163
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Sementara Aminuddin 2013, hlm. 79 mengungkapkan bahwa pelaku yang mengemban sehingga peristiwa itu mampu membentuk suatu cerita
disebut tokoh. Adapun cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut penokohan.
c. Latar
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Tempat kejadian atau peristiwa yang
dialami oleh tokoh dalam jalinan ruang, waktu, dan situasi disebut latar Eddy, 1991, hlm. 211.
Selanjutnya Semi 1984, hlm. 38 menyatakan bahwa dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati dan waktu, hari, tahun, musim,
atau periode sejarah. Orang atau kerumunan orang yang berada disekitar tokoh juga dapat dimasukkan ke dalam unsur latar dan biasanya latar juga
muncul pada semua bagian atau penggalan cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa latar dapat ditentukan
melalui tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam peristiwa cerita ulang. Latar fisik berkenaan dengan tempat terjadinya peristiwa dalam
cerita, latar waktu menegaskan waktu cerita dikisahkan, dan latar sosial berkenaan dengan perilaku sosial dan lingkungan yang terdapat dalam
cerita.
d. Tema
Menurut Semi 1984, hlm. 34, tema adalah suatu gagasan sentral yang menjadi ide dasar penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran dari
karangan tersebut. Selanjutnya tema adalah inti atau ide pokok dalam sebuah cerita. Tema dapat juga ditemukan melalui hubungan peristiwa yang
satu dengan peristiwa lainnya dalam cerita ulang.
164
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan dalam suatu cerita. Amanat dapat diungkapkan secara eksplisit dan dapat secara implisit.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, hlm. 47, amanat adalah pesan; gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa amanat merupakan suatu
hikmah dari permasalahan yang terkandung dalam cerita. Melalui amanat, pengarang ingin memberikan sesuatu yang positif, dan dari amanat tersebut
diharapkan pembaca dapat mengambil suatu manfaat dari cerita. Suatu amanat dikatakan baik apabila amanat tersebut berhasil membukakan
kemungkinan-kemungkinan yang luas dan baru bagi manusia dan kemanusiaan. Begitu juga dalam cerita ulang terkandung amanat yang dapat
dijadikan teladan oleh warga masyarakat yang melingkupinya.
165
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
C. Rangkuman
1. Cerita ulang adalah cerita yang disampaikan secara berulang
dengan tujuan untuk memberi informasi atau menghibur pembaca.
2. Cerita ulang dapat diceritakan kembali, diringkas, dan diaptasi
ke dalam bentuk lain. 3.
Jenis cerita ulang dapat dibagi menjadi dua, yaitu cerita ulang fiksi dan cerita ulang nonfiksi.
4. Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dan
umumnya berisi ajaran moral dan budi pekerti. 5.
Legenda adalah cerita dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu peristiwa yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
6. Mite adalah cerita yang diangggap suci oleh penceritanya,
bersifat mistis gaib dan tidak berdasarkan pikiran logis. 7.
Alur adalah rangkaian peristiwa disajikan secara langsung berurut dari orientasi, diikuti krisis, dan diakhiri sebuah reaksi.
8. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. 9.
Latar dapat ditentukan melalui tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam peristiwa cerita ulang.
10. Tema adalah inti atau ide pokok dalam sebuah cerita.
11. Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan dalam suatu
cerita.