157
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
bahan bacaan dalam modul ini memiliki kebermaknaan dan kebergunaan sesuai dengan siswa SMA sebagai sasaran pengguna modul ini.
B. Deskripsi Singkat
Dalam modul ini kalian akan disuguhi teks legenda
Nyi Mas Gandasari
yang diambil dari daerah Cirebon. Dalam teks legenda
Nyi Mas Gandasari
juga terdapat pesan moral dan sosial yang berkaitan dengan pembentukan karakter
siswa.Selain itu, dalam modul ini pun kalian dapat memperoleh pemahaman tentang:
1. hakikat cerita ulang;
2. jenis-jenis cerita ulang;
3. jenis cerita ulang nofiktif;
4. struktur dan kaidah teks cerita ulang.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini siswa mampu: 1.
memahami hakikat cerita ulang; 2.
menyebutkan jenis-jenis teks cerita ulang; 3.
menyebutkan dan memahami jenis-jenis teks ulang imajinatif; 4.
menganalisis struktur dan kaidah teks cerita ulang; 5.
menjawab dengan benar soal-soal tes formatif.
D. Manfaat
Modul ini diharapkan dapat membantu siswa dalam melatih dan meningkatkan kemampuan mengapresiasi teks karya sastra yang berada di
daerahnya sehingga siswa bukan hanya mengetahui isi atau informasi yang
158
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
disampaikan, melainkan juga dapat menyikapi informasi yang disampaikan melalui teks karya sastra tersebut. Untuk itu, siswa diharapkan menginterpretasi
teks cerita ulang yang disajikan dalam modul pembelajaran ini.
E. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bacalah seluruh materi dengan saksama
2. Silakan kalian pahami dan cermati materi yang disajikan.
3. Untuk melatih pemahamanmu tentang materi yang disajikan, bacalah
rangkuman materi dan kerjakanlah tugas dan latihan soal. 4.
Setelah kalian mengerjakan latihan soal, periksalah hasil pekerjaan dengan mencocokkan jawaban kalian dengan kunci jawaban yang disajikan di
bagian akhir modul ini.
Berdiskusilah dengan teman atau
langsung bertanya kepada guru apabila
kalian menemukan
kesulitan .
159
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Indikator Pencapaian
Menginterpretasikan struktur dan kaidah teks cerita ulang.
B. Uraian Materi
1. Hakikat Cerita Ulang
Cerita ulang adalah cerita pengalaman masa lalu secara kronologis yang diceritakan kembali dengan tujuan untuk memberi informasi atau
menghibur pembaca, atau untuk kedua tujuan tersebut. Teks cerita ulang menceritakan suatu peristiwa, kegiatan, atau peristiwa yang telah dialami.
Cerita ulang
recount
adalah cerita yang disampaikan secara berulang. Cerita ulang merupakan sebuah istilah, seperti halnya cerita rakyat
cerita milik rakyat, cerita daerah cerita miliktentang daerah tertentu, cerita bersambung cerita yang bersambung, cerita bergambar cerita yang disertai
gambar, dan sejenisnya.
2. Jenis-jenis Cerita Ulang
Pada dasarnya, teks cerita ulang terbagi atas dua kategori, yaitu cerita fiksi dan cerita nonfiksi. Teks cerita ulang fiksi mencakup semua jenis cerita rakyat,
160
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
seperti dongeng, legenda, dan mitos. Sementara itu, yang termasuk cerita ulang nonfiksi mencakup biografi, autobiografi, dan kisah perjalanan.
3. Jenis-jenis Cerita Ulang Nonfiksi
Cerita ulang nonfiksi terbagi dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Dongeng
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2008, hlm. 340 dongeng adalah 1 cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama tt kejadian zaman
dulu yang aneh-aneh; 2 perkataan berita dsb. yang bukan-bukan atau tidak benar. Dongeng menurut Danandjaja 1997, hlm. 83 adalah cerita
prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran,
berisikanpelajaran, atau bahkan sindiran. Menurut Semi 1984, hlm. 70, dongeng adalah cerita khayal atau
fantasi yang mengisahkan tentang keanehan dan keajaiban sesuatu. Dengan demikian, dongeng merupakan cerita yang
dihasilkan dari imajinasi pengarang, umumnya berupa khayalan dan tidak dianggap benar-
benar terjadi. Selain itu, dongeng sarat akan ajaran moral dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya memiliki
makna yang
bagi kehidupan sosial bermasyarakat.
b. Legenda
Menurut Danandjaya 1997, hlm. 66 legenda adalah prosa rakyat, yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu peristiwa yang sungguh-
sungguh pernah terjadi. Legenda bersifat sekuler keduniawian, terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang
kita kenal sekarang.
Dongeng juga mempunyai unsur-
unsur cerita yang terdapat di daerah
lain yang letaknya bejauhan.
