Tabel 5. 10 Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Internal Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64 Uraian
Baik n
Cukup n
Kurang n
Fasilitas 52 81
1219 Lingkungan
50 14 78 22
Penghargaan 6297
2 3
Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 orang responden maka diperoleh hasil bahawa ibu yang termotivasi untuk membawa balitanya datang keposyandu
berdasarkan faktor fasilitas dikategorikan baik sebanyak 52 81 orang dan dikategorikan cukup sebanyak 12 orang 19, sedangkan berdasarkan faktor
lingkungan dikategorikan baik sebanyak 50 78 orang dan dikategorikan cukup sebanyak 14 orang 22 dan berdasarkan faktor penghargaan dikategorikan baik
sebanyak 62 97 orang dan dikategorikan cukup sebanyak 2 orang 3.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di
wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014. Data tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:
1. Motivasi Internal 1.1. Motivasi Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor
Kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014
Menurut teori Abraham Maslow dalam Suarli dan Bahtiar 2009 mengatakan bahwa seseorang itu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya
kebutuhan yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling tinggi dapat tercapai. Saat kebutuhan yang satu sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi
Universitas Sumatera Utara
di waktu yang akan datang kebutuhan lainnya. Pemuasan bagi kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik dapat bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi
pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Sebagai contoh, ibu akan berusaha untuk mencari informasi seputar tumbuh kembang balita sampai cara pemberian gizi
seimbang yang optimal bagi balitanya. Berdasarkan penelitian diatas dapat diamati bahwa ibu yang membawa
balitanya ke posyandu berdasarkan kebutuhan dikategorikan baik 72. Menurut peneliti motivasi ibu dikatakan baik karena ibu sudah menyadari betapa pentingnya
informasi mengenai pertumbuhan dan pekembangan balitanya, dimana informasi yang di dapat ibu dari posyandu akan menjadi acuan ibu untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang balitanya sesuai tahap tumbuh kembang balita. Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
kebutuhan ibu terhadap posyandu yang di perkuat oleh teori Andeson dalam Setyowati 2001 bahwa salah satu komponen yang mempengaruhi keputusan untuk
menggunakan pelayanan kesehatan adalah komponen need dimana faktor kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
pengobatan. Dengan kata lain melalui posyandu ibu dapat mengetahui perkembangan berat badan dan gizi balitanya. Selain itu keberadaan makanan tambahan, imunisasi
dan pelayanan gratis merupakan pemicu kebutuhan tersebut. Namun berbeda dengan penelitian Tuti 2010 dalam penelitian Kurnia beliau
juga menampilkan penelitian yang dilakukan oleh Tuti 2010 yang tidak sejalan dengan penelitian ini bahwa tidak adanya hubungan antara persepsi jenis pelayanan
dengan indeks kunjungan dan menunjukkan semakin tidak sesuai jenis pelayanan di posyandu semakin rendah penggunaan posyandu tidak terbukti karena jenis
pelayanan yang ada di posyandu cukup sesuai dengan kebutuhan ibu balita. Dimana
Universitas Sumatera Utara
hal ini sejalan dengan program pokok posyandu untuk meningkatkan derajat kesehatan balita dan mencegah angka kesakitan pada balita seperti gizi buruk dan
diare. Wahyuningsih. dkk. 2009
1.2. Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Harapan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Tahun 2014
Dari hasil penelitian diatas diperoleh bahawa motivasi ibu berdasarkan harapan di kategorikan baik 91 Hal ini menyatakan bahwa ibu yang datang keposyandu
dengan harapan baik menunjukkan bahwa harapan ibu yang ingin selalu anaknya tetap sehat dengan bantuan dari penyelenggaraan posyandu dapat di dorong oleh
kebutuhan bayi yaitu pemenuhan imunisasi dasar lengkap, pementauan tumbuh kembang balita dan gizi sehat pada balitanya. Apa yang menjadi program pokok dari
posyandu merupakan hasil dari apa yang seharusnya di dapatkan balita pada saat penyelenggaraan posyandu. Dimana informasi seputar kesehatan balita menjadi
prioritas utama ibu untuk datang ke posyandu. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih
2008 dimana harapan ibu yang membawa balitanya datang keposyandu dikategoikan kurang yaitu 72 , bahwa harapan ibu untuk menjadikan balitanya
sehat bukan semata – mata dengan mendatangi posyandu secara rutin. Menurut Victor Vroom dalam Uno 2012 motivasi merupakan akibat dari hasil yang ingin
dicapai seseorang dimana cara memilih dan bertindak dari beberapa alternative perilaku berdasarkan adanya harapan, apakah ada keuntungan dari masing – masing
perilaku tersebut atau tidak. Harapan ini berkaitan dengan keyakinan seseorang mengenai kemungkinan bila suatu perilaku tertentu akan memberikan hasil tertentu
pula.
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori ini ada variable lain yang harus diperhitungkan termasuk anggapan orang yang bersangkutan akan nilai imbalan, sejauh mana orang mengharapkan hasil
tertentu dan arah tindakannya, jumlah upaya yang dikerjakan, kemampuan, perangai, dan keahlian tertentu yang mempengaruhi cara seseorang melakukan pekerjaan
dengan baik dan bagaiman peran seseorang dalam lingkungannya sehingga bagaimana perasaanya dengan imbalan yang didapatkannya di lingkungannya.
Ahmadi, 2009
1.3 Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Tahun 2014
Menurut teori Skinner dalam Uno 2012 tentang motivasi tindakan merupakan respon dan kecenderungan yang menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului
oleh penguatan yang dapat dikaitkan dengan adanya stimulus, respon, konsekuensi, dan respon dimasa mendatang, hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
tindakan baik dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan ibu terhadap kesehatan balitanya. Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku manusia secara tuntas, kita
harus memahami respon itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut sehingga tindakan yang dsilkan suatu perbuatan yang baik, contoh
bila ibu mau membawa balitanya keposyandu dapat dilihat tindakan nyata ibu yang didorong oleh sikap ibu itu sendiri.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa responden memiliki tindakan baik 91. Hal ini dapat dilihat dari tindakan ibu yang tetap mau membawa balita untuk
datang ke posyandu meskipun jadwal imunisasi pada bulan berikutnya tidak. Ibu datang ke posyandu untuk menimbang balitanya dimana tindakan ibu ini dapat
menilai sejauh mana pertumbuhan balitanya dari bulan ke bulan, yang dapat mencegah balitanya dari keadaan kurang gizi. Hal ini dapat dilihat dalam penelitian
Universitas Sumatera Utara
Suryaningsih 2012 bahwa ibu yang mempunyai sikap positif mempunyai peluang 1,17 kali untuk berperilaku baik dalam kunjungannya ke posyandu. Melalui tindakan
dan belajar, seseorang akan mendapat kepercayaan dan sikap terhadap sesuatu yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilakunya.
2. Motivasi Eksternal 2.1. Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor