dipercaya, akurat dan lengkap

b. Menetapkan cara mendapatkan data bisa dengan wawancara, pengamatan, pemeriksaan maupun berperan serta

c. Mengolah data yang diperoleh

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan data awal/input - Membandingkan hasil yang dicapai tujuan program

- Membandingkan hasil yang di capai dengan program lain yang sejenis walaupun tetap dengan mempertimbangkan perbedaan sosial budaya, waktu pelaksanaan dan sebagainya

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil kontrol dari program lain yang sejenis apabila ada

4. Melaksanakan evaluasi


(15)

5. Menarik kesimpulan

Menyimpulkan data yang telah diolah. Secara umum terdapat dua macam kesimpulan yang sering di rumuskan :

a. Kesimpulan tentang keberhasilan program

Disimpulkan dari seberapa jauh program yang telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan ini ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan target ataupun indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

b. Kesimpulan tentang nilai program

Nilai program dapat dilihat dari efisiensi dan efektivitasnya. Di nilai efektif apabila dapat menyelesaikan masalah, sedangkan efisiensi apabila dalam menyelesaikan masalah tersebut memerlukan dana yang sedikit.

6. Membuat saran-saran

Saran-saran yang diberikan sesuai dengan hasil evaluasi. Saran yang diberikan harus dapat memberikan masukan untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program dimasa datang.

e. Macam evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan programnya, jenis evalusi tersebut dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Di tahap awal, saat perencanaan (formative evaluation), untuk memastikan semua rencana yang disusun sesuai dengan permasalahan yang telah ditemukan.

2. Di tahap pelaksanaan, saat program sedang dilaksanakan (promotion evaluation), untuk melihat apakah program yang sedang dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.

3. Di tahap akhir program, saat program telah selesai dilaksanakan, untuk mengukur output dan impact yang dihasilkan (summative evaluation)

f. Macam metode

1. Matrix RAGPIE ( Resources Action Goal Planning Implementation Avaluation )

Analisis penyebab kesenjangan, dalam aspek penyediaan dan pemanfaatan sumber daya dilakukan sebagai berikut :

a. Tulis pada kolom sumber daya di baris perencaan tentang semua sumber daya yang direncanakan pada kegiatan tersebut, meliputi tenaga, biaya, obat, sarana transportasi dll.

b. Tulis pada kolom sumberdaya di baris pelaksanaan semua sumber daya yang digunakan pada saat pelaksanaan

c. Tulis berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan penggunaan sumber daya pada kolom sumber daya dibaris evaluasi dengan cara hasil sumber daya pelaksanaan dibagi sumberdaya perencanaa dikalikan 100%

d. Tulis pada kolom kegiatan di baris perencanaa tentang semua rencanakegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya dibaris perencanaan

e. Tulis pada kolom pencapaian di baris kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya yang dibaris perencanaan


(16)

Fungsi manajemen

Sumber daya Kegiatan Pencapaian

Perencanaan a a a

Pelaksanaan b b b

Evaluasi (b/a) x 100% (b/a) x 100% (b/a) x 100% 2. Grafik Sarang Laba-Laba

Cara pembuatan :

a. Buat rusuk sarang laba-laba sebanyak jumlah program atau kegiatan yang dilakukan.

b. Buatlah skala pada rusuk sarang laba-laba dalam 4 bagian yaitu 25%, 50%, 75%, 100%.

c. Isikanlah hasil cakupan kegiatan/program pada skala yang sesuai.

d. Sambungkanlah titik-titik pada rusuk sarang laba-laba sebagai skala cakupan. Contoh grafik sarang laba-laba :

Matrik Ragpie dan Sarang Laba-Laba dapat dibuat secara terpisah atau saling melengkapi. Hasil Matrik Ragpie dapat menjadi bahan untuk mengisi angka pencapaian tiap program kegiatan yang diletakkan pada rusuk sarang laba-laba dengan cara total angka pada baris evaluasi.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, Asrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa Aksara. Dhaar, GM., Robbani, I. 2008. Foundations of Community Medisin. 2nd Ed. Elsevier, p. 20 Herijulianti, E., Indriani TS., Artini S. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Steffensen. 2012. Community Oral Health Practice fot the Dental Hygienist. St. Louis : Elsevier. Supriyanto, S., Nyoman Anita D. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya : Airlangga University Press.

Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas Kebijakan dan Strategi. Surabaya : Duta Prima Airlangga.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


(1)

sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.

2. Memeriksa kebenaran penyebab masalah

Untuk ini, jika dilakukan pengumpulan data. Dapat dilakukan uji statistik untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang sebenarnya.

3. Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan

Bila daftar penyebab masalah yang hasil uji statistiknya telah berhasil disusun dilanjutkan dengan mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan. Hasil dari pekerjaan ini ialah tersusunnya alternatif penyelesaian masalah.

b. Memilih prioritas jalan keluar

Kemampuan suatu organisasi selalu bersifat terbatas. Untuk mengatasinya dipilah salah satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Kegiatan ini disebut memilih prioritas jalan keluar. Untuk memilih prioritas jalan keluar harus dipelajari berbagai alternatif yang tersedia. Sebelum melakukan pilihan sebaiknya dicoba padukan dahulu.

Apabila keterpaduan sulit didapatkan, baru dilakukan pilihan. Cara melakukan pilihan prioritas jalan keluar banyak macamnya. Cara yang dianjurkan adalah memakai teknik kriteria kriteria matriks. Untuk itu ada 2 kriteria yang biasa digunakan :

1. Efektivitas jalan keluar

Prioritas jalan keluar adalah nilai efektifitasnya paling tinggi dengan

memberikan angka 1 (paling tidak efektif) sampai angka 5 (paling efektif). Untuk menentukan efektifitas jalan keluar, dipergunakan kriteria tambahan seperti : - Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)

- Pentingnya jalan keluar (importancy) - Sensitivitas jalan keluar (vulnerability). 2. Efisiensi jalan keluar

Nilai efisien ditetapkan dengan memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sasmpai angka 5 (paling efisien) untuk setiap alternatif. Nilai efisiensi ini biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan


(2)

jalan keluar. Untuk mengukur nilai prioritas (P) untuk setiap alternative jalan keluar dengan membagi hasil perkalian nilai M (Magnitude) x I (Importancy) x V (Vulnirelability) dengan nilai C. Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar terpilih.

c. Melakukan uji lapangan.

Penting dilakukan karena seringkali ditemukan jalan keluar diatas kertas baik namun dalam pelaksanaannya sulit dikerjakan.

d. Memperbaiki prioritas jalan keluar.

Dilakukan dengan memanfaatkan faktor pendukung dan meniadakan faktor penghambat.

e. Menyusun uraian rencana prioritas jalan keluar. f. Ciri-ciri perencanaan

1. Bagian dari sistem administrasi

Perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu fungsi administrasi, bila pekerjaan administrasi tidak didukung oleh perencanaan maka bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

Perencanaan sangat penting untuk pelaksanaan, bila hasilnya telah dinilai dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.

3. Berorientasi pada masa depan

Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah

Penyelesaian masalah harus disesuaikan dengan kemampuan. 5. Mempunyai tujuan

Tujuan yang dimaksud adalah tujuan umum yang berisi uraian garis besar dan tujuan khusus yang berisi uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola

Dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya.

2. Evaluasi Program Puskesmas a. Definisi


(3)

Suatu proses yang sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan target keberhasilan yang telah ditetapkan,dilanjutkan dengan mengambil kesimpulan dan memberikan saran demi keberhasilan suatu program kesehatan dimasa mendatang.

b. Tujuan

1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program

2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan pelaksanaan program yg akan datang

3. Sumber alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya manajemen saat ini serta di masa mendatang

4. Untuk memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang sedang berjalan dan yg akan datang

c. Fungsi

Memberi informasi yg valid dan dapat di percaya mengenai kinerja suatu program yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan yg telah dicapai melalui tindakan tindakan yg di rencanakan

d. Tahapan / langkah-langkah

1. Memahami program yang akan di evaluasi, meliputi : a. Latar belakang dilaksanakannya program

b. Masalah yang mendasari lahirnya program c. Apa tujuan program tersebut

d. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mencapai tujuan program e. Organisasi yang terlibat

f. Sumber daya yang digunakan (dana dan tenaga) g. Waktu dan pertahapan program

h. Indikator keberhasilan dan rencana evalusi yang akan diterapkan apabila ada 2. Menentukan ruang lingkup yang akan di evaluasi

Apakah semua ruang lingkup di evaluasi atau hanya beberapa saja. 3. Menyusun rencana evaluasi

Rencana evaluasi harus memenuhi syarat:

a. Merumuskan tujuan evaluasi secara tegas, tolak ukur ataupun kriteria yang digunakan b. Menetapkan data atau keterangan apa saja yang diperlukan evaluasi

c. Menetapkan sumber untuk memperoleh data atau keterangan. Sumber data yang baik harus bisa dipercaya, akurat dan lengkap

b. Menetapkan cara mendapatkan data bisa dengan wawancara, pengamatan, pemeriksaan maupun berperan serta

c. Mengolah data yang diperoleh

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan data awal/input - Membandingkan hasil yang dicapai tujuan program

