Sistem Endokrin Sistem Saraf Pusat

1 Penyakit tekanan darh tinggi hypertension 2 Penyakit diabetes mellitus 3 Adanya sumbatan pada saluran kemih batu, tumor, penyempitanstiktur 4 Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik 5 Menderita penyakit kanker cancer 6 Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri polycystic kidney disease 7 Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis Schwartz, 2000. Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah kehilangan cairan yang banyak secara mendadak perdarahan, luka bakar, serta penyakit lainnya seperti paru , sifilis, malaria, hepatitis, preeklamsia, obat-obatan dan amiloidosis. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan ke arah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya Schwartz, 2000. Sistem genital pada wanita saat kehamilan peka terhadap trauma, infeksi dan penyakit-penyakit tertentu. Eklamsia dan toxemia saat kehamilan dapat menyebabkan kolaps dan mati mendadak Schwartz, 2000. Sistem genital pada wanita memiliki bagian alat reproduksi. Kematangan alat reproduksi ditandai dengan datangnya menstruasi. Salah satu penyebab kematian mendadak adalah dimana kondisi seseorang sedang menstruasi melakukan hubungan intim dengan lawan jenis. Hal terburuk yang terjadi adalah sudden death atau kematian mendadak. Pada saat menstruasi, banyak pembuluh darah yang terbuka. Hubungan intim bisa mengakibatkan terbawanya udara yang masuk melalui pembuluh darah yang terbuka sampai ke jantung. Ini berbahaya dan bisa menyebabkan kematian Schwartz, 2000.

2.2.6. Sistem Endokrin

Universitas Sumatera Utara Penyakit pada sistem endokrin jarang berhubungan dengan kematian mendadak. Kalaupun ada, biasanya berhubungan dengan adanya kelainan pada organ lain. Nekrosis akut dari kelenjar hipofisis dapat menyebabkan kolaps dan hipotensi berat. Sebagaimana telah diketahui bahwa oksitosin dan vasopressin adalah produk dari hipofisis yang mempunyai fungsi : kontraksi otot polos uterus, kontraksi sel-sel mioepitel yang mengelilingi alveoli susu. Aksinya terhadap ginjal mencegah kehilangan air berlebihan efek anti diuretik dan kontraksi otot polos dalam dinding pembuluh darah pengaruh vasopresor Schwartz, 2000. Pankreas juga seperti kelenjar endokrin yang lain jarang berhubungan dengan kasus mati mendadak. Hipoglikemia merupakan sebab kematian dapat terjadi karena tumor pankreas atau overdosis pemberian insulin Schwartz, 2000. Tiroid hiperfungsi maupun hipofungsi dapat menyebabkan mati mendadak karena efeknya terhadap jantung. Pasien tirotoksikosis, lima puluh persen mati mendadak dan tidak terduga, tanpa adanya kelainan infark miokard atau emboli pulmo. Perdarahan yang besar adenoma tiroid dapat menyebabkan mati mendadak karena sumbatan akut dari trakea Schwartz, 2000.

2.2.7. Sistem Saraf Pusat

Masalah mati mendadak yang berhubungan dengan penyakit sistem saraf pusat biasanya akibat perdarahan yang dapat terjadi pada subarakhnoid atau intraserebral. Perdarahan subarachnoid berhubungan dengan ruptur aneurisma. Biasanya terletak pada sirkulus willisi tetapi kadang juga di tempat lain dari arteri serebral. Pada umumnya ruptur arteri karena adanya kelainan congenital pada dinding pembuluh darah, tapi ruptur biasanya akibat degenerasi atheromatous. Pada dewasa muda kematian mendadak karena ada kelainan pada susunan saraf pusat yaitu pecahnya aneurisma serebri, yang masih dapat diketahui lokasinya bila pemeriksaan atas pembuluh darah otak circulus willisi dikerjakan dengan teliti; di mana pemeriksaan akan ditandai dengan subarachnoid Perdanakusuma, 1984. Universitas Sumatera Utara Perdarahan subarachnoid dapat menyebabkan kolaps mendadak dan kematian yang cepat. Tanda-tanda yang muncul seperti sakit kepala, kaku kuduk beberapa hari atau minggu sebelum ruptur yang mematikan tersebut. Pada otopsi ditemukan jendalan darah atau lokal-lokal perdarahan pada bagian bawah otak dan lokasi aneurisma sering sukar untuk ditemukan. Multipel aneurisma mungkin terjadi, walaupun tidak umum. Perdarahan intraserebral dapat ditemukan pada kapsula interna atau pada substansi otak, serebelum atau pons. Pada umumnya perdarahan bersifat terbungkus dan jarang menyebabkan kematian dengan segera. Kematian terjadi setelah beberapa jam, pasien tampak kembali baik kemudian akhirnya kolaps. Kolaps mendadak berhubungan dengan ruptur dari ventrikel lateral Baradero, 2008. Mati mendadak jarang terjadi pada infeksi, meskipun ada abses serebral yang ruptur, dan kematian yang cepat berhubungan dengan meningitis pneumokokus, meningokokus, influenza, tuberkulosa. Akut poliomyelitis dan ensefalitis dapat menyebabkan kematian cepat jika juga mengenai batang otak. Mati mendadak atau kematian beberapa jam sejak onset gejala dapat terjadi pada malaria. Diagnosis postmortem dapat diketahui dengan ditemukannya pigmen malaria pada otak dan organ lain seperti ginjal, liver, dan limpa. Mati mendadak juga dapat terjadi pada kasus epilepsi. Kematian dapat terjadi akibat asfiksia karena sufokasi. Kematian yang berkaitan dengan fungsi otak adalah kekacauan dari batang otak dalam mengatur jantung dan pernapasan Baradero, 2008. Stroke merupakan salah satu manifestasi defisit neurologis. Defisit neurologis tersebut dapat berupa hemiparesis, hemipestesia, diplegia, afasia, disfasia, dan paestesia. Harsono 2005 mendefinisikan stroke adalah suatu sindroma akibat lesi vaskuler regional yang terjadi di daerah batang otak, daerah subkortikal maupun kortikal . Lesi vaskuler tersebut dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah stroke iskemik maupun dapat karena karena pecahnya pembuluh darah stroke hemoragik. Beberapa kondisi yang perlu juga diperhatikan pada korban yang mati mendadak dengan dugaan stroke, adalah : Universitas Sumatera Utara a Umur. Jika usia semakin tua lebih memungkinkan mengidap stroke. b Hipertensi. Merupakan faktor resiko yang dapat terjadi pada orang tua maupun muda. Korban dengan riwayat tekanan diastolik 90 mmHg perlu diwaspadai. c Diabetes mellitus. Orang yang diobati dengan insulin lebih mempunyai resiko untuk mengidap stroke daripada mereka yang tidak menggunakan insulin. d Aterogenik. Orang yang mempunyai faktor keturunan untuk mengembangkan ateroma aterogemik. Misalnya orang dengan hiperlipidemia atau orang dengan hiperurikasidemia. e Penyakit jantung. Stenosisinsufisiensi mitral, penyakit jantung koroner, congestive heart failure, penyakit jantung rematik, faktor risiko ini pada umumnya akan menimbulkan sumbatan aliran darah ke otak karena jantung melepaskan gumpalan darah atau sel-sel atau jaringan yang telah mati ke dalam aliran darah. f Perokok. Efek merokok terhadap stroke tidak begitu nyata dibanding terhadap penyakit jantung koroner. g Obat antihamil. Merupakan faktor risiko bagi wanita Harsono, 2005.

2.3. Autopsi