terkonjugasi atau ketika ikatan rangkap berdekatan dengan gugus karboksilat Rohman, 2013.
2.3.2.3 Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan atau nilai penyabunan atau bilangan Koettsdorfer didefenisikan sebagai banyaknya milligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 gram lemak atau minyak. minyak dan lemak alami merupakan ester gliserol yang biasanya tersusun atas asam-asam lemak
yang mempunyai atom C antara 16 sampai 18 sehingga besarnya bilangan penyabunan dari masing-masing lemak atau minyak alami tidak berbeda jauh
Rohman, 2013.
2.3.2.4 Bilangan Peroksida
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan hidrolitik, baik enzimatik maupun non enzimatik. Diantara kerusakan minyak
yang mungkin terjadi karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Hasil yang dilakukan oksidasi lemak antara lain peroksida, asam lemak,
aldehid dan keton. Bau tengik atau ransid terutama disebabkan oleh aldehid dan keton. Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak dapat dinyatakan sebagai angka
peroksida Sudarmadji, 1989.
2.3.2.5 Bilangan Tiosianogen
Bilangan tiosianogen digunakan untuk mengukur ketidakjenuhan minyak atau lemak dan dinyatakan sebagai jumlah ekuivalen dari milligram iod yang diserap oleh
1 gram minyak atau lemak. Bilangan tiosianogen ditentukan berdasarkan pada sifat
Universitas Sumatera Utara
selektif dan adisi parsial dari pseudohalogen-tiosianogen oleh asam lemak tidak jenuh. Karena jumlah tiosianogen yang diserap oleh asam lemak tidak jenuh seperti
asam linoleat dan oleat tidak sama dengan jumlah iod yang diserap, maka dengan mengukur jumlah tiosianogen dan iod yang diserap, dapat ditentukan komposisi
minyak atau asam lemak Rohman, 2013.
2.3.2.6 Bilangan Reichert Meissl
Bilangan Reichert Meissl adalah jumlah milliliter larutan KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut
dalam air. Cara penetapan bilangan Reichert Meissl adalah dengan dengan memanasi larutan KOH dalam gliserol sampai terjadi penyabunan yang sempurna. Campuran
kemudian diasamkan dengan asam sulfat, kemudian didestilasi. Pada waktu dstilasi telah sempurna, sisa destilasi disaring dari asam-asam yang larut yang larut dalam air
terdapat pada sisa-sisa saringan yang dinetralkan dengan mempergunakan larutan KOH 0,1 N. Asam lemak yang mudah menguap adalah deretan asam lemak yang
terdiri dari asam butirat sampai asam miristat C
4
sampai C
14
Ketaren, 1986.
2.3.2.7 Bilangan Thiobarbiturat Acid TBA
Lemak yang tengik mengandung aldehid dan kebanyakan sebagai malonaldehid. Banyak malonaldehid ditetukan dengan jalan didestilasi terlebih
dahulu. Malonaldehid kemudian direaksikan dengan tiobarbiturat sehingga terbentuk kompleks warna merah. Intensitas warna merah sesuai dengan jumlah malonaldehid
dan absoebansi dapat ditentukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 528 nm Sudarmadji, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
− Buret 10 ml atau 50 ml, terkalibrasi − Erlenmeyer 250 ml
− Neraca Analitik, terkalibrasi
3.1.2 Bahan − Sampel minyak jagung bermerek “Dougo Corn Oil”
− Etanol Netral 95 − Indikator fenolftalein
− Larutan NaOH 0,099N
3.2 Prosedur 3.2.1 Pembuatan Pereaksi
− Larutan Alkohol 95 netral
Alkohol 95 dimasukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 50 ml, ditetesi dengan 3 tetes indikator fenolftalein kemudian ditetesi dengan larutan standar NaOH 0,099
N sampai terbentuk warna merah muda. Dipanaskan di penangas air dengan suhu 60
C.
Universitas Sumatera Utara