- Membandingkan hasil yang di capai dengan program lain yang sejenis walaupun tetap dengan mempertimbangkan perbedaan sosial budaya, waktu pelaksanaan dan sebagainya

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan

- Membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil kontrol dari program lain yang sejenis apabila ada

4. Melaksanakan evaluasi


(4)

5. Menarik kesimpulan

Menyimpulkan data yang telah diolah. Secara umum terdapat dua macam kesimpulan yang sering di rumuskan :

a. Kesimpulan tentang keberhasilan program

Disimpulkan dari seberapa jauh program yang telah dilaksanakan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kesimpulan ini ditarik dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan target ataupun indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

b. Kesimpulan tentang nilai program

Nilai program dapat dilihat dari efisiensi dan efektivitasnya. Di nilai efektif apabila dapat menyelesaikan masalah, sedangkan efisiensi apabila dalam menyelesaikan masalah tersebut memerlukan dana yang sedikit.

6. Membuat saran-saran

Saran-saran yang diberikan sesuai dengan hasil evaluasi. Saran yang diberikan harus dapat memberikan masukan untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program dimasa datang.

e. Macam evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan programnya, jenis evalusi tersebut dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Di tahap awal, saat perencanaan (formative evaluation), untuk memastikan semua rencana yang disusun sesuai dengan permasalahan yang telah ditemukan.

2. Di tahap pelaksanaan, saat program sedang dilaksanakan (promotion evaluation), untuk melihat apakah program yang sedang dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan.

3. Di tahap akhir program, saat program telah selesai dilaksanakan, untuk mengukur output dan impact yang dihasilkan (summative evaluation)

f. Macam metode

1. Matrix RAGPIE ( Resources Action Goal Planning Implementation Avaluation )

Analisis penyebab kesenjangan, dalam aspek penyediaan dan pemanfaatan sumber daya dilakukan sebagai berikut :

a. Tulis pada kolom sumber daya di baris perencaan tentang semua sumber daya yang direncanakan pada kegiatan tersebut, meliputi tenaga, biaya, obat, sarana transportasi dll.

b. Tulis pada kolom sumberdaya di baris pelaksanaan semua sumber daya yang digunakan pada saat pelaksanaan

c. Tulis berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan penggunaan sumber daya pada kolom sumber daya dibaris evaluasi dengan cara hasil sumber daya pelaksanaan dibagi sumberdaya perencanaa dikalikan 100%

d. Tulis pada kolom kegiatan di baris perencanaa tentang semua rencanakegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya dibaris perencanaan

e. Tulis pada kolom pencapaian di baris kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya yang tercantum dalam kolom sumber daya yang dibaris perencanaan


(5)

Fungsi manajemen

Sumber daya Kegiatan Pencapaian

Perencanaan a a a

Pelaksanaan b b b

Evaluasi (b/a) x 100% (b/a) x 100% (b/a) x 100%

2. Grafik Sarang Laba-Laba Cara pembuatan :

a. Buat rusuk sarang laba-laba sebanyak jumlah program atau kegiatan yang dilakukan.

b. Buatlah skala pada rusuk sarang laba-laba dalam 4 bagian yaitu 25%, 50%, 75%, 100%.

c. Isikanlah hasil cakupan kegiatan/program pada skala yang sesuai.

d. Sambungkanlah titik-titik pada rusuk sarang laba-laba sebagai skala cakupan. Contoh grafik sarang laba-laba :

Matrik Ragpie dan Sarang Laba-Laba dapat dibuat secara terpisah atau saling melengkapi. Hasil Matrik Ragpie dapat menjadi bahan untuk mengisi angka pencapaian tiap program kegiatan yang diletakkan pada rusuk sarang laba-laba dengan cara total angka pada baris evaluasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Azwar, Asrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta : Binarupa Aksara. Dhaar, GM., Robbani, I. 2008. Foundations of Community Medisin. 2nd Ed. Elsevier, p. 20 Herijulianti, E., Indriani TS., Artini S. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Steffensen. 2012. Community Oral Health Practice fot the Dental Hygienist. St. Louis : Elsevier. Supriyanto, S., Nyoman Anita D. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya : Airlangga University Press.

Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas Kebijakan dan Strategi. Surabaya : Duta Prima Airlangga.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.