161
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Adapun menurut Eddy 1991, hlm. 124, legenda adalah cerita atau kisah mengenai seorang tokoh, peristiwa atau tempat yang isinya
merupakan perpaduan antara kenyataan faktual
atau khayalan
atau mitos.
Berdasarkan pengertian
tersebut dapat
dikatakan bahwa
legenda mengandung
rincian-rincian mitologis, khususnya jika berkaitan dengan masalah supernatural dan
karenanya tidak selalu dapat dibedakan dengan mitos.
c. Mite
Bascom dalam Danandjaya, 1997, hlm. 50 menyatakan bahwa mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap
suci oleh yang mempunyai cerita. Mite ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Mite atau biasa juga disebut mitos, yakni cerita
tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuji-puja. Mitos adalah cerita-cerita suci yang mendukung sistem kepercayaan atau agama religi.
Mite mitos adalah prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi, serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite adalah peristiwa yang terjadi
di dunia lain, atau di dunia yang bukan kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau Danandjaja, 1997, hlm. 50
.
Lebih lanjut, Danandjaja 1997, hlm. 51 menjelaskan bahwa mite pada umumnya mengisahkan terjadinya
alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan gejala alam.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2008, hlm. 922, mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman
dahulu, mengandung penafsiran tentang asal- usul semesta alam, manusia, dan bangsa
tersebut, mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib.
Legenda ditokohi manusia, walaupun ada
kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa,
dan sering dibantu oleh makhluk-makhluk ajaib.
... mite pada umumnya mengisahkan
terjadinya alam semesta, dunia,
manusia pertama, terjadinya maut,
bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan
gejala alam.
162
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mite merupakan cerita lama yang diangggap suci oleh penceritanya,
dipercayai benar-benar terjadi, bersifat mistis gaib dan sakti yang tidak berdasarkan pikiran logis serta kejadiaannya sudah tidak ada lagi pada
zaman modern ini.
4. Struktur dan Kaidah Cerita Ulang
a. Alur
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2008, hlm. 45, alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu
pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab-akibat. Adapun menurut Nurgiyantoro 2012,
hlm. 113-114, alur merupakan cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir, berasa, dan bersikap dalam menghadapi
berbagai masalah kehidupan. Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya alur, pembaca akan mengetahui peristiwa yang terhubung secara kausal dalam cerita rakyat ini. Dengan menemukan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di dalam cerita rakyat tersebut, harus dilakukan analisis alur.
b. Penokohan
Penokohan adalah cara pencerita menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Menurut Eddy
1991, hlm. 211, tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam karya sastra. Tokoh merupakan bagian integral sebuah cerita yang
membentuk alur. Penokohan dalam cerita ulang memiliki kekhasan. Tokoh baik selalu bersikap baik, dan tokoh jahat selalu bersikap
jahat.
163
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Sementara Aminuddin 2013, hlm. 79 mengungkapkan bahwa pelaku yang mengemban sehingga peristiwa itu mampu membentuk suatu cerita
disebut tokoh. Adapun cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut penokohan.
c. Latar
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Tempat kejadian atau peristiwa yang
dialami oleh tokoh dalam jalinan ruang, waktu, dan situasi disebut latar Eddy, 1991, hlm. 211.
Selanjutnya Semi 1984, hlm. 38 menyatakan bahwa dalam latar ini adalah tempat atau ruang yang dapat diamati dan waktu, hari, tahun, musim,
atau periode sejarah. Orang atau kerumunan orang yang berada disekitar tokoh juga dapat dimasukkan ke dalam unsur latar dan biasanya latar juga
muncul pada semua bagian atau penggalan cerita. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa latar dapat ditentukan
melalui tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam peristiwa cerita ulang. Latar fisik berkenaan dengan tempat terjadinya peristiwa dalam
cerita, latar waktu menegaskan waktu cerita dikisahkan, dan latar sosial berkenaan dengan perilaku sosial dan lingkungan yang terdapat dalam
cerita.
d. Tema
Menurut Semi 1984, hlm. 34, tema adalah suatu gagasan sentral yang menjadi ide dasar penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran dari
karangan tersebut. Selanjutnya tema adalah inti atau ide pokok dalam sebuah cerita. Tema dapat juga ditemukan melalui hubungan peristiwa yang
satu dengan peristiwa lainnya dalam cerita ulang.
164
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
e. Amanat
Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan dalam suatu cerita. Amanat dapat diungkapkan secara eksplisit dan dapat secara implisit.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, hlm. 47, amanat adalah pesan; gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa amanat merupakan suatu
hikmah dari permasalahan yang terkandung dalam cerita. Melalui amanat, pengarang ingin memberikan sesuatu yang positif, dan dari amanat tersebut
diharapkan pembaca dapat mengambil suatu manfaat dari cerita. Suatu amanat dikatakan baik apabila amanat tersebut berhasil membukakan
kemungkinan-kemungkinan yang luas dan baru bagi manusia dan kemanusiaan. Begitu juga dalam cerita ulang terkandung amanat yang dapat
dijadikan teladan oleh warga masyarakat yang melingkupinya.
