Kesimpulan Saran Komposisi Dan Keanekaragaman Herba Pada Beberapa Tegakan Hutan Sekunder Di Kawasan Ekosistem Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Diperoleh 54 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 31 famili dan famili yang memiliki jenis tertinggi adalah Araceae dengan 7 jenis. b. Jumlah jenis yang tertinggi terdapat pada hutan sekunder 20 tahun yaitu 27 jenis dengan jumlah individu 18732m 2 , sedangkan jumlah jenis terendah adalah hutan sekunder 10 tahun dengan jumlah individu 27632m 2 . c. Tumbuhan yang mendominasi pada lokasi I adalah Axonopus sp, dengan INP 49,467, pada lokasi II adalah Selaginella biformis, dengan INP 68.934, pada lokasi III adalah Leersia hexandra, dengan INP 27.112 dan pada lokasi IV adalah Schismatoglottis calyptrata dengan 42.472. d. Indeks Keanekaragaman pada lokasi I adalah 2.162, pada lokasi II adalah 2.008, pada lokasi III adalah 2.840 dan pada lokasi IV adalah 2.531. e. Indeks Keseragaman pada lokasi I adalah 0.722, pada lokasi II adalah 0.695, pada lokasi III adalah 0.862 dan pada lokasi IV adalah 0.831. f. Berdasarkan Indeks Similaritas Kesamaan jenis antara lokasi tidak memiliki kemiripan.

4.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang herba untuk mengetahui perbandingan keanekaragaman herba antara hutan primer dan hutan sekunder. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Anwar, J., J. Damanik. N Hisyam A. J. Whitten. 1987. Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta: UGM Press. hal. 317-318, 543 Arief, A. 1994. Hutan, Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Edisi I. Cetakan 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal. 4, 100 Arief, A. 2001. Hutan Kehutanan. Edisi I. Cetakan 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hal. 52-58 Arrijani. 2008. Struktur dan Komposisi Vegetasi Zona Montana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jurnal Biodiversitas. 9 2: 134-141. Aththorick, T. A. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa Tipe Ekosistem Perkebunan di Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal Komunikasi Penelitian. 17 5: 42-48 Bakar, B. H. 2004. Invasive Weed Species in Malaysian Agro-Ecosystem : Species, Impacts and Management. Malaysian Journal of Science. 23: 1-42 Balakrishnan, M., R. Borgstrom S.W.Bie. 1994. Tropical Ecosystem, a Synthesis of Tropical Ecology and Conservation. New York: International Science Publisher. Barabe, D., C. Lacroix, A. Bruneau, A. Archambault M. Gibernaul. 2004. Floral Development and Phylogenetic Position of Schismatoglottis Araceae. Int. J. Plant. Sci. 165 1: 173-189 Barbour, G. M., Burk, J. K., Pitts, W. D. 1987. Terrestrial Plant Ecology. New York : The BenyaminCummings Publishing Company. Barnes, B. V., D. R. Zak., S. R. Denton S. H. Spurr. 1997. Forest Ecology. Fourth Edition. New York: John wiley Sons Inc. pp. 590,665-666 Daniel, T. W., J. A. Helms, F. S. Baker. 1992. Prinsip-prinsip Silvinatural. Yogyakarta: UGM Press. hal. 46-50 Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Penerjemah Usman Tanuwijaya. Bandung. Penerbit ITB. hal. 251 Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Ekologi. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. hal. 51 Universitas Sumatera Utara Guariguata, M. R. and R. Ostertag. 2001. Neotropical Secondary Forest Succession: Change in Structural and Functional Characteristic. Forest Ecology Management 148 2001 185-206 Hernani E. Djauhariya. 2004. Gulma Berkhasiat Obat. Cetakan Ke-1. Jakarta: Penerbit Penebar Swadaya. hal. 11 Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara hal. 127 . 2009. Komposisi Jenis dan Pola Penyebaran Tumbuhan Bawah pada Komunitas Hutan yang Dikelola Petani di Register 19 Provinsi Lampung. Seminar Hasil Penelitian Pengabdian Kepada Masyarakat. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. hal. 41 Irwan, Z. D. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisme Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 54 Irwanto, 2006. Dinamika dan Pertumbuhan Hutan Sekunder. Yogyakarta. hal. 19. . 2007. Analisis Strukutr dan Komposisi Vegetasi Untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Barat, Propinsi Maluku. Yogjakarta: UGM. hal. 1-5 Junk, W. J M. T. Piadade, 1997. Sustainable Management of Species Diversity and Primary Production of Herbaceous Plants of the Central Amazon Floodplain. Hamburg: German-Brazilian Workshop on Neotropical Ecosystems –Achievements and Prospects of Cooperative Research. pp: 721 Kartasapoetra, A. G. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. hal. 21 Kartijono, N. E. 2004. Suksesi Sekunder pada Lahan Tambak Terlantar di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. Berk. Penel. Hayati: 9 131-137 Krebs, C. J. 1985. Ecology: Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Philadelphia: Harper and Row Publisher. pp 23. Longman, K. A J. Jenik. 1987. Tropical Forest Ecology. Second Edition. London: An Imprint of Champman Hall. Boundary Row.. pp.111-112 Ludwig, J. A., Reynolds, J. F. 1988. Statistical Ecology. a Primer on Methods and Computing. New York: John Wiley and Sons. pp. 85-102. Mackinnon, K., G. Hatta, H. Halim A. Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan. Alih Bahasa Gembong Tjitrosoepomo. Jakarta: Penerbit Prenhallindo. hal. 315- 452 Universitas Sumatera Utara Mayo, J. S., J. Bogner P. C Boyce. 1997. The Genera of Araceae. London: The Trustees, royal Botanical Garden Kew. pp: 182 Mason, C. F. 1980. Ecology. Second Edition. New York : Logman Inc. USA. pp: 4- 23 Michael, P. 1984. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. Terjemahan Yanti R. Koestoer. Yogyakarta: Universitas Indonesia Press. hal. 36. Muller, D. Dumbois H. Ellenberg. 1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology. New York: Willey International Edition. pp: 277 Nadakavukaren McCracken. 1985. An Introduction to Plant Biology. New York: West Publishing Company. pp 94 Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. Jakarta: PT Gramedia. hal 69 Polunin, C. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Ilmu Serumpun. Yogyakarta. Penerbit UGM. hal. 531 Prosea. 2003. Medicinal and Poisonous Plants 3. editor : L. S., Bunyapraphatsara Lemmens, R. H. M.J, PROSEA Indonesia. Bogor. pp: 212 Richard, P. W. 1981. The Tropical Rain Forest. London: Cambridge University Press. hal. 96-98 Rasnovi, S. 2006. Ekologi Regenerasi Tumbuhan Berkayu Pada Sistem Agroforest Karet. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sadili, A. 2010. Struktur dan Komposisi Jenis Tumbuhan Herba dan Semai pada Habitat Satwa Herbivor di Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat. Berita Biologi. 10 1: 55-56 Sastrawidjaja. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Schaik, C. P J. Supriatna. 1996. Leuser A Sumatran Sanctuary. Jakarta: Penerbit Perdana Cipta Mandiri. pp 4 Setiadi, D. I., Muhadiono A. Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. Departemen Pendidikan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Pusat Antar Universitasa Ilmu Hayati.Bogor:Institut Pertanian Bogor. hal. 51-52 Smith, R. L. 1992. Elements of Ecology. Third Edition. New York: HarperCollins Publisher Inc. pp 517 Universitas Sumatera Utara Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Edisi ke-10. Jakarta : Djambatan. hal. 126. Soerianegara, I., A. Indrawan. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. hal. 70 Soromessa, T., D. Teketay S. Demissew. 2004. Ecologycal Study of The Vegetation in Gamo Gofa Zone, Southern Ethiopia. International Society for Tropical Ecology. 