Sebaiknya autopsi klinik dilakukan secara lengkap, namun dalam keadaan amat memaksa dapat dilakukan juga autopsi partial atau needle terhadap organ tertentu
meskipun kedua keadaan tersebut kesimpulannya sangat tidak akurat. 2. Autopsi forensikmedikolegal
Dilakukan terhadap mayat seseorang yang diduga meninggal akibat suatu sebab yang tidak wajar seperti pada kasus kecelakaan, pembunuhan maupun bunuh
diri. Tujuan pemeriksaan ini adalah : a. Membantu penentuan identitas mayat
b. Menentukan sebab pasti kematian, mekanisme kematian dan saat kematian c. Mengumpulkan dan memeriksa benda bukti untuk penentuan identitas benda
penyebab dan pelaku kejahatan d. Membuat laporan tertulis yang objektif berdasarkan fakta dalam bentuk
visum et repertum
Autopsi forensik harus dilakukan sedini mungkin, lengkap, oleh dokter sendiri dan seteliti mungkin.
3. Autopsi Anatomi Dilakukan terhadap mayat korban meninggal akibat penyakit, oleh mahasiswa
kedokteran dalam rangka belajar mengenai anatomi manusia. Untuk autopsi ini diperlukan izin dari korban sebelum meninggal atau keluarganya. Dalam keadaan
darurat, jika dalam 2 x 24 jam seorang jenazah tidak ada keluarganya maka tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk autopsi anatomi Mansjoer dkk, 2000.
2.3.1. Persiapan Sebelum Autopsi Forensik
Sebelum dilakukan autopsi forensik yang perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut :
1. Melengkapi surat-surat yang berkaitan dengan autopsi yang akan dilakukan termasuk izin keluarga, surat permintaan pemeriksaanpembuatan
visum et repertum
Universitas Sumatera Utara
2. Memastikan mayat yang akan diautopsi adalah mayat yang dimaksud dalam surat tersebut.
3. Mengumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap mungkin membantu memberi petunjuk pemeriksaan dan jenis
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan 4. Memastikan alat-alat yang diperlukan telah tersedia Mansjoer dkk, 2000.
2.3.2. Teknik Autopsi Forensik
Dalam autopsi forensik ada 2 teknik yang dilakukan yaitu teknik pemeriksaan luar dan teknik pemeriksaan dalam.
1. Teknik pemeriksaan luar Dalam teknik pemeriksaan luar yang diperiksa adalah bagian luar mayat
seperti pakaian yang dipakai, perhiasan, benda yang ada disamping mayat, perubahan tanatologi, identitas mayat, tanda-tanda khusus, warna kulit, rambut, perkiraan umur,
ras, mata, bagian wajah, alat kelamin, tanda-tanda kekerasanluka. 2. Teknik pemeriksaan dalam
Dalam teknik pemeriksaan dalam organ tubuh yang diperiksa dimulai dari lidah, tonsil, kelenjar gondok, kerongkongan eofagus, batang tenggorok trakea,
tulang lidah, rawan gondok kartilago tiroidea, rawan cincin kartilago krikoidea, arteri karotis interna, kelenjar kacangan timus, paru-paru, jantung, aorta torakalis,
aorta abdominalis, anak ginjal kelenjar suprarenalis, ginjal, ureter, kandung kencing, hati, kandung empedu, limpa, kelenjar getah bening, lambung, usus halus, usus besar,
kelenjar liur perut, otak besar, otak kecil, batang otak, alat kelamin dalam genitalia interna Mansjoer dkk, 2000.
2.3.3. Kepentingan Autopsi Forensik
Mati mendadak sampai saat ini mungkin masih dianggap sebagai peristiwa yang wajar, baik oleh masyarakat maupun pihak penyidik atau kepolisian. Sehingga
Universitas Sumatera Utara
kasus mati medadak tidak dimintakan autopsi. Kondisi tersebut sangat merugikan, mengingat kemungkinan kematian mendadak tersebut terdapat unsur kriminalnya,
atau kematian tersebut berhubungan dengan kelalaian perbuatan orang lain Prakoso, 1992.
Kasus mati mendadak yang tidak terduga sering menimbulkan pertanyaan. Kecurigaan adanya ketidakwajaran sering muncul dalam pikiran orang. Berbagai
pertanyaan muncul dalam benak masingmasing orang tentang korban yang mati mendadak tersebut. Pada kasus kematian mendadak, sangat perlu mendapat perhatian
keadaan korban sebelum kematian. Apakah korban baru menjalankan aktivitas, atau sewaktu istirahat sehabis melakukan aktivitas. Keadaan lingkungan tempat kejadian
perkara juga harus diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1 Kematian terjadi pada saat seseorang melakukan aktivitas fisik maupun emosional
dan disaksikan oleh orang lain, misalnya sedang berolahraga, melakukan ujian, dan lain sebagainya.
2 Jenazah dalam keadaan mencurigakan, misalnya korban tanpa kelainan apa-apa dengan dengan pakaian rapi ditemukan meninggal, atau meninggal di tempat tidur
sendirian. Autopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh mayat, yang meliputi
pemeriksaan terhadap bagian luar maupun dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit dan atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan-penemuan
tersebut, menerangkan penyebab kematian serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian Mansjoer dkk,
2000. Prakoso 1992 mengutip pernyataan Gonzales yang menyebutkan beberapa
kondisi yang mendukung untuk dilakukannya autopsi pada kasus mati mendadak, yaitu:
1. Jika jenazah ditemukan dalam keadaaan yang mencurigakan, seperti ditemukan
adanya tanda kekerasan. Kadang kematian mendadak yang disebabkan penyakit
Universitas Sumatera Utara
dapat dipacu oleh adanya kekerasan yang disengaja tanpa meninggalkan tanda pada tubuh korban. Umur korban juga memegang peranan penting dalam
menentukan, apakah korban perlu dilakukan autopsi atau tidak. Mati mendadak jarang terjadi pada usia muda, jadi kecurigaan adanya unsur kriminal perlu lebih
diperhatikan dibanding pada orang tua. 2.
Autopsi dilakukan atas permintaan keluarga, yang ingin mengetahui sebab kematian korban.
3. Autopsi dilakukan untuk kepentingan asuransi.
Kematian mendadak yang tidak mendatangkan kecurigaan pada prinsipnya tidak perlu dilakukan autopsi. Baru jika penyidik merasa ada kecurigaan atau tidak
mampu untuk menentukan adanya kecurigaan mati tidak wajar, maka dokter sebetulnya mutlak untuk melakukan pemeriksaan di tempat kejadian yang sebenarnya
Prakoso, 1992. Pada autopsi kasus yang diduga kematian mendadak, hampir selalu pemeriksaan toksikologi harus dilakukan. Tanpa pemeriksaan toksikologi, penegakan
sebab mati menjadi kurang tajam Simpson, 1985.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui penyebab utama kematian mendadak di Kota Medan Tahun 2008 sd 2010.
Penyebab Kematian Mendadak
SistemKardiovaskular
Sistem Saraf Pusat Sistem Respirasi
Sistem Digestif Sistem Urogenital
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Mati
Mendadak
Universitas Sumatera Utara