165
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
C. Rangkuman
1. Cerita ulang adalah cerita yang disampaikan secara berulang
dengan tujuan untuk memberi informasi atau menghibur pembaca.
2. Cerita ulang dapat diceritakan kembali, diringkas, dan diaptasi
ke dalam bentuk lain. 3.
Jenis cerita ulang dapat dibagi menjadi dua, yaitu cerita ulang fiksi dan cerita ulang nonfiksi.
4. Fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dan
umumnya berisi ajaran moral dan budi pekerti. 5.
Legenda adalah cerita dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu peristiwa yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
6. Mite adalah cerita yang diangggap suci oleh penceritanya,
bersifat mistis gaib dan tidak berdasarkan pikiran logis. 7.
Alur adalah rangkaian peristiwa disajikan secara langsung berurut dari orientasi, diikuti krisis, dan diakhiri sebuah reaksi.
8. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. 9.
Latar dapat ditentukan melalui tempat, waktu, dan suasana yang terdapat dalam peristiwa cerita ulang.
10. Tema adalah inti atau ide pokok dalam sebuah cerita.
11. Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan dalam suatu
cerita.
166
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
D. Latihan
Untuk menguji pemahamanmu tentang materi cerita ulang, kerjakanlah latihan berikut ini
1. Bacalah teks legenda berikut ini dengan saksama
Nyi Mas Gandasari
Pada abad ke-15, Mbah Kuwu Cerbon berkelana di Negeri Islam, termasuk juga mendatangi Negeri Paseh. Di Negeri Paseh, Mbah
Kuwu Cerbon menyempatkan singgah di tempat Syekh Datuk Soleh. Di tempat Syekh Datuk Soleh ada anak bernama Nyi Mutmainah
yang sedang sakit. Beberapa ahli pengobatan sudah mengobatinya, tetapi sakitnya
semakin parah.Jadi, Syekh Datuk Soleh hanya dapat memasrahkan kepada Allah Swt.
Syekh Datuk Soleh menceritakan hal tersebut kepada Mbah Kuwu Cerbon. Mendengar hal tersebut, Mbah Kuwu Cerbon berdoa
secara khusus kepada Gusti Allah. Dengan rahmat Gusti Allah, Nyi Mutmainah sembuh dari sakitnya.
Melihat putrinya sembuh, Syekh Datuk Soleh dan istrinya senang dan meminta Mbah Kuwu Cerbon agar menerima Nyi Mutmainah
menjadi muridnya. Mbah Kuwu Cerbon memprediksikan bahwa suatu saat nanti akan ada suatu perang besar antara Negeri Galuh
dengan Negeri Cirebon. Prabu Cakraningrat, Raja Negeri Galuh, tidak dapat dikalahkan
siapa pun, selain oleh wanita yang sakti di dunia ini. Mengingat prediksi itu, Mbah Kuwu Cerbon menerima Nyi Mas
Mutmainah menjadi muridnya yang ketika itu baru berusia satu tahun setengah.
Di Negeri Cirebon, Nyi Mas Mutmainah dididik ajaran agama Islam dan ilmu kesaktian. Nyi Mas Mutmainah diberi ilmu kesaktian
167
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
dan yang lainnya, tetapi tidak melanggar segala pantangan dan larangan.
Setelah dewasa, Nyi Mutmainah menjadi wanita yang memiliki ilmu bela diri yang sakti dan cantik. Untuk menjadi wanita yang sakti,
Sunan Gunung Jati memandikan Nyi Mutmainah dengan air dari kendi pertula agar badannya wangi dan semakin bercahaya. Setelah
itu, Sunan Gunung Jati memberi nama Nyi Mas Gandasari yang artinya sakti dan wangi.
Karena kecantikan Nyi Mas Gandasari, banyak para bangsawan di Negeri Cerbon yang ingin mempersunting menjadi istrinya, tetapi
lamaran itu ditolak Nyi Mas Gandasari dengan halus. Mbah Kuwu Cerbon mengetahui bahwa banyak yang menyukai
Nyi Mas Gandasari, kemudian Mbah Kuwu Cerbon berbicara kepada Sunan Gunung Jati. Berdasarkan hasil pembicaraan tersebut,
diadakanlah sayembara sekaligus menguji kesaktian Nyi Mas Gandasari.
Sayembara itu diawali oleh Ki Gede Pekandangan dengan golok saktinya untuk melawan kesaktian Nyi Mas Gandasari. Akan tetapi,
golok pusaka Ki Gede Pekandangan dapat dipatahkan oleh Nyi Mas Gandasari sehingga Ki Gede Pekandangan kalah.