45 2: 209-221 Suin, N. M. 2003. Ekologi Populasi. Universitas Andalas. Padang. hal. 58 Sugiyarto, A., D. Setyawan A. Pitoyo. 2006. Estimasi Kelimpahan dan Distribusi Plantago major L. di Gunung Lawu. Jurnal Biodiversitas. 7 2: 143-146 Suryowinoto, S. M. 1997. Flora Eksotika. Tanaman Hias Berbunga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hal. 11 Sutomo. 2009. Kondisi Vegetasi dan panduan Inisiasi Restorasi Ekosistem Hutan di Bekas Areal Kebakaran Bukit Pohen Cagar Alam Batukahu Bali Suatu Kajian Pustaka. Jurnal Biologi. 13 2: 45-50 Suwondo, E. Febrita F. Sumanti. 2005. Struktur komunitas Gastropoda pada Hutan Mangrove di Pulau Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Jurnal Biogenesis. 2 1: 25-29 Thomas, L. R. M. G. Barbour, R. M. Thornton, T. E. Waier C. R. Stocking. 1979. Botany: a Brief Introduction to Plant Biology. 2nd Edition. New York: Jon Wiley and Sons. pp. 144 Tjhiaw, G. T. S. Djohan. 2009. Suksesi Vegetasi Alami di Bekas Tambang Timah Pulau Bangka. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 16 1: 23-41 Tjitrosoedirjo, S. , I. H. Utomo J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. hal. 84 Van der Veen P. J Van Rijn. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Editor Soerjani, Kostermans Tjitrosoepomo. Jakarta: Balai Pustaka. pp: 388 Whitmore, T. C. 1991. Hutan Tropika di Timur Jauh. Penerjemah Dr. Noraini Moh. Tamin. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. hal. 41-42 Wilson, C. L. W. E. Loomis. 1962. Botany. 3 rd Edition. New York. pp.25 Widhiastuti, R., A. Atthorick W. D. Puspita. 2006. Struktur dan Komposisi Tumbuhan Paku-Pakuan di Kawasan Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Jurnal Biologi Sumatera. 138 2: 38-41 Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 PETA PENELITIAN Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 PLOT PENGAMATAN 20 m 160 m 20 m Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3 JENIS HERBA DENGAN NILAI K, KR, F, FR DAN INP PADA HUTAN SEKUNDER BERUMUR 5, 10, 20 DAN 30 TAHUN DI KAWASAN EKOSISTEM LEUSER, KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA a. Hutan Sekunder 5 tahun No Famili Nama Latin Jlh.Ind K KR F FR INP SDR 1 Araceae Schismatoglotis calyptrata 5 0.156 0.244 0.063 1.961 2.205 1.102 2 Schismatoglottis gillianae 8 0.250 0.390 0.063 1.961 2.351 1.176 3 Asteraceae Ageratum conyzoides 36 1.125 1.757 0.094 2.941 4.698 2.349 4 Clibadium surinamense 36 1.125 1.757 0.125 3.922 5.679 2.839 5 Crassochepalum crepidioides 4 0.125 0.195 0.031 0.980 1.176 0.588 6 Mikania micrantha 136 4.250 6.637 0.406 12.745 19.382 9.691 7 Spilanthes paniculata 20 0.625 0.976 0.094 2.941 3.917 1.959 8 Campanulaceae Pratia begoniaefolia 56 1.750 2.733 0.125 3.922 6.655 3.327 9 Cyperaceae Kilinga monochepala 20 0.625 0.976 0.031 0.980 1.956 0.978 10 Hypoxidaceae Curculigo latifolia 8 0.250 0.390 0.063 1.961 2.351 1.176 11 Lamiaceae Hyptis capitata 8 0.250 0.390 0.063 1.961 2.351 1.176 12 Musaceae Musa sp. 4 0.125 0.195 0.031 0.980 1.176 0.588 13 Poaceae Axonopus sp. 652 20.375 31.820 0.563 17.647 49.467 24.734 14 Poaceae Brachiaria reptans 364 11.375 17.765 0.438 13.725 31.490 15.745 15 Poaceae Leersia hexandra 332 10.375 16.203 0.281 8.824 25.027 12.513 16 Oplismenus compositus 160 5.000 7.809 0.219 6.863 14.671 7.336 17 Polygalaceae Polygala paniculata 44 1.375 2.147 0.125 3.922 6.069 3.034 18 Thelypteridaceae Pneumatopteris ecallosa 36 1.125 1.757 0.188 5.882 7.639 3.820 19 Verbenaceae Stachytarpheta jamaicensis 116 3.625 5.661 0.156 4.902 10.563 5.282 20 Zingiberaceae Globba pendula 4 0.125 0.195 0.031 0.980 1.176 0.588 Jumlah 2049 64.031 100.000 3.188 100.000 200.000 100.000 Universitas Sumatera Utara

b. Hutan Sekunder 10 tahun No