yang merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Medan sejak 27 Desember 2001 dengan kualifikasi Kelas B Pendidikan dan kemudian berubah status menjadi
Rumah Sakit Swadana pada 11 Februari 1998. Jenis ketenagaan berdasarkan fungsional yang terbesar di Badan Pelayanan
Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah paramedis keperawatan sebanyak 582 orang atau 34,24. Tenaga kesehatan berdasarkan pendidikan yang
terbesar di Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2007 adalah SLTA ke bawah sebanyak 643 orang atau 51,81.
RSUP H.Adam Malik dan RSUP Dr.Pirngadi Medan, memiliki jumlah pasien yang banyak baik pasien rujukan maupun pasien yang memang langsung datang ke
rumah sakit tersebut untuk berobat. Kedua rumah sakit ini, dapat dijangkau oleh warga kota Medan baik kelas atas hingga kelas bawah. Selain itu, kedua rumah sakit
ini juga bisa menerima asuransi kesehatan baik dari Pemerintah ASKES PNS maupun swasta salah satunya JAMSOSTEK.
5.1.2. Identitas Kasus Kematian Mendadak
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Laki-laki 103
83,1 Perempuan
21 16,9
Jumlah 124
100,0
Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui kasus yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 103 orang 83,1 lebih banyak dari pada perempuan sebanyak 21 orang
16,9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Usia
Pembatasan interval usia di atas berdasarkan penelitian Rahmawati 2010. Sesuai Tabel 5.2 diketahui kasus yang mengalami kematian mendadak lebih banyak
pada usia 40-59 tahun sebanyak 65 orang 52,4, selanjutnya pada usia 21-40 tahun sebanyak 34 orang 27,4, usia 60 tahun sebanyak 22 orang 17,7, dan usia
12-21 tahun sebayak 3 orang 2,4.
5.1.3. Penyebab Kematian Mendadak
Berdasarkan data dari Bagian Forensik RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, diketahui jumlah kasus kematian mendadak selama Tahun
2008 sd 2010 berdasarkan penyebab sebagai beriku
Usia Frekuensi
Persentase
12-21 3
2,4 21-40
34 27,4
40-59 65
52,4 60
22 17,7
Jumlah 124
100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Penyebab Kematian Mendadak di Kota Medan Penyebab Kematian Mendadak
Frekuensi Persentase
Sistem Kardiovaskular 59
47.6 Sistem Saraf Pusat
26 21.0
Sistem Respirasi 25
20.2 Sistem Digestif
8 6.5
Sistem Urogenital 6
4.7
Jumlah 124
100,0
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui dari 124 orang yang mengalami kematian mendadak. Sebagian besar disebabkan karena sistem kardiovaskuler sebanyak 59
orang 47,6. Kematian mendadak yang disebabkan sistem saraf pusat sebanyak 26 orang 21,0. Sementara itu kematian mendadak yang disebabkan sistem respirasi
sebanyak 25 orang 20,2. Selain itu kematian mendadak yang disebabkan sistem digestif sebanyak 8 orang 6,5. Serta kematian mendadak yang disebabkan sistem
urogenital sebanyak 6 orang 4,7. Penjelasan secara penyebab kematian mendadak berdasarkan penyebab dapat
dilihat pada uraian berikut ini:
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Sistem Kardiovaskular di Kota Medan
Sistem Kardiovaskuler Frekuensi
Persentase
PJK 32
54.2 Kardiomiopati
13 22.0
Hipertoni 7
11.9 Tamponade Kordis
4 6.8
Penyakit Katup Jantung 3
5.1
Jumlah 59
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui dari 59 orang kasus yang mengalami kematian mendadak karena sistem kardiovaskuler, sebagian besar disebabkan
Penyakit Jantung Koroner PJK yaitu 32 orang 54,2, selanjutnya penyakit Kardiomiopati sebanyak 13 orang 22,0, kematian mendadak yang disebabkan
penyakit Hipertoni sebanyak 7 orang 11,9, kematian mendadak yang disebabkan penyakit Tamponade Cordis sebanyak 4 orang 6,8 serta Penyakit Katup Jantung 3
orang 5,1.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Sistem Saraf Pusat di Kota Medan
Sistem Saraf Pusat Frekuensi
Persentase
Stroke 17
65.4 Abses serebral
5 19.2
Ensefalitis 2
7.7 Meningitis
1 3.8
Epilepsi 1
3.8
Jumlah 26
100,0
Berdasarkan Tabel 5.5 diketahui dari 26 orang kasus yang mengalami kematian mendadak karena sistem saraf pusat, sebagian besar disebabkan oleh
penyakit stroke yaitu 17 orang 65,4, selanjutnya disebabkan oleh penyakit abses serebral sebanyak 5 orang 19,2, kemudian disebabkan penyakit ensefalitis
sebanyak 2 orang 7,7, dan kematian mendadak akibat penyakit meningitis dan epilepsi masing-masing 1 orang 3,8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Sistem Respirasi di Kota Medan
Sistem Respirasi Jumlah
Persentase
Bronkiektasis 1
4.0 Tuberkulosis
1 4.0
Asma bronchial 2
8.0 Obstruksi sal. Napas
1 4.0
Pneumotoraks 2
8.0 Perdarahan sal. Napas
18 72.0
Jumlah 25
100,0
Berdasarkan Tabel 5.6 diketahui dari 25 orang kasus yang mengalami kematian mendadak karena sistem respirasi pernafasan, sebagian besar disebabkan
perdarahan pada saluran nafas sebanyak 18 orang 72,0, selanjutnya disebabkan penyakit asma bronkhial dan pneumothoraks masing-masing sebanyak 2 orang
8,0, sedangkan yang disebabkan penyakit bronkiektasis, tuberkulosis dan obstruksi saluran napas masing-masing sebanyak 1 orang 4,0.
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Sistem Digestif di Kota Medan
Sistem Digestif Frekuensi
Persentase
Gastrik Kronik 5
62.5 Varises Esofagus
2 25.0
Ulkus Peptikum 1
12.5
Jumlah 8
100,0
Berdasarkan Tabel 5.7 diketahui kasus yang mengalami kematian mendadak karena gangguan sistem disgetif sebanyak 8 orang. mati mendadak disebabkan
Universitas Sumatera Utara
penyakit gastrik kronik banyak 5 orang 62,5 mati mendadak karena penyakit varises esofagus sebanyak 2 orang 25,0 mati mendadak karena ulcus peptikum
sebanyak 1 orang 12,5.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Kasus Berdasarkan Sistem Urogenital di Kota Medan
Sistem Urogenital Jumlah
Persentase
Gagal Ginjal 4
66.7 Eklampsia
2 33.3
Jumlah 6
100,0
Berdasarkan Tabel 5.8 diketahui sebanyak 6 kasus yang mengalami kematian mendadak karena gangguan sistem urogenital, terdiri dari 4 orang 66,7 mati
mendadak karena gagal ginjal dan 2 orang 33,3 mati mendadak karena eklampsia.
5.2. Pembahasan Jenis Kelamin