Selanjutnya banyak Ki Gede lainnya yang melawan, tetapi dapat dikalahkan secara mutlak oleh Nyi Mas Gandasari. Akhir dari
sayembara itu diikuti oleh Ki Dampu Awang, salah satu kesatria dari Negeri Cina yang berilmu tinggi dan banyak hartanya, tetapi masih
terkalahkan oleh Nyi Mas Gandasari. Ki Gede Bangko yang dari tadi hanya melihat hal tersebut
manjadi penasaran dan ingin mengikuti sayembara itu. Dengan pusakanya, Ki Gede Bungko masuk ke arena sayembara sambil
menari untuk melawan Nyi Mas Gandasari, dan masih dapat dikalahkan oleh Nyi Mas Gandasari.
Sunan Kalijaga yang menjadi penengah dari sayembara itu ikut senang melihat kesaktian Nyi Mas Gandasari. Bagaimanapun juga
168
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Nyi Mas Gandasari adalah seorang wanita, jadi harus ada yang mengalahkannya. Ada satu orang yang datang dari Negeri Cerbon
bernama Syekh Magelung, putra Sultan Negeri Syam yang diam-diam menyukai Nyi Mas Gandasari. Hal tersebut diketahui oleh Sunan
Kalijaga. Sunan Kalijaga meminta Syekh Magelung Sakti untuk ikut
dalam sayembara itu. Pada akhirnya, Syekh Magelung melawan Nyi Mas Gandasari, tetapi masing-masing memiliki kesaktian yang tidak
dapat dikalahkan. Pertandingan itu berlangsung lama. Sunan Kalijaga pun ikut membantu Syekh Magelung untuk mengalahkan Nyi Mas
Gandasari. Pada akhirnya, Syekh Magelung dijodohkan dengan Nyi Mas
Gandasari. Akan tetapi, Nyi Mas Gandasari meminta sidang sayembara yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati dan meminta restu
dari Syekh Magelung untuk menunda pernikahannya. Ketulusan Syekh Magelung membuatnya diberi gelar Pangeran Soka.
Bertahun-tahun setelah peristiwa itu, seiring berjalannya syiar agama Islam di Negeri Cirebon, pada saat itu di batas Negeri Cirebon
terjadi perang besar antara senopati Negeri Cirebon dengan Laskar Perang Negeri Galuh. Dalam peperangan itu tidak sedikit prajurit
Negeri Galuh yang dibantu Negeri Telaga telah gugur, termasuk juga Sanghiyang Kontea, Raja Negeri Talaga gugur oleh Dipati Keling.
Akan tetapi, tidak sedikit pula para pembesar Negeri Cerbon yang gugur membela agama Allah.
Prabu Cakraningrat, Raja Negeri Galuh yang terkenal sakti berlari kalang kabut dan bersembunyi di gua.
Satu bulan setelah peristiwa itu, di Negeri Cerbon terkena wabah penyakit. Wabah tersebut mengakibatkan sakit ketika pagi pagi dan
meninggal pada sore harinya. Setelah Mbah Kuwu Cerbon berbicara kepada Sunan Gunung
Jati, ternyata wabah tersebut berasal dari Prabu Cakraningrat yang menyebabkan keadaan rakyat Cerbon terkena wabah.
169
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
Mbah Kuwu Cerbon memerintahkan Nyi Mas Gandasari untuk menghadapi Prabu Cakraningrat karena seperti yang diramalkan
bahwa yang dapat mengalahkan Prabu Cakraningrat adalah seorang wanita sakti.
Ketika itu, Prabu Cakraningrat yang sedang bertapa melihat seorang wanita cantik sehingga pertapaannya batal dan ingin
menggoda wanita tersebut. Padahal wanita itu adalah Nyi Mas Gandasari. Prabu Cakraningrat tidak mengetahui bahwa Nyi Mas
Gandasari adalah utusan dari Negeri Cerbon. Melihat hal tersebut, Nyi Mas Gandasari melakukan tipu
muslihat dan dapat mengalahkan Prabu Cakraningrat, tetapi Prabu Cakraningrat menghilang ke alam lain.
Akhirnya, Mbah Kuwu Cerbon memberi beberapa hektar tanah kepada Nyi Mas Gandasari untuk membuat perkampungan yang saat
ini disebut Karang Mas yang berada di Desa Jamblang.
2. Secara berkelompok, berdasarkan teks tersebut identifikasikan tokoh, alur,
latar, tema, dan amanat. Gunakanlah referensi untuk memperjelas pemahaman Anda tentang hal-hal dalam teks tersebut.
Kelompok Deskripsi
Kutipan Cerita Keterangan
Tokoh
Alur
Latar
Tema
Amanat
170
Modul Pembelajaran Apresiasi Sastra
E. Tes Formatif