Latar Belakang Komposisi Dan Keanekaragaman Herba Pada Beberapa Tegakan Hutan Sekunder Di Kawasan Ekosistem Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Leuser disingkat TNGL merupakan salah satu Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia. TNGL dengan luas kawasan 1.094.692 Ha secara administrasi pemerintahan terletak di dua Provinsi yaitu Nanggroe Aceh Darussalam NAD dan Sumatera Utara. Provinsi NAD yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, sedangkan Provinsi Sumatera Utara yang terdeliniasi TNGL meliputi Kabupaten Dairi, Karo dan Langkat. TNGL mengambil nama dari Gunung Leuser yang menjulang tinggi dengan ketinggian sekitar 3404 meter di atas permukaan laut di Nanggroe Aceh Darussalam. Taman nasional tersebut meliputi ekosistem asli dari pantai sampai pegunungan tinggi yang diliputi oleh hutan lebat khas hujan tropis, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Gunung Leuser memilki 3 tiga fungsi yaitu : a perlindungan sistem penyangga kehidupan; b pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; c pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Taman Nasional Gunung Leuser adalah salah satu cadangan terbesar hutan hujan tropis di dunia dan memberikan kontribusi nilai konservasi tertinggi di seluruh kawasan Indo-Malaya mulai dari India di barat, ke Filipina di timur laut, dan sampai ke Sulawesi. TNGL memiliki lebih dari 4000 spesies tanaman dan memiliki salah satu daftar burung terbanyak. Sekitar 382 spesies diantaranya merupakan jenis burung migran dan 350 di antaranya adalah spesies asli Schaik Supriatna, 1996. Universitas Sumatera Utara Kawasan hutan Taman Hutan Gunung Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan “Buffer Zone” Taman Nasional Gunung Leuser. Fungsi ekologis kawasan lindung tersebut adalah sebagai tempat tangkapan air Cacthment Area, perlindungan mata air serta mencegah terjadinya erosi. Selain itu Langkat merupakan salah satu kabupaten penghasil komoditi perkebunan dan termasuk kawasan yang mengandalkan keindahan hutan dan kesejukan air sungai sebagai subjek pariwisata. Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian, vegetasi yang umum ditemukan yaitu famili Aspleniaceae, Polypodiaceae, Selaginellaceae Pteridophyta, Araceae, Arecaceae, Commelinaceae, Zingiberaceae Monocotyledonae, Annonaceae, Dipterocarpaceae, Moraceae dan Urticaceae Dicotyledonae. Herba yang banyak ditemukan yaitu famili Aspleniaceae, Polypodiaceae, Selaginellaceae Commelinaceae, Zingiberaceae dan Urticaceae. Tumbuhan bawah yang biasa tumbuh pada pada hutan hujan terdiri dari: semak, herba Thomas et al., 1979 dan sejumlah anakan serta kecambah dari pohon Irwan, 1992. Ewusie 1990 menambahkan bahwa belukar teduhan hutan hujan bukan hanya terdiri dari semak, herba, kecambah pohon muda, tetapi termasuk juga paku-pakuan dan perdu. Menurut Richards 1981 vegetasi dasar yang sering dijumpai pada hutan hujan tropika adalah jenis-jenis dari suku Araceae, Arecaceae, Begoniaceae, Commelinaceae, Orchidaceae, Polypodiaceae, Smilacaceea, Urticaceae dan Zingiberaceae. Herba memiliki daya saing yang kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap tumbuhan di sekitarnya seperti semak, perdu bahkan pohon sehingga mampu tumbuh di tempat yang kosong Hernani Djauhariya 2004. Herba berperanan penting dalam menentukan permeabilitas tanah dengan menyerap air yang jatuh dari tajuk pohon dan akan mencegah laju aliran air permukaan surface run-off sehingga terserap oleh tanah infiltrasi dan berperan penting dalam mengatur perilaku sistem pengaliran air Mac Kinnon et al 2000 Arief 2001. Universitas Sumatera Utara Herba juga berfungsi sebagai penutup tanah yang menjaga kelembaban sehingga proses dekomposisi dapat berlangsung lebih cepat, proses dekomposisi yang cepat dapat menyediakan unsur hara untuk tanaman pokok, siklus hara dapat berlangsung sempurna dan guguran daun yang jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsur hara yang sudah diuraikan oleh bakteri Irwanto, 2007. Keanekaragaman herba di kawasan hutan berbeda-beda berdasarkan komposisinya di suatu tempat. Melihat pentingnya dampak kehadiran herba dalam suatu kawasan hutan, potensi yang dimiliki serta belum adanya informasi tentang jenis-jenis herba pada beberapa tahap suksesi hutan sekunder di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser, maka dilakukan penelitian mengenai Komposisi dan Keanekaragaman Herba pada Beberapa Tegakan Hutan Sekunder di Kawasan Ekosistem Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat Sumatera Utara.

1.2 Permasalahan