BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung
Nama ilmiah : Zea mays L Jagung berasal dari daerah tropis, tetapi karena banyak tipe-tipe jagung
dengan variasi sifat-sifat yang dipunyainya dan sifat adaptasi yang tinggi, maka jagung dapat menyebar luas dan dapat hidup baik diberbagai macam iklim. Daerah
penanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup dan tidak terlindung oleh pohon dan bangunan, dan suhu optimum adalah sekitar 23
C – 27
C Ketaren, 1998.
Jagung telah tersebar di seluruh Indonesia. Daerah-daerah penghasil jagung yang telah tercatat antara lain Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung,
Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku. Daerah lain yang mulai memperhatikan
sumbangan dari hasil jagung adalah Nusa Tenggara Timur AAK, 1993.
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Jagung
Kerajaan : Plantae Tumbuhan
Ordo : Poales
Famili : Poacea
Genus : Zea
Universitas Sumatera Utara
Spesies : Zea mays Wikipedia, 2014.
Seperti pada jenis rumput-rumputan yang lain, akar tanaman jagung dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah yang memungkinkan untuk perrtumbuhan
tanaman. Pada batang, jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan terisi oleh berkas-berkas pembuluh sehingga makin memperkuat tegaknya
tanaman. Batang jagung beruas, dan pada bagian pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar antara 8 - 21. Jumlah ruas tersebut tergantung
pada varietas yang mempunyai panjang batang antara 50 - 60 cm, namun rata-rata panjang batang pada umunya antara 100 - 300 cm AAK, 1993.
Pada tanaman jagung menempel daun yang jumlahnya antara 8 sampai 48 helai, tetapi biasanya berkisar 12 – 18 helai. Hal ini tergantung varietas dan umur
tanaman jagung. Jagung yang berumur genjah biasanya memiliki jumlah daun sedikit, sedangkan yang berumur dalam berdaun lebih banyak. Panjang daun bervariasi
biasanya antara 30 cm dan 150 cm sedangkan lebarnya dapat mencapai 15 cm. Adapun tangkai daun pelepah daun normal biasanya antara 3 cm sampai 6 cm. Pada
biji jagung terletak pada tongkol yang tersusun memanjang. Pada tongkol tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung terdapat rambut-
rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus AAK, 1993.
2.1.2 Kandungan Minyak Jagung
Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan asam- asam lemak. Persentase trigliserida sekitar 98 persen, sedangkan sisanya merupakan
bahan non minyak, seperti abu , zat warna atau lilin. Asam lemak yang menyusun
Universitas Sumatera Utara
minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh Ketaren, 1986.
Minyak jagung kaya akan kalori yaitu sekitar 250 kalori per ons. Minyak jagung merupakan minyak goreng yang stabil tahan terhadap ketengikan karena
adanya tokoferol yang larut dalam minyak. Dalam minyak jagung terdapat sitosterol yang fungsinya sama dengan kolesterol pada lemak hewan, yaitu dapat membentuk
endapan pada dinding pembuluh darah karena adanya Ca
++
. Adanya asam-asam lemak esensial itu dapat mengurangi pembentukan kompleks Ca dengan sitosterol,
sehingga minyak jagung jauh lebih baik bila dibandingkan dengan minyak yang lain, apalagi bila dibandingkan dengan lemak yang berasal dari hewan Ketaren, 1986.
Dalam minyak jagung terlarut vitamin-vitamin juga dapat digunakan sebagai bahan non pangan, misalnya sebagai obat-obatan. Dalam jumlah kecil minyak jagung
kasar atau minyak jagung murni dapat digunakan dalam pembuatan bahan mesiu, bahan kimia, insektisida, cat, pengganti vernis, zat anti karat dan juga digunakan pada
industry tekstil. Minyak jagung yang telah disulfonasi dapat digunakan sebagai bahan penyamak kulit Ketaren, 1986.
2.1.3 Persyaratan Mutu Minyak Jagung